Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Agroklimatologi

Hari : Kamis, 09 September 2021


Jam : 10.00-11.40 WIB
Asisten: Suhaila

LAMA PENYINARAN MATAHARI

Oleh :
Rafika Maslaeni Harahap
2005101050073

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2021
I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Radiasi matahari merupakan unsur cuaca yang paling penting. Tanpa
adanya radiasi matahari maka tidak akan terjadi variasi dan perubahan cuaca.
Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan
lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi matahari dapat diukur dengan alat
gumble stock. Radiasi matahari yang sampai ke atmosfer adalah 100%, kemudian
dipantulkan oleh benda-benda yang ada di atmosfer 37%, diserap oleh atmosfer
20%, dan yang mencapai permukaan bumi adalah 43%. (Samadi,2006)
Musim panas pada bioma hutan gugur, energy radiasi matahari yang
diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan
kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik,
tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena daunnya tidak begitu lebat.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu
mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi
merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
(Yaz,2007)
Bumi menerima radiasi sinar tampak dari matahari da meradiasikan balik
ke angkasa sebagai cahaya infra merah dan dalam intensitas yang lebih rendah
melalui arah yang berbeda-beda. Atmosfer berperan sebagai penyerap radiasi dari
matahari dank arena hanya atmosfer yang mampu menyerap radiasi, maka
atmosfer akan semakin panas. Semua yang diserap oleh atmosfer diradiasikan ke
luar angkasa. Akan tetapi, sebagian radiasinya diteruskan ke bumi. Dengan
demikian, panas di bumi bergantung pada atmosfer, terutama lapisan ozon.
Sebagai konsekuensi logis dari alasan tersebut adalah adanya efek pemanasan
global jika kesetimbangan susunan atmosfer atau ozon terganggu akibat ulah kita
sendiri. (Sugiharyanto,2009)
Dibidang pertanian lama penyinaran dan intensitas radiasi matahari
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses fotosintesis bagi
tumbuhan-tumbuhan yang hidup di bumi ini selain berperan penting di dalam
proses fotosintesis, lama penyinaran dan intensitas radiasi matahari merupakan
sumber energy panas yang dapat digunakan pada proses evaporasi, pengeringan
hasil-hasil pertanian dan kegiatan-kegiatan lain yang bersangkutan dengan bidang
pertanian. (Saripudin,2012)
Radiasi matahari terdapat satu bagian didalamnya yang disebut cahaya
tampak. Berbicara mengenai pengukuran, pengukuran radiasi matahari dengan
cahaya tampak (penerangan) satu dengan lain saling membatasi diri meskipun
bersumber sama. Ini disebabkan daerah panjang gelombang yang diamati berbeda.
Oleh karena radiasi matahari dan cahaya tampak bersumber sama, sangat
beralasan bahwa bila radiasi matahari diketahui maka penerangan alami siang hari
dapat pula diketahui. Disadari atau tidak, pemanfaatan radiasi matahari sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Bila ditinjau dari pengelompokkan energy,
energy radiasi matahari termasuk kepada energy terbarukan. (Soegeng,2004)

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum pada bab lama penyinaran matahari adalah
untuk menentukan lama penyinaran matahari pada satu hari dan menghitung data
lama penyinaran matahari untuk periode selama sebulan agar dapat
memperkirakan fluktuasi tahunannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Lama penyinaran matahari merupakan satu dari banyaknya unsur


klimatologi. Lama penyinaran matahari ( durasi penyinaran matahari) atau biasa
juga disebut dengan periodisitas ialah lamanya matahari bersinar terang/cerah
pada permukaan bumi yang mulai dihitung dari terbitnya matahari sampai
terbenamnya matahari. Besar lama penyinaran matahari tertulis dalam satuan jam,
dalam satuan persen dan juga nilai persepuluhan terhadap panjang hari
maksimum (Arifin, dkk, 2010).
Radiasi matahari adalah suatu proses penyinaran matahari kepermukaan
bumi dengan nilai intensitas yang berbeda-beda menyesuaikan dengan keadaan
sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari
konstanta matahari. Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai
macam deviasi, sehingga kekuatannya mengarah ke bumi lebih kecil. Bagian dari
radiasi matahari yang terabsorsi sifatnya akan berubah dari sifat yang semula.
perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari
panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Utami, 2018).
Pancaran radiasi matahari yang diterima oleh bumi akan diserap dan di
proses oleh atmosfer hingga sampai ke permukaan bumi, karena bumi sifatnya
padat radiasi ini akan dipantulkan dikembalikan satu arah ke dalam atmosfer atau
biasa disebut dengan refleksi. Salju dan es yang terefleksi rata rata terbentuk dari
radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi sedangkan laut merefleksi
sangat sedikit. Disaat radiasi surya akan memasuki sistem atmosfer menuju
permukaan bumi yang mencakup daratan dan lautan maka radiasi tersebut akan
dipengaruhi oleh aerosol, gas-gas, serta awan yang ada di atmosfer (Manik, 2014).

Penyinaran matahari berperan penting dalam bidang ilmu meteorology dan


klimatologi. Yang dimana dalam hal ini alat yang sering di gunakan oleh
pengamat cuaca untuk mengukur intensitas radiasi matahari total adalah
actinograph. Actinograph merupakan salah satu alat pengukur intensitas
pemancaran radiasi matahari. pada alat actinograph terdapat dua buah logam
bimetal sebagai befungsi sebagai alat sensor. Seiring dengan meningkatnya
intensitas radiasi matahari maka logam ini akan terus bertambah panjang. Radiasi
matahari merupakan energi yang di pancarkan dan di terima dalam bentuk partikel
partikel ataupun gelombang elektromagnetik (Trewartha, 2011).

Radiasi matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan


mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan
radiasi matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengukuran radiasi matahari yang sampai
dipermukaan bumi di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh kedudukan
matahari terhadap bumi, kebersihan langit termasuk keawanan dan lokasi titik
pengukuran itu sendiri. Radiasi matahari yang diukur adalah jumlah energi
radiasi yang sampai di permukaan bumi dalam bentuk intensitas dan lama
peyinaran dalam sehari, sebulan atau setahun atau untuk periode waktu tertentu
yang diinginkan (Hanggoro, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum lama penyinaran matahari
adalah Marvin recorder, Foster recorder, Jordan recorder, Campbell Stokes, dan
kertas pias.
3.1.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum lama penyinaran matahari
adalah alat tulis (Pulpen, Pensil, Buku Penuntun).

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum lama penyinaran matahari adalah
sebagai berikut:
1.Di pasangkan alat Campbell stokes pada tempat yang telah ditentukan.
2. Dipaastikan alat harus benar-benar terletak horizontal.
3. Dipasang kertas pias yang sesuai Campbell stokes.
4. Dihitung lama penyinaran matahari yang terekam pada hari pengukuran.
5. Dibahas data yang diperoleh dengan mempertimbangkan catatan yang didapat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Berdasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan didapati bagian-


bagian yang terdapat pada alat lama penyinaran matahari tipe Campbell Stokes,
yaitu bola kaca pejal, sekrup penyangga, plat logam berbentuk mangkuk, dan
bagian pendiri.
Berdasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan didapati bagian-
bagian yang terdapat pada alat lama penyinaran matahari tipe Yordan, yaitu
sekrup pengatur kemiringan, silinder setengah lingkaran, celah sempit masuknya
sinar, dan pelindung celah sempit.

4.2. Pembahasan Praktikan

4.2.1. Pengertian Lama Penyinaran Matahari


Lama penyinaran matahari (sunshine duration) adalah lamanya matahari
bersinar sampai permukaan bumi dalam periode satu hari yang diukur dalam jam.
Periode satu hari disebut panjang hari (jangka waktu matahari berada di
atashorison). Lama matahari bersinar ini dalam periode harian adalah bervariasi
dari bulan ke bulan. Pengukuran durasi sinar matahari merupakan jenis
pengukuran radiasi yang tertua, tetapi meskipun demikian, penyinaran matahari
tetap bermanfaat karena dua hal. Pertama, durasi penyinaran adalah salah satu
parameter yang penting dari iklim suatu tempat (lokasi). Penggunaan data ini
misalnya dalam bidang pertanian, perkebunan, karena durasi sinar matahari
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kedua, dari data durasi penyinaran
matahari dapat diturunkan fluksi total dari radiasi matahari yang jatuh pada
permukaan horizontal dari suatu lokasi.
Lama penyinaran matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur
klimatologi, dan didefinisikan sebagai kekuatan matahari yang melebihi 120
W/m2. Dari beberapa jenis alat ukur yang ada maka Campbell Stokes Recorder
merupakan alat pengukur lama penyinaran matahari yang secara resmi
digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Alat ini terdiri
dari sebuah bola kaca berdiameter 10 cm yang berfungsi sebagai lensa cembung,
dan kertas pias yang diletakkan di bagian fokus bola kaca. Kekuatan insolasi
yang melebihi 120 W/m2 akan meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias
yang panjang jejaknya berkaitan dengan lama penyinaran matahari.

4.2.2. Pengaruh Lamanya Matahari Bersinar


Cahaya matahari adalah sumber energi untuk segala aktivitas kehidupan
makhluk hidup di permukaan bumi. Kurang lebih dari 99% energy yang dipakai
oleh bumi berasal dari cahaya matahari sedangkan sisanya diperoleh dari aktivitas
vulkanik,proses pembakaran dan fermentasi fosil-fosil yang terletak di dalam
tanah (minyak bumi, batubara, gas alam, panas bumi dan mineral), serta
penghacuran sisa-sisa organisme yang sudah mati. Dapat dikatakan Secara global
bahwa peran radiasi matahari adalah sumber energi untuk bermacam
aktivas/kegiatan proses-proses fisik yang terjadi di permukaan bumi, menjadi
penyebab utama terjadinya perubahan-perubahan factor iklim maupun keadaan
cuaca dan lainnya, sumber energi pada proses evaporasi (penguapan air) yang
merupakan penentu persebaran air di permukaan bumi dan sebagai sumber energi
bagi kegiatan organisme pada berbagai proses-proses metabolisme serta menjadi
sumber energi tanaman dalam proses fotosintesis.
Pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran dapat digunakan untuk
melihat hubungan radiasi matahari dengan sifat perkembangan dan pertumbuhan
tanaman maupun makhluk hidup lain. Adanya radiasi matahari dapat
mempertahankankeberlangsungannya Ekosistem terrestrial dan eksitensi, lebih
tepatnya karena adanya PAR (Photosynthetically Active Radioation). PAR adalah
panjang gelombang radiasi yang dimanfaatkan dalam proses fotosintesis. Salah
satu faktor utama penentu fotosintesis global adalah cahaya matahari.
Tanaman secara menakjubkan bisa beradaptasi di berbagai kondisi pada
lingkungan cahaya. kondisi cahaya yang sangat tinggi harus dapat
memaksimumkan penggunaan kapasitas cahaya selain itu juga harus dapat
menangani kelebihan cahaya pada saat cahaya matahari yang diterima dalam
jumlah yang lebih besar dari kapasitas yang diperlukan. Akibat dari lingkungan
ini menjadikan tanaman memiliki beberapa mekanisme agar bisa
mengoptimumkan penyerapan, penggunaan cahaya dan intersepsi. Sedangkan
pada lingkungan cahaya yang rendah/gelap, tanaman harus dapat menyerap
cahaya yang cukup agar tetap dapat hidup. Agar hal itu dapat terjadi, tanaman
harus memaksimalkan jumlah cahaya yang diserap.
Di dalam radiasi matahari terkandung spectra ultraviolet yang dapat
menyebabkan kerusakan akibat daya bakarnya sangat tinggi. PAR yang berguna
untuk dapat membangkitkan proses fotosintesis dan spectra infa merah yang
merupakan pengatur suhu udara. Faktanya sumbangan yang sangat potensial
dalam proses fotosintesis pada tanaman diberikan oleg spectrum biru. Pengaruh
cahaya mempunyai dampak penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama pada
aktivitas-aktivitas fisiologis. Salah satu contohnya adalah dalam penyediaan
makanan melalui proses fotosintesis dan fotorespirasi. Cahaya dapat terbagi
menjadi 3 bagian berdasarkan faktor cahaya matahari sebagai faktor tumbuh pada
tanaman yakni intensitas cahaya, kualitas cahaya dam lama penyinaran cahaya.
Apabila intensitas cahaya berkurang maka Hasil fotosintesis juga akan berkurang.
Pengaruh matahari sampai ke permukaan bumi bagi manusia yakni sebagai
penghasil vitamin D, dimana vitamin D bermanfaat untuk tubuh agar dapat
menjalankan fungsi metabolisme kalsium sampai imunitas tubuh. Selain itu energi
matahari juga dimanfaatkan manusia sebagai rumah kaca untuk pertanian serta
juga sebagai sumber listrik cahaya surya. Sedangakan untuk hewan cahaya
matahari berpengaruh pada keberlangsungan hidupnya yakni sebagai penghasil
oksigen hal ini tidak hanya berguna untuk hewan saja melainkan juga berguna
untuk manusia. Selain itu hewan memanfaatkan sinar matahari untuk menyerap
panas guna menaikkan suhu tubuh contohnya pada hewan reptil (ular, buaya,
kadal, kura-kura, dll).

4.2.3. Alat untuk Mengukur Lama Penyinaran Matahari

Pengukuran lama penyinaran matahari dapat dilakukan dengan


menggunakan beberapa alat sebagai berikut.
1. Tipe Campbell Stokes
 Pengertian
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur lama
penyinaran matahari pada suatu periode tertentu yang dapat dinaytakan dalam
satuan waktu (jam) atau persen. Alat ini paling banyak dipakai di Indonesia
dan juga telah digunakan secara resmi oleh BMKG hingga badan internasioal
dalam pengukurannya sehari-hari. Campbell Stokes merupakan alat yang
paling luas penggunaannya karena murah, mudah, dan lebih teliti.

Gambar 1. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Campbell Stokes


 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari Campbell Stokes ini adalah sinar matahari yang
tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas
permukaan kertas pias yang telah dimasukkan dalam celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
 Cara Kerja
1. Alat Campbell Stokes dipasangkan pada tempat yang harus terbuka
sempurna di atas permukaan tanah.
2. Alat Campbell Stokes harus dipastikan sudah terpasang dengan sumbu
utamanya membujur arah utara ke selatan dan sedatar mungkin
(horizontal), sehingga letak kertas pias sejajar dengan arah Timur-Barat.
3. Kemiringan lensa bola dengan kertas pias harus disesuaikan dengan
derajat lintang bumi setempat.
4. Setelah mencapai kemiringan yang benar, sekrup pengunci diputar agar
kedudukan tidak berubah.
5. Lensa bola harus tepat berada di tengah, membagi jarak Timur-Barat
kertas atas dua bagian yang sama panjang.
6. Kertas pias dipasangkan sesuai dengan tanggal penggunaannya.
7. Panas dari sinar matahari akan ditangkap oleh bola pada Campbell Stokes
dan akan melubangi kertas pias yang berada di bawahnya.
8. Kertas yang berlubang dihitung sebagai waktu lama penyinaran matahari.

2. Tipe Yordan
 Pengertian
Solarimeter tipe Yordan merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
panjang penyinaran dan dinyatakan dengan persentase dari panjang
penyinaran yang tercatat (PP potensial). PP potensial tergantung pada posisi
tempat pengamatan (letak lintang) dan bulan pada saat pengamatan. Alat ini
menunjukkan perbedaan sampai 5% lama penyinaran bulan pada saat
interpretasi hasil pengukuran, sehingga kurang praktis dan jarang digunakan.

Gambar 2. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Yordan


 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari tipe Yordan ini ini adalah pembakaran pias. Panjang pias
yang terbakar dinyatakan dalam satu jam. Dalam satu hari solarimeter ini
menggunakan 2 kertas pias untuk menentukan lama panjang penyinaran
 Cara Kerja
1. Kertas pias dicelupkan atau dilapisi dengan larutan kalium ferrosida atau
feriamonium sitrat dengan kepekatan baku, disesuaikan dengan kepekatan
kertas pias terhadap intensitas sinar matahari.
2. Sebelum digunakan, kertas pias harus disimpan rapat dan tidak boleh
bereaksi dengan sinar.
3. Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan diganti
pada sore hari pukul 18.00.
4. Setelah digunakan, noda yang terdapat pada kertas pias dicelupkan terlebih
dahulu pada aquades, kemudian diukur panjangnya dalam satuan jam.
Nilai pengukuran ini merupakan nilai PP aktual. Panjang penyinaran = X
100%.

3. Kertas Pias
 Pengertian
Kertas pias adalah kertas khusus yang tidak mudah terbakar, kecuali pada
titik api lensa. Kertas pias terbuat drai kertas karton berkualitas baik, tidak
mudah memuai bila basah, dan berwarna biru sehingga menyerap radiasi
matahari dengan baik agar cepat kering. Kertas pias dirancang berbeda
berdasarkan daerah equatornya dan daerah lintang, untuk daerah sekitar
khatulistiwa dimana lintasan matahari relatif tegak lurus bumi dan panjang
harinya relatif sama sepanjang tahun, pias yang digunakan adalah pias lurus,
sedangkan untuk daerah yang terletak di lintang yang besar dan memiliki lebih
dari dua musim, pias yang digunakan adalah pias lurus, pias lengkung
panjang, dan pias lengkung pendek.

Gambar 3. Bentuk Kertas Pias


 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari kertas pias ini adalah akan terbakar disaat matahari
bersinar cerah. Pada saat sinar matahari cerah titik api akan memanasi
kertas pias hingga membuat jejak bakar memanjang yang menunjukkan
jumlah waktu sinar matahari sampai ke permukaan.
 Cara Kerja
1. Pemasangan kertas pias yang benar adalah pada pukul 12.00
2. Kertas pias diletakkan pada cekungan tepat pada titik api.
3. Kertas pias akan terbakar jika tepat di tanda pertengahan parit pias
4. Pergantian kertas pias dilakukan tiap hari setelah matahari terbenam.
4.2.4. Pengaruh Lamanya Matahari Terhadap Tanaman/Tumbuhan

Tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan lamanya tumbuhan tersebut


mendapatkan sinar matahari atau fotoperiodisme.Hal ini dikarenakan daerah di
permukaan Bumi memiliki lama penyinaran Matahari yang berbeda-beda
lamanya. Menurut fotoperiodisme, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan hari
pendek, hari panjang, dan hari netral.

 Tumbuhan Hari Pendek

Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang mendapatkan penyinaran


Matahari kurang dari periode gelapnya. Tumbuhan ini dapat berbunga jika
disinari cahaya Matahari kurang dari 11 jam. Contoh tumbuhan berhari pendek
adalah strawberi, ubi jalar, dan bunga krisan.

 Tumbuhan Hari Panjang

Tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan yang mendapatkan penyinaran


Matahari lebih lama dari periode gelapnya yakni diatas 12 jam. Contoh
tumbuhan berhari panjang adalah kentang, kol, dan gandum.

 Tumbuhan Hari Netral

Tumbuhan berhari netral adalah tumbuhan yang tidak bergantung pada


periode penyinaran, namun bergantung pada umur tumbuhannya sendiri. Contoh
tumbuhan berhari panjang adalah jagung dan tomat yang memiliki periode panen
yang tetap pada setia tahunnya.fotomorgenesis adalah fase gelap pada
pertumbuhan tanaman, dimana tanaman tidak memerlukan sinar Matahari untuk
tumbuh.

Pada fotomorgenesis tanaman akan tumbuh sangat cepat karena adanya


fitohormon auksin. Seperti yang kita ketahui, fitohormon auksin akan
memperlambat pertumbuhan jika terkena sinar Matahari dan akan mempercepat
pertumbuhan jika tidak terkena Matahari.Pada fotomorgenesis tumbuhan akan
tumbuh dengan sangat cepat dan tinggi, namun batangnya akan tipis dan rapuh
juga daunnya akan berwarna pucat. Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan
sinar Matahari atau yang disebut dengan etiolasi.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum bab lama


penyinaran matahari adalah sebagai berkut:
1. Lama penyinaran matahari akan berpengaruh pada kegiatan mausia, hewan
dan tumbuhan. Penyinaran yang terjadi dengan durasi lama akan member
kesempatan tumbuhan untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis
akan semakin besar
2. Radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi tergantung oleh jarak matahari
dan besar kecilnya intensitas matahari.
3. Pengukuran radiasi matahari dapat menggunakan Solarimeter.
4. Campbell stokes termasuk alat ukur LPM (lama Penyinaran Matahari) yang
paling banyak digunakan di Indonesia. Dan diantara ke empat tipe tersebut
tipe Campbell stokes yang digunakan secara resmi oleh BMKG.
5. Kertas pias terbagi menjadi tiga bentuk yakni lengkung panjang, lengkung
pendek dan lurus. Kegunaan ketiga bentuk tersebut mengikuti letak lokasi
pengukuran waktu (musim) dan lintang.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk, 2010, Modul Praktikum Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas


Brawijaya, Malang.
Hanggoro, Wido. Pengaruh Intensitas Radiasi Saat Gerhana Matahari Cincin
Terhadap Beberapa Parameter Cuaca. Jurnal Meteorologi dan
Geofisika Vol. 12 No. 2 - September 2011 : 137- 144.
Manik, T.K. 2014. Klimatologi Dasar Unsur Iklim dan Proses Pembentukan
Iklim. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Samadi. 2006. Geografi 2. Jakarta : Quadra.
Saripudin, A, D Rustiawan, dan A Suganda. 2012. Praktis Belajar Fisika.
Bandung : Visindo.
Soegeng, R. 2004. IONOSFIR. Yogyakarta : Offset.
Sugiharyanto. 2009. Geografi dan Sosiologi. Jakarta : Gramedia.
Trewartha G,T dan L.H.Horn. 2011.Pengantar Iklim Edisi Kelima. UGM Pres.
Yogyakarta.
Utami. 2018. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Universitas
Udayana, Bali.
Yaz, A M. 2007. Fisika 3. Jakarta : Quadra.
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Campbell Stokes

Gambar 2. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Yordan

Gambar 3. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Marvin


Gambar 4. Alat Lama Penyinaran Matahari Tipe Foster

Gambar 5. Bentuk Kertas Pias

Anda mungkin juga menyukai