Anda di halaman 1dari 17

Irigasi Sawah dengan Pemanfaatan Energi Surya (Sollar

Cell)
Fina Al Fatikhiah1, Cici Delina2, Theresya Amelya Dhewi3
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tidar
Email: fina…
Cici
ameliadhewi39@gmail.com

A. PENDAHULUAN

Uraikan latar belakang pemilihan topik observasi yang dilandasi


oleh keingintahuan penulis dalam mengungkapkan suatu
gejala/konsep/dugaan untuk mencapai suatu tujuan. Perlu dikemukakan hal-
hal yang melandasi atau argumentasi yang menguatkan bahwa observasi
tersebut penting untuk dilaksanakan. Dalam perumusan masalah dapat
dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan observasi.
Pada bagian ini juga perlu dijelaskan tujuan observasi secara ringkas dan
kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan.

Dalam kehidupan manusia, tidak dapat terpisahkan dengan materi


dan energi. Dalam hal ini energi diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan
elektromagnetika (PP No.79 Tahun 2014). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) energi didefiniskan sebagai daya atau kekuatan yang
diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Dalam Teori
kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan
namun dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain.

Selama ini sumber utama kebutuhan energi masih mengandalkan


minyak bumi, padahal jumlah minyak bumi di dunia ini sangatlah terbatas.
Sumber energi lain yang banyak digunakan selain minyak bumi adalah batu
bara, jumlah batu bara pun juga terbatas. Penggunaan energi yang semakin
hari semakin bertambah seiring berjalannya waktu dan sebanding dengan
bertambahnya populasi makhluk hidup utamanya manusia di dunia ini.
Sehingga dengan penggunaan energi fosil (minyak bumi dan batu bara)
tidak dapat memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang karena
ketersediaannya yang terbatas.

Sekarang ini, sedang marak digencarkan penggunaan sumber energi


terbarukan (sumber energi yang tidak dapat habis) untuk menggantikan
sumber energi tak terbarukan (sumber energi yang dapat habis) yang selama
ini digunakan sebagai sumber utama energi. Sumber energi terbarukan
diantaranya air, angin (bayu), panas bumi, matahari (surya), dan lain
sebagainya. Dari berbagai sumber energi terbarukan yang ada, solar cell /
sel surya merupakan sumber energi alternatif yang mempunyai potensi besar
untuk di terapkan di negara tropis salah satunya Indonesia. Di negara tropis,
matahari dapat bersinar kurang lebih 10 jam per hari, sehingga memiliki
potensi besar untuk memanfaatkan sel surya sebagai energi alternatif
pengganti energi konvensional. Energi surya merupakan sumber energi yang
tidak dapat habis dan tidak bersifat polutif sehingga dapat dijadikan sumber
energi yang ramah lingkungan.

Sistem irigasi tenaga surya merupakan sebuah sistem yang efektif


dapat dimanfaatkan dalam hal konservasi lahan pertanian khususnya pada
saat terjadi kemarau panjang sehingga area persawahan kekurangan air
untuk mengairi tanaman. Pemanfaatan lahan tersebut dapat meningkatkan
produktifitas dan pendapatan petani setempat (Yasar, et al. 2011).

Oleh karena itu, kami dari mahasiswa Universitas Tidar yang sedang
menempuh pendidikan mata kuliah Materi dan Energi dalam Program Studi
Pendidikan IPA melakukan penelitian tentang energi surya. Kami
melakukan penelitian di Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang yang telah menerapkan energi surya sebagai sumber energi untuk
irigasi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kerja,
komponen yang digunakan, keefektifan alat, dan kendala yang dialami pada
sumber energi surya yang diterapkan di desa tersebut.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Energi
Surya Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari
matahari. Energi surya dapat dimanfaatkan dengan menggunakan
serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas
surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Energi Surya dapat
dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya
bergantung pada jarak dari khatulistiwa (Darma, 2017).
2. Pemanfaatan Energi Surya
Pemanfaatan Energi Surya Energi surya umumnya mengacu pada
penggunaan radiasi surya untuk kebutuhan yang sederhana. Tetapi, semua
energi terbarukan, kecuali geotermal dan pasang surut, berasal dari
matahari. Teknologi surya dapat dikategorikan secara umum menjadi dua
bagian yaitu, teknologi pasif dan teknologi aktif, tergantung bagaimana cara
penyerapan, konversi, dan penyaluran cahaya matahari yang dilakukan.
Teknologi surya aktif merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan
energi surya dalam bangunan melalui konversi energi cahaya menjadi energi
panas dengan bantuan peralatan peralatan mekanis untuk tujuan pemanasan
air domestik, pemanasan dan pendinginan ruang atau melalui konversi
energi cahaya menjadi energi listrik untuk tujuan penerangan atau
penggunaan alat alat elektronik lainnya, seperti penggunaan panel
fotovoltaik, pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke bentuk yang
berguna. Akan tetapi, tekologi surya pasif sendiri adalah suatu cara yang
digunakan untuk memanfatkan energi surya secara langsung dalam suatu
bangunan seminimal mungkin untuk menggunakan peralatan mekanis
dengan perancangan elemen-elemen arsitektur (lantai, dinding, atap, langit
langit, aksesoris banguna) dengan tujuan untuk kenyamanan manusia itu
sendiri (mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan alamiah, pengaturan
temperatur dan kelembapan, kontrol radiasi matahari, penggunaan insulasi
termal (Priatman,2000).
3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
a. Konsep Sistem PLTS
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu
mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari
merupakan salah satu bentuk energi yang bersumber dari alam.
Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk
memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya.
Dimana sel surya tersebut mampu menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang tidak terbatas yang didapatkan dari matahari secara
langsung, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan
bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih,
praktis dan ramah lingkungan.
b. Photovoltaic
Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan
menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk
perumahan Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya
menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan
dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya
menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Keudian listrik AC akan didistribusikan melalui
suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai
yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan biaya konsumsi listrik
yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour Meters.
[2].Kementerian Energi dan Sumber Mineral. 2010. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (05Desember 014).

Uraikan secara jelas kajian pustaka yang melandasi timbulnya


gagasan yang akan diobservasi dengan menguraikan teori, temuan, dan
bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan untuk dijadikan landasan
dalam pelaksanaan penelitian. Pustaka yang digunakan merupakan pustaka
mutakhir (maksimum 10 tahun terakhir) dengan mengutamakan artikel pada
jurnal ilmiah yang relevan

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Mulai

Penelitian pendahuluan atau obeservasi


tidak langsung

Identifikasi dan perumusan masalah

Studi Pustaka dan Studi Literatur

Pengumpulan data

Obsevasi: Data penggunaan Tenaga Surya


sebagai sumber listrik

Pengolahan data

Berikut adalah rincian dari setiap langkah dalam sistematika model metodologi
pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian :
1. Peneltian Pendahuluan Tahap ini merupakan langkah awal penelitian yang
dilakukan dimana penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk memahami
proses pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber energi listrik alternatif.
Penelitian ini digunakan dalam melakukan observasi secara tidak langsung
dengan memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi listrik alternatif.
2. Identifikasi dan perumusan masalah Setelah penelitian pendahuluan dilakukan
melalui observasi secara tidak langsung melalui sumber internet dan buku,
maka diperoleh permasalahan mengenai energi dan pemanfaatan energi
alternatif yang berguna untuk mencegah terjadinya krisis energipada suatu
daerah sehingga dibutuhkan energi alternatifsepertienergisuryaataumatahari.
3. Studi Pustaka merupakan sesuatu yang dilakukan untuk menambah wawasan
dan pengetahunan tentang permasalahan yang akan dibahas serta untuk
menentukan metode yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Studi pustaka itu sendiri bisa diketahui melalui literatur yang
berupa buku panduan, jurnal, hasil penelitian orang lain dan pencarian
informasi melalui media internet.
4. Pengumpulan Data Tahap selanjutnya merupakan pengumpulan data yang
digunakan dalam mendorong untuk memecahkan masalah yang muncul
berdasarkan fokus penelitian. Data yang telah terkumpul akan diambil pada
rentang waktu tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
5. Pengolahan Data dilakukan Setelah selesai dalam tahap pengumpulan data
untuk melanjutkan tahap selanjutnya yaitu tahap pengolahan data. Langkah-
langkah yang digunakan untuk tahap ini yaitu sebagai berikut :
 Melakukan Analisa mengenai Energi Listrik Alternatif
 Menganalisa mengenai Pemanfaatan Energi Surya
 Menganalisa mengenai Pembangkit Listrik yang menggunakan Energi
Surya
 Menganalisa tentang manfaat dari Penggunaan Energi Surya bagi
kehidupan Masyarakat

Uraikan secara rinci metode yang akan digunakan meliputi tahapan-


tahapan pengumpulan data, lokasi observasi, serta teknik pengumpulan dan
analisis data.

D. HASIL OBSERVASI

Tuliskan hasil observasi yang kalian dapatkan dalam bentuk tabel

E. PEMBAHASAN

Sumber pembangkit daya ada berbagai macam diantaranya air,


aingin, uap, batu bara, biogas, minyak bumi, dan surya. Energi surya adalah
energi yang bersumber dari panas matahari kemudian diubah menjadi energi
lain dengan menggunakan peralatan tertentu. Pemanfaatan energi surya
pertama kali dilakukan pada tahun 1839, oleh A.C. Becquerel. Ia
mengonversi radiasi matahari menggunakan kristal silikon. Namun metode
ini belum banyak digunakan, selama lebih dari satu abad sumber energi
yang banyak digunakan dalah batu bara dan minyak bumi. Upaya
pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lebih
banyak pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah
energi surya menjadi sumber daya mulai dipertimbangkan sebagai metode
baru.

Energi surya telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Beberapa aplikasi dari energi surya adalah:

1. Pencahayaan bertenaga surya.

2. Pemanasan bertenaga surya, memanaskan dan mendinginkan


ruangan, dan untuk memanaskan air.

3. Desalinisasi dan desinfektifikasi.

4. Untuk memasak, dengan menggunakan kompor tenaga surya.

Saat ini, khususnya di Indonesia sedang marak dikembangkan energi


surya, dengan alasan Indonesia adalah negara tropis dimana negara ini
memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan energi surya.

Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi


di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut
sebagai berikut :

1. Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan distribusi penyinaran sekitar

4,5 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan 10%.

2. Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan distribusi penyinaran

sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.


Gambar 1. Sel surya

Teknologi Energi Surya Fotovoltaik


Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik)
merupakan salah satu cara penyediaan sumber energi alternatif yang dapat
diterapkan secara masal saat ini.

SESF terkesan lebih sulit dioperasikan, mahal, dan rumit jika


dibandingkan dengan energi listrik konvensional. Namun, berdasarkan
pengalaman yang sudah dilakukan di beberapa kawsan di Indonesia selama
lebih dari 15 tahun, SESF mempunyai kelebihan yaitu biaya pemeliharaan
dan operasional yang rendah sehingga SESF dapat bersaing dengan energi
konvensional yang sudah banyak diterapkan. Penggunan SESF dapat
diterapkan di berbagai kawasan di Indonesia khususnya daerah terpencil
yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Di samping itu, SESF merupakan
suatu teknologi yang ramah lingkungan.

Pada umumnya, modul fotovoltaik dipasarkan dengan kapasitas 50


Watt-peak (Wp) dan kelipatannya. Unit satuan Watt-peak adalah satuan
daya (Watt) yang dapat dihasilkan oleh rangkaian alat fotovoltaik dalam
keadaan standar uji (Standard Test Condition – STC). Pembangkitan energi
listrik yang dapat dihasilkan dari modul fotovoltaik menghasilkan tingkat
efisiensi sebanyak 14 – 15% pada skala komersial saat ini.

Gambar 2. Teknologi SESF


Komponen utama suatu SESF adalah :
1. Sel fotovolatik mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik
secara langsung. Modul fotovoltaik akan menghasilkan prosuk yang
menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan 6 – 8 mm,

2. Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter,


kerangka modul peralatan listrik, seperti kabel dan stop kontak,

3. Unit penyimpan energi (baterai),

4. Peralatan penunjang lainnya, seperti inverter sebagai pompa, sistem


terpusat dan sistem hybrid.

Berbagai strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan energi


surya fotovoltaik di Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. Mendorong pemanfaatan SESF yang efisien, untuk keperluan


penerangan (konsumtif) dan kegiatan produktif.

2. Mengembangkan pemanfaatan SESF di perdesaan maupun


perkotaan.
3. Mendorong komersialisasi SESF dengan melibatkan pihak swasta.

4. Mengembangkan industri SESF dalam negeri berorientasi ekspor.

5. Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien


dengan melibatkan dunia perbankan.

Program yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia berkaitan


dengan energi surya fotovoltaik adalah :

1. Mengembangkan SESF untuk program listrik perdesaan, khususnya


untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah yang jauh dari
jangkauan listrik PLN,
2. Menggunakan SESF sebagai pemasok utama listrik bagi pelanggan
sosial kecil dan rumah tangga kecil.

Selain itu, pola pengembangan yang dapat dilaksanakan juga bisa


berupa :

1. Memenuhi seluruh kebutuhan listrik untuk pelanggan S1 (Sosial 1)


dengan batas daya 220 VA dan 450 VA,

2. Memenuhi 50% kebutuhan listrik untuk pelanggan S2 (Sosial 2)


dengan batas daya 900 VA,

3. Memenuhi 50% kebutuhan listrik untuk pelanggan R1 dengan batas


daya 450 VA.

4. Mengadakan kerjasama dengan instansi pendidikan untuk penelitian


SESF skala besar.

Penggunaan teknologi energi surya fotovoltaik dierapkan oleh


warga Desa Kricing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang untuk
dimanfaatkan sebagai sumber listrik pengairan sawah. alat ini dibuat
bermula dari bapak Kepala Desa yang terinspirasi dari pameran agroklutur,
yang kemudian melihat potensi di wilayah Desa Krincing, selanjutnya
mengkaji bagaimana proses dan sistem yang akan dilakukan.

Pemanfaatan energi surya fotovoltaik dengan digunakan sebagai


irigasi sawah. Penggunaan ini memanfaatkan cahaya matahari yang
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik melalui panel surya dengan aliran
listrik yang mengalir ke mesin diesel, mesin diesel ini digunakan untuk
mengangkat air dari sumur yang aliran airnya melalui pipa menuju area
persawahan agar bisa memenuhi kebutuhan pengairan sawah.

Pembahasan hasil observasi dengan mengaitkan dengan kajian


pustaka yang ada

F. KESIMPULAN
Energi Matahari merupakan sumber energi alternatif yang sangat
penting karena dengan memanfaatkan panas dari sinar matahari dapat
diubah langsung menjadi energi listrik, selanjutnya dapat diubah menjadi
energi lain sesuai dengan kebutuhan. Ini berkaitan dengan semakin langka
dan mahalnya bahan bakar minyak sebagai penyangga utama energi.
Teknologi yang semakin canggih juga bisa membantu untuk merealisasikan
pemanfaatan sumber energi matahari seperti teknologi energi surya
fotovoltaik yang digunakan dalam irigasi sawah dengan menggunakan
panel surya sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan
menghemat biaya dengan tidak menggunakan energi konvensional yang
mahal.

G. DAFTAR PUSTAKA

Darma, Surya. 2017. Analisa Perkiraan Kemampuan Daya yang Dibutuhkan


untuk Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Jurnal
Ampere vol.2 no.1. Prodi Teknik Elektro Universitas PGRI
Palembang
Krane, Kenneth S. 2002. Fisika Modern. Jakarta: UI Press. Beaser, Arhtur.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Kebijakan Energi Nasional

Pracesna, Daficka. 2004. Pembuatan dan Karakterisasi Prototipe Sel Surya


Nano Kristal TiO2 tersensitisasi Dye menggunakan Cul sebagai
Elektrolit (TiO2/Dye/Cul). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sugandi, Gandi. 2001. Analisa Biaya Produksi Pembuatan Sel Surya dengan
Metoda Screen Printing Kapasitas 5000 per bulan. Bandung :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Van Overstraeten RJ, RP Mertens. 2005. Technology and Use of
Photovoltaics. England : Adam Higler Ltd.

(Priatman, Jimmy. (DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28, No. 1, Juli 2000: 1
- 7 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas
Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/ 2 PERSPEKTIF
ARSITEKTUR SURYA DI INDONESIA Jimmy Priatman Staf Pengajar Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur - Universitas Kristen Petra)

Penulisan daftar pustaka mengikuti sistem APA (American


Psychological Association), dengan sedikit perubahan atau penyesuaian,
yaitu: (1) untuk penulisan nama penulis atau pengarang yang lebih dari
seorang, (2) untuk penulisan pustaka hasil penerjemahan, (3) untuk
penulisan pustaka hasil penyuntingan, dan (4) untuk penulisan nama penulis
yang berjumlah lebih dari tiga orang.

Penulisan Dafar Pustaka mengikuti aturan sebagai berikut:


a) Jika penulis atau pengarang pustaka lebih dari seorang, antara nama
penulis atau pengarang terakhir dan penulis atau pengarang
sebelumnya dihubungkan dengan tanda ‘&’, bukan kata ‘dan’, bukan
pula kata ‘and’.

b) Istilah ‘et al.’ Digunakan jika penulis atau pengarang berjumlah lebih
dari tiga orang.

c) Penulisan pustaka hasil penyuntingan dan terjemahan dilakukan sesuai


dengan contoh.

d) Penulisan isian daftar pustaka yang berupa buku mengikuti urutan:


nama pengarang, tahun terbit, nama buku, kota tempat penerbit, dan
nama penerbit. Penulisan nama pengarang sesuai dengan ketentuan di
Bagian 2) di atas. Apabila pemilik nama tersebut berperan sebagai
penyunting buku, di belakang nama diberi tanda (Ed. ).

e) Catatan kaki (footnote) untuk menyebutkan sumber tidak


dipergunakan.

Contoh Penulisan Nama dalam Daftar Pustaka

1. Pengarang bernama Robert Kersmis Sembiring. Di dalam daftar pustaka


ditulis Sembiring, R.K., sebagai berikut.

Sembiring, R.K. (1989). Analisis regresi. Bandung: Penerbit ITB.

2. Pengarang bernama Bacharuddin Jusuf Habibie. Di dalam daftar pustaka


ditulis Habibie, B.J., sebagai berikut.

Habibie, B.J. (2003). Analisis turbulensi kompleks. Jakarta: Pustaka


Teknika.
3. Pengarang bernama Abdul Halim Nasution. Di dalam daftar pustaka
ditulis Nasution, A.H., sebagai berikut.

Nasution, A.H. (2003). Matematika sebagai bahasa sains. Bandung:


Pelita Ilmu.

4. Pengarang bernama Mafrukah Noor. Di dalam daftar pustaka ditulis


Noor, M. sebagai berikut.

Noor, M. (1999). Evaluasi penyelenggaraan ebtanas. Laporan Penelitian


Kerja Sama Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta
dengan Balitbang, Depdikbud. Yogyakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Pengarang bernama Iswara Amitaba Budivaya. Di dalam daftar pustaka
ditulis Budivaya, I.A., sebagai berikut.

Budivaya, I.A. (1981). Kamus istilah psikologi. Jakarta: Mutiara Bahasa.

Contoh Penulisan entry dalam Daftar Pustaka

1. Artikel jurnal, seorang pengarang

Dudley, P. (2013). Teacher learning in lesson study: What interaction-


level discourse analysis revealed about how teachers utilised
imagination, tacit knowledge of teaching and fresh evidence of
pupils learning, to develop practice knowledge and so enhance their
pupils’ learning. Teaching and Teacher Education, 34, 107-121.

2. Artikel jurnal, dua sampai tiga orang pengarang

Chaona, S. & Inprasitha, N. (2013). Teacher’s assessment for students’


learning in classroom using lesson study and open approach.
Psychology, 4, 1069-1072.

3. Artikel jurnal, lebih dari tiga orang pengarang


Schwendimann, B.A., Cattaneo, A.A.C., Zufferey, J.D., et al. (2015). The
‘Erfahrraum’: a pedagogical model for designing educational
technologies in dual vocational systems. Journal of Vocational
Education & Training, 67, 367-396

4. Artikel majalah

Kandel, E. R., & Squire, L. R. (10 November 2000). Neuroscience:


Breaking down scientific barriers to the study of brain and mind.
Science, 290, 1113-1120.
5. Artikel Newsletter, yang ada nama pengarangnya

Brown, L. S. (Mei 1993). Antidomination training as a central


component of diversity in clinical psychology education. The
Clinical Psychologist, 46, 83-87.

6. Artikel Newsletter, yang tidak ada nama pengarangnya

The new health-care lexicon. (September 1993). Editor, 4, 1-2.

7. Artikel surat kabar, yang tidak ada nama penulisnya

Ketika tata rias menjadi kebutuhan. (17 April 2016). Kedaulatan Rakyat,
hlm.10.

8. Artikel surat kabar, yang ada nama penulisnya

Sutanto, L. (16 April 2016). Kekerasan ujaran. Kompas, hlm.7.

9. Buku dengan penulis satu orang


Santrock, John W. (2010). Educational psychology(5thed). New York:
McGraw-Hill Companies, Inc.

10. Buku yang terbit dengan edisi

Greenberg, J. & Baron, R. A. (2003). Behavior in organization.


Understanding and managing the human side of work (3rd ed.).
New Jersey: Prentice Hall International Inc.

11. Buku diterbitkan oleh lembaga pemerintah, tanpa nama pengarang

Australian Bureau of Statistics. (1991). Estimated resident population by


age and sex in statistical local areas. New South Wales, June 1990
(No. 3209.1). Canberra, ACT: Australia Bureau of Statistics.

12. Buku hasil penyuntingan dua orang

Gibbs, J. T., & Huang, L. N. (Eds.). (1991). Children of color:


Psychological interventions with minority youth. San Francisco,
CA: Jossey-Bass.

13. Buku, tidak ada nama pengarang atau penyunting

Merriam-Webster’s collegiate dictionary (10th ed.). (1993). Springfield,


MA: Merriam-Webster.

14. Buku hasil revisi

Rosenthal, R. (1987). Meta-analytical procedures for social research


(Rev. Ed.). Newbury Park, CA: Sage.

15. Ensiklopedi, ada nama penyuntingnya (editor)

Sadie, S. (Ed.). (1980). The new grove dictionary of music and musicians
(6th ed., Vols. 1-20) . London: Macmillan.
16. Buku terjemahan

Robbins, S. P. (2006). Perilaku organisasi: konsep kontroversi, aplikasi.


(Terjemahan Benyamin Molan). Jakarta: PT. Prenhallindo. (Edisi
asli diterbitkan tahun 2003 oleh Pearson Education Inc. New
Jersey Upper Saddle River).

17. Artikel dalam buku suntingan dengan dua orang penyunting

Bjork, R. A. (1989). Retrievel inhibition as an adaptive mechanism in


human memory. Dalam H. L. Roediger III & F. I. M. Craik
(Eds.), Varietes of Memory & Consciousness (pp.309-330).
Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum and Associates.

18. Laporan dari lembaga pemerintah, tanpa nama pengarang

National Institute of Mental Health. (1990). Clinical training in serious


mental illness (DHHS Publication No. ADM 90-1679).
Washington, DC: U.S. Government Printing Office.

Anda mungkin juga menyukai