Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel
yang diwariskan kepada keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh
kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan sel oleh radiasi,
bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama proses meiosis.
Mutasi gen ialah perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa
Gambar 1. Mutasi yang terjadi karena adanya penggantian basa Timin oleh adenine sehingga
terjadi penggantian satu tempat yaitu asam amino glutamat digantikan oleh valin. Mutasi ini
menyebabkan hemoglobin bulan sabit (Sumber: Campbell I).
Insersi dan delesi; Insersi merupakan penyisipan atau penambahan satu atau lebih nukleotida ke
dalam rantai polinukleotida. Delesi adalah pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada
suatu gen saat replikasi DNA.
2. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada kromosom yang disertai dengan
perubahan struktur dan jumlah kromosom. Mutasi kromosom dibedakan ke dalam dua jenis,
yaitu :
1. Translokasi adalah pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke kromosom lainnya yang
bukan kromosom homolognya
2. Duplikasi terjadi karena adanya segmen kromosom yang mengakibatkan jumlah segmen
kromosom lebih banyak dari kromosom aslinya. Berikut ini contoh duplikasi.
3. Delesi adalah mutasi yang terjadi karena sebagian segmen kromosom lenyap sehingga
kromosom kekurangan segmen.
4. Inversi adalah mutasi yang terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadinya
kiasma, sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen.
Mutasi yang terjadi ditandai dengan perubahan jumlah kromosom individual atau dalam jumlah
perangkat kromosom. Euploid terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan perangkat
kromosom (genom). Contoh: haploid, diploid, triploid, tetraploid, poliploid dll. Aneuploid terjadi
karena adanya perubahan salah satu kromosom dari genom individu Contoh; monosomik,
Nullisomik Trisomik dan Tetrasomik
1. Sindrom Down,
Sindrom Down terjadi karena ketidaknormalan pada kromosom autosom, sindrom ini terjadi
karena adanya tiga kromosom pada kromosom no.21 (trisomi).
2. Sindrom Klinefelter,
Sindrom Klinefelter terjadi karena ketidaknormalan pada kromosom seks dan biasanya diderita
oleh laki-laki.
Ciri-cirinya :
- mempunyai kelebihan kromosom seks-X, sehingga kariotipenya 47 XXY.
- Lelaki dengan testis kecil, gagal menghasilkan sperma.
- Rambut dada tidak tumbuh.
- Suara dan dada seperti wanita, memiliki tangan dan kaki yang panjang.
3. Sindrom Turner,
Sindrom Turner terjadi karena ketidaknormalan pada kromosom seks yaitu adanya pengurangan
satu kromosom seks dan biasanya diderita oleh wanita.
Ciri-cirinya :
- Hanya mempunyai satu kromosom seks, dengan kariotipenya 45X0.
- Perempuan mandul, bentuk kaki X, dada dan ovarium tidak berkembang.
- Tidak mengalami haid.
- Ukuran tubuh kecil, IQ rendah.
MUTASI MAJU
BERDASARKAN ARAHNYA
MUTASI MUDUR
Perubahan tersebut bisa terjadi pada taraf urutan gen (disebut juga mutasi gen) maupun pada
taraf urutan kromosom. Uniknya, peluang terjadinya mutasi di alam itu cukup langka guys!
Setiap jenis mutasi memiliki probabilitas yang berbeda. Misalnya mutasi kromosom pada
penyakit kelainan down syndrome dengan peluang 1:1.300, maupun mutasi paling langka yakni
KAT6A syndrome yang hanya dimiliki oleh 150 orang di dunia sepanjang sejarah!
Salah satu mutasi yang sering kita dengar belakangan ini, yakni mutasi dari virus SARS-CoV-2
yang kini bermutasi menjadi varian omicron. Dengan mutasi, virus dapat berpotensi lebih
berbahaya dari sebelumnya, terutama jika virus tersebut sudah mampu menghindari sistem imun
atau vaksin yang tersedia bagi kita. Itu tadi salah satu contoh dari mutasi yang sering kita dengar,
semoga menjadi gambaran singkat untuk lebih memahami pengertian mutasi ya! Mutasi sendiri
terdiri atas beberapa jenis, Yuk kita simak lebih lanjut!
Klasifikasi Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, baik DNA maupun RNA.
Berdasarkan klasifikasinya, mutasi dibagi menjadi beberapa jenis. yaitu:
Mutasi jenis sel terbagi pula menjadi 2 macam, yakni mutasi somatis dan germinal.
Mutasi Somatis
Mutasi somatik adalah adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh
seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya.
Mutasi Gametik
Mutasi ini terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan
ovum pada manusia. Oleh sebab itu, mutasi ini terjadi akibat faktor keturunan.
Klasifikasi selanjutnya adalah terjadinya mutasi dibedakan berdasarkan proses atau cara
terjadinya. Mutasi berdasarkan cara terjadi dibagi menjadi 2 macam, yakni mutasi alami dan
mutasi buatan yang dirancang oleh manusia untuk memenuhi tujuan tertentu.
Mutasi Alami
Perubahan genetik dalam mutasi alami terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia.
Hal ini karena faktor terdapatnya mutagen alami yang menyebabkan mutasi. Kasus dari
mutasi alami sangat jarang terjadi.
Mutasi Buatan
Mutasi ini terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan
ovum pada manusia. Oleh sebab itu, mutasi ini terjadi akibat faktor keturunan.
Selanjutnya, mutasi berdasarkan sifat genetik tertentu dari suatu individu. Umumnya, ada 2
macam mutasi pada klasifikasi ini, yakni:
Mutasi Dominan
Mutasi dominan terekspresi dalam keadaan genotip homozigot dan heterozigot dominan.
Gen dominan tersebut kemudian akan membawa sifat penyebab mutasi.
Mutasi Resesif
Mutasi dominan terekspresi dalam keadaan genotip homozigot yang resesif. Gen resesif
tersebut akan membawa sifat penyebab mutasi.
Kemudian, ada mutasi yang digolongkan berdasarkan arah mutasinya. Ada dua jenis mutasi
berdasarkan arah mutasinya yakni:
Mutasi Maju
Mutasi ini mengubah fenotip organisme yang sebelumnya abnormal menjadi normal.
Mutasi ini umumnya terjadi secara buatan. Karena sifatnya membawa dampak positif dan
digunakan sebagai teknologi dalam bidang kesehatan. Contohnya yakni pengobatan
dengan metode radioterapi.
Mutasi Mundur
Mutasi ini menyebabkan fenotip organisme yang sebelumnya normal menjadi abnormal.
Contohnya ada pada penyakit anemia sel sabit yang menyerang sel darah merah.
Nah, untuk klasifikasi ini, mutasi banyak dibahas dari segi peranannya yang terjadi pada mutan
(individu yang bermutasi tersebut). Diantaranya adalah
Mutasi Menguntungkan
Mutasi ini terjadi dan membuat organisme mengalami perubahan menjadi adaptif.
Contohnya adalah mutasi pada gen CETP yang menyebabkan produksi kolesterol dalam
tubuh menjadi rendah. Sehingga individu terhindar dari masalah pada pembuluh darah
dan penyakit jantung meskipun mengkonsumsi kolesterol dalam jumlah besar.
Mutasi Merugikan
Kebalikan dari mutasi menguntungkan, mutasi ini terjadi dan membuat organisme
mengalami perubahan menjadi tidak adaptif. Contohnya yakni mutasi genetik pada
belalang yang justru mengubah warnanya menjadi merah muda, sehingga mudah
dimangsa oleh predatornya.
6. Mutasi berdasarkan perubahan fenotip
Mutasi selanjutnya digolongkan berdasarkan perubahan pada fenotip. Mutasi ini terbagi menjadi
2 jenis, yakni:
Mutasi Makro
Pada mutasi makro, perubahan terjadi cukup signifikan karena perubahan besar terjadi
pada fenotip. Umumnya mutasi ini dapat terlihat dengan jelas, seperti mutasi pada
belalang berwarna merah muda.
Mutasi Mikro
Mutasi mikro sendiri hanya menyebabkan sedikit perubahan pada fenotip. Selain itu,
mutasi tersebut seringkali tidak bisa diamati secara langsung dan memerlukan penelitian
lebih lanjut.
Kemudian yang terakhir, seperti yang sudah kita bahas pertama kali, mutasi berdasarkan
tingkatan ini terbagi menjadi 2 jenis, yakni mutasi gen dan mutasi kromosom.
Demikianlah klasifikasi dari banyaknya jenis mutasi di dunia ini. Gimana? mulai agak goyang
belum ini buat ngapalin semuanya? Tenang aja, tarik nafas dulu. Duduk yang enak, baru lanjutin
pembahasan berikutnya tentang dampak dari mutasi.
Oke, kita lanjut ya! Mutasi adalah perubahan dalam bentuk, kualitas, atau sifat lain. Dari kalimat
tersebut, kita bisa pahami, bahwa mutasi bisa membawa dampak baik, dan juga dampak buruk
pada suatu individu. Mutasi kini banyak dimanfaatkan di berbagai bidang, khususnya di bidang
biologi.
Salah satu contohnya antara lain pembuatan buah tanpa biji, misalnya semangka tanpa biji.
Sudah pernah coba, belum nih? lebih nyaman kan makan semangkanya? Selain itu, ada pula
produksi bibit unggul, pembuatan tanaman hias, dan pembentukan antibiotik juga bisa dilakukan
dengan memanfaatkan mutasi.
Sedangkan dampak buruknya, ada pada beberapa penyakit yang diderita individu akibat mutasi,
maupun membuatnya menjadi tidak adaptif dengan lingkungan sekitar. Nah, sekarang kita bahas
lebih detail yuk tentang dampak-dampak dari mutasi.
Sel hibridoma merupakan hasil fusi atau penyatuan sel kanker dengan sel limfosit untuk
menghasilkan antibodi monoklonal. Digunakannya sel kanker pada pembuatan sel hibridoma
karena sifatnya yang cepat membelah. Sel limfosit digunakan untuk menghasilkan antibodi.
Mutasi menyebabkan seorang individu menjadi penderita sicklemia. Kondisi ini membuat
individu tersebut memiliki bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit. Dengan kondisi
tersebut, seorang penderita sicklemia cukup resisten dan akan lebih sulit tertular malaria.
4. Meningkatkan Keanekaragaman
1. Mutagen buatan dapat menciptakan produk pangan yang lebih disukai oleh masyarakat,
seperti buah poliploidi yang tidak memiliki biji.
2. Bibit unggul dapat diciptakan atau dibentuk dengan memanfaatkan mutasi, bahkan dapat
menjadi spesies baru yang memiliki sifat yang diinginkan (dengan kata lain terjadi proses
evolusi).
Selain memiliki beberapa manfaat, mutasi juga memiliki dampak negatif, lho. Dampak negatif
mutasi antara lain berdampak bagi manusia, yaitu timbulnya penyakit seperti Sindrom Turner,
Klinefelter, Sindrom Jacob, Sindrom Patau, Sindrom Edward, Metafemale, dan Anemia Sel
Sabit.
1. Sindrom Turner
merupakan kelainan genetik pada perempuan karena kekurangan satu kromosom X. Biasanya,
perempuan memiliki kromosom seks XX yang berjumlah 46 buah, tetapi pada penderita Sindrom
Turner, kromosomnya menjadi XO dan hanya berjumlah 45 buah. Penderita Sindrom Turner
juga mengalami infertil.
2. Sindrom Jacob
diderita oleh pria. Sindrom Jacob terjadi karena ada 1 tambahan kromosom Y pada pria,
sehingga kromosomnya menjadi XYY. Meskipun disebabkan kelainan genetik, sindrom ini
biasanya bukan berasal dari kelainan yang diwariskan secara turun temurun. Tetapi diwariskan
hanya dari ayah yang mengalami kelainan spontan saat pembentukan spermanya.
3.Sindrom Klinefelter
adalah kelainan yang disebabkan oleh kelebihan kromosom X pada laki-laki. Oleh karena itu,
pada penderita Klinefelter, kromosomnya menjadi XXY. Salah satu ciri fisik yang terlihat dari
penderita sindrom ini adalah payudara yang membesar. Selain Sindrom Klinefelter, kelainan lain
yang disebabkan oleh mutasi kromosom adalah sindrom patau
4. Sindrom Patau
Sindrom patau memiliki nama lain yakni Trisomy 13. Sesuai dengan namanya, pada penderita
sindrom patau, terdapat 3 salinan kromosom yang mengalami kelainan pada kromosom ke-13.
Sindrom ini dapat terlihat karena memunculkan suatu gejala. Gejala sindrom patau adalah:
5.Sindrom Edward
juga merupakan kelainan pada kromosom. Kromosom yang mengalami kelainan pada Sindrom
Edward adalah kromosom nomor 18. Salah satu ciri bayi yang mengalami Sindrom Edward
adalah jari yang tumpang tindih dengan kondisi telapak tangan yang menggenggam. Sindrom
selanjutnya yang disebabkan oleh kelainan kromosom adalah sindrom metafemale
6. Sindrom Metafemale
Sindrom ini sering juga disebut dengan sindrom wanita super, yang menyebabkan penderitanya
menjadi berperawakan lebih besar dari wanita pada umumnya. Hal ini disebabkan kelebihan
kromosom X pada penderitanya, sehingga penderita Sindrom Metafemale biasanya memiliki
kromosom XXX.
Kamu pernah dengar tentang penyakit anemia? Penyakit anemia yang terjadi akibat mutasi gen
disebut penyakit anemia sel sabit. Penyakit ini disebabkan karena adanya perubahan 1
nukleotida pada gen penyandi hemoglobin darah.
Akibatnya, pada penderita anemia sel sabit, sel darah merahnya berbentuk bulan sabit, sehingga
tidak mampu mengantarkan oksigen secara maksimal. Selain itu, bentuk sabit ini juga
mempersulit pergerakan sel darah merah itu sendiri. Situasi ini menyebabkan rusaknya jaringan
dan organ karena terhambatnya distribusi sel darah merah.
Syndrom Patau
Beberapa tanda dan gejala yang dapat terlihat pada bayi dengan trisomi 13 (sindrom patau) antara lain:
Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan
genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5
manusia. Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan mental dengan ciri
khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing. Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal
ketika masih bayi atau anak-anak
Syndome Turner
ES
Bayi yang lahir dengan ES memiliki beberapa atau semua karakteristik sebagai berikut:
1. Malformasi ginjal.
2. Cacat jantung struktural saat lahir (yaitu, cacat septum ventrikel, defek septum atrium, patent
ductus arteriosus ).
3. Usus yang menonjol di luar tubuh ( omphalocele), atresia esofagus.
4. Keterbelakangan mental dan keterlambatan perkembangan.
5. Defisiensi pertumbuhan.
6. Kesulitan makan.
7. Kesulitan bernapas.
8. Arthrogryposis (gangguan otot yang menyebabkan kontraktur sendi beberapa saat lahir).
1. Kepala kecil (mikrosefali ) disertai dengan bagian belakang yang menonjol dari kepala (ubun-
ubun kecil) rendah-set.
2. Telinga cacat; rahang abnormal kecil (micrognathia).
3. Bibir sumbing / langit-langit mulut sumbing, hidung terbalik.
4. Lipatan kelopak mata (fisura palpebra) sempit.
5. Mata banyak spasi (hypertelorism okular).
6. Melorot kelopak mata atas (ptosis).
7. Sebuah tulang dada pendek.
8. Tangan terkepal.
9. Jempol tangan kearah belakang terkadang kuku jari-jari tangan tidak ada.
10. Bentuk anyaman dari kedua dan ketiga jari kaki pengkor atau kaki rocker kebawah.
11. Pada bayi laki-laki testis tidak turun.
12. Dalam rahim, karakteristik yang paling umum adalah anomali jantung, diikuti oleh sistem saraf
pusat anomali seperti kelainan bentuk kepala.
1. Sindrom Turner
Sindrom Turner merupakan kelainan genetik pada perempuan karena kekurangan satu
kromosom X. Biasanya, perempuan memiliki kromosom seks XX yang berjumlah 46
buah, tetapi pada penderita Sindrom Turner, kromosomnya menjadi XO dan hanya
berjumlah 45 buah. Penderita Sindrom Turner juga mengalami infertil.
2. Sindrom Jacob
Sindrom Jacob hanya diderita oleh laki-laki. Sindrom Jacob terjadi karena ada 1
tambahan kromosom Y pada susunan genetik laki-laki. Sehingga kromosomnya
menjadi XYY. Meskipun menyebabkan kelainan genetik, sindrom ini tidak diwariskan
secara turun temurun.
3.Sindrom Klinefelter
Kelainan ini disebabkan oleh kelebihan kromosom X pada laki-laki. Oleh karena itu,
pada penderita Klinefelter, kromosomnya menjadi XXY. Salah satu ciri fisik yang terlihat
dari penderita sindrom klinefelter adalah payudara yang membesar.
4. Sindrom Patau
Disebut juga sebagai Trisomy 13. Pada penderita Sindrom Patau, terdapat 3 salinan
kromosom dan mengalami kelainan pada kromosom ke-13. Selain itu, Sindrom Patau
merupakan kondisi genetik. Sehingga penyakit ini hanya bisa diwariskan berdasarkan
garis keturunan saja.
5.Sindrom Edward
Masih termasuk kelainan pada kromosom. Kromosom yang mengalami kelainan pada
Sindrom Edward adalah kromosom nomor 18. Salah satu ciri bayi yang mengalami
Sindrom Edward terlihat pada jari yang tumpang tindih dengan kondisi telapak tangan
yang menggenggam.
6. Sindrom Metafemale
Sindrom ini sering juga disebut dengan sindrom wanita super, yang menyebabkan
penderitanya menjadi berperawakan lebih besar dari perempuan pada umumnya. Hal
ini disebabkan kelebihan kromosom X pada pengidapnya, sehingga penderita Sindrom
Metafemale biasanya memiliki kromosom XXX.
7. Anemia sel sabit
Penyakit anemia yang terjadi akibat mutasi gen disebut penyakit anemia sel sabit. Pada
pengidap anemia sel sabit, sel darah merah berbentuk bulan sabit, sehingga tidak
mampu mengantarkan oksigen secara maksimal. Selain itu, bentuk sabit itu juga
mempersulit pergerakan sel darah merah. Akibatnya merusak fungsi organ karena
terhambatnya distribusi sel darah merah yang mengangkut oksigen.
1. Euploidi
Euploidi terjadi ketika sel memiliki jumlah kromosom yang tepat sesuai
dengan kromosom yang normal dalam spesies tersebut.
2. Aneuploidi
Aneuploidi terjadi ketika sel memiliki jumlah kromosom yang tidak tepat atau
bukan kelipatan lengkap dari set kromosom normal.
Monosomi
Suatu organisme yang kehilangan satu pasang kromosom karena mutasi
disebut monosomi. Monosomi terjadi ketika sel kehilangan satu salinan
kromosom dalam pasangan.
Contohnya, sindrom Turner terjadi pada perempuan yang hanya memiliki satu
salinan kromosom seks X (45, X) daripada dua salinan (46, XX).
Trisomi
Trisomi terjadi ketika sel memiliki satu salinan tambahan kromosom dalam
pasangan.
Contohnya, sindrom Down terjadi ketika individu memiliki tiga salinan
kromosom 21 (47, XX, +21 atau 47, XY, +21).
Tetrasomi
Tetrasomi terjadi ketika sel memiliki dua salinan tambahan kromosom dalam
pasangan.
Pada kondisi ini, individu memiliki salinan tambahan kromosom 21, sehingga
totalnya menjadi tiga salinan daripada dua.
Bayi yang lahir dengan Sindrom Edwards juga seringkali memiliki harapan
hidup yang pendek.