A. Pengertian
Mutasi merupakan perubahan gen atau kromosom dari suatu individu yang bersifat
menurun. Individu yang mengalami mutasi disebut mutan, dan penyebab terjadinya mutasi
disebut mutagen
B. Pembagian Mutasi
1. Mutasi Gen (Mutasi Titik)
Pada mutasi gen tidak terjadi perubahan lokus, bentuk maupun jumlah kromosom, tetapi
menimbulkan perubahan pada m-RNA, dan akibatnya dapat mengubah protein pada sintesis
protein sehingga dapat menghasilkan fenotip yang berbeda.
Penyebab muatsi gen:
a. Subtitusi (pertukaran), adalah peristiwa pertukaran atau pergantian basa nitrogen penyusun
DNA, yang dibedakan menjadi:
1) Transisi adalah pergantian basa nitrogen sejenis, misalnya antara basa purin dengan purin atau
pirimidin dengan pirimidin. Contoh: A – T diganti menjadi G – S, S – G menjadi T – A.
2) Transversi adalah pergantian basa nitrogen yang tidak sejenis, misalnya pergantian basa
nitrogen purin dengan pirimidin atau sebaliknya. Contoh: T – A diganti menjadi A – T, G – S
menjadi S – G.
b. Adisi/Insersi (penambahan), peristiwa penambahan satu atau beberapa basa nitrogen.
c. Delesi (pengurangan), peristiwa pengurangan satu atau beberapa basa nitrogen. Delesi ini dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan radiasi sinar radioaktif.
Page | 1
homolognya. Duplikasi pada kromosom manusia dapat terjadi pada kromosom X yang disebut
dengan Fragile X syndrome.
3) Transloksi adalah terjadinya pertukaran gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan
homolognya. Berdasarkan jumlah patahan dan cara pertukaran patahan kromosomnya,
translokasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) translokasi tunggal, apabila patahan dari kromosom
satu akan menempel pada ujung kromosom lain yang bukan homolognya; b) translokasi
perpindahan, apabila kromosom pertama patah di dua tempat dan kromosom yang satunya patah
di satu tempat. Patahan kromosom yang di dua tempat akan menyisip pada patahan kromosom
yang patahannya satu tempat.
4) Katenasi kromosom mengalami patah di dua tempat. Bagian patah ini lepas dan kromosom
yang bersangkutan kemudian membulat, sehingga ujung-ujung kromosom yang patah akan
saling berlekatan.
b. Perubahan Jumlah Kromosom
Perubahan set (euploidi) adalah perubahan pada jumlah n-nya, artinya suatu keadaan jumlah
kromosom yang kurang atau lebih dari normal. Perubahan set kromosom dapat diusahakan
melalui penghambatan pemisahan kromosom dengan cara induksi kolkisin dan
dekapitasi. Euploidi dibedakan menjadi:
1) Autoploidi: yaitu genom (n) mengganda sendiri karena terjadi gangguan saat meiosis.
2) Allopoliploidi: yaitu genom mengganda karena terjadi perkawinan antarspesies yang berbeda
kromosomnya.
Page | 2
Hukum Hardy-Weinberng
Hukum Hardy-Weinberg ditemukan oleh ahli fisika W.
Weinberg dan ahli matematika G.H. Hardy pada tahun 1908. Kedua
ahli tersebut berasal dari Inggris (Noor, 1996). Menurut Campbell
(2000), hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan
genotif dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama
beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen
selainan rekombinasi seksual. Dengan kata lain pergeseran seksual
alel akibat miosis dan fertilisasi acak akan tidak berpengaruh terhadap
struktur genetik suatu populasi
p + q = 1, maka p = 1 – q dan q = 1 – p
atau
P + 2pq + q2 =1
2
Dalam Biologi Media Center (2011), dijelaskan bila frekuensi gen yang satu
dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis
hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Menurut Wibawa, B. (2010), Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi
alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
Page | 3
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-
pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh
tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas,
hanyutan genetik, dan aliran gen. Adalah penting untuk dimengerti bahwa di luar
laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu,
kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan
genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk
mengukur perubahan genetik.
Page | 4
Teori-Teori Evolusi
Page | 5
e. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802)
Erasmus Darwin merupakan tokoh berkebangsaan Inggris
yang menentang teori evolusi Lamarck dalam bukunya yang
berjudul Zoonamia. Dalam teorinya, ia mengemukakan
bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi
adalah diwariskan.
Page | 6
Seleksi Alam
Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru itu
memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan
lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak untuk meneruskan
keturunannya.
Jadi di sini alam akan menyeleksi terhadap semua makhluk hidup di dalamnya
melalui berbagai faktor, misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur yang diperlukan
dalam kehidupan, antara lain: makanan, cahaya, air, tempat hidup dan sebagainya.
Berikut beberapa contoh organisme yang hampir punah atau punah karena
terseleksi oleh alam, yaitu:
Page | 7
Hal ini disebabkan lingkungan hidup burung puyuh di daerah bebatuan dan bidang
tanah yang
bergumpal-gumpal semakin langka.
Pada lingkungan seperti itulah burung puyuh liar akan lebih sesuai, sehingga sulit
ditangkap pemangsanya. Karena lingkungan yang demikian sudah kian langka maka
jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
Jika proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka perubahan
tersebut dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini
disebut evolusi.
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan spesies
baru.
Page | 8
Hemofilia
Gejala Hemofilia
Pada hemofilia sedang, jumlah faktor pembekuan berkisar antara 1-5%. Gejala
yang dapat muncul meliputi:
Diagnosis Hemofilia
Pemeriksaan sebelum kehamilan, yang terdiri dari tes darah dan sampel
jaringan untuk meneliti tanda-tanda mutasi gen penyebab hemofilia pada kedua
orang tua.
Page | 9
Albinisme
Definisi
Tidak ada penyembuhan untuk albinisme, namun orang dengan albinisme dapat
mengambil langkah untuk melindungi kulit dan memaksimalkan pandangan mereka.
Kulit: akibat masalah pigmen, orang dengan albinisme memiliki warna kulit yang
berkisar dari putih hingga coklat, dan mungkin terlihat berbeda dengan orangtua atau
saudara yang tidak memiliki albinisme.
Bintik-bintik
Tahi lalat, dengan atau tanpa pigmen – tahi lalat tanpa pigmen biasanya berwarna
pink.
Bercak besar yang seperti bintik-bintik (lentigo)
Kulit tidak dapat mencokelat
Rambut: akibat masalah pigmen, orang dengan albinisme dapat memiliki warna
rambut yang berkisar dari putih hingga coklat. Warna rambut dapat menggelap saat awal
dewasa
Warna mata: akibat masalah pigmen, orang dengan albinisme dapat memiliki
warna mata berkisar dari biru sangat muda hingga coklat, dan dapat berubah dengan
usia.
Penglihatan: Tanda-tanda dan gejala albinisme terkait dengan fungsi mata
meliputi:
Pergerakan mata yang cepat, maju mundur (nystagmus)
Kedua mata tidak dapat berpandangan ke titik yang sama atau bergerak
bersamaan (strabismus/juling)
Minus atau plus yang ekstrem
Page | 10
Buta Warna
Buta warna adalah kondisi di mana kualitas penglihatan terhadap warna berkurang.
Seseorang yang menderita penyakit ini akan sulit membedakan warna tertentu (buta
warna sebagian) atau bahkan seluruh warna (buta warna total). Buta warna merupakan
penyakit seumur hidup. Namun, penderita dapat melatih diri beradaptasi dengan kondisi
ini, sehingga aktivitas sehari-hari tetap berjalan normal. Dokter akan menentukan metode
penanganan yang tepat dan sesuai dengan tipe buta warna yang diderita.
Pada dasarnya mata memiliki sel-sel saraf khusus mengandung pigmen yang
bereaksi terhadap warna dan cahaya. Sel ini memiliki tiga pigmen yang berfungsi
mendeteksi warna merah, hijau, dan biru.
Pada seseorang yang menderita buta warna, sel pigmen tersebut mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi, sehingga mata tidak dapat mendeteksi warna-warna
tertentu atau bahkan seluruh warna.
Kerusakan sel tersebut terjadi karena adanya kelainan gen yang diturunkan dari
orang tua ke anak. Selain kelainan gen yang diturunkan, terdapat pula beberapa faktor
lain yang dapat menyebabkan rusaknya sel, yaitu:
Usia juga dapat menjadi faktor penyebab seseorang menderita buta warna.
Seiring bertambahnya usia, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna
akan berkurang. Ini merupakan proses alami yang dapat terjadi pada semua orang.
Page | 11
Gejala dan Tipe Buta Warna
Buta warna merupakan kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan
membedakan warna tertentu (buta warna sebagian) atau bahkan keseluruhan warna
(buta warna total). Gejala yang dirasakan tiap pasien dapat berbeda, tergantung sel
pigmen mana yang rusak atau tidak berfungsi.
Gejala buta warna pada dasarnya terbagi menjadi tiga tipe, yakni merah-hijau, biru
kuning, dan total. Masing-masing tipe memiliki karakter gejala yang berbeda.
Buta warna merah-hijau
Beberapa karakter yang dapat dialami oleh penderita buta warna merah-hijau:
Biru terlihat kehijauan, serta sulit membedakan merah muda dengan kuning dan
merah.
Biru terlihat seperti hijau, dan kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang.
Page | 12
Bioteknologi
Jenis Bioteknologi
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang terasosiasi pada
warna, berikut jenisnya:
adalah suatu cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi biotekno pada
bidang medis. Cakupan bioteknologi ini yaitu seluruh spektrum pada pengobatan
manusia oleh tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan.
2. Bioteknologi Putih/abu-abu
3. Bioteknologi hijau
adalah cabang ilmu yang mempelajari aplikasi bioteknologi pada bidang pertanian
dan peternakan. Pada bidang pertanian, bioteknologi berfungsi sebagai menahan
serangan hama tanaman.
4. Bioteknologi biru
adalah cabang ilmu yang dapat mengendalikan proses yang terjadi pada sekitar
lingkungan akuatik.
Page | 13
Contoh Bioteknologi
1. Pengolahan Susu
Yoghurt
Pada saat proses pembuatan yoghurt, susu dipermentasikan terlebih dahulu, lalu
sebagian lemak yang ada dibuang. Kemudian jenis mikroorganisme yang
berperan pada pembuatan yoghurt yaitu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococus thermophillus .
Keju
Pada saat proses pembuatan keju memanfaatkan sebuah bakteri asam laktat,
jenis mikroorganismenya yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri atau
mikroorganisme berfungsi dalam mempermentasikan laktosa yang ada pada susu
menjadi asam laktat.
Mentega
Pada saat proses pembuatan mentega memakai jenis mikroorganismenya yaitu
Streptococcus lactis dan Lectonosto ceremoris. Mikroorganismenya berfungsi
sebagai membentuk proses pengasaman. Kemudian susu akan diberi cita rasa
dan lemak mentega yang ada akan dipisahkan.
2. Pengolahan Kacang
Pada saat proses pembuatan Kecap yang terbuat dari kacang kedelai dan
ditambahkan mikroorganisme atau jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii.
Pada tauco terbuat pada bahan kacang kedelai yang telah ditambahkan
mikroorganisme yaitu Aspergilus oryzae, mikroorganisme ini berfungsi untuk
mengubah protein kompleks pada kacang kedelai menjadi asam amino yang
dapat membuat dengan mudah dicerna oleh tubuh manusia.
Page | 14
Manfaat Bioteknologi
1. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Pertanian
Page | 15
4. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Kesehatan/Kedokteran
Laporan atas temuan mereka ini muncul di ACS Synthetic Biology. Meskipun
mawar biru tidak ada di alam, toko bunga dapat menghasilkan bunga biru dengan
menggunakan pewarna. Selama 20 tahun terakhir, dengan upaya yang sungguh-
Page | 16
sungguh bioteknologi mampu membuat “mawar biru” melalui kombinasi rekayasa
genetika dan pembiakan selektif.
Untuk tujuan ini, para peneliti memilih dua enzim bakteri yang bersama-sama
dapat mengubah L-glutamine, sebuah konstituen umum kelopak mawar, ke dalam
pigmen biru indigoidine.
Tim ini merekayasa strain Agrobacterium tumefaciens yang mengandung dua gen
penghasil pigmen, yang berasal dari spesies bakteri yang berbeda. A. tumefaciens sering
digunakan dalam bioteknologi tanaman karena bakteri dengan mudah memasukkan DNA
asing ke genom tanaman.
Sejarah vaksin
Page | 17
penyakit gila anjing, difteri, tetanus, batuk kering, dan radang sumsum tulang belakang,
serta mampu mencegah penyakit radang selaput otak, radang paru-paru , dan
tumberkolosis.
Metode baku pembuatan vaksin
1. Vaksin polio
2. Vaksin campak
3. Vaksin flubio
4. Vaksin hepatitis B
5. Vaksin ventabio
6. Vaksin BCG
7. Vaksin jerap TD
8. Vaksin jerao DT
9. Vaksin TT
10. Vaksin DTP
Page | 18
Pautan
Pautan adalah peristiwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama tidak
dapat memisahkan diri secara bebas ketika pembelahan meiosis. Bagian kromosom
yang berperan dalam peristiwa pewarisan sifat keturunan adalah gen. Satu kromosom
dapat mengandung ratusan bahkan ribuan gen. Kondisi di mana dalam satu kromosom
yang sama terdapat dua atau lebih gen inilah yang disebut tautan atau berangkai
(linkage). Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli Genetika dan Embriologi
dari Amerika, yakni Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910.
Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang terdapat pada pasangan kromosom yang
berbeda, perhatikan persilangan di bawah ini!
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang berbeda
Page | 19
Genotip
e : BBVV bbvv
Gamet : BV bv
BbVv X bbvv
Menghasilkan :
Gamet BV Bv bV bv
Jadi, seharusnya persilangan tersebut menghasilkan rasio fenotipe 1:1:1:1. Hal ini
disebabkan kromosom yang mengandung alel B atau b dan alel V atau v yang pergi ke
kutub atas atau bawah pada meiosis sama besar. Oleh karena itu, rasio macam gamet,
baik kombinasi parental maupun rekombinannya sama. Tetapi, hal itu tidak terlihat pada
hasil penemuan Morgan sebab BV dan bv tertaut dalam satu kromosom, sehingga saat
meiosis dihasilkan 2 variasi gamet BV dan bv. Turunan pertama atau F1 bergenotipe
BbVv, berwarna kelabu-sayap panjang, terlihat seperti pada persilangan berikut ini
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang berbeda
kelabu hitam
P Fenotipe : Panjang X pendek
Page | 20
Genotipe : BBVV bbvv
Gamet : BV bv
Kelabu Panjang
BbVv
F1 BbVv X bbvv
Menghasilkan :
Gamet BV - - Bv
BbVv bbvv
kelabu- hitam-
bersayap bersayap
bv panjang - - pendek
Rasio fenotipe hasil testcross ialah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap pendek 1:1. Ini
berarti macam gamet rekombinan tidak muncul, sebab b bertaut V, b bertaut v, sehingga
gamet yang dihasilkan F1 hanya BV dengan bv. Karena rasio gamet BV dengan bv 1:1
maka rasio fenotipe hasil testcross. Bbvv : bbvv = lalat buah kelabu-sayap panjang :
hitam-sayap pendek = 1:1. Penemuan Morgan ini menunjukkan bahwa gen BV dan bv
bukan terletak pada kromosom berbeda, tetapi pada kromosom yang sama, artinya
bertaut.
Page | 21
Pindah Silang
Peristiwa pindah silang selain ditemukan oleh Morgan, juga dilaporkan oleh G. N. Collins
dan J. H. Kemton pada tahun 1911. Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan
dari kromosom homolog tidak selalu berjajar berpasangan dan beraturan, tetapi kadang-
kadang saling melilit satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan sering terjadi sebagian
gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa ini
disebut dengan pindah saling atau crossing over.
Selama meiosis, pindah silang dapat terjadi antara gen-gen dalam kromosom yang sama.
Jumlah pindah silang yang terjadi tergantung pada jarak antara gen-gen itu, seperti
tampak pada gambar.
Pada gambar di atas terlihat bahwa sel yang mengalami pindah silang sebanyak
20% dari jumlah sel yang membelah. Hal ini berarti 80% sel lainnya tidak mengalami
pindah silang, sehingga kombinasi sel gamet yang dihasilkan dapat dihitung sebagai
berikut.
Keterangan:
Page | 22
Untuk kelompok sel yang tidak mengalami pindah silang yaitu sebanyak
80%. Setiap sel yang membelah dalam kelompok ini akan menghasilkan 4 sel baru
yang haploid. Sel baru ini terdiri atas 2 macam kombinasi, yaitu AB dan ab, dengan
rasio 50% AB : 50% ab. Jadi frekuensi gamet AB=50% x 80%=40% dan frekuensi
gamet ab=50% x 80%=40%.
Untuk kelompok sel yang mengalami pindah silang, yaitu sebanyak 20%,
setiap selnya menghasilkan 4 sel gamet baru dengan kombinasi AB, Ab,aB terbentuk
karena adanya peristiwa pindah silang.
Pada peristiwa pindah silang ini frekuensi kombinasi parental (KP) lebih dari 50% dan
frekuensi rekombinan (RK) kurang dari 50%. Kombinasi baru atau rekombinan yang
terbentuk pada peristiwa pindah silang frekuensinya selalu lebih kecil daripada kombinasi
parental (RK<KP).
Page | 23
Gen Letal
Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaan homozigotik atau
homozigot menyebabkan matinya individu. Berhubungan dengan itu hadirnya gen letal
pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan menyimpang
dari hukum Mendel.
2. Macam-macam Gen Letal
a. Gen Dominan Letal
Gen dominan letal ialah gen dominan yang bila homozigotik akan menyebabkan
individu mati. Beberapa contoh:
1) Ayam “Creeper”
Pada ayam ras dikenal:
C = gen untuk ayam Creeper (tubuh normal, tetapi kaki pendek)
c = gen untuk ayam normal
Gen dominan C bila homozigotik CC berakibat letal, sehingga perkawinan 2 ekor
ayam Creeper akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 Creeper : 1
Normal.
Contoh:
P ♀ Cc x ♂ Cc
Creeper Creeper
F1 CC = Letal
Cc = Creeper
Cc = Creeper
cc = Normal
2) Tikus Kuning
Pada tikus dikenal beberapa gen sebagai berikut:
Page | 24
Contoh:
P ♀ AYa x ♂ AYa
Kuning Kuning
F1 AYAY = Letal
AYa = Kuning
AYa = Kuning
Aa = Hitam
3) Penyakit Manusia “Huntington’s chorea”
Ada dua dugaan bahwa penyakit ini masuk ke Amerika Serikat dalam tahun 1630
melalui dua kakak beradik laki-laki yang sakit HD dan berpindah tempat tinggal dari desa
kecil Bures di Inggris ke Boston, USA. Kini penyakit keturunan ini terkenal di seluruh
dunia. Menurut laporan WHO (World Health Organization) penyakit ini paling sedikit
terdapat di Jepang.
Page | 25
Penyakit Huntington ini disebabkan oleh gen dominan letal H. orang bergenotip
homozigotik HH mula-mula tampak normal, tetapi umumnya mulai usia 25 tahun
memperlihatkan tanda-tanda penyakit itu. Karena ada kerusakan pada sel-sel otak, maka
fisik dan mental orang ini cepat memburuk dan berakhir dengan kematian. Orang yang
heterozigotik Hh juga sakit tetapi tidak parah, sedangkan orang yang bergenotip
homozigotik hh adalah normal.
4) Brakhidaktili
Kecuali orang dapat mempunyai jari lebih (polidaktili), maka ada sementara orang
yang memiliki jari-jari pendek (brakhidaktili). Ini disebabkan karena tulang-tulang pada
ujung jari-jari pendek dan tumbuh menjadi satu. Kelainan ini menurun dan disebabkan
oleh gen dominan B. Orang berjari normal adalah homozigotik resesip bb. Orang
brakhidaktili adalah heterozigotik Bb. Keadaan homozigotik dominan (BB) akan
berpengaruh letal.
Brakhidaktili mempunyai arti tersendiri dalam sejarah ilmu keturunan ini adalah
yang pertama kali dikenal pada manusia yang diketahui ditentukan oleh gen dominan.
b. Gen Resesip Letal
Gen resesip letal ialah gen resesip yang bila homozigotik akan menyebabkan
matinya individu. Beberapa contoh:
1. Tanaman jagung (Zea mays) berdaun putih
Pada jagung (Zea mays) dikenal dengan gen-gen sebagai berikut:
G = Membentuk klorofil (zat hijau daun)
Page | 26
F1 GG = Hijau
Gg = Hijau
Gg = Hijau
gg = Putih (letal)
2. Ichtyosis congenital
Ichtyosis congenital, yaitu suatu penyakit bawaan pada manusia, yang letal. Bayi
lahir dengan kulit tebal dan banyak luka berupa sobekan terutama di tempat-tempat
lekukan, sehingga bayi biasanya meninggal dunia di dalam kandungan atau waktu lahir.
Jadi penyakit ini bersifat letal dan timbul bila individu homozigotik resesip ii. Alelnya
dominan I menentukan bayi normal.
Perkawinan dua orang normal tetapi heterozigotik untuk penyakit itu akan
menghasilkan keturunan normal semua, sebab perbandingannya menjadi 3:0.
Contoh:
P ♀ Ii x ♂ Ii
Normal Normal
F1 II = Normal
Ii = Normal
Ii = Normal
ii = Ichtyosis congenital (letal)
3. Anemia sel sabit (Sickle cell)
Anemia sel sabit yaitu sel darah merah penderita (manusia) berbentuk seperti
sabit. Sel darah merah ini kemampuan mengikat O2 sangat rendah. Pada individu
homozigotik resesip (ss) pertumbuhannya terhambat, jika mengalami infeksi dan
peradangan dapat mengakibatkan kerusakan darah, bahkan dapat mengakibatkan
kematian pada masa bayi atau anak-anak.
3. Mendeteksi dan Mengeliminir Gen-gen Letal
Page | 27