Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROFORESTRY

Oleh

ANDILAU NIM. 1306110042


DITIYA ELSA VALENSIA NIM. 15
RAINHARD RAJAGUKGUK NIM. 15
RIANA MEIDIAN NIM. 15
SHOBAR NIM. 1506110627

Dosen Pengampu
M. Mardiansyah, S.Hut, M.Sc

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang kiranya pantas
penulis ucapkan karena atas Berkat, Rahmat serta Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Agroforestri ini dalam waktu yang telah di
tentukan.
Penulis menyadari, dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini di sebabkan keterbatasan pengetahuan penulis,
sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah sehingga
penulis mendapat teori dan bekal pengetahuan dalam membuat laporan ini.
Penulis, berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis
sendiri.

Pekanbaru, Desember 2017

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................4
1.1Latar Belakang......................................................................................4
1.2.Tujuan..................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................5
BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.................17
BAB IV. KESIMPULAN...........................................................................
BAB V. SARAN..........................................................................................
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA..................................................................
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Agroforestri Sederhana
Lampiran 2. Dokumentasi Agroforestri Kompleks
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan
yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia, masuknya kepentingan
manusia secara terbatas seperti pengambilan hasil hutan untuk subsistem tidak
mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi
yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif
(penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang
lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat
dari gangguan-gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan
fungsi hutan. Perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi
ekonomi dengan mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan
kelangsungan fungsi hutan. Dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan sangat
diperlukan peran serta masyarakat di dalam dan di luar kawasan hutan. Untuk itu
keberhasilan pembangunan kehutanan sangat ditentukan oleh keberhasilan
pembangunan masyarakat sekitar terutama untuk peningkatan kesejahteraan.
Perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi areal pertanian merupakan
kenyataan yang terjadi sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Di daerah
Sumberjaya, masyarakat telah banyak mengkonversi lahan hutan menjadi areal
perkebunan kopi sebagai mata pencahariannya. Pada tahun 1970-an sekitar 60%
daerah ini masih dalam keadaan hutan alam, tetapi pada akhir tahun 1990-an
hanya sekitar 15% hutan yang masih tertinggal
Agroforestri merupakan suatu sistem pengelolaan hutan yang dapat
mendukung pertumbuhan pohon dan kebutuhan petani setempat. Oleh karena itu,
pengembangan agroforestri ini diharapkan akan membantu pelaksanaan
pembangunan yang berkaitan langsung terutama pada penyediaan pangan dan
papan. Di dalam sistem agroforestri mempertimbangkan nilai ekologi dan
ekonomi dalam interaksi antar pohon dan komponen lainnya. Pada dasarnya,
agroforestri mempunyai dua komponen penyusun utama, yaitu tanaman
kehutanan dan tanaman pertanian yang saling berkompetisi untuk mendapatkan
cahaya dan unsur hara. Jarak tanam yang terlalu dekat akan mengakibatkan
kompetisi akan air dan hara.
Agroforestri terdiri dari komponen-komponen kehutanan, pertanian
dan/atau peternakan, tetapi agroforestri sebagai suatu sistem mencakup
komponen-komponen penyusun yang jauh lebih rumit. Hal yang harus dicatat,
agroforestri merupakan suatu sistem buatan (man-made) dan merupakan aplikasi
praktis dari interaksi manusia dengan sumber daya alam di sekitarnya.
Agroforestri pada prinsipnya dikembangkan untuk memecahkan permasalahan
pemanfaatan lahan dan pengembangan pedesaan serta memanfaatkan potensi-
potensi dan peluang-peluang yang ada untuk kesejahteraan manusia dengan
dukungan kelestarian sumber daya beserta lingkungannya. Oleh karena itu
manusia selalu merupakan komponen yang terpenting dari suatu sistem
agroforestri. Dalam melakukan pengelolaan lahan, manusia melakukan interaksi
dengan komponen-komponen agroforestri lainnya.
Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry dikenal dengan
istilah wanatani atau agroforestri yang arti sederhananya adalah menanam
pepohonan di lahan pertanian. Menurut De Foresta dan (Michon.1997 dalam
jerry), agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem
agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks. Sistem agroforestri
sederhana adalah suatu sistem pertanian di mana pepohonan ditanam secara
tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim. Sistem agroforestri
kompleks, adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis
tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh
secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam
dan ekosistem menyerupai hutan.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mengamati dan mengidentifikasi
perbedaan sistem agroforestri sederhana dan komplek di sekitar pekanbaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agroforestry
Agroforestry merupakan system penggunaan lahan yang
mengkombinasikan tanaman berkayu (pepohonan, perdu, bambu, rotan dan
lainnya) dengan tanaman tidak berkayu atau dapat pula dengan rerumputan
(pasture), kadang-kadang ada komponen ternak atau hewan lainnya (lebah, ikan)
sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antara tanaman berkayu
dengan komponen lainnya (Huxley 1999 dalam jenny). Hampir setiap ahli
mengusulkan definisi yang berbeda satu dari yang lain.
Nair (1989) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif
untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras
berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya)
ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan
suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal,
dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang
bersangkutan.
Salah satu alternatif sistem penggunaan lahan untuk tujuan produksi dan
konservasi adalah sistem agroforestri, yaitu pengelolaan komoditas pertanian,
peternakan dan atau perikanan dengan komoditas kehutanan berupa pohon-
pohonan. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan
dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus
meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan (Hairiah et al., 2000; de
Foresta et el., 2000 dalam firman)
Tujuan akhir program agroforestry adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat petani, terutama yang di sekitar hutan, yaitu dengan memprioritaskan
partisipasi aktif masyarakat dalam memperbaiki keadaan lingkungan yang rusak
dan berlanjut dengan memeliharanya. Program-program agroforestry diarahkan
pada peningkatan dan pelestarian produktivitas sumberdaya, yang akhirnya akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat (Anton, 1992 dalam firman)
Menurut De Foresta dan Michon (1997), agroforestry dapat
dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem agroforestry sederhana dan
sistem agroforestry kompleks. Sistem agroforestry sederhana adalah suatu sistem
pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih
jenis tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak
lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain
misalnya berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar. Sistem
agroforestry kompleks, adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan
banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang
tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola
tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Di dalam sistem ini, selain terdapat
beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman
musiman dan rerumputan dalam jumlah banyak. Ciri utama dari sistem
agroforestry kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya
yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan
sekunder, oleh karena itu sistem ini dapat pula disebut sebagai Agroforestry (De
Foresta, 1997 dalam bagus)
Pemilihan dan penanaman jenis pohon dalam agroforestry dikenal istilah
”Domestikasi Pohon”. Domestikasi pohon agroforestry adalah usaha percepatan
dan evolusi yang dipengaruhi oleh manusia yang membawa jenis-jenis tertentu
ditanam secara luas melalui kebutuhan petani atau proses arahan pasar.
Domestikasi pohon meliputi serangkaian kegiatan-kegiatan eksplorasi dan
pengumpulan populasi genetik alam atau antropogenik, evaluasi dan seleksi jenis
dan provenan yang sesuai, pengembangan teknik pengelolaan, pemanfaatan dan
pemasaran hasi pohon dan pembangunan dan penyebaran informasi teknis
(Suryanto et al, 2005 dalam jenny).
Menurut Widianto et al (2003) bahwa keberadaan pohon dalam
agroforestry mempunyai dua peranan utama. Pertama, pohon dapat
mempertahankan produksi tanaman pangan dan memberikan pengaruh positif
pada lingkungan fisik, terutama dengan memperlambat kehilangan hara dan
energi, dan menahan daya perusak air dan angin. Kedua, hasil dari pohon berperan
penting dalam ekonomi rumah tangga petani. Pohon dapat menghasilkan: (1)
produk yang digunakan langsung seperti pangan, bahan bakar, bahan bangunan;
(2) input untuk pertanian seperti pakan ternak, mulsa; serta (3) produk atau
kegiatan yang mampu menyediakan lapangan kerja atau penghasilan kepada
anggota rumah tangga.
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan
juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2002 dalam anton) :
1. Agroforestry adalah metode biologis untuk konservasi dan pemeliharaan penutup
tanah sekaligus memberikan kesempatan menghubungkan konservasi tanah
dengan konservasi air
2. Dengan agroforestry yang produktif dapat digunakan untuk memelihara dan
meningkatkan produksi bersamaan dengan tindakan pencegahan erosi.
3. Kegiatan konservasi yang produktif memperbesar kemungkinan diterimanya
konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan mereka sendiri. Digunakannya
tehnik diagnostik dan designing untuk merumuskan pola tanam secara partisipatif
merupakan kelebihan dari tehnik agroforestry.

2.2. Pola Agroforestry


Ada beberapa pola agroforestry di antaranya:
Random mixed- (campur acak)
Menanam campuran antara tanaman kehutanan dan pertanian tahunan
dengan tanaman pangan dll. Pola tanaman di dalam lahan tidak teratur dan tajuk
bertingkat (multiple storey)
Trees along border- (pohon dibatas lahan)
Menanam pohon kehutanan di btas lahan guna untuk menahan tanah dari
erosi.
Alley cropping – (pola lorong)
Tanaman tahunan ditanam dalam barisan yang berjarak lebar (membentuk
lorong) dan diantara barisan tersebut ditanami tanaman pertanian
Alternate rows – (baris pohon berselang seling dengan jalur tanaman
pertanian)
BAB III
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.1. Hasil Agroforestry Sederhana
Ket : Nama Responden : Susanto
LokasI : Rajawali Sakti
Manfaat
JENIS TANAMAN HAL YANG PERLU DI ANALISIS
No sistem ALASAN
Kehutanan Pertanian Silvofiseri Silvopastura Agrosilvofiseri
agroforestri
1. - Jabon singkong, Manfaat dari Alasan dari √
dan pisang agroforestri Bapak
sederhana ini Susanto
yaitu mampu melakukan
memanipulasi sistem
serangan hama, agroforestri
sebagai tempat sederhana ini
berteduh dan tanpa adanya
bisa alasan teori
menghasilkan tetapi
nilai tambah menerapkan
dari hasil kebiasaan
tanaman turun
kehutanan menurun dan
misalnya : buah selain itu
pisang, dan penanaman
singkong/ubi tanaman
hutan
disekitar
pinggiran
karena
tanaman
kehutanan ini
mampu
menahan dari
erosi,
melindungi
dari ternak
serta
kecepatan
angin

3.1.2. Hasil Agroforestry Kompleks


Ket: Nama responden : Yana
Lokasi : Jl. Srikandi

Manfaat
Jenis Tanaman HAL YANG PERLU DI ANA
No sistem ALASAN
Kehutanan Pertanian Silvofiseri Silvopastura Agro
agroforestri
1. Rambutan , Bayam- Manfaat dari Menurut Ibu Tidak ada hal perlu dianalisis kare
sukun, matoa, bayaman, agroforestri Yana tidak ada nya kurang memadai untuk melaku
dan klengkeng Singkong, komplek pemilihan sivofiseri, silvopastura dan agrosil
Buah naga, sederhana tanaman khusus Karena lahan ini termasuk sistem a
kelapa dan ( pekarangan ) dilahan ini untukkomleks sederhana ( pekarangan )
pisang dapat ditanam karena
dimanfaatkan hanya sekedar
yaitu hasil dan memanfaatkan
sebagainya lahan kosong
dapat di dan hasilnya
konsumsi dan dapat
dapat diperjual dimanfaatkan
belikan seperti sesuai
kelapa, kebutuhan
rambutan dan sehari - hari
pisang.
Meciptakan
udara yang
lebih segar,
pekarangan
rumah dapat
terlindungi
oleh terik
matahari dan
dapat
mengurangi
banjir ketika
hujan lebat

3.2. Pembahasan
Dari praktikum yang kami jalani kami mendapatkan hasil bahwa pada
agroforestri sederhana masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa cara ia
bercocok tanam termasuk agroforesrty sederhana, mereka hanya mengikuti aturan
atau kebiasan lama. Pada system agroforestri sederhana terdapat 1 jenis tanaman
kehutanan, yaitu jabon dan ada 2 jenis tanaman pertanian yaitu singkong,dan
pisang. Tujuan petani menanam tanaman kehutanan di sekitar kebunnya bertujuan
untuk menahan pinggiran tanah agar tanah tidak mudah longsor, sebagai tempa
tberteduh atau tempat istrahat, dan sebagai tempat memanipulasi serangan hama.
Dalam sytem agroforestry ada yang namanya sistem Agrisilvikultur
(Agrisilvicultural systems) merupakan sistem agroforestri yang
mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants)
dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu). Dalam hal ini jika para
petani mengetahui cara atau teori agroforestry ini mkana petani akan mendapatkan
keuuntungan yang lebih, karena ia akan bisa memanfaatkan dua hal, yaitu
tanaman pertanian dan tanaman kehutana. Yang kedua ada yang namanya sistem
Silvopastura (Silvopastural systems) merupakan Sistem yang meliputi komponen
kehutanan (atau tanaman berkayu) dengan komponen peternakan (atau binatang
ternak/pasture) disebut sebagai sistem silvopastura, Untuk yang ke tiga ada sistem
Agrosilvopastura (Agrosilvopastural systems). Agroforestry kompleks lebih
banyak digunakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan agroforestry sederhana yang mana lebih banyak
tanaman kehutanan. Dikalangan masyarakat tanaman kehutanan sangat kurang
diminati karena selain ekonominya rendah dibandingkan tanaman pertanian,
tanaman kehutanan jugak sedikit memakan ruang saat pertumbuhannya.
Agroforestry kompleks banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari atau
untuk diperjual belikan sesama warga sekitar.
Dalam hasil pengamatan agroforestri kompleks, terdapat banyak tanaman
kehutanan, dan ada beberapa tanaman sampingan seperti singkong,buah naga dan
pisang. Agroforestri kompleks pekarangan biasanya terdapat di pekarangan atau di
pemukiman, agrforestry kompleks berbeda dengan agroforestri sederhana,
agroforestri komplek lebih menyerupai hutan.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Adapun dalam praktikum ini yang dapat di simpulkan adalah mengenai hal sbb :
a. Pada agrofirestry sederhana lebih banyak tanman pertanian di bandingkan
tanaman kehutanan
b. Masyarakat lebih sering menggunakan sistem agroforestry sederhana
c. Sistem agroforestri sederhana lebih mudah di jumpai di bandingkan
agroforestri kompleks

BAB V
SARAN

5.1. Saran
Adapun saran dalam praktikum ini sebaiknya pada saat praktikum di
dampingi oleh asdos agar mahasiswa lebih mengerti
VI. DAFTAR PUSTAKA

Izhaforester. 2014. Laporan Lengkap Agroforestri.


http://duniaforester.blogspot.co.id/2012/11/pola-agroforestry.html (Di akses 12
Desember 2017)
Hidayat, Rahmat. 2015. Laporan Lengkap Agroforestri Kehutanan Untad.
http://forester-untad.blogspot.co.id/2015/02/laporan-lengkap-agroforestry-
kehutanan.html (Di akses 12 Desember 2017)
Cika. 2015. Laporan Agroforestri.
http://cicakgenit.blogspot.co.id/2015/10/laporan-praktikum-agroforestri.html
(Di akses 12 Desember 2017)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Agroforestri Sederhana


Lampiran Dokumentasi 2 Agroforestri Kompleks

Anda mungkin juga menyukai