OLEH
Kata heterotrofik ini berasal dari dua kata, yaitu hetero yang berarti berbeda,
lain, mauooun tidak seragam dan “tropikhos” mempunyai arti menyediakan
makanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen heterotrofik ini
merupakan komponen atau organisme yang dalam hidupnya selalu
memanfaatkan bahan oirganik sebagai bahan makanannya. Bahan organik
yang digunakan untuk membuat makanan tersebut telah disediakan oleh
organisme atau makhluk lainnya. komponen heterotrofik mendapatkan
bahan makanannya dari komponen autotrof. Sebagian dari anggota
komponen heterotrofik akan menguraikan bahan organik kompleks kedalam
bentuk bahan anorganik yang sederhana yang nantinya akan digunakan
sebagai bahan baku untuk membuat makanan komponen autotrof. Contoh
komponen heterotrof yang ada dalam ekosistem hutan diantaranya adalah
binatang, jamur, dan juga jasad renik.
Bebera Sifat-sifat dan ciri hutan primer dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hutan primer di Indonesia karena perbedaan tapak, timbul struktur dan tipe
hutan yang beraneka ragam, sehingga tidak ada cara yang berlaku umum
untuk pengelolaannya. Masing-masing hutan alam primer harus diteliti
untuk mengetahui cara spesifik dalam pengelolaannya. Hutan Primer di
Indonesia bagian barat mempunyai karakteristik yanbg berbeda dengan
hutan primer di Indonesia bagian Timur.
b.Jenis pohon pada hutan primer sangat banyak mencapai 40-80 jenis per ha,
sehingga jumlah batang per jenis sangat sedikit. Jumlah jenis pada hutan
alam primer di Asia ternggara termasuk di Indonesia diperkirakan 12.000 -
15.000 spesies untuk pohon yang berukuran diameter 10 cm keatas.
c. Jenis-jenis pohon bercampur individual walaupun ada juga jenis-jenis yang
hidup berkelompok.
d.Pada suatu tapak terdapat variasi struktur dan komposisi. Walaupun lokasinya
tidak berjauhan tetapi dapat terjadi kemungkinan perpedaan struktur dan
komposisi jenis karena kondisi tapak yang berbeda.
e. Frekwensi jenis pada umumnya rendah, namun ada juga yang penyebarannya
vertikal dan horisontalnya tinggi.
f. Struktur penyebaran diameter pohon berbentuk kurva grafik “plenter” (huruf J
terbalik ), yaitu jenis dengan diameter yang berukuran kecil lebih banyak
dibandingkan dengan diameter yang berukuran besar.
g.Pada hutan primer hanya terdapat sedikit batang yang mulus, pohon-pohon besar
sering bolong.
h.Hanya sedikit (0-20%) jenis pohon niagawi, volume terjual sekitar 0-20 m3/ha,
kecuali hutan dipterocarpaceae yang mengandung banyak kayu seragam.
i. Riap pertumbuhan pada hutan primer kecil, dalam skala yang luas besarnya nol.
j. Walaupun terdapat permudaan namun jumlahnya sering sedikit saja. Hal ini
diakibatkan karena tumbuhan-tumbuhan muda hanya dapat memanfaatkan
cahaya dari gap atau celah yang terbentuk karena tumbangnya pohon-pohon
yang sudah tua.
Terdapat tiga jenis hutan yang sengaja dibentuk untuk tujuan dan fungsi
tertentu, antara lain:
a. Hutan Rakyat (community forest) adalah hutan yang dibuat oleh rakyat dan
pengelolaannya dilakukan oleh rakyat. Biasanya hutan rakyat terletak di
wilayah tanah milik adat atau tanah milik negara.
b. Hutan Kota (urban forest) adalah kawasan ruang terbuka hijau di daerah
perkotaan. Fungsi hutan kota sebagai nilai estetika keindahan kota dan
mengurangi degradasi lingkungan perkotaan dari dampak negatif
pembangunan wilayah perkotaan.
c. Hutan Tanaman Industri (timber estates atau timber plantation) adalah
kawasan yang ditumbuhi pepohonan. Tujuan dan manfaat hutan tanaman
industri adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku industri
kehutanan, seperti bahan baku kayu maupun nonkayu. Hutan tanaman industri
adalah salah satu bentuk hutan produksi
Hutan buatan memiliki ciri-ciri berupa tanaman homogen, sehingga jenisnya
juga dapat dikelompokkan berdasarkan pohon yang sengaja ditanam pada
kawasan hutan, seperti:
a. Hutan Karet
b. Hutan Pinus
c. Hutan Sengon
d. Hutan Tusam
e. Hutan Jati
f. Hutan Mahoni
g. dan lain sebagainya
Manfaat yang diperoleh dari hutan buatan tidak dapat lepas dari tujuan
pembentukan hutan ini. Sebab, hutan ini dibuat untuk tujuan tertentu baik bagi
manusia serta makhluk hidup lainnya. Berikut adalah manfaat dari hutan buatan,
antara lain :
a. Penyeimbang Alam
Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari pembentukan hutan non
alami adalah sebagai penyeimbang alam, terutama jika hutan dibangun pada
kawasan perkotaan. awasan perkotaan yang padat dan erat berkaitan dengan
pencemaran menyebabkan kualiats lingkungan hidup semakin rendah. Oleh
sebab itu, kondisi lingkungan perkotan perlu dinetralisir dengan oksigen
serta kualitas air tanah. Manfaat tersebut dapat diperoleh dengan adanya
hutan buatan.
b. Reboisasi / Penghijauan
Reboisasi adalah rangkaian kegiatan penghijauan yang dilakukan pada
kawasan hutan atau daerah yang akan difungsikan menjadi kawasan hutan.
Kegiatan reboisasi dilakukan pada areal hutan yang telah rusak atau
kawasan non-hutan yang akan dijadikan menjadi kawasan hutan. Manfaat
dari penghijjauan ini adalah pembersihan kotoran-kotoran alam dan zat-zat
tidak terpakai yang bersumber dari kegiatan manusia.
c. Bahan Baku Industri Kehutanan
Hutan buatan memiliki ciri berupa pepohonan homogen. Hutan jati
dan hutan mahoni merupakan salah satu jenis hutan yang memberi pasokan
bahan baku industri kehutanan. Manfaatnya diambil dari hasil kayu dan non
kayu. Seperti kayu untuk bahan produksi meubel atau furniture, serta non
kayu seperti getah, madu, dan sebagainya.
d. Objek Wisata
Hutan buatan juga bermanfaat untuk saran rekreasi dan obyek wisata.
Karena dibuat oleh manusia, biasanya hutan ini memiliki tata letak dan
estetika yang baik, seperti kerapian, jenis tanaman, dan sebagainya.
Tidak selamanya jenis hutan tertentu memberikan manfaat positif, akan
tetapi juga dapat memberikan dampak negatif jika tidak mempertimbangkan
faktor-faktor lainnya.
a. Mengurangi Lahan
Lahan perkotaan yang memiliki nilai ekonomis dan strategis, misalnya untuk
kepentingan industri dan pemukiman. Penataan kota yang baik dan pemilihan
lokasi hutan buatan akan memberikan manfaat maksimal. Akan tetapi, jika
pembangunan hutan tidak memperhatikan hal tersebut, maka kerugian sektor
lain akan dirasakan.
b. Memperkaya Satu Pihak
Hutan buatan yang sengaja dibuat oleh salah satu pihak hanya akan
memperkaya pihak tertentu dan bukan untuk kesejahteraan bersama. Misalnya
hutan buatan yang dimiliki pribadi dan pengelolaannya cenderung pada tujuan
komersial.
c. Penelitian Tidak Maksimal
Keanekaragaman hayati yang ada didalam hutan buatan tidak memiliki variasi
yang terlalu banyak, sehingga kurang cocok untuk lokasi penelitian. Agar
mendapatkan sampel yang baik, maka penelitian hutan seperti analisis
vegetasi dapat dilakukan pada hutan alam.