Disusun oleh :
HUTAN TROPIS
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
Kata Pengantar
Marilah kita panjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini tepat pada waktunya.
Penulis
Kelompok 1B
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Praktikkan dapat mngetahui apa saja keanekaragaman jenis
hayati pada HPFU.
2. Praktikkan dapat mngetahui bagaimana cara mengolah data
yang diambil pada HPFU.
B. Ekosistem
Ekosistem adalah satu kelompok yang mempunyai ciri khas
tersendiri yang terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda.
pengertian ekosistem terdapat dalam pasal 1 ayat 5 UU No. 32 tahun
2009, yaitu ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa syarat
terbentuknya ekosistem ialah adanya keteraturan hubungan dan
ketergantungan antar sub-ekosistem.
Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi
secara timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini
membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem
ekologi atau ekosistem.
Dengan kata lain Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional
dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan
lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan
biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai
suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain
dapat berupa adanya aliran energi, rantai makanan, siklus
biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian. Ekosistem diartikan
sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu
keseimbangan tertentu yang bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi
perubahan, baik besar maupun kecil, yang disebabkan oleh faktor
alamiah maupun akibat ulah manusia (Utomo, 2014).
C. Hubungan Ekologis
1. Tanah
Menurut Hardjowigeno(1992) tanah adalah lapisan permukaan
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara;
2. Iklim
Menurut Kistinnah(2009) iklim adalah kondisi cuaca dalam
jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim
global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu
daerah yang dihuni komunitas tertentu. Iklim merupakan komponen
yang terbentuk sebagai hasil interaksi berbagai komponen abiotik
lainnya, seperti kelembaban udara, suhu dan curah hujan. Iklim juga
mempengaruhi kesuburan tanah, tetapi kesuburan tanah tidak
berpengaruh terhadap iklim.
3. Cahaya Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta.
Energi matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil
saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke
bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi
matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk
mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi
berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat
pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
4.Udara
5.Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini
digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga
tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan. Air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
III. Metode
A. Lokasi dan Waktu
Lokasi : (KHDTK) Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
Samarinda
Waktu : Tanggal 05 Oktober 2022 Pada Pukul 09.00- 17.30 WITA
B. Alat dan Bahan
Alat
1. Compas digunakan untuk menentukan arah jalur
2. Kamera digunakan untuk alat bantu dokumentasi dalam penelitian
3. Teropong digunakan untuk memantau satwa di sekitar plot
4. Meteran digunakan untuk mengukur jarak
5. Patok diguakan untuk memberi tanda tiap plot
6. Phiband digunakan untuk mengukur diameter pohon
7. Staples digunakan untuk merekatkan pita survey ke batang pohon
8. Hygro Thermometer Clock digunakan untuk mengukur intesitas
cahaya
9. Leptop digunakan untuk mengimput data
10. Pita Survey digunakan untuk memberi label pada tiap jenis pohon
11. Parang digunakan untuk membuka jalur
12. Alat ukur kelembaban di gunakan untuk mengukur kelembaban
13. Alat tulis digunakan untuk mencatat data lapangan
14. Spidol digunakan untuk melebeli jenis
15. Penggaris digunakan untuk mengukur semai
Bahan
2. Pengumpulan Data
a. Vegetasi tingkat pohon
a. Nama jenis
1. Nama Jenis
2. Jumlah individu
3. Pengukuran diameter
1. Nama jenis
2. Jumlah
e. Pengolahan Data
a. Nilai Penting Jenis (NPJ)
Indeks nilai penting pada tingkat jenis dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
2) Konsumen
Konsumen juga dikenal sebagai organisme heterotof, yaitu organisme
yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Organisme ini
memanfaatkan bahan-bahanorganik sebagai makanannya dan bahan
makanan tersebut disediakan oleh organisme lain. Organik sebagai
makanannya dan bahan makanan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Berdasarkan makanannya konsumen dibedakan seperti berikut :
Hebivora (pemakan tumbuhan); misalnya kambing, sapi dan kerbau
Karnivora (pemakan daging); misalnya srigala, harimau dan singa
Omnivora (pemakan tumbuhan dan daging); misalnya ayam, tikus,
kera, dan manusia.
3) Pengurai (dekomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organik dari organisme
mati (bahan organik kompleks). Kemudian organisme ini menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan - bahan
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh
organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.
2. Komponen Abiootik
Komponen abiotik meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut:
1) Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
2) Air sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap ekositem.
3) Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
4) Kelembapan, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari
pemukaan tubuh organisme
5) Angin berperan dalam penyebaran biji dan spora serta berpengaruh
terhadap kelembapan
6) Ph (derajat keasaman tanah atau air), berpengaruh terhadap distribusi
tumbuhan dalam tanah dan dalam air tawar.
7) Cahaya matahari, dapat mempengaruhi ekosistem.
8) Ketinggian, dapat menentuka jenis organisme yang hidup ditempat
tersebut.
9) Garis lintang, secara tidak langsung menyebabkan pebedaan distribusi
organisme di permukaan bumi.
C. Rantai Makanan
Rantai makanan menunjukkan hubungan antara produsen, konsumen,
dan pengurai, menunjukkan siapa yang memakan siapa dengan panah. Panah
berfungsi untuk menunjukan pergerakan energi melalui rantai makanan.
Produsen merupakan orgganisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri, yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof. Produsen menduduki
tingkat tropik pertama.
Pada rantai makanan yaitu Nectar (ficus variagata),Artocarpus ellectus,
Semai(Litsea sp),Makarang pruinosa, Bunga Dillenia bornensi,Pucuk
Eusideroxylon zwageri, Artocorpus ellasticus, Artocarpus sp, Bunga Ficus
yariegeta. Konsumen I yang merupakan organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer. Konsumen primer biasanya diduduki
oleh hewan herbivora pada rantai makanan yaitu hewan kupu -kupu , jangkrik,
lebah, rusa, belalang. Konsumen II merupakan organisme yang menduduki
tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder, diduduki oleh hewan
pemakan daging (karnivor) dan seterusnya pada rantai makanan yaitu hewan
laba-laba, katak, bunglon surai, burung kirik-kirik, kodok, ular piton.
Konsumen puncak merupakan organisme yang menduduki tingkat tropik
tertinggi disebut konsumen puncak.Dekomposer merupakan pengurai yang
membentuk mata rantai terakhir dalam rantai makanan. Mereka memecah
hewan dan tumbuhan yang mati dan mengembalikan nutrisi penting ke tanah.
D. Jaring-Jaring Makanan
Jaring- jaring makanan merupakan konsep ekologis penting, pada
dasarnya jaring-jaring makanan adalah hubungan makan dalam suatu
komunitas. Hal ini juga menyiratkan transfer energi makanan dari sumbernya
pada tumbuhan melalui herbivora karnivora biasanya, jaring makanan terdiri
dari sejumlah rantai makanan yang menyatu bersama-sama. Setiap rantai
makanan adalah diagram deskripsi termasuk serangkaian panah, masing-
masing menunjuk dari satu spesies ke spesies lain, yang mewakili aliran
energi makanan dari satu kelompok makan organisme lain. Stabilitas jaringan
makanan diperkirakan bergantung pada interaksi trofik termasuk tingkat
spesialisasi makan konsumen , atau konektivitas jaringan makanan.
Jaring-jaring makanan produsen Ulat, Lalat, Lebah, Kupukupu, Belalang ,
Rayap, Dekomposer, Semut, Laba-laba.
E. Kuantifikasi Vegetasi
1. Nilai Penting Jenis (NPJ)
a. NPJ Semai dan Tumbuhan Bawah
b. NPJ Pancang
c. NPJ Pohon
2. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Kemerataan e
a. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Kemerataan (e ) Semai dan
Tumbuhan Bawah
b. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Kemerataan (e ) Pancang
c. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Kemerataan (e ) Pohon
Zoer´aini D.I. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. PT Bumi Aksara, Jakarta
Utomo, Suyud Warno., Sutriyono., & Rizal, Reda. (2014). Pengertian, Ruang.
Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
Ramli Utina dan Dewi Wahyuni K. Baderan. 2009. Ekologi dan Lingkungan hidup.
1. Data Lapangan
2. Dokumentasi
3. Dll.