AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan yang tertutup dan tidak ada
campur tangan manusia, masuknya kepentingan manusia secara terbatas seperti
pengambilan hasil hutan untuk subsistem tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan.
Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan
hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk
kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau
perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya
perubahan fungsi hutan. Perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi
ekonomi dengan mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
TINJAUAN PUSTAKA
Agroforestri atau dikenal juga sebagai suatu sistem usahatani atau pertanian hutan
merupakan suatu sistem penggunaan lahan secara spasial yang dilakukan oleh manusia
dengan menerapkan berbagai teknologi yang ada melalui pemanfaatan tanaman semusim,
tanaman tahunan (perdu, palem, bambu, dan sebagainya) dan/atau ternak dalam waktu
bersamaan atau bergiliran pada suatu periode tertentu sehingga terbentuk interaksi ekologi,
sosial, dan ekonomi di dalamnya (Hairiah dkk., 2003; Latumahina dan Sahureka, 2006).
Kerusakan hutan akibat tata guna lahan memengaruhi struktur dan komposisi
vegetasi, yang selanjutnya dapat mengarah pada pembentukan lahan yang tidak produktif.
Lahan yang mengalami degradasi ini menjadi semakin kritis karena erosi yang dipicu oleh
aktivitas manusia yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab (Sarminah, Karyati, Karmini,
Simbolon, & Tambunan, 2018).
Fungsi hidrologi, terkait dengan fungsi hutan dan strata tajuknya sebagai salah
satu pemegang peranan penting dalam siklus air. Pengaruh tutupan pohon dan tanaman
semusim terhadap aliran air adalah dalam Bentuk Intersepsi air hujan, Daya pukul air
hujan, Infiltrasi air, serapan air, drainase landscape. ( Noordwijk dkk (2004) dan Rauf
(2004)).
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa
1. Agroforestry merupakan suatu sistem pengelolaan tanaman hutan yang
dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga sistem wanatani.
2. fungsi ekonomi sebagai salah satu tujuan utama, agroforestry juga berperan
dalam mempertahankan fungsi hidrologi melalui proses intersepsi air hujan,
mengurangi daya pukul air hujan, infiltrasi air, serapan air dan drainase
lanskap.
3. Kunci utama keberhasilan agroforestry adalah pemulihan jenis dan
kombinasi yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan sosial
ekonomi masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Latumahina, F., Sahureka, M. 2006. Agroforestri; Alternatif Pembangunan
Pertanian dan Kehutanan Berkelanjutan di Maluku. Jurnal Agroforestri, Vol.1, No.3,
Desember 2006
Hairiah, K., Sardjono, M.A., Sabarnurdin, S. 2003. Pengantar Agroforestri. Bogor:
World Agroforestry Centre (ICRAF).
Latumahina, F., Sahureka, M. 2006. Agroforestri; Alternatif Pembangunan
Pertanian dan Kehutanan Berkelanjutan di Maluku. Jurnal Agroforestri, Vol.1, No.3,
Desember 2006.
Santoso, D., Purnomo, J., Wigena, I.G.P., Tuherkih, E. 2004. Teknologi Konservasi
Tanah Vegetatif. Dalam Kurnia, U., Rachman, A., Dariah, A. (Eds.). 2004. Teknologi
Konservasi Tanah pada Lahan Pertanian Berlereng. Puslitbangtanak, Bogor: 74 – 106.
Senoaji G. 2009. Pengelolaan Lahan dengan Sistem Agroforestri oleh Masyarakat
Baduy di Banten Selatan. http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article /view/4819/3620