Anda di halaman 1dari 27

Analisis Pengkondisian Udara Pada Ruang Rawat

Inap RSUP Sardjito Guna Mencapai Kenyamanan


Termal Pasien
Eki Farlen (09/284879/TK/35534)
Latar Belakang
• Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran
yang lebih penting daripada kenyamanan ruangan. Karena
merupakan faktor terapi pasien dan merupakan
pengobatan utama.
(Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS -2012)

• Efisiensi energi dan kenyamanan ruangan merupakan dua


aspek yang sulit untuk dipertemukan karena faktor biaya
perawatan, pemeliharaan, dan pemakaian (Agus,2013)
Perumusan dan Batasan
Masalah
Menganalisis Parameter-parameter pengkondisian udara ruangan rawat
inap, apakah sudah memenuhi ke dalam kategori zona kenyamanan
termal yang sesuai standar ASHRAE dan SNI

 Parameter suhu diukur dari hasil perancangan monitoring suhu


menggunakan beberapa sensor suhu yang terhubung dengan USB dan
Matlab

 Parameter kelembaban dihitung menggunakan kurva psikometri pada


kondisi tertentu

 Parameter kecepatan udara didapatkan dari hasil pengukuran


menggunakan Anemometer
Tujuan
• Menghitung beban pendinginan ruangan untuk mengetahui efisiensi
dari mesin pengkondisian udara (Air Conditioner)

• Merancang bangun sistem monitoring suhu untuk mengamati respon


perubahan suhu ruangan yang dikondisikan

• Menganalisis parameter pengkondisian udara yang berkaitan dengan


Kenyamanan Termal Pasien seperti Suhu, kelembaban, dan
Kecepatan udara dengan kurva Psikometri
Tinjauan Pustaka

• Rancang Bangun Pengujian Evaporator Siklus Kompresi Uap Hibrid


Untuk Pengkondisian Udara Ruangan 22,932 m2 (Chandra Thomas
Saragih 2011).

• Perhitungan Kapasitas Sistem Penyejuk Udara Pada Bangunan guna


mendapatkan efisiensi energi dan nilai ekonomis, dengan
meminimalisasi besar kapasitas sistem penyejuk udara (Sendi Surya
Raharja 2006).

• Simulasi Distribusi Suhu dan Kecepatan Udara di dalam Ruangan AC


dengan Metode Numeris Menggunakan CFD Fluent
Definisi Kenyamanan Termal

Berdasarkan ASHRAE-55 dan SNI 03-6572-2001

• Temperatur efektif yang nyaman antara 22,8°C- 25,8°C

• RH 50-70% merupakan standar kenyamanan yang terbaik sedangkan


RH <50% daerah yang terlalu kering, dapat menyebabkan infeksi
saluran pernafasan.

• Kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih besar dari
0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik.
Beban Pendinginan

Eksternal :
 Konduksi dinding, atap dan
kaca
Radiasi menembus kaca
Konveksi lantai dan langit

Internal :
Panas manusia (Okupansi)
Peralatan elektronika
Infiltrasi
Pencahayaan
Metode CLTD/CLF/SCL

• Perhitungan metode CLTD yang mengacu pada standar ASHRAE (terlampir), untuk
tanggal 21 bulan juli garis lintang 40o lintang utara, asumsi memiliki cuaca yang serupa
dengan kondisi yang ada di Indonesia

• Perlu diperhatikan nilai CLTD dalam tabel adalah nilai yang telah sesuai dengan asumsi
yang diberikan di depan yaitu: suhu ruangan 25.6°C suhu maksimum outdoor 35°C dan
maksimum perbedaan temperature harian 5°C, tanggal 21 July, 40 lintang utara

• Alternatif lain dengan menggunakan CLTD koreksi, yaitu menyesuaikan dengan kondisi
sekitar ruanganya, persamaan CLTD koreksi sebagai berikut

CLTDkoreksi = CLTD + (25.5 - tr) + (tm - 29.4)

Di mana

tr = Temperatur ruangan

tm = Temperature maksimal ruangan - (range harian)/2


Proses Pengkondisian Udara

• 1. Titik 2 dicampur dengan udara balik dari


ruang di titik 1 dan masuk ke dalam koil
pendingin di titik 3.

• 2. Udara mengalir melalui koil pendingin


dari titik 3 ke titik 4 dan dipasok ke
ruangan.

• 3. Udara yang dipasok ke ruangan


bergerak sepanjang garis 4-1 mengambil
beban panas ruangan, dan siklus berulang.
Gambaran Penelitian

Mulai

Penentuan kondisi
bangunan

Perhitungan beban
pendinginan

Pemakaian Sesuai
Kebutuhan?

Perhitungan
Psikometri

Analisa
Kenyamanan termal

Selesai
Arsitektur Perancangan
Monitoring Suhu Ruangan

Modul Sensor LM USB 1208 LS Laptop + Matlab Akuisisi Data

Rangkaian Pengkondisian Sinyal Antarmuka USB dg Laptop Melalui Instacal Diagram Blok Simulink
Lokasi Titik Pengukuran Data
(Occupant’s Zone)

.
Teknik Pengukuran Data

• Skenario Pengujian
• Skenario 1 : Pengujian respon set point tetap dan
perubahan set point turun ketika tanpa gangguan.

• Skenario 2 : Pengujian respon ketika diberikan


gangguan, sumber panas internal yang dibangkitkan
dalam ruangan
Hasil Pengujian Blok Sensor

Kesalahan pembacaan ketiga sensor antara 0-5 derajat Celcius, sesuai


dengan akurasi sensor LM sebesar 0,5 Celcius, dengan prosentase
kesalahan pembacaan ketiga sensor sebesar 0,83%, 0,65%, dan 0,78%.

Suhu yg terbaca Suhu yang terbaca Sensor LM35


termometer
digital
(Celcius) Sensor 1 Error 1 Sensor 2 Error 2 Sensor 3 Error 3

29 28,7 0,3 28,7 0,3 29 0

28,6 28,4 0,2 28,5 0,1 28,4 0,2

27,7 28 0,3 27,9 0,3 27,9 0,2

27,2 27,3 0,1 27,6 0,4 27 0,2

27 26,8 0,2 27 0 26,6 0,4

26,8 26,6 0,2 26,7 0,1 26,5 0,3

26,5 26,1 0,4 26,2 0,3 26,4 0,1


Hasil Pengujian Rangkaian
Penguat

Sensor Suhu 1 Sensor Suhu 2

Sensor Suhu 3
.
Pengujian Akurasi ADC USB
1208 LS
Kesalahan pembacaan faktor Offset dan Gain pada keluaran
tegangan yang telah terkonversi ADC sebesar 0,2%, dengan batas
kerja pengujian dari 20-35oC untuk range Tegangan input analog
sebesar 3.5 Volt, maka 3,5 V x 0,002 = 0,0035 V
Hasil Perhitungan Beban Pendinginan
dengan Kondisi Terpasang

AC terpasang berkapasitas 2 PK = 5275 Watt


(17999,06 Btu/jam), sedangkan beban puncak
panas ruang tersebut sebesar sebesar 6211
Watt (21192,81 Btu/hr).
6000

5000

4000

Watt
3000

2000

1000

0
10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00
Jam

Puncak beban pendinginan ruangan terjadi pada jam


4 sore
Distribusi Suhu Ruangan
Pengujian Set-Point Tetap dg
Variasi Pengaturan Remote AC

Gambar 3. Grafik
suhu ruangan rata-
rata dg pengaturan
normalspeed fan

Gambar 1. Grafik suhu Gambar 2. Grafik suhu


ruangan rata-rata dg ruangan rata-rata dg
pengaturan autospeed fan pengaturan jendela kipas
vertikal naik-turun
Pengujian Set-Point Turun

Terjadi perbedaan waktu antara pengujian set –


point tetap dengan set-point turun, dikarenakan
adanya time delay saat pertama kali AC
dihiduplkan

• Nilai Lpo = 40 kJ/K adalah hasil empirik (Yuji

Yamakawa, 2009), adalah laju aliran udara ketika

bekerja pada 50% dari keadaan maksimalnya (0.15

m3/s), dan UA koefisien transfer panas.


Pengujian Gangguan Internal

No Sumber Panas
(Watt)
1 2 orang duduk santai 164
2 1 orang berdiri 182,4
3 TV LCD 125
4 Dispenser 350
5 Laptop 35,8
6 Infiltrasi 52,82
7 Lampu 229,12
Total 1139,22

Penambahan panas sebesar 1139 Watt yang dibangkitkan selama pengujian


gangguan mengakibatkan kenaikan suhu hingga 25,5 oC, ruangan masih berada
dalam standar zona nyaman yang direkomendasikan SNI, yaitu berada pada
rentang 22,8 hingga 25,8oC.
Perhitungan Kelembaban Ruangan
(sebelum ada gangguan)
Panas sensibel (Qs) dan laten (Ql) ruangan sebesar
1818,092 Watt dan 100,23 Watt pada saat suhu ruangan
(Tr) 24oC dan suhu udara suplai (Ts) sebesar 12oC dengan
harga entalpi (hi) sebesar 34,2 kJ/kg, maka entalpi ruangan
pada keadaan tersebut sebesar

Pada Gambar kurva psikometri, saat suhu dan entalpi


ruangan 24oC dan 46,7 kJ/Kg berpotongan dengan garis
kelembaban 45% yang memiliki volume spesifik (v) 0,845
m3/Kg dan rasio kelembaban (X) 0,0088 Kg/Kg.
Perhitungan Kelembaban Ruangan
(Ketika gangguan terjadi)
Panas total sensibel sebesar 2698 Watt yang
dibangkitkan selama pengujian respon gangguan
mengakibatkan kenaikan suhu hingga 25,5 oC,

Pada Gambar saat suhu dan entalpi ruangan sebesar


25,5oC dan 49,5 kJ/Kg berpotongan dengan garis
kelembaban 46.3% yang memiliki volume spesifik (v)
0.858 m3/Kg dan rasio kelembaban (X) 0,0095 Kg/Kg.
Maka untuk mencapai kondisi kenyamanan ideal,
diperlukan debit udara sebagai berikut.
Kecepatan Udara Suplai

• Ketika mengalami gangguan yang


mengakibatkan kenaikan suhu ruangan
hingga 25,5 oC atau naik 1,2oC, untuk
mengkompensasi kenaikan temperatur ini
maka kecepatan udara yang mula-mula
hanya 0,11 m/detik harus dinaikkan menjadi
0,28 m/detik, dan berdasarkan hasil
pengukuran kecepatan udara ruangan yg
terjadi sebesar 0,2 m/detik.
Kesimpulan

• Air Conditioner ruangan berkapasitas 2 PK sudah cukup efisien mendinginkan


ruangan dengan beban puncak pendinginan 6211 Watt
• Profil distribusi suhu rungan dari ke-tiga zona masuk dalam kategori nyaman
standar SNI yaitu pada rentang 23,8-25,8 Celcius
• Kelembaban udara ruangan pada keadaan suhu ruangan 24 derajat Celcius
sebesar 46,8 %, dengan laju aliran udara di bawah batas maksimal yang
direkomendasikan sebesar 0,123 m3/detik
• Kecepatan udara suplai AC tidak melebihi standar kenyamanan, yaitu di
bawah nilai 0,28 meter/detik.
• Secara keseluruhan, Pengkondisian udara ruangan sudah baik dalam
pencapaian kenyamanan termal pasien
Saran

• Memperbanyak titik pengukuran sensor suhu dengan memperhatikan lokasi


ketinggian sensor

• Menambah sensor kelembaban untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya,


dalam penelitian ini hanya menghitung nilai kelembaban dengan kurva
psikometri.

• Pengujian respon set-point naik dan turun dilakukan pada saat jam beban
pendinginan puncak

• Keterbatasan jam dan waktu pengambilan data di rumah sakit karena kamar
pasien selalu terisi, maka sebaiknya pengukuran/monitoring pengujian
dilakukan dalam sehari untuk mendapatkan hasil dan analisa yang lebih teliti.

Anda mungkin juga menyukai