Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ELEKTROKARDIOGRAM

Oleh :

Fadhil Akbar Siregar

NIM 200418005

PROGRAM STUDI D-III TENOLOGI ELEKTROMEDIK

FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul neraca analitik. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagikita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Padangsidimpuan,29 September
Penyusun,

Fadhil Akbar Siregar


Daftar Isi
Daftar isi ……………………………….. i

Bab I

Pendahuluan ………………………………..ii

latar belakang ………………………………..ii

Rumusan masalah ………………………………..ii

tujuan ………………………………..ii

Bab II

Anslisis dan Pembahasan ……………………………….. 1

Bab III

Perekaman EKG ……………………………….. 5

Bab IV

Penutup ……………………………….. 8

kesimpulan ……………………………….. 8
BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.


Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan
direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan
tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.

II. Rumusan Masalah

Elektrokardiogram dapat memudahkan kita untuk membaca dan menganalisa jantung


yang dimana kita dapat mengetahui aritma janung, hipertrofi atrium dan ventrikel,
iskmema dan miokard, dan fungsi pacu jantung

III. Tujuan

Agar kita dapat membacanya dengan cara

a. Menentukann irama : sinu / bukan

b. Tentukan frek/kec : normal / takikardia / bradikardia

c. Tentukan axis

d. Nilai gelombang P

e. Hitung PR interval

f. Nilai gelombang Q

g. Hitung QRS komplek

h. Nilai ST segmen

i. Nilai gelombang T

j. Perhantikan tanda tanda

k. Kesimpulan / Diagnosa
BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ada beberapa dasar yang harus dikuasii dalam pembacaan EKG yang bertujuan
mecegah kesalahan dan ketidak akuratan, yaitu antara lain

1. Muatan listrik sel otot jantung

2. Arah defleksi pada elektrokardiogram

3. Sandapan (lead)

4. FDJ, irama, aksis, nomenklatur gelombang

5. Kelainan 2

Peletaka limb leads ( elektroda ektremitas)

Tangan kanan – merah

Tangan kiri – kuning LIMB LEADS CHEST LEADS

Kaki kanan – hijau I V1


II bipolar V2
Kaki kiri – hitam
III V3

V4
AVF
V5
AVL unipolar
V6
AVR

 Segitiga Einthoven

Seorang ilmuan, einthoven yang menemukan lead I, II, III untuk perekaman EKG
mengenalkan formula segitiga einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan
antara vektor diagram lead I, II, III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung
Segita einthoven merupakan dasar pengembangan trihexial reference system untul
menghitung aksis arah dan kekuatan listrik jantung (gabungan dari vektor diagram dua
atau lebih lead) pada bidang frontal

Vektor diagram lead bipolar membentuk segitiga, segitiga bidang frontal tubuh dari
einthoven merupakan segitiga sama sisi, jika ketiga sisi einthoven dipindahkan ke titik
pusat maka akan terbentuk tri axial reference system dari bailey

Sandapan EKG

Rekaman EKG diperoleh dengan memasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-


temoat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena
penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.

Terdapat dua jenis sandapan (lead) pada EKG yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sandapan bipolar hanya dapat merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
terbagi menjadi tiga, sedangkan sandapan unipolar terbagi menjadi dua.

Sandapan bipolar terdiri dari lead I, lead II, dan lead III.Lead I merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Lead III merekam beda
potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan
negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Ketiga sandapan ini dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga sama sisi yang lazim disebut segi tiga EINTHOVEN.

Kertas EKG

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada
setiap 5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm
= 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.

Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau
diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat
perekaman EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang
membacanya.

Letak sandapan EKG


BAB III

Perekaman EKG

1. Alat dan bahan :


a. Elektrokardiogram
b. Elektroda ektremitas
c. Elektroda hisap
d. Kawat penghubung klien dan kawat penghubung dengan bumi
e. Kapas dan alkohol
f. Elektrolit jelly
g. Probandus
2. Cara kerja :
a. Persiapan
1) Klien berbaring dengan tenang dan telanjang dada. Klien diberikan penjelasan
mengenai tujuan dan jalanya prosedur pemeriksaan. Kepala klien diberi bantal
dan perhiasan maupun aksesoris yang terbuat dari logam dilepas.
2) Permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan
kapas beralkohol.
3) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasangkan pada tempat yang
sudah dibersihkan.
4) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
 Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan
tangan kanan.
 Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan
tangan kiri.
 Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kiri.
 Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kanan.
5) Permukaan kulit dada klien dibersihkan dengan kapas beralkohol
6) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasang pada prekordial yang
telah dibersihkan
7) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
 V1 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kanan sternum
(merah).
 V2 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kiri sternum (kuning).
 V3 diletakan diantara V2 dan V4(hijau).
 V4 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (coklat).
 V5 diletakan diantar V4 dan V6(hitam).
 V6 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (ungu).
Perekaman
a. Posisi kertas diperiksa.
b. Tombol ON ditekan.
c. kecepatan dan sensitivitas dipilih.
d. Tombol START ditekan.
e. Setelah semua lead terekam, tombol OFF ditekan.
f. Identitas dan waktu merekam diperiksa.
g. Elektroda beserta kabel-kabelnya dilepas dan dibersihkan.

Kurva EKG

Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.

Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG
normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U. Selain
itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.

Gambar 1.4. Bentuk gelombang EKG

Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Gelombang P yang


normal yaitu lebar kurang dari 0,12 detik, tinggi kurang dari 0,3 miliVolt, selalu positif di
lead II dan selalu negatif di lead avR.

Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Gelombang QRS


yang normal yaitu lebar 0,06-0,12 detik dan tinggi tergantung lead. Gelombang QRS
terdiri dari gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang Q adalah defleksi
negative pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q yang normal yaitu lebar kurang
dari 0,04 detik, tinggi/ dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q abnormal
disebut gelombang Q patologis. Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada
gelombang QRS. Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5, dan V6. Di lead avR,
V1, dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali. Gelombang S adalah
defleksi negative sesudah gelombang R. di lead avR dan V1 gelombang S terlihat dalam,
dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya


gelombang T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di avR.
Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui
namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.

Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.


Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik. Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan
depolarisasi ventrikel.

Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segemn ini
umumnya isoelektris, tetapi pada lead precordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 2
mm. segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.

Cara Menilai EKG

1. Menentukan Frekuensi (Hearth Rate)

Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3


cara yaitu:

a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
2. Menentukan Irama Jantung (Rhythm)

Dalam menentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut:

a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak

b. Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)

c. Tentukan gelombang P normal atau tidak

d. Tentukan interval PR normal atau tidak

e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak


f. Interpretasi

Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut
irama sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus (SR) adalah irmanya teratur, frekuensi
jantung antara 60-100 kali per menit, gelombang P normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS
normal (0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.

Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia. Disritmia terdiri
dari disritmia yang disebebakan oleh gangguan pembentukan impuls dan disritmia yang
disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.

Disritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan imupls terdiri dari:

a. Nodus SA
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)

Disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls:

a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)

3. Menentukan sumbu jantung (axis)

Untuk menentukan axis dapat dapat dipakai bebrapa cara, yang paling mudah
adalah dengan menghitung QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak
antara -30 sampai +110 derajat.

Gambar 1.5. Axis

Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 sampai – 90 derajat dan deviasi axis
kanan (RAD) antara +110 sampai -180 derajat.

4. Menentukan adanya tanda hipertrofi

a. Hipertrofi atrium kanan (RAH)

Ditandai dengan adanya gelombang P yang lancip dan tinggi paling jelas
terlihat di lead I dan lead II, biasanya disebut P-Pulmonal.

b. Hipertrofi atrium kiri (LAH)

Ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas
terlihat di lead I dan II, biasa disebut gelombang P-Mitral.
c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)

Ditandai dengan gelombang R lebih besar dari gelombang S pada lead


precordial kanan, VAT > 0,03 detik di V1, gelombang S menetap di V5/ V6,
depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1-V3, dan RAD.

d. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)

Ditandai dengan gelombang R pada V5/V6 lebih dari 27 mm atau


gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6 lebih dari 35 mm, VAT > 0,05
detik di V5/V6, depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5/V6, dan
LAD.

BAB IV
KESIMPULAN

Hal paling utama yang harus kita ketahui sebelum menggunakan EKG yaitu paham
agar tidak terjai kesalahan yang dapat merugikan,dan dari makalah diatas kita dapat
mengetauhi bagaimana cara membaca hasil dari perekaman EKG serta penempatann limb
leads

Referensi

McCann, J. A. S. (2004).Nursing Procedures.4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams


& Wilkins.
Wilson.D.D.(1997).Understanding Laboratory and Diagnostik Tests. Philadelphia:
Lippincolt.
Potter,P.A. & Perry, A.G.(1997).fundamental of nursing:Concept,Process and
Practice.4th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby,Inc

Anda mungkin juga menyukai