DISUSUN OLEH
ASISTEN PRAKTIKUM
(3.1)
Terdapat beberapa asumsi pada percobaan ini sebagai berikut.
1. Proses yang terjadi dalam percobaan ini dalam posisi steady state dan
𝑑𝐸𝑐𝑣
tertutup. Maka = 0 karena tidak ada perubahan terhadap waktu.
𝑑𝑡
IV.2. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul analisis volume atur (heating dan cooling) ini
didapatkan nilai suhu pada T1 dan T2 pada dry bulb dan wet bulb . Setelah itu nilai entalpi
pada bagian inlet dan exit dapat dihitung menggunakan diagram Psikometrik dan hasilnya
terdapat pada tabel 3.1. Lalu, besar panas yang yang digenerasikan pada volume atur
(Qcv) dapat ditentukan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1. Nilai tersebut didapatkan
melalui perhitungan menggunakan persamaan 3.1.
Hasil Qcv yang didapat dari percobaan terdapat perbedaan dengan teori yang ada.
Pada evaporator terdapat panas yang masuk sehingga ada Q masuk yang bernilai negatif
[1]. Lalu pada kondensor terdapat panas yang keluar dari kondensor sehingga Q bernilai
positif [1]. Dari hasil percobaan, didapatkan nilai Q pada evaporator saat putaran knop
fan pada 30 bernilai positif. Lalu pada heating 0.5 kW saat putaran knop fan pada 30
didapatkan Q bernilai negatif. Kedua hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada.
Seharusnya pada evaporator terjadi penurunan suhu agar nilai Q yang dihasilkan sesuai
dengan teori yang ada. Selanjutnya pada heating 0,5 kW seharusnya terjadi kenaikan suhu
agar nilai Q yang dihasilkan sesuai dengan teori yang ada.
Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan hasil percobaan tidak
sesuai dengan teori yang sudah ada. Pertama, pada saat pengambilan data praktikan tidak
terlalu akurat dalam pembacaan data suhu pada termometer. Hal tersebut dikarenakan
pada percobaan masih menggunakan termometer sederhana yang seharusnya
menggunakan termometer digital yang memiliki nilai desimal sehingga memiliki tingkat
akurasi yang sedikit tinggi. Kedua, pada sistem HVAC terdapat kotoran yang dapat
mempengaruhi kinerja sistem HVAC khususnya pada koil. Misalnya berkurangnya aliran
udara panas dan dingin karena penyumbatan kotoran, fan harus bekerja lebih untuk
menarik udara melalui koil yang tersumbat kotoran atau dapat menyebabkan sistem mati
karena overheated [2].
Pada percobaan ini terdapat hubungannya dengan siklus refrigerasi. Pada
dasarnya siklus tersebut merupakan cairan yang mengalir di antara pipa-pipa yang
terhubung pada komponen utama sistem refrigerasi [3]. Cairan tersebut biasa disebut
refrigeran yang merupakan gas terkompresi dan diinjeksikan ke dalam sistem [3].
Terdapat empat komponen utama dalam siklus refrigerasi di antaranya, kompresor,
evaporator, expansion valve, dan kondensor. Komponen- komponen tersebut sebagian
besar sama dengan komponen yang digunakan dalam siklus pemanasan. Perbedaan kedua
siklus terdapat pada arah aliran siklus dan kondisi refrigeran pada saat mengalir di setiap
komponen sistem .
Pada siklus refrigerasi diawali dengan refrigeran masuk pada kompresor dalam
keadaan tekanan rendah dan suhu hangat dan keluar dari kompresor dalam keadaan
tekanan dan suhu tinggi, dan superheated vapor. Lalu refrigeran masuk pada kondensor
dan fan menghembuskan udara sekitar melewati kondensor sehingga udara akan memiliki
suhu yang lebih dingin dan membawa keluar energi panas dari refrigeran. Setelah itu
udara melewati expansion valve lalu udara berubah ke dalam keadaan tekanan dan suhu
rendah, dan liquid / vapor mix. Lalu fan pada evaporator menghembuskan udara ke dalam
ruangan. Hal tersebut menyebabkan panas berpindah dari udara ke refrigeran sehingga
refrigeran mencapai titik didih dan menghilangkan panasnya, sehingga refrigeran
meninggalkan evaporator pada tekanan dan suhu rendah, dan dalam keadaan sedikit
superheated. Setelah itu, refrigeran mengalir pada kompresor dan mengulangi siklus
tersebut[4].
Pada siklus pemanasan (heating) siklusnya berkebalikan dengan siklus
refrigerasi. Selain itu, kondisi refrigeran saat melewati komponen-komponen pemanasan
juga berbeda. Siklus ini diawali dengan refrigeran keluar dari kompresor dalam keadaan
suhu dan tekanan tinggi, superheated vapor. Setelah itu, refrigeran melewati evaporator
dan udara dingin dari ruangan dihembuskan oleh fan untuk menghilangkan sebagian
energi panas untuk mengeluarkan panas dan saat ini sistem bekerja sebagai pemanas.
Setelah itu, refrigeran akan mengembun menjadi cairan saat keluar dari evaporator dalam
keadaan tekanan tinggi dan cairan yang sedikit dingin. Lalu refrigeran akan masuk ke
expansion valve dan keluar dalam keadaan cairan atau vapor mixture dengan suhu dan
tekanan rendah. Lalu refrigeran akan memasuki kondensor dan fan menghembuskan
udara dari luar ke koil dan menambahkan panas pada refrigeran yang dingin sehingga
refrigeran akan mendidih pada suhu rendah dan akan membawa energi panas keluar dari
kondensor dalam keadaan sedikit superheated vapor dengan suhu dan tekanan rendah.
Lalu refrigeran akan masuk ke kompresor untuk mengulangi siklus tersebut [5].
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada volume atur terdapat kesetimbangan massa-energi pada proses
termodinamika (pemanasan dan pendinginan) yang dinamakan siklus refrigerasi.
2. Nilai Laju kalor bisa didapatkan dari sistem HVAC pada proses yang dilakukan
evaporator dan heating.
3. Terdapat kondisi tertentu pada suatu refrigeran saat berada pada masing-masing
komponen sistem refrigerasi.
IV.2. Saran
Adapun saran dalam melakukan percobaan ini adalah:
1. Praktikan harus lebih teliti saat melakukan pengambilan data suhu pada setiap
termometer supaya data yang dihasilkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA