Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Nauval

NIM : M011191297

Pengaruh Hutan terhadap

Kelangsungan Pertanian dan Lingkungan

Hutan merupakan bagian dari ekosistem yang memberikan dampak


penting terhadap bagian-bagian ekosistem lainnya, termasuk diantaranya adalah
dalam bidang pertanian. Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti
Negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian
masyarakat maupun sebagai sektor penopang pembangunan.

Ketersediaan pangan yang bersumber dari hutan dan diperoleh melalui


manfaat langsung flora dan fauna untuk pemenuhan kebutuhan sandang pangan
hingga papan. Wujud kontribusi hutan terhadap ketersediaan pangan secara
langsung adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya hutan sebagai penyedia
pangan

Apa sebenarnya hubungan langsung hutan dan pertanian? Apakah


ada sistem yang dapat menggabungkan keduanya?. Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini acap kali terlintas ketika berbicara tentang hutan dan pertanian. Menilik
kondisi hutan di Indonesia beberapa tahun ke belakang, sudah banyak area hutan
yang dialih fungsikan menjadi lahan pertanian, maupun pembukaan hutan untuk
kepentingan pembangunan. Hutan yang dikonversi menjadi lahan pertanian akan
menyebabkan pengurangan C (karbon) karena hutan merupakan tempat
penyimpanan C terbesar. Disisi lain Hutan memiliki peran penting dalam
hubungannya dengan ketahanan pangan, sebagai penyedia sumber daya pangan
tetapi juga merupakan penyangga sistem kehidupan, yaitu memiliki manfaat
sebagai pengatur air, pengatur iklim mikro, penyerap karbon, serta sebagai sumber
Hutan juga merupakan salah satu sumber penyimpanan air terbesar.

Manusia terus mencari cara untuk dapat bertahan hidup dengan sumber
daya alam yang terbatas seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, sehingga
pada akhirnya manusia menemukan cara untuk bercocok tanam. Maka sumber
daya yang terbatas pun bukan lagi menjadi halangan manusia untuk memenuhi
kebutuhan pangan.

Dengan kepadatan dan jumlah penduduk yang sangat tinggi, manusia


Indonesia seolah-olah lapar akan lahan dan siap menjelajah lahan lain bila yang
ditempati sebelumnya telah habis daya dukungnya. Pertumbuhan penduduk yang
tak terkendali ini menimbulkan dorongan kuat akan penggunaan lahan secara
masif. Sehingga kebutuhan manusia akan pangan, sandang, papan dan rekreasi
mengalami peningkatan. Konsekuensinya. Kita ambil contoh di Provinsi
Lampung dari data yang ada Kawasan hutan dan perairan Propinsi Lampung yang
ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 256/Kpts-II/2000
tanggal 23 Agustus 1999 adalah seluas ± 1.004.734 ha. Dimana keadaan
penutupan lahan propinsi Lampung, berdasarkan hasil penafsiran citra landsat
yang berkisar dari tahun 1994 s/d 1998 di wilayah daratan Lampung diketahui
bahwa luas daratan yang masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 11% dan
daratan yang bukan berupa hutan (Non Hutan) sebesar 82%. Penutupan lahan non
hutan adalah penutupan lahan selain daratan yang bervegetasi hutan yaitu berupa
semak/belukar, lahan tidak produktif, sawah, lahan pertanian, pemukiman, alang-
alang dan lain-lain.

Hutan di Indonesia mulai dijamah untuk membuka lahan pertanian, karena


semakin banyaknya tuntutan pemenuhan kebutuhan dari hasil pertanian ini.
Dalam proses peralihan penggunaan lahan ini tentunya ada perusakan salah satu
ekosistem untuk membuat ekosistem baru. Ekosistem buatan ini berupa ekosistem
sawah. Biotik yang hidup pada ekosistem hutan akan digantikan oleh ekosistem
sawah. Belalang, tikus, ular akan menggantikan organisme sebelumnya yang
berada pada ekosistem hutan. Sehingga akan ada pembentukan rantai makanan
dengan pemeran yang baru. Beberapa organisme ekosistem hutan perlahan akan
hilang dengan bermigrasi ke ekosistem yang mirip dengan tempat tinggal
sebelumnya atau bahkan mati karena tak mampu beradaptasi dengan lingkungan
yang baru. Masa peralihan ini mungkin akan menimbulkan banyak kontroversi, di
sisi lain kebutuhan akan pangan harus tetap terpenuhi namun disisi lain kerusakan
lingkungan dan tatanan ekosistem alam mengalami kerusakan. Pertimbangan
inilah yang terkadang dilupakan masyarakat karena kebutuhan pangan yang
mendesak. Pemikiran yang matang diperlukan di sini, untuk melihat jauh ke
depan, mempertimbangkan jangka panjang bagi kelangsungan pertanian di masa
depan. Soeriatmadja (1997) mengungkapkan bahwa hutan memiliki peranan
dalam melindungi kawasan pertanian dari serangga hama, hutan menjadi tuan
rumah bagi serangga parasit dan pemangsa Oleh karena itu, ada beberapa hal yang
perlu kita lakukan untuk melindungi hutan.

Salah satu cara yang dapat kita upayakan bersama adalah pengembangan
sistem agroforestri. Agroforestri merupakan salah satu upaya untuk tetap
melindungi hutan namun tetap berkontribusi dalam bidang pertanian. Sebagai
contoh, agroforestri tanaman kopi dapat dijadikan sebagai salah satu contoh
praktek konservasi lingkungan karena petani dapat mengambil manfaat tanpa
harus menebang pohon sehingga cadangan karbon dan air dapat dipertahankan.
Tanaman kopi juga dapat memberikan nilai tambah ekonomis kepada masyarakat.
Selain kopi, tanaman kakao juga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk sistem
agroforestri.

Anda mungkin juga menyukai