Anda di halaman 1dari 25

MUTASI

A. Pengertian Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf tingkatan gen
maupun pada tingkat kromosom.
Tujuan mutasi adalah untuk menghadapi perubahan alam yang akan timbul sewaktu-waktu,
sehingga ketika perubahan muncul, ada dua kemungkinan yang dapat timbul yaitu sifat yang
bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan sifat yang asli, sehingga karakter
asli kemungkinan hilang dari peredaran.
Kemungkinan lainnya adalah sifat yang bermutasi tidak cocok terhadap lingkungan yang
baru, sehingga individu atau populasi suatu spesies yang memilikinya akan susut atau punah.
Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi
tergantung pada daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal.
Mutasi sendiri terbagi menjadi Mutasi Besar dan Mutasi kecil, Mutasi Kecil hanya
menimbulkan perubahan kecil yang kadang tidak jelas pada fenotip atau dengan kata lain
terdapat variasi dimana individu yang bermutasi hanya sedikit berbeda dari tetuanya.
Sebaliknya, mutasi besar menimbulkan perubahan yang jelas pada fenotip dan menyebabkan
fenotip keturunannya mengarah ke abnormal. Mutasi besar merupakan dasar bagi sumber
variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Pelajari mengenai mutasi pada
buku Kuantifikasi Dan Filogenetika Mutasi DNA.
B. Penyebab Mutasi
Mutasi adalah peristiwa berubahnya informasi yang terkandung dalam DNA. Perubahan
informasi ini dapat terjadi dalam skala kecil pada beberapa basa nukleotida, atau pada skala
kromosom yang melibatkan jutaan basa nukleotida.
Mutasi dapat menyebabkan berbagai perubahan baik maupun buruk dan menghasilkan
berbagai variasi genetik. Mutasi dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Terjadinya mutasi pada DNA dapat menyebabkan adanya perubahan protein yang dihasilkan.
Perubahan pada protein yang dihasilkan dapat menyebabkan perbedaan pada manusia.

1
Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh terjadinya mutasi adalah penyakit
buta warna dan thalasemia. Terdapat beberapa macam mutasi diantaranya substitusi, delesi,
insersi, duplikasi, inversi, translokasi dan lain-lain.
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi berasal dari banyak aspek variabel
faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya faktor-
faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
1. Faktor Fisika (Radiasi)
Agen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain
berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran
netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah
secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan
ionisasi ada yang tidak.
Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat
sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi
normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari
atau api, juga membentuk radiasi, tetapi tidak merusak.
2. Faktor Kimia
Mutagen Bahan Kimia, contohnya kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat
menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat
menghambat pembelahan sel pada anafase. Zat-zat lainnya misalnya:
 Pestisida: DDT (insektisida dipertanian dan rumah tangga), DDVP (insektisida,
fumigam, helminteik ternak),  Aziridine (digunakan pada industri tekstil, kayu dan
kertas untuk membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E,
coli, dan bakteriofage T4), TEM (digunakan dalam teskstil dan medis, Membasmi
lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e
coli dan lekosit).
 Makanan dan minuman: Caffein (Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh,
cokelat, dan limun yang mengandung cola, Pada bidang medis untuk antihistamin dan
obat pusing, pengembang pembuluh darah, koroner), Siklamat dan sikloheksilamin
(Banyak digunakan untuk penyedap makanan dan minuman, Natrium nitrit dan asam
nitrit (zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan keju).

2
3. Faktor Biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom, misalnya virus hepatitis
menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan
cacar juga dapat menimbulkan aberasi.
C. Jenis Mutasi
Mutasi pada tingkat gen disebut mutasi titik, sedangkan mutasi pada kromosomal biasanya
disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi
dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di
alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Jenis-jenis mutasi lainnya,
diantaranya:
1. Mutasi titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik sering
terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen.
Mutasi titik dapat mengakibatkan berubahnya urutan asam amino pada protein serta berubah
atau hilangnya fungsi enzim. Saat ini teknologi banyak menggunakan mutasi titik sebagai
markernya (disebut juga SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan
dengan perubahan fenotipe.
Contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini
kemudian akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi
dengan timin. Mutasi gen dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu mutasi diam, mutasi non-sense,
mutasi miss-sense.
Mutasi silent atau mutasi diam adalah perubahan kodon yang tidak menyebabkan berubahnya
asam amino. Hal ini berarti perubahan basa-basa nukleotida DNA tidak berpengaruh pada
struktur protein.
Pada gambar terlihat pasangan nukleotida A-A berubah menjadi T-U, tetapi asam aminonya
tetap. Mutasi non-sense adalah mutasi tanpa arti dimna mutasinya mengubah kodon asam
amino menjadi kodon stop. Kodon stop menghentikan produksi asam amino dalam ribosom,
sehingga protein tidak dapat diproduksi.
Mutasi miss-sense adalah mutasi yang mengubah kodon basa nukleotida dan menyebabkan
asam aminonya berubah. Namun, kebanyakan protein hasil mutasi missense masih dapat
digunakan secara fungsional. Mutasi bingkai atau frameshift mutation adalah penyisipan atau
penghapusan basa-basa nukleotida. Dari gambar terlihat bahwa basa T dan A dihapus dari
rantai DNA sehingga mengubah asam amino dan membuat protein hasil mutasi tidak dapat
digunakan.

3
2. Mutasi Besar
Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar atau aberasi kromosom
merupakan perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom.
Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
3. Aneuploidi
Aneuploidi adalah perubahan jumlah n yang menandakan jumlah set kromosom. Sebagai
contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu
paket n manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi dua yaitu autopoliploidi
dan allopoliploidi. Pada autopoliploidi, n-nya mengganda karena kesalahan meiosis,
sedangkan allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set
kromosomnya.
4. Aneusomi
Aneusomi merupakan perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag
(peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal
berpisah). Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:
 Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), Kondisi trisomik pada kromosom
gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya
tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga aspermia dan tidak dapat memiliki
keturunan (gynaecomastis).
 Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), Kondisi trisomik pada kromosom gonosom.
Penderita sindrom ini umumnya memiliki gangguang psikis Psikopat. Penelitian
sendiri menunjukan sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-
orang yang menderita Sindrom Jacobs.
 Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0, Kondisi dimana Jumlah kromosomnya
45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner ini berjenis
kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
 Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), Kondisi trisomik pada kromosom autosom.
Komosom autosomnya ini mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau
15.
 Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), Kondisi trisomik pada autosom. Autosom
mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini
mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan
abnormal

4
5. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosm adalah mutasi yang menyebabkan perubahan materi genetik dalam skala
besar. Dilansir dari bbc.co.uk, ada empat jenis mutasi kromosom yaitu penghapusan,
translokasi, inversi, dan duplikasi.
Penghapusan Penghapusan atau deletion adalah hilangnya bagian dari kromosom saat proses
meiosis. Jika kromosom patah atau telomernya rusak, kromosom akan kehilangan banyak gen
yang penting bagi ekspresi individu.
Penghapusan dapat menyebabkan kematian individu dalam bentuk zigot ataupun kematian
pada usia dini. Selain penghapusan, ada juga penyisipan atau insertion dimana kromosom
mengalami penambahan potongan kromosom.
 Penghapusan Penghapusan atau deletion adalah hilangnya bagian dari kromosom saat
proses meiosis. Jika kromosom patah atau telomernya rusak, kromosom akan
kehilangan banyak gen yang penting bagi ekspresi individu. Penghapusan dapat
menyebabkan kematian individu dalam bentuk zigot ataupun kematian pada usia dini.
Selain penghapusan, ada juga penyisipan atau insertion dimana kromosom mengalami
penambahan potongan kromosom.
 Translokasi Dilansir dari ThougtCo, translokasi adalah mutasi yang disebabkan oleh
menempelnya potongan kromosom ke kromosom non-homolognya. Translokasi dapat
menyebabkan tidak terekspresinya gen sehingga menjadi masalah serius.
 Inversi adalah peristiwa menempelnya kembali kromosom yang patah ke kromosom
asalnya, tetapi dengan posisi terbalik. Inversi disebut mutasi diam karena tidak
menyebabkan masalah yang serius pada individu.
 Duplikasi adalah mutasi kromosom dimana sebagian kromosom bereplikasi
menyebabkan bertambahnya gen yang sama dalam satu bagian.
D. Manfaat dan Kerugian Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, baik DNA maupun RNA.
Perubahan tersebut bisa terjadi pada taraf urutan gen (disebut juga mutasi titik) maupun pada
taraf urutan kromosom yang disebut aberasi. Peluang terjadinya mutasi di alam adalah
sebanyak 1:10.000 individu.
1. Manfaat Mutasi
Pada umumnya, mutasi merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot resesif. Namun
demikian mutasi juga bisa menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat dibuat
tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji,

5
buah stroberi yang besar, dan lain-lain. Mutasi juga menjadi salah satu kunci terjadinya
evolusi di dunia.
Hal ini dapat kita lihat dalam evolusi yang terjadi pada manusia dari masa ke masa yang
dibahas dalam buku Seri Edukasi Britannica: Evolusi yang dikemas dengan berbagai ilustrasi
sehingga pembelajaran jadi menyenangkan.
Terbentuknya tumbuhan poliploid menguntungkan bagi manusia, tetapi merugikan bagi
tumbuhan yang mengalami mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang
biak secara generatif. Meskipun secara biologi sebagian besar mutasi menyebabkan gangguan
pada kondisi individu, mutasi sebenarnya adalah salah satu kunci beradaptasi suatu jenis
(spesies) terhadap lingkungan baru atau lingkungan yang terus berubah. Sisi positif ini
dimanfaatkan oleh sejumlah bidang biologi terapan, diantaranya:
a. Terapi Tumor
Aplikasi radiasi radioterapi (seperti penyinaran dengan sinar X) serta kemoterapi berguna
dalam menghambat perkembangan sel-sel tumor dan kanker. Terapi ini berfungsi
menginduksi mutasi pada sel-sel kanker. Agen mutasi tersebut akan menyebabkan sel-sel
target berhenti tumbuh karena tidak mampu memperbanyak diri.
b. Pemuliaan
Pemaparan tanaman terhadap radiasi sinar mengion, seperti sinar gamma dari Co-60, atau
terhadap beberapa kemikalia, seperti EMS dan DS. Dalam penerapan ini, mutasi tidak
ditujukan untuk mematikan sel, tetapi untuk mengubah susunan basa nitrogen pada DNA atau
untuk menyebabkan mutasi segmental. Harapannya adalah beberapa sel akan mengalami
mutasi yang menguntungkan. Mutasi ini kebanyakan dilakukan terhadap tanaman
hortikultura, seperti sayur mayur dan tanaman hias (ornamental).
c. Peningkatan Hasil Tanaman
Dihasilkan buah-buahan tanpa biji, seperti semangka. Jika kita akan membudidayakan
semangka maka perlu diperhatikan produksinya. Buah semangka akan memiliki nilai jual
yang lebih baik jika berukuran besar dan tanpa biji.
Untuk itu perlu dilakukan pemberian kolkisin. Kolkisin dapat dibeli di toko obat-obatan
tanaman. Cara pemakaian kolkisin dapat dibaca pada label petunjuk pemakaian pada
tanaman. Melalui penerapan mutasi ini dapat memberikan peluang usaha yang baik dalam
meningkatkan hasil tanaman yang kita tanam, sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
Melalui peristiwa mutasi dapat didapatkan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
misalnya yang populer di masyarakat saat ini adalah tanaman hias Aglonema. Harga tanaman

6
ini mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini bisa dijadikan sebagai peluang bisnis yang
menjanjikan. Varietas baru ini dapat dihasilkan dengan pemberian kolkisin pada tanaman.
Mutasi dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, di antaranya gandum, tomat, kelapa
poliploidi, kol poliploidi, dan sebagainya. Hasil antibiotik, seperti mutan Penicillium akan
lebih meningkat lagi. Mutasi merupakan proses yang sangat berguna untuk evolusi dan
variasi genetik.
Salah satu contohnya dapat kita lihat pada teknik budidaya tanaman yang beragam pada buku
Dasar-Dasar Teknik Budidaya Tanaman.
2. Dampak Negatif Mutasi
Selain memiliki beberapa manfaat, mutasi juga memiliki dampak negatif, lho. Dampak
negatif mutasi antara lain berdampak bagi manusia, yaitu timbulnya penyakit seperti Sindrom
Turner, Klinefelter, Sindrom Jacob, Sindrom Patau, Sindrom Edward, Metafemale, dan
Anemia Sel Sabit. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:
 Sindrom Turner merupakan kelainan genetik pada perempuan karena kekurangan satu
kromosom X. Biasanya, perempuan memiliki kromosom seks XX yang berjumlah 46
buah, tetapi pada penderita Sindrom Turner, kromosomnya menjadi XO dan hanya
berjumlah 45 buah. Penderita Sindrom Turner juga mengalami infertil.

 Sindrom Jacob diderita oleh pria. Sindrom Jacob terjadi karena ada 1 tambahan
kromosom Y pada pria, sehingga kromosomnya menjadi XYY. Meskipun
menyebabkan kelainan genetik, sindrom ini tidak diwariskan secara turun temurun.

 Sindrom Klinefelter adalah kelainan yang disebabkan oleh kelebihan kromosom X


pada laki-laki. Oleh karena itu, pada penderita Klinefelter, kromosomnya menjadi
XXY. Salah satu ciri fisik yang terlihat dari penderita sindrom ini adalah payudara

7
yang membesar. Selain Sindrom Klinefelter, kelainan lain yang disebabkan oleh
mutasi gen yang tidak sempurna adalah sindrom patau

 Sindrom Patau atau Trisomy 13. Pada penderita Sindrom Patau, terdapat 3 salinan
kromosom dan mengalami kelainan pada kromosom ke-13. Selain itu, Sindrom Patau
merupakan kondisi genetik, sehingga penyakit ini hanya bisa diwariskan berdasarkan
garis keturunan saja.

 Sindrom Edward juga merupakan kelainan pada kromosom. Kromosom yang


mengalami kelainan pada Sindrom Edward adalah kromosom nomor 18. Salah satu
ciri bayi yang mengalami Sindrom Edward adalah jari yang tumpang tindih dengan
kondisi telapak tangan yang menggenggam. Sindrom selanjutnya yang disebabkan
oleh kelainan kromosom adalah sindrom metafemale

 Sindrom Metafemale Sindrom ini sering juga disebut dengan sindrom wanita super,
yang menyebabkan penderitanya menjadi berperawakan lebih besar dari wanita pada
umumnya. Hal ini disebabkan kelebihan kromosom X pada penderitanya, sehingga
penderita Sindrom Metafemale biasanya memiliki kromosom XXX.

8
EVOLUSI

A. Pengertian Evolusi
Dalam ilmu biologi, evolusi merupakan perubahan-perubahan pada sifat-sifat terwariskan,
baik secara morfologis maupun fisiologis, dalam suatu populasi organisme dari satu generasi
ke generasi berikutnya. 
Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya kombinasi tiga proses utama dalam
evolusi, yaitu variasi, reproduksi dan seleksi. Sifat-sifat terwariskan yang menjadi dasar
terjadinya evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup, yang kemudian akan bervariasi dalam suatu populasi.
Jadi, saat organisme bereproduksi, keturunannya akan memiliki sifat-sifat baru. Sifat-sifat
baru ini diperoleh karena terjadinya perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antarpopulasi dan antarspesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi
gen yang baru juga dihasilkan melalui rekombinasi genetika. 
Kombinasi gen inilah yang kemudian meningkatkan variasi di antara organisme. Evolusi
terjadi saat perbedaan-perbedaan terwariskan ini kemudian menjadi sesuatu yang lebih umum
atau lebih langka dalam suatu populasi. 
Ada dua mekanisme utama yang mendorong terjadinya evolusi, yaitu hanyutan genetik dan
seleksi alam. Hanyutan genetik adalah sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi. 
Hanyutan genetik ini dihasilkan oleh probabilitas adanya suatu sifat yang diwariskan saat
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Sementara seleksi alam adalah proses yang
menyebabkan sifat terwaris, yang berguna dalam keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi umum dalam suatu populasi bertahan.
Sebaliknya, bila sifat terwariskan dalam seleksi alam ini tidak menguntungkan atau
merugikan, sifat terwariskan tersebut akan lebih berkurang dalam suatu populasi. 
Sifat terwariskan yang menguntungkan dapat bertahan dalam suatu populasi terjadi karena
individu dengan sifat terwariskan tersebut memiliki peluang yang besar untuk bertahan hidup
dan bereproduksi, sehingga individu dengan sifat menguntungkan ini akan lebih banyak lahir
pada generasi selanjutnya.
Setelah beberapa generasi, adaptasi akan terjadi lagi melalui kombinasi perubahan kecil sifat
yang terjadi secara terus-menerus dan acak melalui seleksi alam.

9
Sekalipun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan genetik dan seleksi alam ini kecil,
perubahan tersebut akan terakumulasi dan menyebabkan perubahan substansial pada
organisme.
Proses perubahan ini mencapai puncaknya saat terciptanya suatu spesies yang baru. Makanya
tidak mengherankan bila fakta adanya kemiripan satu organisme dengan organisme yang lain
kemudian menjadi dasar dari teori evolusi. 
Kemiripan antar organisme tersebut mensugestikan kalau semua spesies yang kita ketahui di
muka bumi, awalnya berasal dari nenek moyang yang sama, yang kemudian menjadi
beragam karena proses divergen yang terjadi secara perlahan.
Inilah mengapa teori asal usul kehidupan berdasarkan teori evolusi Charles Darwin menjadi
populer. Sang Bapak Evolusi itu menyebut semua spesies yang ada di bumi berasal dari
nenek moyang yang sama (common ancestor), yang berkembang dari waktu ke waktu.
B. Dasar Teori Evolusi
Untuk mempermudah kamu memahami apa itu evolusi, Mipi sudah merangkum ide dasar
teori tersebut. Ide dasar yang mendasari teori evolusi adalah sebagai berikut:
 Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan ke generasi
selanjutnya.
 Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk berkembang biak.
 Kenyataan atau fakta menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan secara
terus-menerus.
 Individu-individu berkompetisi dalam memperoleh sumber daya agar dapat bertahan
hidup.
 Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu memungkinkan mereka dapat
bertahan hidup dan bereproduksi dalam keadaan lingkungan tertentu.
 Akibat dari seleksi alam tersebut, hanya individu adaptif terhadap lingkungan mereka
yang dapat bertahan hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut melalui reproduksi. 
C. Faktor yang Mempengaruhi Evolusi
Selain dasar teorinya, pada materi evolusi Biologi kelas 12, kamu juga harus mengetahui
faktor yang mempengaruhi evolusi. Dalam hukum Hardy-Weinberg, dinyatakan bahwa
frekuensi alel atau gen dalam populasi dapat tetap stabil serta tetap berada dalam
keseimbangan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan syarat:
 Jumlah populasi tersebut besar,
 Terjadinya perkawinan secara acak (random),

10
 Tidak terjadi mutasi maju atau balik,
 Tidak ada seleksi, dan 
 Tidak ada migrasi.
Sementara faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan
frekuensi gen adalah sebagai berikut:
 Perkawinan tak acak
 Migrasi
 Hanyutan Genetik
 Seleksi Alam
 Mutasi
 Rekombinasi dan Seleksi
 Faktor Terbentuknya Spesies Baru
 Isolasi Geografi
 Isolasi Ekologi
 Isolasi Musim
 Isolasi Tingkah Laku
 Isolasi Mekanik
 Isolasi Gamet
D. Ciri-Ciri Proses Evolusi
Setelah mengetahui faktor terbentuknya evolusi, materi Evolusi Biologi Kelas 12 ini juga
membahas tentang ciri-ciri proses evolusi. Dalam catatan sejarah, proses evolusi mulai
dikenal pada masa Revolusi Industri yang terjadi di Inggris. Saat itu, ngengat malam Briston
Betularia menjadi objeknya.
Pada masa sebelum Revolusi Industri di Inggris dimulai, populasi ngengat malam Biston
Betularia bersayap cerah lebih banyak dibandingkan populasi populasi ngengat malam Biston
Betularia bersayap gelap. Namun, pada masa Revolusi Industri terjadi di Inggris, jumah
populasi ngengat malam Biston betularia bersayap cerah mengalami penurunan, sementara
populasi ngengat malam Biston betularia bersayap gelap semakin meningkat. 
Hal ini menunjukkan telah terjadinya proses evolusi pada ngengat malam Biston betularia di
masa Revolusi Industri di Inggris yang menyebabkan lingkungan ngengat malam Biston
betularia penuh dengan asap.
Ngengat malam Biston betularia bersayap gelap menjadi lebih mudah berkamuflase
dibandingkan ngengat malam Biston betularia bersayap cerah. Dari perubahan populasi

11
ngengat malam Biston betularia ini muncul istilah “mekanisme industri” untuk merujuk
penggelapan genetik spesies sebagai respons terhadap lingkungan berpolutan.
Saat standar lingkungan di Inggris berangsur-angsur membaik, populasi ngengat malam
bersayap cerah kembali umum, sementara ngengat malam Biston betularia menjadi lebih
jarang ditemui. Dari peristiwa ini, para ilmuwan mencatat empat hal penting mengenai proses
evolusi, yaitu:
 Peristiwa evolusi terjadi karena adanya perubahan di dalam populasi, bukan
perubahan yang terjadi dalam satu atau beberapa individu. Seabad sebelum terjadinya
Revolusi Industri di Inggris, hanya terdapat beberapa ngengat malam Biston betularia
bersayap gelap. Namun, dalam seratus tahun berikutnya terjadi perubahan frekuensi
sayap berwarna gelap pada populasi ngengat malam Biston betularia.
 Pada umumnya, perubahan bukanlah merupakan ciri terpenting dalam peristiwa
evolusi. Pada tahun 1850, semua individu ngengat malam Biston betularia hampir
serupa dan saat ini pun masih serupa. Perbedaan-perbedaan yang jarang terjadi pada
tahun 1850, sampai sekarang masih tetap jarang terjadi dan hanya ada sedikit
penyimpangan baru yang dapat ditemukan. Oleh karena itu dapat disimpulkan kalau
dalam evolusi terdapat faktor stabilitas.
 Sebuah peristiwa pasti memiliki dasar atau “bahan mentahnya”. Sebelum frekuensi
ngengat malam Biston betularia bersayap gelap meningkat, sudah ada beberapa
individu ngengat malam Biston betularia berwarna gelap dalam populasi ngengat
malam Biston betularia di Inggris dan sayap berwarna gelap ini bersifat menurun.
Jadi, proses evolusi membutuhkan penyimpangan genetik yang menjadi bahan
mentahnya. Ada faktor perubahan dalam evolusi.
 Peristiwa evolusi tidak mencakup semua bahan mentah yang ada. Seabad yang lalu
terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada ngengat malam Biston betularia.
Namun, hanya ada satu penyimpangan, yaitu warna gelap yang menjadi dasar
terjadinya perubahan dalam populasi. Sementara penyimpangan lainnya sedikit
banyak bersifat tetap dalam frekuensinya. Evolusi merupakan perubahan selektif
dengan faktor-faktor lingkungan (dalam kasus ngengat malam Biston betularia adalah
jelaga dan burung pemangsa) yang mengarahkan pada seleksi ini. Jadi dalam evolusi
selalu terdapat faktor pengarah.

12
E. Prinsip Evolusi
Ada lima prinsip penting evolusi yang mesti kamu ketahui, nih, Pahamifren. Kelima prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
 Pada suatu waktu evolusi dapat terjadi lebih cepat dari evolusi lainnya. Bentuk-bentuk
baru akan muncul dan bentuk lama akan punah.
 Laju kecepatan evolusi tidak berlangsung sama pada setiap organisme yang berbeda.
Umumnya evolusi awalnya berlangsung cepat pada saat spesies baru muncul,
kemudian akan melambat saat kelompoknya terbentuk.
 Spesies baru bukanlah bentuk dari yang paling sempurna dan langsung hidup,
melainkan berasal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
 Evolusi tidak selalu dimulai dari yang sederhana ke kompleks, karena ternyata ada
banyak contoh dari “evolusi regresif” (evolusi dari bentuk kompleks ke bentuk
sederhana). Contoh dari evolusi regresif ini adalah burung kasuari. Burung kasuari
diturunkan dari burung bersayap yang bisa terbang, tapi kemudian berkembang
menjadi burung kasuari yang tidak bersayap dan tidak bisa terbang.
 Evolusi terjadi dalam populasi, bukan dalam individu. Evolusi ini terjadi karena
proses mutasi, reproduksi diferensial, dan seleksi alam.

F. Teori Evolusi
1. Teori Evolusi Manusia Purba

Anaximander, seorang filsuf pra-Socrates yang hidup sekitar tahun 610–546 SM sudah
membahas mengenai kemungkinan bagaimana manusia berevolusi dari ikan.
Namun, belum ada bukti ilmiah yang bisa membuktikan pendapat tersebut. Seiring dengan
berjalannya waktu, teori evolusi manusia ini justru lebih berfokus pada anggapan bahwa
manusia berkembang atau berevolusi di bumi dari primata yang sudah punah, lho. Primata

13
yang sering dikaitkan dengan evolusi manusia ini adalah primata mirip kera. Itulah kenapa
banyak beredar informasi kalau manusia berasal dari kera.
Bukti bahwa hewan primata berkaitan dengan manusia yaitu dari genetiknya. DNA antara
manusia dan primata dapat mencapai kemiripan hingga 97%. Namun, bukan berarti manusia
dianggap berasal dari kera, ya. Fakta tersebut hanya bisa melacak bahwa manusia dan
primata mungkin memiliki nenek moyang yang sama.
2. Teori Evolusi Charles Darwin
Sebenarnya, informasi mengenai manusia yang berevolusi dari kera muncul karena teori
evolusi manusia menurut Charles Darwin. Dalam buku “The Origin of Species” yang
mengemukakan tentang teori evolusi ditulis oleh Charles Darwin, menyimpulkan semua
makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama (common ancestor) dan berhubungan
antara satu sama lainnya. Menurut Darwin dalam buku tersebut, proses mutasi genetik dari
nenek moyang yang sama mengakibatkan terjadinya proses evolusi dan munculnya berbagai
spesies baru.

Darwin membayangkan evolusi manusia seperti pohon. Batang pohon yang tunggal dan
akarnya merupakan nenek moyang makhluk hidup. Sedangkan ranting dan daun pohon
menjadi spesies baru yang lahir karena proses mutasi genetik. Proses mutasi genetik tersebut
dapat terjadi karena seleksi alam dalam waktu yang lama. Dari seleksi alam itu, Darwin
kemudian membagi proses evolusi menjadi mikroevolusi dan makroevolusi.
Mikroevolusi adalah perubahan yang terjadi pada spesies dengan cara kecil. Misalnya,
perubahan warna atau ukuran pada suatu populasi selama beberapa generasi. Sementara
makroevolusi adalah perubahan karena seleksi alam yang mampu menciptakan spesies yang
baru. Misalnya, perubahan dinosaurus menjadi burung, mamalia amfibi menjadi ikan paus,
dan nenek moyang kera menjadi manusia.

14
BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian Bioteknologi
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah bioteknologi.
Tanpa disadari, manfaat bioteknologi telah kita rasakan di setiap harinya. Ya, cabang ilmu
satu ini begitu dekat dengan kehidupan manusia. Karena bioteknologi dirancang dan
dikembangkan untuk membantu mempermudah kehidupan manusia.
Secara umum, bioteknologi adalah ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup, seperti bakteri, virus, dan fungi untuk menghasilkan barang atau jasa yang bisa
digunakan oleh manusia. Adapun contoh bioteknologi di bidang pangan, yaitu pembuatan bir,
roti, keju, dan bahan makanan lainnya.
Bioteknologi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan manusia untuk mendapatkan
barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menggunakan atau memanfaatkan organisme atau bagianbagiannya.  Kalian pasti bertanya
bagaimana proses atau teknologi yang memanfaatkan organisme dalam menciptakan barang
dan jasa secara teknologi. 
B. Prinsip-Prinsip Dasar Bioteknologi
Bioteknologi merupakan ilmu multidisiplin yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti
biologi, kimia, biokimia, molekular, genetika, imunologi, dan mikrobiologi. Ruang lingkup
bioteknologi sangat luas sehingga untuk mempermudah pembagian bioteknologi, para
ilmuwan membagi bioteknologi menjadi bioteknologi merah, hijau, putih, dan biru,
1. Bioteknologi merah merupakan cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi
bioteknologi pada bidang medis mencapun tindakan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
suatu penyakit.
Bioteknologi Merah (Red Biotechnology) merupakan Cabang ilmu bioteknologi yang
mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum
pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan.
Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin,
penggunaan sel punca untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati
penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang
normal. Pembahasan lebih lanjut juga bisa ditemukan melalui buku Bioteknologi Farmasi
dibawah ini.
Sejak bioteknologi merah memiliki keduanya penelitian murni serta aplikasi medis praktis,
sering didasarkan atas produksi laboratorium bahan biologis dasar. Protein, ekspresi gen, dan

15
antibodi yang dipelajari sebagai vektor yang dapat digunakan untuk membuat sel-sel
rekayasa genetik atau seluruh organisme, seperti ragi atau bakteri, yang dapat direkayasa
untuk menghasilkan obat dan insulin untuk mengobati pasien diabetes. Protein juga telah
diubah untuk mendorong produksi enzim dalam sel hamster yang dapat digunakan dalam
mengobati penyakit jantung manusia.
Semakin, pengembangan obat tersebut, seperti di bidang pengobatan kanker, sangat beracun
dalam dosis berukuran normal dan harus diberikan dalam ukuran kecil, jumlah hati-hati
dikendalikan untuk menjadi perawatan medis yang efektif. Hal ini membuat bidang penelitian
nanoteknologi untuk pengiriman obat merupakan aspek penting dari bioteknologi merah juga.
Bidang bioteknologi merah melibatkan menciptakan bentuk-bentuk baru obat atau perawatan
selular untuk penyakit usia tua seperti tuberkulosis dan strain yang resisten terhadap malaria
atau virus yang tidak merespon terhadap antibiotik tradisional.
Ini adalah bidang termasuk penelitian yang melibatkan ilmu dasar menjadi proses biologis,
metode diagnostik untuk mendeteksi penyakit, dan perawatan baik dalam bentuk
konvensional, seperti kedokteran, atau bentuk canggih, seperti manipulasi genetik.
bioteknologi Merah menggunakan pendekatan ini berjenjang untuk mencoba untuk mengatasi
beberapa penyakit yang paling luas umat manusia, dari hepatitis dan AIDS untuk menekan
strain resisten dari virus influenza.
Pembahasan lebih mendalam mulai dari proses kematian sel, sarcopenia, atropi otot, dan
masih banyak lagi juga bisa ditemukan pada buku Bioteknologi Penuaan, Peran Pangan
dalam Peremajaan Kulit.
2. Bioteknologi hijau berkaitan dengan aplikasi bioteknologi pada hidang pertanian dan
peternakan.
Bioteknologi hijau mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di
bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama,
bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau
senyawa yang bermanfaat.
Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai “bioreaktor”
untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah
digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali
dan melawan senyawa asing (antigen). Sementara itu, dibidang pertenakan binatang-binatang
telah digunakan sebagai “bioreaktor” untuk menghasilkan produk penting contohnya
kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif
yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).

16
Tujuan inseminasi buatan pada hewan ternak adalah Memperbaiki mutu genetik ternak, 
Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga
mengurangi biaya, Mengoptimalkan penggunaaan bibit pejantan unggul secara lebih luas
dalam jangka waktu yang lama dan Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur,
Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin.
3. Bioteknologi putih merupakan cabang bioteknologi yang diaplikasikan pada bidang
industri dengan pemanfaatan mikroorganisme atau enzim untuk memproduksi produk baru
baik produk pangan maupun tidak, biomaterial, biopolimer, dan senyawa baru dalam skala
industri.
Bioteknologi Putih/Abu-Abu adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti
pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan.
Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau ragi, enzim-enzim
dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi
dan pengolahan limbah industri.
Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi
pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir. Bioremediasi merupakan cara memulihkan
kondisi lingkungan yang semula tercemar sehingga mencapai suatu acuan tertentu secara
biologi yang dapat digabungkan secara fisik dan kimia, tanpa menimbulkan kerusakan dan
mengurangi limbah secara permanen. Proses bioremediasi tanah yang terkontaminasi
berdasarkan lokasi pengolahannya, dapat dilakukan secara In-situ (pengolahan di tempat
tanah tercemar berada) dan Ex-situ (pengolahan ditempat lain). Beberapa teknologi yang
digunakan dalam bioremedasi, yaitu :
 Biostimulasi : penggunaan nutrien (seperti fosfor dan nitrogen) untuk memicu
mikroba melakukan biodegradasi yang terdapat secara alami.
 Bioaugmentasi : peningkatan biodegradasi melal ui penambahan mikroba atau enzim
pada lingkungan tercemar.
 Biofilter : memisahkan gas organik dengan melewatkan udara melalui suatu carrier
yang dapat berupa kompos atau tanah, mengandung mikroba untuk mendegradasi
bahan yang dilewatkan.
 Boreaktor : penangan terhadap bahan pencemar dalam tangki besar yang berisi
mikroba atau enzim.
 Bioslurry : pengolahan tanah yang tercemar hidrokarbon dengan menggunakan
bakteri. Proses ini dilakukan pada kolam yang berfungsi sebagai bioreaktor.

17
 Bioventing : dilakukan dengan menyemburkan oksigen melalui tanah untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba, digunakan pada tanah yang tercemar minyak
bumi.
 Composting : teknik ini dilakukan dengan mencampur bahan yang tercemar dengan
kompos, lalu diinkubasi pada suhu yang reatif tinggi.
 Landfarming : metode ini mengandalkan biodegradasi dengan menggunakan tanah
sebagai sumber inokulum mikroba. Penggunaan teknik ini untuk mendorong
pertumbuhan mikroba dengan cara tanah tercemar disebarkan di lahan terbuka,
digunakan untuk membersihkan sejumlah besar tumpahan minyak dalam tanah.
4. Bioteknologi biru merupakan bioteknologi yang diaplikasikan dalam bidang akuatik
mencakup perairan dan kelautan seperti pemanfaatan berbagai tumbuhan laut sebagai sumber
energi dan biofuel.
Bioteknologi Biru atau blue biotechnology disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan
yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh
yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam
kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di
seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura).
Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram
tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain.
Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara
berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu
singkat.  Rekayasa Genetika Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan
suatu produk bioteknologi.
Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada makhluk hidup melalui transfer
gen dai suatu organisme ke organisme lain. Prosedur rekayasa genetikan secara umum
meliputi Isolasi gen, Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik, Mentransfer
gen tersebut ke organisme baru dan  Membentuk produk organisme transgenik Prosedur
pembentukan organisme transgenik ada 4, yaitu  Melalui proses introduksi gen Beberapa
langkah dasar proses introduksi gen adalah:
 Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang spesifik
 Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan
 Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang di transformasikan
 Uji coba kultur tersebut di lapangan. Melalui proses mutasigenesis Memodifikasi gen
pada organisme tersebut dengan mengganti sekuen basa nitrogen pada DNA yang ada

18
untuk diganti dengan basa nitrogen lain sehingga terjadi perubahan sifat pada
organisme tersebut. Contoh nya semula tanman yang sifatnya tidak tahan hama
menjadi tahan hama. · Human Genome Project Human Genome Project adalah usaha
internasional untuk mengindentifikasi semua gen yang terdapat pada DNA dalam sel
manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang berjumlah 24.
Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di bidang pendekatan
diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk
menyembuhkan penyakit genetik manusia. ·Aplikasi di bidang medis Aspek dari
bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai contoh lintah digunakan untuk
merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah, hal ini dipercaya
dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit.
Penggolongan bioteknologi yang terbaru adalah bidang bioinformatika. Bioinformatika
merupakan bidang multidisiplin yang mengkaji masalah biologi menggunakan komputasi.
Perkembangan bioteknologi saat ini sejalan dengan perkembangan bioinfirmatika.
Bioinformatikan memiliki peran penting dalam genomik fungonal, genomik struktural, dan
proteomik yang mampu memproduksi kebutuhan penting yang bermanfaat bagi manusia.
Prinsip dasar bioteknologi adalah adanya agen biologis (mikroba, enzim, sel), pendayagunaan
teknologi untuk memanipulasi DNA, produk dan jasa yang diperoleh serta penggunaan
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan produk. Para ilmuwan memberikan batasan
terkait bioteknologi yaitu berkaitan dengan katalis biologi (enzim) untuk fungsi atau proses
tertentu, penciptaan dengan memanfaatkan katalis, dan pemisaan atau pemurnian produk
esensial atas produk yang dihasilkan.
Pemahaman prinsip dan batasan bioteknologi akan memberikan dasar konsep yang tepat
dalam memahami bioteknologi untuk kepentingan manusia. Pada awalnya bioteknologi
dianalogikan dengan industri yang menggunakan agen-agen mikrobiologi untuk
memproduksi barang dan jasa. Dalam perkemnangannya, tanaman dan hewan juga dapat
dieksplorasi secara komersial. Dengan demikian ruang lingkup bioteknologi menjadi sangat
luas, mencakup seluruh teknik untuk menghasilkan barang atau jasa dengan
memanfaatkan sistem biologi maupun sel hidup

19
C. Penerapan Bioteknologi 
Saat ini bioteknologi sudah dikembangkan di berbagai bidang dengan tujuan untuk
menghasilkan produk barnag dan jasa yang memberikan manfaat bagi manusia. 
a. Bidang pangan 
Dalam bidang pangan, bioteknologi konvensional telah banyak menghasilkan produk yang
sudah sering dikonsumsi oleh manusia, diantaranya tempe, kecap, tapai, roti, yoghurt, keju,
mentega, minuman beralkohol, sayuran fermentasi (acar), nata de coco. Bioteknologi modern
dalam pangan misalnya berupa PST (protein sel tunggal) dan mikroprotein. 

1) Protein Sel Tunggal (PST) 


PST adalah suatu istilah untuk menyebut protein yang berasal dari organismeuniseluler dan
multiseluler yang strukturnya sederhana. PST dapat dibuat dari  bakteri, alga maupun jamur. 
Mikroorganisme penghasil PST mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut: 
1. Mempunyai kemampuan berkembang biak relatif cepat. 
2. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi dari protein hewan/tumbuhan. 
3. Dapat menggunakan substrat limbah sebagai media kultur. 
Mikroba yang dapat digunakan untuk membuat PST adalah Saccharomiyces cerevisiae dan
Candida utilis. Protein yang dihasilkan kedua mikrob ini mengandung asam nukleat tinggi
sehingga tidak cocok bagi manusia. PST yang dihasilkan dari kedua mikrob hanya digunakan
sebagai suplemen makanan ternak. Mikroba lainnya yang digunakan adalah Spirulina
dan Chlorella. 
2) Mikoprotein 
Mikoprotein merupakan bahan makanan sumber protein yang berasal dari miselium jamur. 

20
b. Bidang pertanian dan peternakan 
Bidang pertanian: 
1) Padi transgenik 
Contoh : padi rojolele transgenik yang mampu mengekspresikan laktoferin dan tanaman padi
yang tahan terhadap cuaca dingin. Cara mendapatkan tanaman padi yang tahan terhadap
cuaca dingin yaitu dengan memasukkan gen tahan dingin dari hewan yang hidup di tempat
dingin ke dalam kromosom tanaman padi. 
2) Tembakau resisten terhadap virus  
Contoh : tanaman tembakau yang tahan terhadap penyakit TMV. Untuk mendapatkannya
dilakukan dengan cara menggabungkan plasmid T dengan gen yang tahan terhadap penyakit
TMV dan dimasukkan ke kromosom tembakau. Kromosom tersebut diperbanyak melalui
teknik kultur jaringan. 
3) Bunga antilayu 
Contoh: bunga anyelir transgenik yang mampu bertahan segar selama 3 minggu, sementara
itu, anyelir normal hanya mampu bertahan selama 3 hari. 
4) Buah tanpa busuk 
Contoh : Buah yang tetap segar dalam waktu yang lama. Untuk mendapatkannya dilakukan
dengan cara menghambat kerja dari gen penghasil etilen. 
5) Tanaman kapas antiserangga 
Tanaman kapas ini diperoleh dengan memasukkan gen delta endotoksin Bacillus
thuringiensis ke tanaman kapas melalui teknik DNA rekombinan. Tanaman tersebut akan
memproduksi protein delta endotoksin yang akan berekasi dengan enzim yang diproduksi
lambung serangga, sehingga enzim ttersebut akan berubah menjadi racun. Jika serangga
memakan tanaman tersebut maka akan mengalami keracunan hingga mati. 
6) Pembuatan pupuk organik 
Contoh : pupuk superfosfat yang dibuat melalui teknologi Bio-SP menggunakan
mikoorganisme pelarut fosfat. 
c. Bidang peternakan 
1) Sapi perah dengan hormon  manusia, contoh: sapi Herman 
Sapi Herman merupakan contoh teknologi DNA rekombinan. Teknik ini dilakukan dengan
menyisipkan gen laktiferin dari manusia yang akan memproduksi HLF (Hunan
laktiferin)kepada sapi perah. Dengan penyisipan akan dihasilkan sapi yang mengandung
laktiferin. 

21
2) Bovin Somatotrop 
Teknologi ini dilakukan dengan menyisipkan gen somatotropn sapi pada plasmid Escherichia
coli untuk menghasilkan BST, BST yang ditambahkan pada makanan ternak sehingga dapat
meningkatkan produksi daging dan susu ternak. 
 d. Bidang Kedokteran 
1) Antibiotik 
Pembuatan antibiotik termasuk penerapan bioteknologi konvensional. Antibiotik adalah
senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan
mikoorganisme lain. Mikroorganisme yang dimanfaatkan menghasilkan antibiotik antara
lain : 
 Jamur Cephalosporium sp, penghasil antibiotik sefalosporin untuk membunuh
bakteriyang kebal terhadap penicillin.  
 Bakteri Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomisin untuk membunuh
bakteri yang kebal terhadap antibiotik penisilin dan sefalosporin. 
 Jamur Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum menghasilkan antibiotic
penisilin untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. 
2) Insulin 
Merupakan hormon yang diproduksi kelenjar pancreas dan berfungsi mengatur kadar gula
dalam darah. Berikut ini gambar dari langkahlangkah pembuatan  insulin. 

  
3) Vaksin transgenik   
Vaksin adalah siapan antigen yang dimasukkan ke tubuh untuk memicu terbentuknya sistem
kekebalan tubuh. Pembuatan vaksin dilakukan melalui teknik DNA rekombinan dengan
mengisolasi gen yang mengode senyawa penyebab penyakit (antigen) dari mikro yang
bersangkutan. 

22
4) Antibodi Monoklonal 
Pembuatan antibody monokonal menggunakan prinsip fusi protoplasma, yaitu dengan cara
menggabungkan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda
dalam suatu medan listrik. Fusi tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat menghasilkan
antibodi sekaligus memperbanyak diri secara terus –menerus seperti sel kanker yang
dinamakan antibodi monoklonal. Berikut ini gambar proses pembuatan antibodi monoklonal
melalui rekayasa genetika. 

  
5) Interferon 
Interferon adalah protein yang dibentuk secara alami oleh sel-sel system imun, misalnya sel
darah putih dan fibroblast. Secara komersial interferon diproduksi dengan menggunakan
teknologi DNA rekombinan. Interferon dikatakan juga sebagai senyawa protein yang mampu
memacu pertahanan tubuh manusia untuk melawan kuman penyakit, seperti virus, bakteri,
kanker, dan senyawa asing lainnya. 
e.  Bidang Lingkungan 
Aplikasi bioteknologi di bidang lingkungan digunakan untuk menangani pencemaran
lingkungan. Misalnya pada proses pemurnian logam, bahan tambang pada umumnya masih
terikat dengan bijihnya (kotoran), untuk itu dibutuhkan bahan kimia untuk memurnikannya.
Bahan-bahan kimia tersebut  banyak yang dibuang sebagai limbah. Permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini mampu
mengoksidasi belerang yang mengikat logam sehingga pencemaran lingkungan akibat limbah
penambangan dapat dikurangi. 

23
Bioteknologi juga diterapkan untuk mengatasi pencemaran akibat tumpahan minyak di laut.
Tumpahan minyak tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida.
Bakteri tersebut mampu menguraikan ikatan hidrokarbon pada minyak bumi. 
D. Dampak Penerapan Bioteknologi bagi Kehidupan 
1) Dampak di bidang lingkungan 
Dampak Positif: 
 Ditemukannya tumbuhan transgenic yang tahan terhadap serangga, sehingga dapat
mengurangi penggunaan pestisida. 
 Mengatasi pencemaran limbah dengan menggunakan bakteri Thiobacillusferrooxidans
yang dapat memisahkan logam dari bijinya. 
Dampak Negatif 
 Menimbulkan kerusakan pada ekosistem.  
 Tanaman kapas anti serangga dapat membunuh hama dan organisme bukan target
seperti kupu-kupu dan lebah yang menghisap nectar tanaman tersebut. Akibatnya
banyak jenis serangga yang mati sehingga merusak ekosistem, selain itu juga matinya
serangga dalam jumlah besar dapat mengganggu kelangsungan hidup  organisme
pemakan serangga. 
 Hilangnya plasma nutfah. 
 Dengan dibudidayakan organisme transgenic dapat membuat organisme local semakin
tersingkir sehingga dapat menimbulkan hilangnya plasma nutfah local (alami). Oleh
karena itu pembudidayaan tanaman transgenik dapat mengakibatkan punahnya
makhluk hidup dalam suatu ekosistem.  
2) Dampak di Bidang Sosial  Ekonomi. 
 Dampak positif , Terjadinya persaingan untuk mencari tanaman  atau hewan varietas
baru melalui rekayasa genetika yang terjadi dikalangan industry. 
 Dampak Negatif , Kesenjangan ekonomi dan sosial pada masyarakat karena produk
dari petani dan peternak tradisional mulai tersisih. 
 3) Dampak terhadap kesehatan 
 Dampak Positif, Adanya penemuan produk-produk obat maupun hormone hasi
rekayasa genetika sehingga produk tersebut lebih murah, 
 Dampak negatif, Penggunaan produk kesehatan hasil rekayasa genetika dapat
mengakibatkan timbulnya alergi, bahkan beberapa produk transgenik dapat
mengakibatkan seseorang menjadi resisten terhadap beberapa jenis antibiotic 

24
4) Etika Moral 
Penerapan teknologi kloning yang dikhawatirkan akan diterapkan pada manusia dianggap
merendahkan martabat manusia. Kloning pada manusia sangat ditentang karena tidak sesuai
denga etika moral dan melangar aturan agama.  
Dalam bidang pangan, bioteknologi konvensional telah banyak menghasilkan produk yang
sudah sering dikonsumsi oleh manusia, diantaranya tempe, kecap, tapai, roti, yoghurt, keju,
mentega, minuman beralkohol, sayuran fermentasi (acar), nata de coco. Bioteknologi modern
dalam pangan misalnya berupa PST (protein sel tunggal) dan mikroprotein. 
Pembuatan antibody monokonal menggunakan prinsip fusi protoplasma, yaitu dengan cara
menggabungkan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda
dalam suatu medan listrik. Fusi tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat menghasilkan
antibodi sekaligus memperbanyak diri secara terus –menerus seperti sel kanker yang
dinamakan antibodi monoklonal. Berikut ini gambar proses pembuatan antibodi monoklonal
melalui rekayasa genetika. 
Aplikasi bioteknologi di bidang lingkungan digunakan untuk menangani pencemaran
lingkungan. Misalnya pada proses pemurnian logam, bahan tambang pada umumnya masih
terikat dengan bijihnya (kotoran), untuk itu dibutuhkan bahan kimia untuk memurnikannya.
Bahan-bahan kimia tersebut  banyak yang dibuang sebagai limbah. Permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini mampu
mengoksidasi belerang yang mengikat logam sehingga pencemaran lingkungan akibat limbah
penambangan dapat dikurangi. 
Bioteknologi juga diterapkan untuk mengatasi pencemaran akibat tumpahan minyak di laut.
Tumpahan minyak tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida.
Bakteri tersebut mampu menguraikan ikatan hidrokarbon pada minyak bumi. 

25

Anda mungkin juga menyukai