AGROFORESTRY
Oleh
Dosen Pengampu
M. Mardiansyah, S.Hut, M.Sc
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang kiranya pantas
penulis ucapkan karena atas Berkat, Rahmat serta Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Agroforestri ini dalam waktu yang telah di
tentukan.
Penulis menyadari, dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini di sebabkan keterbatasan pengetahuan penulis,
sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah sehingga
penulis mendapat teori dan bekal pengetahuan dalam membuat laporan ini.
Penulis, berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis
sendiri.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................4
1.1Latar Belakang......................................................................................4
1.2.Tujuan..................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................5
BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.................17
BAB IV. KESIMPULAN...........................................................................
BAB V. SARAN..........................................................................................
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA..................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Agroforestri Sederhana
Lampiran 2. Dokumentasi Agroforestri Kompleks
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Agroforestry
Agroforestry merupakan system penggunaan lahan yang
mengkombinasikan tanaman berkayu (pepohonan, perdu, bambu, rotan dan
lainnya) dengan tanaman tidak berkayu atau dapat pula dengan rerumputan
(pasture), kadang-kadang ada komponen ternak atau hewan lainnya (lebah, ikan)
sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antara tanaman berkayu
dengan komponen lainnya (Huxley 1999 dalam jenny). Hampir setiap ahli
mengusulkan definisi yang berbeda satu dari yang lain.
Nair (1989) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif
untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras
berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya)
ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan
suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal,
dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang
bersangkutan.
Salah satu alternatif sistem penggunaan lahan untuk tujuan produksi dan
konservasi adalah sistem agroforestri, yaitu pengelolaan komoditas pertanian,
peternakan dan atau perikanan dengan komoditas kehutanan berupa pohon-
pohonan. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan
dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus
meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan (Hairiah et al., 2000; de
Foresta et el., 2000 dalam firman)
Tujuan akhir program agroforestry adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat petani, terutama yang di sekitar hutan, yaitu dengan memprioritaskan
partisipasi aktif masyarakat dalam memperbaiki keadaan lingkungan yang rusak
dan berlanjut dengan memeliharanya. Program-program agroforestry diarahkan
pada peningkatan dan pelestarian produktivitas sumberdaya, yang akhirnya akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat (Anton, 1992 dalam firman)
Menurut De Foresta dan Michon (1997), agroforestry dapat
dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem agroforestry sederhana dan
sistem agroforestry kompleks. Sistem agroforestry sederhana adalah suatu sistem
pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih
jenis tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak
lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain
misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar. Sistem
agroforestry kompleks, adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan
banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang
tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola
tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Di dalam sistem ini, selain terdapat
beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman
musiman dan rerumputan dalam jumlah banyak. Ciri utama dari sistem
agroforestry kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya
yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan
sekunder, oleh karena itu sistem ini dapat pula disebut sebagai Agroforestry (De
Foresta, 1997 dalam bagus)
Pemilihan dan penanaman jenis pohon dalam agroforestry dikenal istilah
”Domestikasi Pohon”. Domestikasi pohon agroforestry adalah usaha percepatan
dan evolusi yang dipengaruhi oleh manusia yang membawa jenis-jenis tertentu
ditanam secara luas melalui kebutuhan petani atau proses arahan pasar.
Domestikasi pohon meliputi serangkaian kegiatan-kegiatan eksplorasi dan
pengumpulan populasi genetik alam atau antropogenik, evaluasi dan seleksi jenis
dan provenan yang sesuai, pengembangan teknik pengelolaan, pemanfaatan dan
pemasaran hasi pohon dan pembangunan dan penyebaran informasi teknis
(Suryanto et al, 2005 dalam jenny).
Menurut Widianto et al (2003) bahwa keberadaan pohon dalam
agroforestry mempunyai dua peranan utama. Pertama, pohon dapat
mempertahankan produksi tanaman pangan dan memberikan pengaruh positif
pada lingkungan fisik, terutama dengan memperlambat kehilangan hara dan
energi, dan menahan daya perusak air dan angin. Kedua, hasil dari pohon berperan
penting dalam ekonomi rumah tangga petani. Pohon dapat menghasilkan: (1)
produk yang digunakan langsung seperti pangan, bahan bakar, bahan bangunan;
(2) input untuk pertanian seperti pakan ternak, mulsa; serta (3) produk atau
kegiatan yang mampu menyediakan lapangan kerja atau penghasilan kepada
anggota rumah tangga.
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan
juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2002 dalam anton) :
1. Agroforestry adalah metode biologis untuk konservasi dan pemeliharaan penutup
tanah sekaligus memberikan kesempatan menghubungkan konservasi tanah
dengan konservasi air
2. Dengan agroforestry yang produktif dapat digunakan untuk memelihara dan
meningkatkan produksi bersamaan dengan tindakan pencegahan erosi.
3. Kegiatan konservasi yang produktif memperbesar kemungkinan diterimanya
konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan mereka sendiri. Digunakannya
tehnik diagnostik dan designing untuk merumuskan pola tanam secara partisipatif
merupakan kelebihan dari tehnik agroforestry.
3.1. Hasil
3.1.1. Hasil Agroforestry Sederhana
Ket : Nama Responden : Susanto
LokasI : Rajawali Sakti
Manfaat
JENIS TANAMAN HAL YANG PERLU DI ANALISIS
No sistem ALASAN
Kehutanan Pertanian Silvofiseri Silvopastura Agrosilvofiseri
agroforestri
1. - Jabon singkong, Manfaat dari Alasan dari √
dan pisang agroforestri Bapak
sederhana ini Susanto
yaitu mampu melakukan
memanipulasi sistem
serangan hama, agroforestri
sebagai tempat sederhana ini
berteduh dan tanpa adanya
bisa alasan teori
menghasilkan tetapi
nilai tambah menerapkan
dari hasil kebiasaan
tanaman turun
kehutanan menurun dan
misalnya : buah selain itu
pisang, dan penanaman
singkong/ubi tanaman
hutan
disekitar
pinggiran
karena
tanaman
kehutanan ini
mampu
menahan dari
erosi,
melindungi
dari ternak
serta
kecepatan
angin
Manfaat
Jenis Tanaman HAL YANG PERLU DI ANA
No sistem ALASAN
Kehutanan Pertanian Silvofiseri Silvopastura Agro
agroforestri
1. Rambutan , Bayam- Manfaat dari Menurut Ibu Tidak ada hal perlu dianalisis kare
sukun, matoa, bayaman, agroforestri Yana tidak ada nya kurang memadai untuk melaku
dan klengkeng Singkong, komplek pemilihan sivofiseri, silvopastura dan agrosil
Buah naga, sederhana tanaman khusus Karena lahan ini termasuk sistem a
kelapa dan ( pekarangan ) dilahan ini untukkomleks sederhana ( pekarangan )
pisang dapat ditanam karena
dimanfaatkan hanya sekedar
yaitu hasil dan memanfaatkan
sebagainya lahan kosong
dapat di dan hasilnya
konsumsi dan dapat
dapat diperjual dimanfaatkan
belikan seperti sesuai
kelapa, kebutuhan
rambutan dan sehari - hari
pisang.
Meciptakan
udara yang
lebih segar,
pekarangan
rumah dapat
terlindungi
oleh terik
matahari dan
dapat
mengurangi
banjir ketika
hujan lebat
3.2. Pembahasan
Dari praktikum yang kami jalani kami mendapatkan hasil bahwa pada
agroforestri sederhana masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa cara ia
bercocok tanam termasuk agroforesrty sederhana, mereka hanya mengikuti aturan
atau kebiasan lama. Pada system agroforestri sederhana terdapat 1 jenis tanaman
kehutanan, yaitu jabon dan ada 2 jenis tanaman pertanian yaitu singkong,dan
pisang. Tujuan petani menanam tanaman kehutanan di sekitar kebunnya bertujuan
untuk menahan pinggiran tanah agar tanah tidak mudah longsor, sebagai tempa
tberteduh atau tempat istrahat, dan sebagai tempat memanipulasi serangan hama.
Dalam sytem agroforestry ada yang namanya sistem Agrisilvikultur
(Agrisilvicultural systems) merupakan sistem agroforestri yang
mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants)
dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu). Dalam hal ini jika para
petani mengetahui cara atau teori agroforestry ini mkana petani akan mendapatkan
keuuntungan yang lebih, karena ia akan bisa memanfaatkan dua hal, yaitu
tanaman pertanian dan tanaman kehutana. Yang kedua ada yang namanya sistem
Silvopastura (Silvopastural systems) merupakan Sistem yang meliputi komponen
kehutanan (atau tanaman berkayu) dengan komponen peternakan (atau binatang
ternak/pasture) disebut sebagai sistem silvopastura, Untuk yang ke tiga ada sistem
Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems). Agroforestry kompleks lebih
banyak digunakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan agroforestry sederhana yang mana lebih banyak
tanaman kehutanan. Dikalangan masyarakat tanaman kehutanan sangat kurang
diminati karena selain ekonominya rendah dibandingkan tanaman pertanian,
tanaman kehutanan jugak sedikit memakan ruang saat pertumbuhannya.
Agroforestry kompleks banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari atau
untuk diperjual belikan sesama warga sekitar.
Dalam hasil pengamatan agroforestri kompleks, terdapat banyak tanaman
kehutanan, dan ada beberapa tanaman sampingan seperti singkong,buah naga dan
pisang. Agroforestri kompleks pekarangan biasanya terdapat di pekarangan atau di
pemukiman, agrforestry kompleks berbeda dengan agroforestri sederhana,
agroforestri komplek lebih menyerupai hutan.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Adapun dalam praktikum ini yang dapat di simpulkan adalah mengenai hal sbb :
a. Pada agrofirestry sederhana lebih banyak tanman pertanian di bandingkan
tanaman kehutanan
b. Masyarakat lebih sering menggunakan sistem agroforestry sederhana
c. Sistem agroforestri sederhana lebih mudah di jumpai di bandingkan
agroforestri kompleks
BAB V
SARAN
5.1. Saran
Adapun saran dalam praktikum ini sebaiknya pada saat praktikum di
dampingi oleh asdos agar mahasiswa lebih mengerti
VI. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN