Dosen:
Dr. Meisanti, SP, MP
Disusun oleh:
Nama : Salma Nurintan Savira
NIM : 2019610036
Kelas : 2B
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem agroforestry yang dikemukakan oleh Huxley (1999), yaitu untuk menghasilkan keuntungan
sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi semua pengguna lahan dengan adanya pengelolaan pada lahan
agroforestry yang dinamis secara ekologi.
Agroforestry menurut King dan Chandler (1979) dalam Hairiah (2003), yaitu sistem penggunaan
lahan berkelanjutan serta mampu mengoptimalkan penggunaan lahan yang dilakukan dengan
pengombinasian pepohonan dengan tanaman pertanian dan/atau hewan (ternak) dengan menerapkan
teknik pengelolaan yang praktis sesuai dengan budaya setempat pada lahan yang dikelola.
Menurut Andayani (2005), agroforestry dapat diartikan sebagai sebuah bentuk nama kolektif
(collective name) atau nama gabungan dari hasil sistem nilai masyarakat yang berkaitan dengan
model-model penggunaan hutan secara lestari. Namun, dalam bahasa Indonesia agroforestry dikenal
dengan sebutan wanatani yang artinya melakukan pembudidayaan tanaman kehutanan dengan
tanaman pertanian pada suatu lahan.
Menurut Nair (1999) dalam Putri (2011), menyatakan bahwa dalam sistem agroforestry terdapat
tiga dasar komponen yang dikelola oleh penggunaan lahan. Ketiga komponen tersebut diantaranya
yaitu pohon atau tanaman berkayu yang sifatnya semusim, tanaman pertanian (yang juga tanaman
herba serta rerumputan termasuk ke dalamnya), dan hewan.
Berdasarkan pengertian agroforestry menurut beberapa pustaka, maka pengertian mengenai
agroforestry yang diterapkan dalam penelitian karbon tersimpan pada kawasan sistem agroforestry
mengacu pada pengertian agroforestry menurut Hairiah (2003).
Menurut Hairiah et al. (2003), agroforestry terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu kehutanan,
pertanian, dan hewan/peternakan. Setiap komponen agroforestry dapat berdiri sendiri pada suatu
bentang lahan.
BAB III
PEMBAHASAN
Peran dan fungsi agroforestry. Agroforrestry merupakan suatu konsep yang dianggap tepat
untuk memadukan konsep-konsep usaha tani dalam rangka peningkatan ekonomi dan konservasi.
Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usahatani ) yang mengkombinasikan pepohonan
dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun
lingkungan.
Taman Nasional Gunung Leuser biasa disingkat TNGL adalah salah satu Kawasan Pelestarian
Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang secara administrasi pemerintahan terletak di
Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang
menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Aceh.
Ini adalah kawasan hutan hujan tropis yang sangat kaya variasi zona lengkap mulai dari zona
tropikal di daratan rendah, zona peralihan, zona montara, zona sub-alphine yang berada di dataran
tinggi di atas 3.000 meter.
Di hutan hujan dataran rendah dan lahan gambut di sekitar Ekosistem Leuser adalah satu-satunya
tempat di Bumi dimana Orangutan, Badak, Harimau, dan Gajah Sumatera hidup bersama di alam
liar. Sekaligus merupakan sumber air dan mata pencaharian penting bagi jutaan orang. Tropical
Forest Conservation Action Sumatera menyebut bahwa ekosistem Leuser mampu menyediakan
fungsi kehidupan penduduk hingga sekitar empat juta orang yang hidup di sekitar area Leuser.
Ketersediaan air bersih rutin misalnya, sebagai pengendali banjir dan erosi, perlindungan plasma
nutfah, pengaturan iklim lokal, perikanan air tawar dan tentunya sektor pariwisata di Leuser.
Hutan tersebut menarik perhatian banyak turist dari berbagai negara, dan juga para peneliti untuk
melihat gaya hidup flora dan fauna yang ada seperti orang utan, atau tumbuh-tumbuhan unik khas di
Leuser.
Ada pula Tangkahan, tempat wisata Tangkahan merupakan salah satu tempat ekowisata, paling
tidak begitu klaimnya. Lokasi ini secara administratif berada di Desa Namo Sialang, Kecamatan
Batang Serangan, Kabupaten Langkat. Kawasan wisata Tangkahan berbatasan langsung dengan
Taman Nasional Gunung Leuser. Luas areal wisata sekitar 17.000 hektar. Mungkin lokasi ini dapat
dijadikan salah satu andalan wisata alam indonesia bagian barat.
Hidrologi hutan adalah ilmu yang mempelajari pengaruh vegetasi terhadap kejadian, agihan
(distribusi), dan sirkulasi air. Fungsi Hidrologi Hutan yaitu: Fungsi hidrologis di hutan sangatlah
penting dan merupakan salah satu bagian dalam pelestarian hutan dan kawasan sekitar hutan.
Ada banyak sekali ragam flora dan fauna yang dapat dijumpai di Taman Nasional Gunung
Leuser. Mulai dari spesies yang familiar dan kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
kelompok endemik Pulau Sumatera, sampai spesies yang tergolong langka dan hampir punah.
1. Flora
Jumlah flora yang berhasil diidentifikasi di Taman Nasional Gunung Leuser lebih dari 4.000 jenis
tumbuhan. Flora tersebut juga bervariasi mulai dari pohon dengan buah yang dapat dikonsumsi
hingga tumbuhan jenis langka.
Kelompok tumbuhan dengan buah yang dapat dimakan antara lain dua spesies durian hutan (Durio
exyleyanus dan Durio zibethinus), rambutan hutan (Nephelium lappaceum), jeruk hutan (Citrus
macroptera), duku (Lansium domesticum), rambai (Baccaurea montleyana), dan juga
menteng (Baccaurea racemosa).
2. Fauna
Tercatat ada lebih dari 127 jenis mamalia yang menghuni kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Sementara itu kelompok aves diketahui berjumlah 387 jenis dengan 350 spesies yang menetap.
Bahkan juga diketahui ada sekitar 89 spesies satwa yang tergolongkan langka hidup di taman
nasional ini. Beberapa spesies langka tersebut adalah badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis),
orangutan atau mawas (Pongo abelii), rusa sambar (Cervus unicolor), kucing hutan (Prionailurus
bengalensis-sumatrana), dan siamang (Hylobates syndactylus).
Lahan sawit di kenversi menjadi tanaan buah-buah seperti pohon rambutan, durian maupun
petai. Jadi hal ini akan membantu untuk mencegah konflik satwa tidak bisa di Punskiri bahwa satwa
pasti datang karena daya tarik buah-buahan. Dengan ini manusia dan satwa akan mendapat
makanan dan manusia akan mendapatkan keuntungan. Kemudian disinipun dapat sambil belajar
bagaimana cara menyadap getah karet. Aktivitas ini di maksud agar para peserta mampu
bersentuhan langsung dengan kehidupan yang ada di sekitar ekosistem leuser. Tak Hanya
perkebunan karet, adapun perkebunan aren, dan disinipun peserta akan mengetahui bagaimana cara
memanen aren dan mengolah menjadi gula aren.
Seekor orang utan yang di pelihara istri tentara di Aceh akan diserahkan ke sebuah lembaga
penyelamat orang utan. Lembaga tersebut tidak bermaksud untuk jadi buruk atau kejam ke Ibu
tersebut, dikarenakan hewan seperti orang utan memang seharusnya ada di dalam hutan, bukan di
rumah seorang manusia sebagai hewan peliharaan. Orang utan tersebut akan dibawa ke Hutan untuk
mengembalikan nya ke alam yang sebenarnya.
BAB IV
KESIMPULAN
https://abdulmuzawir.wordpress.com/2016/08/18/pengertian-dan-definisi-agroforestri/
https://www.lestari-indonesia.org/id/keanekaragaman-hayati/hutan-dan-pertanian/
https://tirto.id/menyelamatkan-leuser-harta-karun-sumatera-csnm
https://lingkunganhidup.co/wisata-tangkahan-sumatera-utara/
http://portalsatu.com/read/Blog/7-spesies-langka-ini-masih-ada-di-taman-nasional-gunung-leuser-
aceh-tenggara-39420
https://www.google.com