Saat terjadi perkawinan antara dua induk dengan genotip yang berbeda,
keturunan yang terbentuk akan menerima gen-gen dari setiap induk. Ketika
individu-individu tersebut bereproduksi, beberapa dari gen tersebut akan
ditransmisikan ke keturunannya sebagai anggota baru dari populasi. Gen-gen
mana yang akan disalurkan seiring waktu; pengaruh faktor-faktor seperti
kesehatan, kekuatan, kemampuan reproduktif, dan pemilihan pasangan kawin
terhadap jalur penurunan genetik; pengaruh migrasi terhadap komposisi genetik;
keanekaragaman genetik; ukuran populasi dan pengaruhnya; serta evolusi
komposisi genetik merupakan hal-hal yang dipelajari dalam genetika populasi.
Genetika populasi merupakan bidang yang mempelajari gen-gen pada
sekelompok individu. Genetika populasi mempelajari variasi alel antar individu,
transmisi varian alel dari induk ke keturunan antar generasi, dan perubahan
sementara pada kondisi genetik akibat tekanan evolusi yang acak dan sistematik.
Teori genetika populasi adalah teori tentang frekuensi alel. Perkiraan atas
frekuensi alel tersebut didasari dari frekuensi tipe gen heterozigot dan homozigot
dalam populasi.
Memperkirakan Frekuensi Alel
Untuk dapat dipelajari, keseluruhan populasi biasanya berukuran terlalu
besar sehingga perlu diambil sampel individu yang representatif. Penentuan
frekuensi alel dapat dicontohkan dari frekuensi golongan darah tipe M-N.
Golongan darah tersebut ditentukan oleh dua alel dari kromosom 4 yaitu LM yang
mengkode golongan darah M dan LN yang mengkode golongan darah N. Individu
dengan genotip LMLN adalah heterozigot
Tabel 1. Frekuensi Golongan Darah M-N pada Sampel 6129 Individu
Genetika Populasi |1
Berdasarkan data tersebut, penentuan frekuensi alel dapat dilakukan
sebagai berikut.
Prinsip Perhitungan Simbol
1. Jumlah total alel pada sampel adalah Jumlah total alel
dua kali jumlah sampel karena setiap = 2 x 6129 = 12.258
individu pada sampel membawa dua
alel dari lokus golongan darah
tersebut.
2. Frekuensi alel LM adalah dua kali Frekuensi alel LM
jumlah individu homozogot LMLM P
ditambah jumlah individu heterozigot =
LMLN, dan dibagi dengan jumlah .
total alel
= 0,5395
3. Frekuensi alel LN adalah dua kali Frekuensi alel LN
jumlah individu homozogot LNLN Q
ditambah jumlah individu heterozigot =
LMLN, dan dibagi dengan jumlah .
total alel
= 0,4605
Karena LM dan LN mencerminkan 100% alel dari gen yang bersangkutan, dapat
dinyatakan bahwa p+q = 1
Genetika Populasi |2
Genotip Frekuensi
AA p2
Aa 2pq
Aa q2
Frekuensi yang diprediksikan tersebut dapat diperoleh dengan memperluas
pernyataan bionomial (p+q)2 = p2 +2pq + q2 . frekuensi tersebut dinyatakan
sebagai frekuensi genotip.
Asumsi utama yang mendasari prinsip Hardy-Winberg adalah bahwa
anggota populasi melakukan perkawinan secara acak. Organisme dewasa
dipandang sebagai gamet pool yang selama fertilisasi berkombinasi secara acak
menghasilkan zigot yang memiliki kesempatan sama untuk bertahan hingga
mencapai kedewasaan dan mampu bereproduksi. Dengan demikian, frekuensi
genotip yang terbentuk akan muncul kembali pada generasi selanjutnya. Dengan
adanya perkawinan acak dan kemampuan bertahan hidup serta reproduksi yang
sama, frekuensi genotip dan frekuensi alel pada prinsip Hardy-Weinberg disebut
sebagai suatu keadaan setimbang.
Aplikasi Prinsip Hardy-Weinberg
Genetika Populasi |3
Data yang ditunjukkan oleh sampel pada keadaan sebenarnya ternyata
sangat sesuai dengan jumlah yang diprediksikan, demikian pula setelah dilakukan
pengecekan dengan analisis Chi-square. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa
genotip untuk golongan darah M-N berada pada proporsi Hardy-Weinberg. Hal
ini dapat dipahami karena pernikahan yang dilakukan oleh manusia bersifat acak
terhadap golongan darah.
Prinsip Hardy-Weinberg juga dapat diaplikasikan sebaliknya, yaitu untuk
memprediksikan frekuensi alel dari frekuensi genotip yang telah diketahui yaitu
dengan menarik akar kuadrat dari frekuensi genotip. Contoh untuk aplikasi ini
adalah dalam mengetahui persentase alel mutan penyebab penyakit PKU dan
memprediksikan frekuensi individu dalam populasi yang merupakan carrier alel
mutan. Prinsip Hardy-Weinberg juga dapat diaplikasikan untuk gen-gen yang
terpaut kromosom kelamin X dan gen dengan alel ganda. Gen terpaut kromosom
kelamin X pada manusia misalnya gen penglihatan warna. Jika diketahui 88% pria
memiliki penglihatan warna yang normal sedangkan sisanya (12%) buta warna,
dapat diketahui bahwa frekuensi alel buta warna pada laki-laki adalah 0,12.
Sedangkan, aplikasi prinsip Hardy-
Weinberg untuk gen dengan alel ganda
misalnya gen pengatur golongan darah A, B, O
yang diatur oleh alel IA, IB, dan i terlihat pada
proporsi genotip yang diperoleh dengan
menguraikan pernyataan multinomial yaitu
(p+q+r)2 = p2 + q2 + r2 +2pq +2qr + 2pr.
Genetika Populasi |4
suatu tipe perkawinan yang disebut consanguineous mating. Dengan adanya
perkawinan tidak acak, frekuensi heterozigot berkurang sedangkan frekuensi
homozigot meningkat. Pada populasi yang telah secara penuh melakukan
perkawinan tidak acak, frekuensi genotip heterozigot akan mencapai nol.
2. Kemampuan bertahan hidup yang tidak sama
Jika zigot yang diproduksi dari perkawian acak memiliki kemampuan
bertahan hidup yang berbeda, frekuensi genotip individu yang berkembang dari
zigot tidak akan memenuhi prediksi Hardy-Weinberg. Perbedaan jumlah antara
individu heterozigot dan homozigot yang teramati pada populasi dan yang
diharapkan dapat muncul akibat adanya perbedaan kemampuan bertahan dari
genotip-genotip yang terbentuk saat perkembangan dari zigot menjadi dewasa.
Individu dengan frekuensi genotip terbanyak merupakan yang paling mampu
bertahan dibandingkan genotip lainnya.
3. Terbaginya populasi menjadi subbagian.
Prinsip Hardy-Winberg didasari oleh suatu panmiksis, yaitu setiap anggota
populasi mampu melakukan perkawinan dengan setiap anggota lainnya pada
populasi tersebut karena tidak ada penghalang geografis atau ekologis untuk
bereproduksi. Pada kenyataannya, di alam banyak terdapat penghalang geografis.
Penghalang-penghalang tersebut mampu membentuk perbedaan struktur genetik
populasi yang dipisahkan, dalam bentuk frekuensi alel yang berbeda. Hal tersebut
berlawanan dengan prinsip Hardy-Weinberg yang menyatakan bahwa frekuensi
alel adalah seragam di seluruh populasi.
4. Adanya migrasi.
Masuknya gen dari migran ke dalam suatu populasi akan mempengaruhi
frekuensi alel dan frekuensi genotip populasi tersebut dan merusak kesetimbangan
Hardy-Weinberg.
Genetika Populasi |5
Sebagai contoh, dua populasi dengan ukuran
yang sama terpisahkan oleh penghalang
geografis. Frekuensi alel A dan a pada
populasi pertama adalah 0,5 dan ,05.
Sementara itu, pada populasi ke dua frekuensi
alel A dan a berturut-turut adalah 0,8 dan 0,2.
Hilangnya penghalang geografis
mengarahkan pada tercampurnya kedua
populasi sehingga frekuensi alel A menjadi
rata-rata frekuensi alel A dari kedua populasi
yaitu 0,65 dan frekuensi alel a menjadi 0,35.
Frekuensi genotip yang terbentuk pada
populasi gabungan tersebut juga didapatkan Gambar 2. Pengaruh Penggabungan
Populasi pada Frekuensi Alel dan
dari rata-rata frekuensi genotip dari kedua Frekuensi Genotip
populasi mula-mula; dengan hasil frekuensi
genotip AA 0,445, Aa 0,410, dan aa 0,145. Dengan demikian, frekuensi genotip
yang teramati tidak sesuai dengan prinsip Hardy-Weinberg yang menyatakan
bahwa frekuensi genotip AA seharusnya (0,65)2 atau 0,422, frekuensi genotip Aa
seharusnya 2(0,65)(0,35) atau 0,455, dan frekuensi genotip aa semestinya (0,35)2
atau 0,123. Secara diagramatis, contoh yang telah diuraikan dapat dilihat pada
gambar 2.
Penjelasan untuk ketidak sesuaian ini adalah karena frekuensi genotip
yang teramati tidak terbentuk dari perkawinan acak melainkan dari penggabungan
frekuensi genotip dari dua populasi yang kawin secara acak. Namun, jika populasi
gabungan tersebut nantinya melakukan perkawinan acak, frekuensi genotip akan
kembali mengikuti prinsip Hardy-Weinberg. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi
dapat mempengaruhi kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk sementara.
Genetika Populasi |6
Penggunaan Frekuensi Alel dalam Konseling Genetik
anak yang lahir dari orang tua yang merupakan carrier alel mutan adalah 1/180,
20x lipat lebih besar dibanding resiko anak pada populasi.
Seleksi Alam
Genetika Populasi |7
seluruh individu (w). Populasi dinyatakan sebagai populasi yang tumbuh, stabil,
atau mengalami penurunan tergantung pada nilai fitnes rata-ratanya. Saat populasi
memiliki ukuran yang stabil, rata-rata fitness nya adalah 1, yang berarti setiap
anggota populasi rata-rata menghasilkan satu keturunan. Sedangkan pada populasi
yang tumbuh rata-rata fitness nya lebih dari 1 dan untuk populasi yang mengalami
penurunan, rata-rata fitness kurang dari 1, sebagaimana dapat digambarkan pada
gambar 2.4 berikut.
Gambar 4. Signifikansi Fitness Rata-Rata untuk Ukuran Populasi sebagai Fungsi Waktu.
Populasi dinyatakan tumbuh, stabil, atau menurun tergantung pada fitness rata-rata.
Genetika Populasi |8
peningkatan pesat industri, tumbuh-tumbuhan tertutupi dengan polutan sehingga
frekuensi individu dengan warna gelap meningkat drastis. Hal ini terjadi sebagai
akibat seleksi yang terjadi pada individu berwarna terang. Seiring dengan
berkurangnya pencemaran, frekuensi individu berwarna terang meningkat kembali
meski tidak sebanyak saat masa praindustri.
Genetika Populasi |9
2 sebab terdapat dua kemungkinan keturunan yang dihasilkan yaitu CC kemudian
Cc atau Cc kemudian CC. Dengan demikian, probabilitas kombinasi genotip CC
dan Cc pada dua keturunan adalah ¼.
Antara induk/orang tua, frekuensi c yang
paling mungkin muncul dalam dua keturunan
adalah sebesar 0,5. Bahkan probabilitas tidak
berubahnya frekuensi c antara orang tua dan dua
keturunannya adalah sebesar 6
16. . Namun
terkait dengan mekanisme Mendel, diketahui
bahwa frekuensi c dapat pula mengalami
peningkatan ataupun penurunan karena adanya
peristiwa acak atau peristiwa yang uncertainties.
Genetika Populasi | 10
diasumsikan pula bahwa dapat terjadi perkawinan secara acak dan bahwa genotip
untuk setiap generasi yang terbentuk ada dalam proporsi Hardy-Weinberg.
Pada populasi yang besar, frekuensi C dan c berada dalam keadaan
konstan dan frekuensi heterozigot yang membawa dua alel adalah 2pq. Sedangkan
pada populasi kecil, dengan banyaknya penyimpangan genetik yang terjadi maka
frekuensi alel akan berubah secara acak dan mengakibatkan frekuensi alel
heterozigot atau heterosigositas akan berubah pula. Berikut akan digambarkan
hubungan sistematis antara frekuensi heterozigot yang dilambangkan dengan H
dan frekuensi heterozigot pada keturunan berikutnya yang dilambangkan dengan
H’.
Genetika Populasi | 11