ABSTRAK
Indonesia sebagai negara tropis memiliki kelebihan sinar matahari, salah satu pemanfaatan sinar matahari menjadi energi listrik
menggunakan panel surya. Sel surya merupakan komponen elektronik yang mengkonversi energi surya menjadi energi listrik dengan
memanfaatkan gejala fotovoltaik. Namun, temperatur pada panel surya akan mempengaruhi kinerja dari sel-sel surya. Akibat dari
kenaikan temperatur, maka tegangan listrik yang dihasilkan oleh panel surya menjadi berkurang. Setiap kenaikan temperatur panel surya
10C (dari 250C) akan mengakibatkan berkurangnya sekitar 0,5% pada daya yang dihasilkan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menurunkan temperatur permukaan dalam meningkatkan daya keluaran panel surya dengan metode pendinginan.
Digunakan 2 buah panel surya dengan spesifikasi yang sama dan 5 buah pendingin Thermo-Electric (Peltier) yang dipasang di
permukaan bagian bawah pada panel surya yang akan didinginkan. Pemasangan pendingin divariasikan yaitu pemasangan dengan 2, 3,
4, dan 5 buah Thermo-Electric (Peltier). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4, 6, 10, dan 19 Oktober 2018 dimulai pada pukul 09.00-
15.00 WIB. Pendingin Thermo-Electric (Peltier) mampu menurunkan temperatur permukaan panel surya dan meningkatkan daya
keluaran panel surya. Peningkatan daya keluaran panel surya menggunakan pendingin Thermo-Electric (Peltier) 2, 3, 4, dan 5 pada
pengukuran daya maksimum masing-masing sebesar 4,705%, 5,34%, 6,044%, dan 7,21%, sedangkan pada pengukuran dengan beban
masing-masing sebesar 9,809%, 11,815%, 13,041%, dan 15,294%.
1. Latar Belakang hubung singkat (Isc) hanya meningkat sedikit saja. Mungkin
Sel surya adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat sesuatu yang mengejutkan, dimana fotovoltaik akan
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menghasilkan kinerja yang lebih baik pada kondisi dingin dan
menggunakan prinsip efek photovoltaik. Tegangan dan arus cuaca yang cerah daripada cuaca yang panas. Untuk sel silikon
listrik yang dihasilkan sel surya dipengaruhi oleh tingkat kristal, VOC turun sekitar 0,37% untuk setiap kenaikan temperatur
intensitas radiasi cahaya matahari dan suhu udara sekitar. 1 oC dan ISC meningkat sekitar 0,05% [2]. Dari permasalahan
Semakin rendah intensitas radiasi cahaya matahari maka semakin diatas penulis ingin melakukan penelitian untuk mengurangi
rendah pula arus dan tegangan yang dihasilkan. Temperatur temperatur pada panel surya dengan cara menambahkan
lingkungan di sekitar panel surya juga memiliki kontribusi dalam pendingin Thermo-Electric (Peltier) pada panel surya untuk
perubahan temperatur pada sel-sel surya. Akibat dari kenaikan meningkatkan daya keluaran dari panel surya tersebut.
temperatur, maka tegangan listrik yang diproduksi oleh panel 2. Cara Kerja Thermo-Electric (Peltier) Sebagai Pendingin
surya menjadi berkurang. Setiap kenaikan temperatur panel surya Pendingin Thermo-Electric (TEC), juga sering disebut
0 0
1 C (dari 25 C) akan mengakibatkan berkurangnya sekitar 0,5% pendingin peltier atau pompa panas solid-state yang
pada daya yang dihasilkan [1]. memanfaatkan efek Peltier untuk memindahkan panas.
Ketika temperatur sel surya meningkat, tegangan rangkaian Sebuah Thermo-Electric akan menghasilkan perbedaan suhu
terbuka (Voc) akan turun secara signifikan, sedangkan arus maksimal 70oC antara sisi panas dan dinginnya. Apabila Thermo-
Electric semakin panas maka akan semakin kurang efisiensinya
[3].
Thermo-Electric (Peltier) memiliki dua sisi dimana satu sisi
bertindak sebagai bagian panas dan sisi lainnya bertindak sebagai
bagian dingin. Elektron dari material yang kekurangan elektron
Gambar 1. Pemasangan Pendingin Thermo-Electric (Peltier)
(P-type material) bergerak ke material yang kelebihan elektron
(N-type material). Dalam keadaan ini konektor akan menyerap 3.4. Pengujian Pendingin Thermo-Electric (Peltier) Pada
energi sehingga sisi ini akan menjadi sisi dingin dari Thermo- Panel Surya dengan beberapa variasi jumlah pendingin
Electric (Peltier). Dilain pihak, ketika elektron bergerak dari N- Pengujian ini dilakukan dengan cara memvariasikan jumlah
type menuju P-type, maka konektor akan melepas energi pendingin Thermo-Electric (Peltier) yang digunakan pada panel
sehingga sisi ini akan menjadi sisi panas pada Thermo-Electric surya yang akan didinginkan yaitu menggunakan 2 buah, 3 buah,
(Peltier) [4]. 4 buah dan 5 buah pendingin Thermo-Electric (Peltier).
3. Metode Penelitian
3.1. Alat dan Bahan Penelitian
1. 2 buah panel surya jenis polikristalin 10 Wp
2. 5 buah Thermo-Electric (Peltier)
3. 5 bauh Heatsink Fan
4. Plat Aluminium
5. Lampu LED
6. Resistor Gambar 2. Pemasangan Pendingin 2, 3, 4, dan 5 buah
7. 2 buah Multimeter
8. Termometer Infrared 3.5. Metode perhitungan menentukan daya maksimum
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Daya keluaran panel surya (Pout(modul)) merupakan hasil dari
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di perkalian antara tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus hubung
halaman asrama mahasiswa Kabupaten Sambas S.M. singkat (Isc) dan Fill Factor (FF) seperti persamaan dibawah ini
Raya VI No. A65. Waktu yang digunakan untuk pengambilan 𝑃𝑜𝑢𝑡(𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙) = 𝑉𝑜𝑐 . 𝐼𝑠𝑐 . 𝐹𝐹 (1)
data ini adalah pada pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Waktu ini
dipilih karena intensitas matahari cukup baik untuk mengambil Nilai FF diperoleh dari rumus:
5. Kesimpulan
Pada pemasangan pendingin Thermo-Electric (Peltier)
dapat meningkatkan daya keluaran panel surya. Dari tabel diatas
dapat disimpulkan bahwa , semakin banyak jumlah pendingin
Thermo-Electric (Peltier) yang digunakan maka semakin besar
peningkatan daya keluaran panel surya baik pengukuran daya
maksimum panel surya maupun pada pengukuran dengan beban.
Peningkatan daya keluaran panel surya disebabkan oleh
temperatur permukaan panel surya yang dipasang pendingin
Thermo-Electric (Peltier) menjadi lebih rendah dibanding panel
surya tanpa pendingin.