Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIUM

WORSHOP PENGUKURAN TEKNIK

PROSES KALIBRASI ALAT UKUR TEMPERATUR BERUPA SENSOR


THERMISTOR MENGGUNAKAN KALIBRATOR TERMOMETER RAKSA

DISUSUN OLEH :
Andini Pradita
4221600033
2 D4 SISTEM PEMBANGKIT ENERGI

DOSEN PENGAMPU :
HENDRIK ELVIAN GAYUH PRASETYA. S.T , M.T

PROGRAM STUDI SISTEM PEMBANGKIT ENERGI


DEPARTEMEN MEKANIKA DAN ENERGI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2022
ABSTRAK

Laporan ini merupakan hasil percobaan penggunaan thermistor sebagai alat sensor suhu.
Percobaan dilakukan untuk melihat hubungan antara suhu dengan hambatan. Thermistor
yang digunakan adalah jenis PTC (Positive Temperatur Coefficient) dan thermistor jenis NTC
(Negative Temperatur Coefficient). Hasil percobaan menunjukkan bahwa Untuk alat sensor
jenis NTC; ketika suhu meningkat hambatan semakin kecil, sedangkan untuk alat sensor
jenis PTC; ketika suhunya meningkat hambatannya semakin besar. Sensor yang berupa PTC
atau NTC dengan tingkat sensitivitas tinggi akan berubah nilai tahanannya jika terjadi
sebuah perubahan suhu yang mengenainya.

ABSTRACT

This report is the result of an experiment using a thermistor as a temperature sensor.


Experiments were conducted to examine the relationship between temperature with
resistance. Thermistor used is the type of PTC (Positive Temperature Coefficient) and
thermistor type NTC (Negative Temperature Coefficient). The results showed that for the
tool type sensor NTC; when the temperature rises the smaller resistance, whereas for
sensors PTC type; when the temperature rises the greater the resistance. Sensors in the
form of PTC or NTC with high sensitivity level will change the value of a prisoner in case of a
temperature change about it.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik.
Sensor merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya
sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu; sensor thermal (panas), sensor mekanis
dan sensor optik (cahaya).

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai


yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistem ukur, atau nilai yang diwakili oleh
benda ukur, dan nilai yang telah diketahui yang berkaitan besaran yang diukur
dalam kondisi tertentu. Tujuan utama kalibrasi adalah mencapai ketertelusuran
pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang
lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan internasional) melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus. Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa
jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan
oleh  alat ukur.

1.2. Rumusan masalah:

1. Apa itu kalibrasi?


2. Apa metode apa yang dapat digunakan dalam proses pengkalibrasian?
3. Apa manfaat yang di dapat dari proses kalibrasi?
4. Bagaimana cara melakukan kalibrasi pada alat ukur temperature?

1.3. Tujuan:

1. Memahami apa itu kalibrasi.


2. Mengetahui metode apa yang sering digunakan dalam proses pengkalibrasian
3. Mengetahui tata cara pengkalibrasian alat ukur temperature berupa sensor thermistor
menggunakan kalibrator thermometer air raksa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran

Pengukuran, kegiatan menentukan nilai kuantitas tertentu. Definisi pengukuran


adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau
satuan ukur. Selain itu, pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Metode Pengukuran,
Teknik yang di gunakan dalam pengukuran sesuai dengan prinsip yang diberikan. Metode
pengukuran dapat dikualifikasikan lebih lanjut dengan beberapa cara di antaranya : metode
substitusi, metode diferensial, dan metode Null. Pengukuran langsung yaitu
membandingkan nilai besaran

yang diukur dengan besaran standar yang diterima sebagai satuan. Pengukuran tidak
langsung yaitu pengukuran untuk mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran
lain. Sebagai contoh pengukuran yaitu ketika membeli beras dan penjual mengukur massa
dari beras, yang artinya penjual membandingkan nilai besaran massa dengan satuan massa
yang sudah ditentukan. Seperti satuan Massa kilogram (kg), gram (g) dan satuan massa
lainnya. Prosedur Pengukuran, langkah yang digunakan dalam pengukuran sesuai dengan
metode yang diberikan. Hasil Pengukuran, Nilai yang diperoleh setelah melakukan
pengukuran.

2.2 Thermistor

Thermistor adalah sejenis resistor yang nilai resistansinya berubah terhadap


temperatur disekitarnya. Thermistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan
resistor (alat pengukur tahanan). Beberapa thermistor yang berada di pasaran adalah
Thermistor PTC dan NTC. Resistansi pada thermistor PTC akan naik seiring naiknya
temperatur sekitarnya, dengan kenaikan resistansi linier terhadap temperatur. Sedangkan
pada thermistor NTC resistansi akan turun seiring naiknya temperatur, dengan kenaikan
resistansi secara exponential terhadap temperatur.

2.3 Metode Grafik

Metode grafik dapat digunakan untuk pemecahan masalah pemrograman linier yang hanya
memiliki dua atau tiga variabel. Grafik disusun dari persamaan yang telah diformulasikan
sedemikian sehingga akan didapatkan titik-titik sebagai solusi, yang merupakan hasil dari
perpotongan garis. Apabila dalam suatu pemrograman linear terdapat lebih dari 2 variabel,
yaitu misalnya tiga variabel dan , maka metode grafik ini tidak dapat digunakan.
Berikut ini adalah langkah-langkah pemecahan dengan metode grafik :
1) Gambarkan garis-garis kendala pada sumbu koordinat. Anggap kendalanya sebagai suatu
persamaan.
2) Tentukan daerah dalam bidang koordinat yang memenuhi semua kendala (daerah
feasible), kemudian tentukan semua titik daerah feasible tersebut.
3) Membuat grafik untuk kendala-kendala yang ada dalam suatu bagian. Untuk membuat
fungsi grafik fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan (≤ dan ≥) diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk persamaan (=).
4) Menentukan area kelayakan solusi pada grafik tersebut. Area layak dapat dilihat dari
pertidaksamaan pada kendala. Apabila kendala dalam bentuk ≤, maka daerah arsiran/layak
terjadi pada bagian kiri/bawah/kiri bawah, tetapi apabila bentuk pertidaksamaan ≥, maka
pengasrsiran dilakukan ke kanan/atas/kanan atas. Apabila bentuk persamaan (=), maka
daerah layak terjadi pada garis tersebut (berimpit).
5) Hitung nilai fungsi tujuan untuk semua titik sudut daerah layak. Untuk keputusannya, plih
koordinat titik yang memberikan nilai terbesar untuk fungsi tujuan maksimasi, dan nilai
fungsi terkecil untuk tujuan minimasi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

a. Flow Chart

MULAI

Menyiapkan alat dan


bahan

Merangkai Sensor

Arduino IDE dan


Gagal
rangkaian sensor

Pengcodingan pada
Arduino IDE

Upload
Program

Pengambilan Data

Analisa data dan kesimpulan

Selesai
b. Penjelasan :

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Merangkai sensor dan komponen komponen yang dibutuhkan
3. Menyiapkan Arduino IDE yang ada pada laptop
4. Melakukan pengcodingan pada software Arduino IDE
5. Mengupload program
6. Apabila berhasil dapat ke dilanjutkan pada pengambilan data, jika mengalami
kegagalan kembali ke proses perangkaian sensor dan komponen hingga berhasil
7. Mengambil data saat saat praktikum
8. Memberi Analisa dan kesimpulan pada hasil praktikum
BAB IV
ANALISA

4.1 TABEL DATA PERCOBAAN


a. Tabel Percobaan Sebelum Kalibrasi

No Percobaab Percobaab Percobaab Percobaab Percobaab


Suhu Termogunt
. ke-1 (0C) ke-2 0C) ke-3 0C) ke-4 0C) ke-5 0C)
1. 25 0C 25 0C 25,92 27,17 25,48 26,9 25,11
2. 30 0C 30 0C 28,78 31,17 30,99 29,79 29,51
3. 35 0C 35 0C 32,49 34,5 36,88 34,21 31,83
4. 40 0C 40 0C 36,88 40,11 40,97 39,04 37,59
5. 45 0C 45 0C 40,75 43,65 45,65 45,17 44,35
6. 50 0C 50 0C 46,37 49,53 50,73 50,67 48,37
7. 55 0C 55 0C 48,88 54,85 55,46 54,7 55,3
8. 60 0C 60 0C 51,83 59,81 61,02 60,15 59,81
9. 65 0C 65 0C 56,54 65,74 64,75 64,94 65,74
10. 70 0C 70 0C 59,13 70,5 71,2 26,9 70,27

b. Tabel Percobaan Setelah Kalibrasi

No Percobaab Percobaab Percobaab Percobaab Percobaab


Suhu Termogunt
. ke-1 (0C) ke-2 (0C) ke-3 (0C) ke-4 (0C) ke-5 (0C)
1. 25 0C 25 0C 24,6 25,92 25,4 24,69 25,31
2. 30 0C 30 0C 30,8 27,97 27,88 29,97 29,88
3. 35 0C 35 0C 35,68 33,44 33,25 34,4 34,5
4. 40 0C 40 0C 40,75 38,94 37,8 39,36 40,64
5. 45 0C 45 0C 45,41 43,42 46,25 44,35 45,77
6. 50 0C 50 0C 51,28 48,37 49,27 48,75 50,46
7. 55 0C 55 0C 55,61 54,55 54,26 55 54,85
8. 60 0C 60 0C 61,74 59,13 58,63 59,81 59,81
9. 65 0C 65 0C 67,82 63,02 64,36 65,14 65,34
10. 70 0C 70 0C 24,6 69,81 69,14 70,27 70,5
4.2 PENGOLAHAN DATA
a. Grafik pemakaian alat ukur temperature yang digunakan sebagai kalibrator
Percobaan Suhu (0C) KALIBRATOR
1 25 80

2 30 70

3 35 60

4 40 50
5 45
40
6 50
30
7 55
8 60 20

9 65 10

10 70 0
0 2 4 6 8 10 12

b. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu :


1. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-1
Percobaan Suhu
Ke-1 (0C) Percobaan 1
1 25,92 70
2 28,78 60
3 32,49 50
4 36,88 40
5 40,75
30
6 46,37
7 48,88 20
8 51,83 10
9 56,54 0
10 59,13 0 2 4 6 8 10 12

2. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-2
Percobaan Suhu
Ke-2 (0C) Percobaan 2
1 27,17 80
2 31,17 70
3 34,5 60
4 40,11 50
5 43,65 40
6 49,53 30
7 54,85 20
8 59,81 10
9 65,74 0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12

3. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-3

Percobaan 3
80
70
60
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Percobaan Suhu
Ke-3 (0C)
1 25,48
2 30,99
3 36,88
4 40,97
5 45,65
6 50,73
7 55,46
8 61,02
9 64,75
10 71,2

4. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-4
Percobaan Suhu Percobaan 4
Ke-4 (0C) 80

1 26,9 70
2 29,79
60
3 34,21
4 39,04 50

5 45,17 40

6 50,67 30

7 54,7 20
8 60,15
10
9 64,94
10 70,5 0
0 2 4 6 8 10 12

5. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-5
Percobaan Suhu
Percobaan 5
Ke-5 (0C)
1 26,9 80

2 29,79 70
3 34,21 60
4 39,04 50
5 45,17 40
6 50,67 30
7 54,7 20
8 60,15 10
9 64,94 0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12

c. Grafik pemakaian alat ukur :


1. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-1
dengan kalibrator
Su Percobaan 1
Percob Suhu & Kalibrator
hu Kalibr
aan
(0C ator 80
Ke-1
) 70
60
25, 50
1 92 25 40

28, 30

2 78 30 20
10
32, 0
0 2 4 6 8 10 12
3 49 35
36,
4 88 40 suhu kalibrator

40,
5 75 45
46,
6 37 50
48,
7 88 55
51,
8 83 60
56,
9 54 65
59,
10 13 70

2. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-2
dengan kalibrator
Percobaan Suhu
Kalibrator Percobaan 2
Ke-2 (0C) Suhu & Kalibrator
1 27,17 25 80
2 31,17 30 70
3 34,5 35 60
4 40,11 40 50
40
5 43,65 45 30
6 49,53 50 20
7 54,85 55 10
8 59,81 60 0
0 2 4 6 8 10 12
9 65,74 65
10 70,5 70 suhu kalibrator

3. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-3
dengan kalibrator
Percobaan Suhu
Kalibrator Percobaan 3
Ke-3 (0C) Suhu & Kalibrator
1 25,48 25 80
2 30,99 30 70
60
50
40
30
20
10
suhu kalibrator

3 36,88 35
4 40,97 40
5 45,65 45
6 50,73 50
7 55,46 55
8 61,02 60
9 64,75 65
10 71,2 70

4. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-4
dengan kalibrator
Percobaan Suhu Percobaan 4
Kalibrator Suhu & Kalibrator
Ke-4 (0C) 80
1 26,9 25
70
2 29,79 30
60
3 34,21 35
50
4 39,04 40
40
5 45,17 45
30
6 50,67 50
20
7 54,7 55
10
8 60,15 60
9 64,94 65 0
0 2 4 6 8 10 12

10 70,5 70 suhu kalibrator

5. Grafik pemakaian alat ukur temperatur terhadap waktu pada percobaan ke-5
dengan kalibrator
Percobaan Suhu Percobaan 5
Kalibrator Suhu & Kalibrator
Ke-5 (0C) 80
1 25,11 25 70
2 29,51 30 60
3 31,83 35 50
4 37,59 40
40
5 44,35 45
30
6 48,37 50
20
7 55,3 55
10
8 59,81 60
0
9 65,74 65 0 2 4 6 8 10 12

10 70,27 70 suhu kalibrator

d. Persamaan linieritas pada masing-masing percobaan


1. Persamaan linieritas pada percobaan ke-1
Percobaan Suhu Percobaan 1 Sebelum Kalibrator
Ke-1 (0C)
1 25,92 70

2 28,78 60
f(x) = 3.82745454545455 x + 21.706
50
40
30
20
0
0 2 4 6 8 10 12

3 32,49
4 36,88
5 40,75
6 46,37
7 48,88
8 51,83
9 56,54
10 59,13

2. Persamaan linieritas pada percobaan ke-2


Percobaan Suhu Percobaan 2 Sebelum Kalibrator
Ke-2 (0C) 80

1 27,17 70
2 31,17 f(x) = 4.90066666666667 x + 20.7493333333333
60
3 34,5
4 40,11 50

5 43,65 40

6 49,53 30

7 54,85 20
8 59,81
10
9 65,74
0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12

3. Persamaan linieritas pada percobaan ke-3


Percobaan Suhu Percobaan 3 Sebelum Kalibrator
Ke-3 (0C)
80
1 25,48
2 30,99 70
f(x) = 4.95181818181818 x + 21.078
3 36,88 60
4 40,97 50
5 45,65 40
6 50,73 30
7 55,46 20
8 61,02 10
9 64,75 0
0 2 4 6 8 10 12
10 71,2

4. Persamaan linieritas pada percobaan ke-4


Percobaan Suhu
Percobaan 4 Sebelum Kalibrator
Ke-4 (0C)
1 26,9 80
2 29,79 70
f(x) = 4.97351515151515 x + 20.2526666666667
3 34,21 60
4 39,04 50
5 45,17 40
6 50,67 30
7 54,7 20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
8 60,15
9 64,94
10 70,5

5. Persamaan linieritas pada percobaan ke-5


Percobaan Suhu Percobaan 5 Sebelum Kalibrator
Ke-5 (0C) 80

1 26,9 70
f(x) = 5.19454545454545 x + 18.218
2 29,79 60
3 34,21
50
4 39,04
5 45,17 40

6 50,67 30

7 54,7 20

8 60,15 10
9 64,94
0
10 70,5 0 2 4 6 8 10 12

e. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada masing-masing percobaan setelah


memasukkan persamaan linieritas
1. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-1 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Percobaan 1
Kalibrator
Ke-1 (0C) Suhu & Kalibrator

1 24,6 25 80

2 30,8 30 70

35,6 60

3 8 35 50

40,7 40

4 5 40 30

45,4 20

5 1 45 10

51,2 0
0 2 4 6 8 10 12

6 8 50 suhu kalibrator

55,6
7 1 55
61,7
8 4 60
67,8
9 2 65
10 71,6 70
8

2. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-2 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Percobaan 2
Kalibrator
Ke-2 (0C) Suhu & Kalibrator

1 25,92 25 80

2 27,97 30 70

3 33,44 35 60

4 38,94 40 50

5 43,42 45 40

6 48,37 50 30

7 54,55 55 20

8 59,13 60 10

0
9 63,02 65 0 2 4 6 8 10 12

10 69,81 70 suhu kalibrator

3. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-3 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Percobaan 3
Kalibrator
Ke-3 (0C) Suhu & Kalibrator

1 25,4 25 80

2 27,88 30 70

3 33,25 35 60

4 37,8 40 50

5 46,25 45 40

30
6 49,27 50
20
7 54,26 55
10
8 58,63 60
0
9 64,36 65 0 2 4 6 8 10 12

10 69,14 70 suhu kalibrator

4. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-4 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Kalibrator
Percobaan 4
Ke-4 (0C) Suhu & Kalibrator
1 24,69 25
80
2 29,97 30 70
3 34,4 35 60
4 39,36 40 50
5 44,35 45 40
30
6 48,75 50 20
7 55 55 10
8 59,81 60 0
0 2 4 6 8 10 12
9 65,14 65
10 70,27 70 suhu kalibrator
5. Grafik pemakaian alat ukur temperature pada percobaan ke-5 setelah proses
kalibrasi
Percobaan Suhu Kalibrator Percobaan 5
Ke-5 (0C) Suhu & Kalibrator

1 25,31 25 80

2 29,88 30 70

60
3 34,5 35
50
4 40,64 40
40
5 45,77 45
30
6 50,46 50
20
7 54,85 55
10
8 59,81 60
0
9 65,34 65 0 2 4 6 8 10 12

10 70,5 70 suhu kalibrator

Anda mungkin juga menyukai