WA ODE ZAHARA
M1A1200
KEHUTANAN B
KELOMPOK VI (FICUS)
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I PENDAHULUAN
bawah dekat permukaan tanah. Tumbuhan bawah ini juga sebagai penutup tanah,
penambah bahan organik tanah. Adanya tumbuhan bawah di lantai hutan berperan
sebagai penahan pukulan air hujan dan aliran permukaan sehingga dapat meminimalkan
bahaya erosi. Tumbuhan bawah juga sering dijadikan sebagai indikator kesuburan tanah
dan penghasil serasah dalam meningkatkan kesuburan tanah. Beberapa jenis tumbuhan
pangan, tumbuhan obat, dan sebagai sumberenergi alternatif. Namun, tidak jarang juga
bawah pada hutan terdiri dari semak,terna, dan sejumlah anakan serta kecambah-
tanah dan air. Hal inidikarenakan tumbuhan bawah memiliki sistem perakaran yang
banyak sehingga menghasilkan rumpun yang rapat dan mampu mencegah erositanah,
sebagai pelindung tanah dari butiranhujan dan aliran permukaan, juga berperan dalam
meningkatkan bahan organik dalam tanah (sebagai pupuk hijau maupun mulsa)
(Aritonang, 2019).
perakaran pada pohon hutan akan terganggu, tumbuhan penutup lantai hutan tidak dapat
meningkatkan stabilitas tanah, sehingga tidak mampu mengurangi kecepatan aliran air
yang menyebabkan erosi dan banjir. Selain itu kerusakan hutan mengurangi penyerapan
dan penyimpanan karbon tumbuhan, sehingga mempengaruhi aktivitas biologi tumbuhan
seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih
udara,perbaikan sifatfisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah
dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.Struktur dan komposisi
vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang
saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Puspitojati,
(memiliki) atau akan ditumbuhi tumbuhan pohon dan dikelola sebagai satu
kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan pemilik lahan berupa kayu atau hasil-
hasil lain yang berhubungan. Hutan tanaman adalah tegakan hutan yang dibangun
dengan cara penanaman dan atau penyemaian dalam proses afforestasi atau
reforestasi. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak
milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha, penutupan
tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%. Hutan dalam kerangka
mekanisme pembangunan bersih (hutan MPB) adalah lahan luas minimal 0,25 ha
yang ditumbuhi oleh pepohonan dengan persentasi penutupan tajuk minimal 30%
yang pada akhir pertumbuhan mencapai tinggi minimal 5 meter. Hutan adalah lahan
penutupan tajuk minimal 10% yang pada usia dewasa mencapai tinggi minimal 5
meter.
pengendalian terhadap iklim penyakit, kualitas udara dan air; yang tidak satu pun
definisi hutan yang ideal yang diharapkan adalah yang mencangkup semua aspek
seperti khazanah Ilmu Kehutanan, yaitu wujud biofisik, fungsi ekologis, tujuan
kegiatan tertentu atau tujuan pengelolaan, dan status hukum hutan dan lahan tidak
bisa diterapkan dengan mudah di semua sektor dan negara. Jika berkaca pada
sangat tergantung pada aktor dibalik lahirnya kebijakan dan definisi tersebut pada
produk Undang-Undang. Artinya tidak semua definisi ilmiah itu bisa diterapkan
dalam kebijakan dan UU negara, karena faktor lain banyak menentukan. Sehingga,
memberikan kepastian status hukum lahan dan hutan, maka aspek fungsi ekologis
dan wujud biofisik jika tidak diperhatikan, tidak menjadi sebuah masalah, karena
tidak berpengaruh terhadap status hukum dan lahan hutan tersebut. Apabila suatu
bidang lahan sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan walaupun wujud biofisiknya
adalah perumahan, maka statusnya adalah tetap sebagai kawasan hutan. Asumsi ini
tidak mencakup semua aspek, namun karena adanya dorongan kepentingan dan
kesepakatan politik tertentu, sehingga konsep yang tidak ilmiah digunakan demi
ekologi, fisika, kimia, analisis kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial, dan analisis
dan kualitas lahan. Sasaran kegiatan pengelolaan hutan adalah pada totalitas
aktivitas manajemen, dengan unit kegiatan yang lebih sempit daripada pengurusan
hutan, yaitu hanya pada hutan yang terdapat di setiap unit pengelolaan hutan.
adalah pada aspek ruang lingkup sasaran dan tujuanya. Ruang lingkup dan tujuan
ketegasan yang mengenai tujuan dan tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan
datang. Pengurusan hutan ini tidak jauh dari proses kegiatan seperi Forest
kegiatan pengurusan hutan adalah pada seluruh kawasan hutan dalam suatu wilayah
taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan
tumbuhan yang ada mendapat perlakuan secara ilmiah. Wyse Jackson dalam jurnal
dari 2.500 kebun botani di hampir semua negara dan ekosistem. Kebun ini
memiliki berbagai tujuan, struktur, dan kegiatan. Namun, umumnya sepakat bahwa
kebun botani harus memiliki ilmiah dasar untuk satu atau lebih aspek karena kebun
taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan
lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya adalah tersedia banyak
dataran rendah kering yang berada di Provinsi Jawa Timur. KRP terletak di kaki
bukit berbatasan dengan TWA Gunung Baung, pada ketinggian 300 m dpl dengan
di Desa Purwodadi, Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan, dan berada di tepi jalan utama
dari yang awalnya 25 vak menjadi 183 vak. Dalam satu vak tanaman bisa terdiri
dari beberapa suku, namun satu suku juga bisa menempati beberapa vak. Hal ini
tergantung dari jumlah spesimen tumbuhan dalam satu suku tersebut. Pengaturan
penanaman dalam vak didasarkan atas kekerabatan suku (Irawanto, dkk. 2016).
Tumbuhan yang sudah ditanam dan menjadi koleksi di Kebun Raya Purwodadi
saat ini sejumlah 11.748 spesimen, 1.925 jenis, 928 marga dan 175 suku (Lestarini
et al., 2012).
2.3 Analisis Vegtasi
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi.Satuan vegetasi yang dipelajari
dalam analisis vegetasi berupa komunitas tumbuhan dari berbagai yang merupakan
asosiasi konkret dari semua yang spesies tumbuhan yang menempati suatu
yang berfungsi sebagai area penutup lahan, yang terdiri dari be-berapa jenis seperti
herba, perdu, pohon, yang hidup bersamasama pada suatu tempat dan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain, serta lingkungannya dan memberikan
struktur hutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode
dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak
digunakan adalah kombinasi antara jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis
pratikum ini di lakukan pada hari selasa, 4 januari 2022 pada pukul 08:00 sampai
2. Meteran 20 m dan 1 m
3. Patok
4. Tali Rafia
5. Counter
banyaknya jenis dan banyaknya individu-individu setiap jenis yang ada. Jenis dan
individu yang dihitung adalah tumbuhan yang sudah tumbuh lengkap (dapat
diidentifikasi).
3.3 Analisis Data
formulasi:
R1 = (S – 1) / ln (n)
S = jumlah jenis
Keterangan:
S = jumlah jenis
3. Indeks kemerataan
E = H’ / ln (s)
keterangan:
E = Indeks kemerataan
S = jumlah jenis
4.1 HASIL
Keterangan :
B TIANG (Plot 10 x 10 m)
1 Tiang E 17 3 Tiang
2 Tirotasi 13 2 Tiang
3 Tiang A 16,2 1 Tiang
4 Ruruhi 14 1 Tiang
C PANCANG (Plot 5 x 5 m)
1 Ruruhi 3,5 3 Pancang
2 Pancang A 2,5 3 Pancang
3 Tirotasi 1,70 1 Pancang
4 Makadamia 3,5 1 Pancang
5 Pancang C 3,2 1 Pancang
D SEMAI (Plot 2 x 2 m)
1 Semai F - - Semai
2 Semai G - - Semai
3 Semai D - - Semai
4.1. Pembahasan
ditemukan Spesies Spesies tumbuhan dari mulai tingkat herba sampai dengan
tingkat pohon pada kawasan tersebut. Spesies-spesies tumbuhan daerah kebun raya
Pada plot 20x20 terdapat jenis pohon Tirotasi dengan ukuran keliling 60 cm
dengan jumlah total 1, jenis pohon D (tidak diketahui) dengan ukuran keliling 52
cm dengan jumlah total 1, jenis pohon E (tidak diketahui) dengan ukuran keliling
49 cm dengan jumlah total 3, jenis pohon Kayu Nona (tidak diketahui) dengan
ukuran keliling 66 cm dengan jumlah total 2, jenis pohon G (tidak diketahui) dengan
Selanjutnya Pada plot 10x10 terdapat jenis Tiang E (tidak diketahui) dengan
ukuran keliling 17 cm dengan jumlah total 3, jenis Tirotasi dengan ukuran keliling
13 cm dengan jumlah total 2, jenis Tiang A (tidak diketahui) dengan ukuran keliling
16,2 cm dengan jumlah total 1, jenis Ruruhi dengan ukuran keliling 14 cm dengan
jumlah total 1.
Berikutnya Pada plot 5x5 terdapat jenis Ruruhi dengan ukuran keliling 3,5
cm dengan jumlah total 3, jenis pancang A (tidak diketahui) dengan ukuran keliling
2,5 cm dengan jumlah total 3, jenis Tirotasi dengan ukuran keliling 1,70 cm dengan
jumlah total 1, jenis Makadamia dengan ukuran keliling 3,5 cm dengan jumlah total
Pada plot 2x2 terdapat jenis Semai F (tidak diketahui) dengan ukuran junlah
total 3, jenis Semai G (tidak diketahui) dengan jumlah total 3, jenis Semai H (tidak
frekuensi dan nilai penting untuk dapat memberi nama suatu vegetasi berdasarkan
dominansinya. Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu
luasan tertentu. Dari hasil analisa data mengenai tingkat kerapatan, dapat diketahui
bahwa kayu nona. memiliki nilai kerapatan 0,075% , dan Indeks nilai penting (INP)
dari hasil penelitian ini didominasi oleh spesies kayu nona. dengan nilai sebesar
dapat dideteksi dari teknik penginderaan jauh Struktur vegetasi harus diklasifikasi
menjadi dasar dari proses proses ekologi yang berlangsung pada suatu ekosistem
Di samping itu, vegetasi yang beranekaragam turut menciptakan iklim mikro bagi
kehidupan organisme lain termasuk serangga yang berpotensi sebagai pakan tarsius
5.1 Kesimpulan
bahwa pada Plot 20x20 m terdapat 6 jenis pohon dengan jumlah total keseluruhan
10, sedangkan pada Plot 10x10 m terdapat 4 jenis Tiang dengan jumlah total
Plot 2x2 m terdapat 5 jenis Semai dengan jumlah total keseluruhan 9 dan Plot 2x2
masing mempunyai diameter dan tinggi yang bebeda-beda pada setiap jenis
tumbuhanya.
5.2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini perlu adanya panduan yang jelas agar
praktikan dapat mengetahui jenis pohon yang di amati praktikan dan praktikan juga
harus mempersiapkan alat daan bahan yang dibutuhkan agar pada saat praktikum
Agustina, D., K. 2008. Studi Vegetasi Pohon di Hutan Lindung RPH Donomulyo
BKPH Sengguruh KPH Malang. [Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi. Universitas Negri Malang, 2008
Aritonang, C., S., A. 2019. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Tegakan
Meranti (Shorea Sp) Di Cagar Alam Martelu Purba, Kabupaten
Simalungun. [Skripsi]. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, 2019.
Andini, S., K., Prasetyo Y. dan S., Abdi. 2018. Analisis Sebaran Vegetasi Dengan
Citra Satelit Sentinel Menggunakan Metode NDVI dan Segmentasi (Studi
Kasus: Kabupaten Demak). Program Studi Teknik Geodesi Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi Undip. Vol, 7, No1, Hal:
14-24.
(d) (e)
Keterangan :