DISUSUN OLEH :
Andini Pradita
4221600033
2 D4 SISTEM PEMBANGKIT ENERGI
DOSEN PENGAMPU :
HENDRIK ELVIAN GAYUH PRASETYA. S.T , M.T
2022
ABSTRAK
Laporan ini merupakan hasil percobaan penggunaan thermistor sebagai alat sensor suhu.
Percobaan dilakukan untuk melihat hubungan antara suhu dengan hambatan. Thermistor
yang digunakan adalah jenis PTC (Positive Temperatur Coefficient) dan thermistor jenis NTC
(Negative Temperatur Coefficient). Hasil percobaan menunjukkan bahwa Untuk alat sensor
jenis NTC; ketika suhu meningkat hambatan semakin kecil, sedangkan untuk alat sensor
jenis PTC; ketika suhunya meningkat hambatannya semakin besar. Sensor yang berupa PTC
atau NTC dengan tingkat sensitivitas tinggi akan berubah nilai tahanannya jika terjadi
sebuah perubahan suhu yang mengenainya.
ABSTRACT
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik.
Sensor merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya
sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu; sensor thermal (panas), sensor mekanis
dan sensor optik (cahaya).
1.3. Tujuan:
2.1 Pengukuran
yang diukur dengan besaran standar yang diterima sebagai satuan. Pengukuran tidak
langsung yaitu pengukuran untuk mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran
lain. Sebagai contoh pengukuran yaitu ketika membeli beras dan penjual mengukur massa
dari beras, yang artinya penjual membandingkan nilai besaran massa dengan satuan massa
yang sudah ditentukan. Seperti satuan Massa kilogram (kg), gram (g) dan satuan massa
lainnya. Prosedur Pengukuran, langkah yang digunakan dalam pengukuran sesuai dengan
metode yang diberikan. Hasil Pengukuran, Nilai yang diperoleh setelah melakukan
pengukuran.
2.2 Thermistor
Metode grafik dapat digunakan untuk pemecahan masalah pemrograman linier yang hanya
memiliki dua atau tiga variabel. Grafik disusun dari persamaan yang telah diformulasikan
sedemikian sehingga akan didapatkan titik-titik sebagai solusi, yang merupakan hasil dari
perpotongan garis. Apabila dalam suatu pemrograman linear terdapat lebih dari 2 variabel,
yaitu misalnya tiga variabel dan , maka metode grafik ini tidak dapat digunakan.
Berikut ini adalah langkah-langkah pemecahan dengan metode grafik :
1) Gambarkan garis-garis kendala pada sumbu koordinat. Anggap kendalanya sebagai suatu
persamaan.
2) Tentukan daerah dalam bidang koordinat yang memenuhi semua kendala (daerah
feasible), kemudian tentukan semua titik daerah feasible tersebut.
3) Membuat grafik untuk kendala-kendala yang ada dalam suatu bagian. Untuk membuat
fungsi grafik fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan (≤ dan ≥) diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk persamaan (=).
4) Menentukan area kelayakan solusi pada grafik tersebut. Area layak dapat dilihat dari
pertidaksamaan pada kendala. Apabila kendala dalam bentuk ≤, maka daerah arsiran/layak
terjadi pada bagian kiri/bawah/kiri bawah, tetapi apabila bentuk pertidaksamaan ≥, maka
pengasrsiran dilakukan ke kanan/atas/kanan atas. Apabila bentuk persamaan (=), maka
daerah layak terjadi pada garis tersebut (berimpit).
5) Hitung nilai fungsi tujuan untuk semua titik sudut daerah layak. Untuk keputusannya, plih
koordinat titik yang memberikan nilai terbesar untuk fungsi tujuan maksimasi, dan nilai
fungsi terkecil untuk tujuan minimasi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
a. Flow Chart
MULAI
Merangkai Sensor
Pengcodingan pada
Arduino IDE
Upload
Program
Pengambilan Data
Selesai
b. Penjelasan :
2 30 70
3 35 60
4 40 50
5 45
40
6 50
30
7 55
8 60 20
9 65 10
10 70 0
0 2 4 6 8 10 12
2. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-2
Percobaan Suhu
Ke-2 (0C) Percobaan 2
1 27,17 80
2 31,17 70
3 34,5 60
4 40,11 50
5 43,65 40
6 49,53 30
7 54,85 20
8 59,81 10
9 65,74 0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12
3. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-3
Percobaan 3
80
70
60
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Percobaan Suhu
Ke-3 (0C)
1 25,48
2 30,99
3 36,88
4 40,97
5 45,65
6 50,73
7 55,46
8 61,02
9 64,75
10 71,2
4. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-4
Percobaan Suhu Percobaan 4
Ke-4 (0C) 80
1 26,9 70
2 29,79
60
3 34,21
4 39,04 50
5 45,17 40
6 50,67 30
7 54,7 20
8 60,15
10
9 64,94
10 70,5 0
0 2 4 6 8 10 12
5. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-5
Percobaan Suhu
Percobaan 5
Ke-5 (0C)
1 26,9 80
2 29,79 70
3 34,21 60
4 39,04 50
5 45,17 40
6 50,67 30
7 54,7 20
8 60,15 10
9 64,94 0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12
28, 30
2 78 30 20
10
32, 0
0 2 4 6 8 10 12
3 49 35
36,
4 88 40 suhu kalibrator
40,
5 75 45
46,
6 37 50
48,
7 88 55
51,
8 83 60
56,
9 54 65
59,
10 13 70
2. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-2
dengan kalibrator
Percobaan Suhu
Kalibrator Percobaan 2
Ke-2 (0C) Suhu & Kalibrator
1 27,17 25 80
2 31,17 30 70
3 34,5 35 60
4 40,11 40 50
40
5 43,65 45 30
6 49,53 50 20
7 54,85 55 10
8 59,81 60 0
0 2 4 6 8 10 12
9 65,74 65
10 70,5 70 suhu kalibrator
3. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-3
dengan kalibrator
Percobaan Suhu
Kalibrator Percobaan 3
Ke-3 (0C) Suhu & Kalibrator
1 25,48 25 80
2 30,99 30 70
60
50
40
30
20
10
suhu kalibrator
3 36,88 35
4 40,97 40
5 45,65 45
6 50,73 50
7 55,46 55
8 61,02 60
9 64,75 65
10 71,2 70
4. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-4
dengan kalibrator
Percobaan Suhu Percobaan 4
Kalibrator Suhu & Kalibrator
Ke-4 (0C) 80
1 26,9 25
70
2 29,79 30
60
3 34,21 35
50
4 39,04 40
40
5 45,17 45
30
6 50,67 50
20
7 54,7 55
10
8 60,15 60
9 64,94 65 0
0 2 4 6 8 10 12
5. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-5
dengan kalibrator
Percobaan Suhu Percobaan 5
Kalibrator Suhu & Kalibrator
Ke-5 (0C) 80
1 25,11 25 70
2 29,51 30 60
3 31,83 35 50
4 37,59 40
40
5 44,35 45
30
6 48,37 50
20
7 55,3 55
10
8 59,81 60
0
9 65,74 65 0 2 4 6 8 10 12
2 28,78 60
f(x) = 3.82745454545455 x + 21.706
50
40
30
20
0
0 2 4 6 8 10 12
3 32,49
4 36,88
5 40,75
6 46,37
7 48,88
8 51,83
9 56,54
10 59,13
1 27,17 70
2 31,17 f(x) = 4.90066666666667 x + 20.7493333333333
60
3 34,5
4 40,11 50
5 43,65 40
6 49,53 30
7 54,85 20
8 59,81
10
9 65,74
0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12
1 26,9 70
f(x) = 5.19454545454545 x + 18.218
2 29,79 60
3 34,21
50
4 39,04
5 45,17 40
6 50,67 30
7 54,7 20
8 60,15 10
9 64,94
0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12
1 24,6 25 80
2 30,8 30 70
35,6 60
3 8 35 50
40,7 40
4 5 40 30
45,4 20
5 1 45 10
51,2 0
0 2 4 6 8 10 12
6 8 50 suhu kalibrator
55,6
7 1 55
61,7
8 4 60
67,8
9 2 65
10 71,6 70
8
2. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-2 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Percobaan 2
Kalibrator
Ke-2 (0C) Suhu & Kalibrator
1 25,92 25 80
2 27,97 30 70
3 33,44 35 60
4 38,94 40 50
5 43,42 45 40
6 48,37 50 30
7 54,55 55 20
8 59,13 60 10
0
9 63,02 65 0 2 4 6 8 10 12
3. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-3 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Percobaan 3
Kalibrator
Ke-3 (0C) Suhu & Kalibrator
1 25,4 25 80
2 27,88 30 70
3 33,25 35 60
4 37,8 40 50
5 46,25 45 40
30
6 49,27 50
20
7 54,26 55
10
8 58,63 60
0
9 64,36 65 0 2 4 6 8 10 12
4. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-4 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Kalibrator
Percobaan 4
Ke-4 (0C) Suhu & Kalibrator
1 24,69 25
80
2 29,97 30 70
3 34,4 35 60
4 39,36 40 50
5 44,35 45 40
30
6 48,75 50 20
7 55 55 10
8 59,81 60 0
0 2 4 6 8 10 12
9 65,14 65
10 70,27 70 suhu kalibrator
5. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-5 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Kalibrator Percobaan 5
Ke-5 (0C) Suhu & Kalibrator
1 25,31 25 80
2 29,88 30 70
60
3 34,5 35
50
4 40,64 40
40
5 45,77 45
30
6 50,46 50
20
7 54,85 55
10
8 59,81 60
0
9 65,34 65 0 2 4 6 8 10 12