Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Andini Pradita


NRP : 4221600033
Kelas : 1 SPE-B

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan argumentative, pilih 5 soal

1. Sebutkan dan jelaskan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dan jelaskan pula, Pendidikan
Kewarganegaraan bukan pendidikan doktriner namun bagian pendidikan bela negara, beri
contoh di lembaga Perguruan Tinggi !

Jawab :
Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi
aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan
hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasila dengan
negara dan sesama warga negara. Menurut UU Nomor20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional Pasal 35 UU Nomor 12/2012 tentang pendidikan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan
dimaksudkan agar peserta didik memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Selain itu,
menurut Abdul Azis Wahab dan Sapriya (2012:311) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah untuk membentuk warga negara yang baik.

Sumber :
https://bpmku.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Buku-Ajar-Bersama-BKSPTN-Barat-
MK-Pendidikan-Kewarganegaraan.pdf

2. Persoalan munculnya konflik baik yang horizontal maupun yang vertikal akhir – akhir ini
semakin marak, salah satunya dipengaruhi oleh krisis identitas nasional. Jelaskan pernyataan ini
menurut saudara dan apa saja yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional suatu
bangsa,berilah contohnya !

Jawab :
Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat, serta keunikan tersendiri
yang yang sangat didukung oleh faktorfaktor pembetuk identitas nasional. Faktor-faktor yang
diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi: Primordial, sakral, tokoh, bhineka
tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan
1. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah) dan keluarga, kesamaan suku
bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat.
2. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner
yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi
faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
4. Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam
perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia
pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya
pada suku bangsa, adat, ras dan agamanya.
5. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri
ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti samasama
menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad
dan tujuan yang sama antar anggota masyarakat itu.
6. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi
sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
7. Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-lembaga pemerintahan
dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadulan dan partai politik.

Sumber :
https://osf.io/9twza/download/?format=pdf

3. Konsep demkorasi di Indonesia seringkali dipertentangkan antara kelompok demokrasi


musyawarah mufakat dengan demokrasi voting suara terbanyak, jelaskan pemikiran dan
argumentasi kelompok tersebut!

Jawab :
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Negara Kebangsaan yang bangsanya dulu
terlahir baru membentuk negaranya kemudian, telah menetapkan prinsip musyawarah, mufakat,
perwakilan sebagai landasan pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia
untuk tegaknya kedaulatan rakyat. Hal ini sesuai dengan sifat kehidupan masyarakat asli
Indonesia yang telah ada sejak dahulu kala. Sementara demokrasi yang terbangun dari Barat
sebagai sistem negara demokrasi tidak sesuai dengan kehidupan rakyat Indonesia.

Akibat belum terlaksananya Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) naskah asli,
secara murni dan konsekuen sejak disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 hingga hari ini, dan
telah terjadinya dua kali pergantian konstitusi di Indonesia (UUD RIS 1949 dan UUD 1950) serta
empat kali amandemen terhadap UUD 1945 yang isinya bertentangan dengan Pancasila dan
pembukaan UUD 1945 sebagai negara kebangsaan, telah menyebabkan tidak terlaksananya
musyawarah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

Adapun pelaksanaan demokrasi di Indonesia dewasa ini pada prinsipnya sama dengan demokrasi
Barat, kondisi ini merubah tatanan konstruksi NKRI menjadi negara demokrasi yang seakan-
akan negara dulu dibentuk baru bangsanya dilahirkan kemudian. Berdasarkan kondisi realitas
inilah, maka pengkajian kembali mengenai kedudukan musyawarah dan demokrasi di Indonesia
beserta pelaksanaanya yang berdasarkan kepada kebenaran lintasan sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia dan sistem mula NKRI sebagai negara kebangsaan harus dilakukan.

Sumber :
https://media.neliti.com/media/publications/40848-ID-kedudukan-musyawarah-dan-demokrasi-
di-indonesia.pdf

4. Sebutkan jelaskan ada berapa bentuk HAM ? bagamana HAM menurut Pancasila, Liberal dan
Sosialis Komonis dan bagaiaman pelaksanaan HAM di Indonesia

Jawab :
-Pancasila
Ada tiga nilai HAM yang terkandung dalam Pancasila, yaitu: Pertama, Nilai Ideal. Nilai ideal
merupakan nilai yang berhubungan dengan kelima sila dalam Pancasila. Nilai ideal bersifat
universal sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar.
Berikut penjelasan hubungan hak asasi manusia dengan setiap sila dalam Pancasila:
(1) Sila pertama, menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama, menjalankan ibadah, dan
menghormati perdedaan agama
(2) Sila kedua, memposisikan setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum; (3)
Sila ketiga, memberikan semangat persatuan di antara warga negara dan menempatkan
kepentingaan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
(4) Sila keempat, mengajarkan untuk menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah
mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan ataupun paksaan
(5) Sila kelima, mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara.

-Liberalisme
Diartikan sebagai kebebasan untuk bertindak, berpendapat, kebebasan untuk memeluk agama
dan berbagai bentuk kebebasan yang berkaitan dengan terpenuhinya tuntutan HAM. Paham
liberalisme memandang manusia sebagai makhluk yang bebas, dimana manusia bebas untuk
melakukan apa saja yang diinginkan. Paham liberalisme memberikan batasan hak Negara dalam
urusan ekonomi, kebudayaan, agama dll. Selain itu liberalisme juga berpendapat bahwa tunduk
kepada otoritas sangat bertentangan dengan kebebasan hak asasi manusia. Sehingga liberalisme
memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk melakukan segala sesuatu dengan sebebas-
bebasnya.

-Ideologi komunisme
Komunisme memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa
kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertugas membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang
bertentangan dengan demokrasi.
Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani tuhan. Orang komunis
menganggap Tuhan tidak ada. Akan tetapi kalau ia berpikir Tuhan ada, maka keberadaan Tuhan
terserah kepada manusia.

Sumber :
https://revolusimental.go.id/index.php/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan-artikel?url=ham-
dalam-perspektif-pancasila

https://www.kompasiana.com/ersyanacandra/555469206523bda51d4aef68/ham-dalam-
prespektif-demokrasi-pancasila-dan-liberal

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/528884/mod_forum/attachment/417865/Kel%205B%20I
deologi%20Pancasila%20%281%29.pptx?forcedownload=1

5. Kondisi Pandemi Covid 19 saat ini yang melanda dunia global telah mempengaruhi sendidi
kehidupan ummat manusia, menurut pendapat saudara apa yang harus dilakukan oleh negara dan
warga negara dalam menghadapi kondisi tersebut?

Jawab :
Dalam PP dan Keppres itu diatur mengenai strategi pemerintah dalam menangani penyebaran
virus Covid-19 di Indonesia. Pada prinsipnya pembatasan tersebut hanya berlaku untuk aktivitas
tertentu saja di suatu wilayah yang terduga terinfeksi COVID-19. Tujuannya untuk mencegah
kemungkinan penyebaran Covid-19. Masyarakat masih dapat laksanakan kegiatan sehari-hari
dengan pembatasan-pembatasan tertentu. Secara teknis jenis kegiatan masyarakat yang diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB sebagai
Percepatan Penanganan COVID-19 antara lain meliputi meliburkan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat umum, pembatasan kegiatan
sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait
aspek pertahanan keamanan. Pemerintah juga menegaskan perbedaan PSBB dengan karantina
wilayah dimana masyarakat tidak diperkenankan untuk beraktivitas di luar rumah. Selain itu
sebagai warga negara kita juga wajib mendukung upaya pemerintah untuk memutus penyebaran
virus Covid-19 di Indonesia dengan cara tetap dirumah, tidak berkerumun, dan selalu menjaga
kebersihan.

Sumber :
https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/download/118/89/

In The Name Of God Most Greatest Most Merciful

Anda mungkin juga menyukai