Oleh :
NIM 200418005
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul neraca analitik. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagikita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Padangsidimpuan,29 September
Penyusun,
Bab I
Pendahuluan ………………………………..ii
tujuan ………………………………..ii
Bab II
Bab III
Bab IV
Penutup ……………………………….. 8
kesimpulan ……………………………….. 8
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
III. Tujuan
c. Tentukan axis
d. Nilai gelombang P
e. Hitung PR interval
f. Nilai gelombang Q
h. Nilai ST segmen
i. Nilai gelombang T
k. Kesimpulan / Diagnosa
BAB II
Ada beberapa dasar yang harus dikuasii dalam pembacaan EKG yang bertujuan
mecegah kesalahan dan ketidak akuratan, yaitu antara lain
3. Sandapan (lead)
5. Kelainan 2
V4
AVF
V5
AVL unipolar
V6
AVR
Segitiga Einthoven
Seorang ilmuan, einthoven yang menemukan lead I, II, III untuk perekaman EKG
mengenalkan formula segitiga einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan
antara vektor diagram lead I, II, III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung
Segita einthoven merupakan dasar pengembangan trihexial reference system untul
menghitung aksis arah dan kekuatan listrik jantung (gabungan dari vektor diagram dua
atau lebih lead) pada bidang frontal
Vektor diagram lead bipolar membentuk segitiga, segitiga bidang frontal tubuh dari
einthoven merupakan segitiga sama sisi, jika ketiga sisi einthoven dipindahkan ke titik
pusat maka akan terbentuk tri axial reference system dari bailey
Sandapan EKG
Terdapat dua jenis sandapan (lead) pada EKG yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sandapan bipolar hanya dapat merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
terbagi menjadi tiga, sedangkan sandapan unipolar terbagi menjadi dua.
Sandapan bipolar terdiri dari lead I, lead II, dan lead III.Lead I merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Lead III merekam beda
potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan
negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Ketiga sandapan ini dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga sama sisi yang lazim disebut segi tiga EINTHOVEN.
Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada
setiap 5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm
= 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.
Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau
diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat
perekaman EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang
membacanya.
Perekaman EKG
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG
normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U. Selain
itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segemn ini
umumnya isoelektris, tetapi pada lead precordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 2
mm. segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.
a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
2. Menentukan Irama Jantung (Rhythm)
Dalam menentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut:
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut
irama sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus (SR) adalah irmanya teratur, frekuensi
jantung antara 60-100 kali per menit, gelombang P normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS
normal (0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia. Disritmia terdiri
dari disritmia yang disebebakan oleh gangguan pembentukan impuls dan disritmia yang
disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.
a. Nodus SA
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)
a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)
Untuk menentukan axis dapat dapat dipakai bebrapa cara, yang paling mudah
adalah dengan menghitung QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak
antara -30 sampai +110 derajat.
Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 sampai – 90 derajat dan deviasi axis
kanan (RAD) antara +110 sampai -180 derajat.
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lancip dan tinggi paling jelas
terlihat di lead I dan lead II, biasanya disebut P-Pulmonal.
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas
terlihat di lead I dan II, biasa disebut gelombang P-Mitral.
c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)
BAB IV
KESIMPULAN
Hal paling utama yang harus kita ketahui sebelum menggunakan EKG yaitu paham
agar tidak terjai kesalahan yang dapat merugikan,dan dari makalah diatas kita dapat
mengetauhi bagaimana cara membaca hasil dari perekaman EKG serta penempatann limb
leads
Referensi