Anda di halaman 1dari 14

Secara etimologis, PKn berasal dari kata pendidikan dan katakewarganegaraan.

Pendidikan → usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. sedangkan kewarganegaraansenala hal ihwal yang berhubungan dengan warga Negara

Berarti secara yuridis formal, PKn itu untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dengan bangsanya sendiri yakni
Indonesia dan seluk beluk mengenai keindonesiaan

Secara terminologis, PKn itu merupakan program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya yang didapat
dari pengaruh positif di sekolah, di masyarakat, dan orang tua. Semua itu Ladalah proses latihan untuk berpikir kritis, analisis, serta mampu bersikap dan bertindak
demokratis berdasarkan Pancasila danUUD 1945

KompetensiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

1) Menjadi warga negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara

2) Menjadi warga negara yang komitterhadap nilai-nilai HAM dan bersifatdemokratis, serta berpikir kritisterhadap permasalahan yang timbul

3) Berpartisipasi dalam hal: a) Upaya menghentikan budaya kekerasa dengan damai dan menghormati supremasi hukum.

b) Menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi sistem nilai Pancasila dan universal.

4) Berkontribusi terhadap berbagai persoalan dalam kebijakan publik.

5)Memiliki pengertian internasional tentang civil society, menjadi warga negara yang koemonnlit.

Landasan llmiah

Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan a)Warga negara dituntut hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, sertamampu mengantisipasi
perkembangan danperubahan masa depannya. b)Untuk itu diperlukan bekal ilpengtek dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-
nilaibudaya bangsa. c)Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Landasan Ilmiah

d) Sebagai perbandingan, di berbagai negara juga dikembangkan materi pendidikan umum (general education/humanities) sebagai pembekalan nilai nilai yang mendasari
sikap dan perilaku warga negaranya.

1) Amerika Serikat: Social Studies, History. Humanity, Philosophy.

2)Jepang: Japanese History. Ethics, Philosophy.

3) Filipina Philipino, Family Planning, Taxationand Land Reform, The Philipine New Constitution. Study of Human Rights.

4) Beberapa negara lainnya : civics education

As terminologist, civics adalah suatu studi yang berkaitan dengan tugas pemerintah dan
hak serta kewajiban WN, dan di dalam dictionary of education bahwa civics is element of political science or branch of political science dealing with the rights and duties of
citizens

Negara perlu menyelenggarakan PKn karena setiap generasi adalah orang baru yang harus mendapat

pengetahuan, sikap / nilai serta keterampilan agar mampu mengembangkan dan menjadi warga negara yang memiliki watak / karakter yang baik, benar, dan cerdas (smart
and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa. dan bernegara sesuai demokrasi konstitusion

Historikal nama PKn: Soekarno menginisiasi mata pelajaran Civics th 1960 kurikulum th 1.975PMP terbit Tap MPR/No.Il/1978 ttg P4 UU No.20 th 2003 PPKn UU No 12 th
2012 PKn dan Pancasila mentadrMKWU di Perguruan Tinggi

Secara historis, awalnya PKn di Indonesia itu diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-cita indonesia
merdeka dari kaum penjajah sehingga menuju negara vang berdaulat

Tumbuhnya kesadaran bangsa agar bebas dari penjajahan mulai dari organisasi Boedi Oetomo (1908)hari kebangkitan NasionalSyarikat Dagang Islam→PSII-1905 PPP,
Muhammadiyah (1912), Indische Party (1912), PKI (1914)NU (1926), PNI-1927, PARTINDO-1931 Masvumi-1943Th 1930 mulailah Soekarno & Hatta memimpin perjuangan
untuk mengusir penjajah agar bisa merdeka

UU NO.7 tahun 2017 ttg PEMILUPDI-P PKP PKS PARTAI PERINDO PARTAI NASDEM PBE PKN PARTAI GARUDA PARTAI DEMOKRAT Golkar Gerindra PKB PAN Partai Rakyat Adil
Makmur/PRIMA Partai Ralnm Eanar Hegen Daulat Indonesia/Panda

Prof. Nina Lubis (2008) mengatakan bahwa:Dulu penjajah itu musuh nyata, tapisekarang musuh kita adalah: korupsi, ketidakadilan, pelanggaran HAM, kemiskinan,
ketidakmerataanekonomi, penyalahgunaan kekuasaan, tak menghormati harkat & martabat orang lain, kasussuap, dll

Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara
dalam kesatuan bangsa dan negara.

b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.Rumpun
Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.

KETATANEGARAAN Negara dapat ditinjau dari hal-hal sbb: 1. Syarat berdirinya:

a). Rakyatb). Daerahc). Pemerintahand). Dasare). Tujuanf). Pengakuan

2. Sejarah berdirinya:a). Menduduki tanahb). Revolusic). Perjanjiand). Kehendak bersatu

3. Kedaulatan:a). Tuhanb). Negarac). Hukumd). Rakyat

2a. Menduduki tanah: sekelompok orang/rakyatdatang menduduki suatu daerah yang belum berpenduduk, lalu membentuk suatu pemerintahan negara yang merdeka dan
berdiri sendiri, misal: Liberia yang merdeka tahun 1847

2b. Revolusi: sekelompok rakyat dari suatu negara yang memisahkan diri secara revolusi dari negara yang menguasainya dan mendirikan pemerintahan negara merdeka lalu
berdiri sendiri, contohnya: Indonesia
2c. Perjanjian: dengan perjanjian antar rakyat suatu negara dengan negara lain yang menguasainya sehingga berdiri suatu negara merdeka dan berdiri sendiri, contohnya
Filipina yang merdeka tahun 1946

2d. Kehendak bersatu: negara yang terdiri dari suatu bangsa, satu tanah air, tetapi beberapa pemerintahan lahir dari kehendak bangsa itu sendiri untuk bersatu membentuk
suatu pemerintahan negara dan berdirilah satu negaradan satu bangsa itu, misal: Jerman (Barat & Timur),Vietnam (Utara & selatan)

3. Kedaulatan/Chouvereiniteit artinya kekuasaan tertinggi suatu negara yang meliputi kekuasaan:

ke dalam→kewibawaan pemerintahan negara untuk melindungi dan mengatur rakyat dan negaranya dari gangguan2sehingga dapat menguasainya. ke luar kewibawaan
pemerintahan negara terhadap negara lain sehingga dapat mempertahankan diri bila adagangguan dari negara lain

Macam2 kedaulatan ada 4:a) Kedaulatan Tuhan: negara yang menganut kedaulatan Tuhan menganggap kekuasaan tertinggi terletak di tangan Tuhan, pemerintah & rakyat
harus melakukan kekuasaan sesuai kehendak Tuhan seperti yg tercantum dalam kitab suci agamayang dianutnya, misal: Tibet (Dalailama) dan Jepang (Tenno)

b) Kedaulatan Negara: paham ini berkeyakinan bahwa kekuasaan tertinggi asalnya darí negara sehingga negara berkuasa penuh atas kehidupan, kemerdekaan, dan seluruh
harta rakyatnya dan semuanya itu untuk kepentingan Negara

Landasan Hukum

1) UUD 1945m

a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentangkemerdekaannya).

b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan pemerintahan.

c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.

d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan. 2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata KuliahPengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

3. Kedaulatan/Chouvereiniteit artinya kekuasaan tertinggi suatu negara yang meliputi kekuasaan, yakni:ke dalam→kewibawaan pemerintahan negara untuk melindungi dan
mengatur rakyat dan negaranya dari gangguan2 sehingga dapat menguasainya dengan baikke luar kewibawaan pemerintahan negara terhadap negara lain sehingga dapat
mempertahankan diri bila ada gangguan dari 14negara lain

b) Kedaulatan Negara: paham ini berkeyakinan bahwa kekuasaan tertinggi asalnya dari negara sehingga negara berkuasa penuh atas kehidupan, kemerdekaan, dan seluruh
harta rakyatnya dan kepentingan Negara
4. Menurut teori Plato (ahli filsafat Yunani), sifat pemerintahan dapat dibedakan menjadi: a) Otokrasi negara yang diperintahdan dijalankan oleh seorang sajadimana tidak
ada yang membantu b) Oliegarchi kekuasaan pemerintahan dipegang dan dijalankanolehbeberapa orang sehingga dapat berbentuk plutokrasi apabila kekuasaan dipegang
Kabar lain tentang pemilu 2024

Sementara itu, partai yang dinyatakan tidak lolos tahapan verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024 adalah Partai Ummat.

Dalam Rekapitulasi Nasional Hasil Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024 itu, diketahui Partai Ummat tidak memenuhi syarat untuk dinyatakan
lolos verifikasi faktual di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Utara (Sulut).

Dalam kesempatan yang sama, Hasyim juga menyampaikan enam partai lokal Aceh yang dinyatakan memenuhi syarat menjadi peserta Pemilu 2024.

Mereka adalah Partai Aceh (PA), Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Thaat dan Taqwa (Gabthat), Partai Darul Aceh (PDA), Partai Nanggroe
Aceh (PNA), dan Partai Solidaritas Independen Rakyat Aceh (Sira).

Sejumlah pihak tampak menghadiri kegiatan rekapitulasi nasional itu. Selain dari KPU RI dan perwakilan KPU dari 34 provinsi di Indonesia, ada pula Ketua Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Heddy Lugito.

PAN (Partai Amanat Nasional

Partai Amanat Nasional (disingkat: PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi
Sekalian Alam (AD Bab II, Pasal 3). PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua
Umum saat ini adalah Zulkifli Hasan.Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Hatta Rajasa Tatong Bara Yasti Seoprejo Mokoagow, sedangkan Ketua Dewan
Kehormatan Partai dijabat oleh Soetrisno Bachir

Sejarah PAN

Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK
Muhammadiyah, dan Kelompok Tebet.

PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya mantan Ketua umum Muhammadiyah Prof. Dr. H. Amien Rais, , Goenawan
Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toeti Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri, M.A., A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao, dan
lainnya.

Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5–6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai
Amanat Nasional (PAN).

PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material, dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan,
dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip non-sektarian dan non-diskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia Baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana
dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh
Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.

Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini
meraih hampir 15% suara nasional.

Pada 11 Desember 2011 Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rapat Kerja Nasional PAN 2011 di Jakarta secara resmi mendukung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai
bakal calon presiden dalam Pemilu 2014.
PBB (Partai Bulan Bintang)

Partai Bulan Bintang telah ikut pemilu selama empat kali yaitu pada Pemilu tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014. Pada Pemilu tahun 1999, Partai Bulan Bintang mempu meraih
2.050.000 suara atau sekitar 2% dan meraih 13 kursi DPR RI. Sementara pada Pemilu 2004 memenangkan suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62%) dan mendapatkan 11
kursi di DPR.

Partai ini sebelumnya diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, tokoh yang pernah menjabat Menteri Sekretaris Negara di massa Presiden SBY, Yusril juga dikenal sebagai tokoh
yang memelopori Amendemen Konstitusi Pasca Reformasi, di tengah tuntutan Federalisme dari beberapa tokoh. Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai ketua umum pada 1
Mei 2005. MS Kaban ketika itu menjabat Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I.

Dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif 2009, partai ini memeroleh suara sekitar 1,8 juta yang serata dengan 1,7% yang berarti tidak mampu meraih perolehan suara
melebihi parliamentary threshold 2,5% sehingga berakibat pada tidak memiliki wakil seorang pun di DPR RI, meski di beberapa daerah pemilihan beberapa calon anggota
DPR RI yang diajukan memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai Anggota DPR RI. Dalam pemilu legislatif 2014, PBB meraih suara sebesar 1 sampai 2 persen yang
dianggap tidak lolos bersama PKPI.

Namun, partai yang memperjuangkan syari'at Islam masuk dalam sistem hukum di Indonesia sebagai icon perjuangannya ini, masih memiliki sekitar 400 Anggota DPRD baik
di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Sejak Muktamar ke-3, April 2010, di Medan partai ini telah menetapkan kembali MS Kaban sebagai Ketua Umum Sedangkan BM Wibowo Hadiwardoyo mantan Sekjen
Organisasi massa Islam Hidayatullah diangkat sebagai Sekretaris Jenderal dan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc. sebagai Ketua Majelis Syura sedangkan DR. Fuad
Amsyari sebagai Ketua Dewan Kohormatan Partai.

Partai ini kemudian diloloskan KPU sebagai peserta pemilu 2014 dan mendapat nomor urut 14.

Pada 26 April 2015, Yusril Ihza Mahendra terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang di Muktamar IV PBB[3] menggantikan MS Kaban. Ia terpilih terpilih
secara aklamasi setelah calon lainnya Rhoma Irama tidak datang ke arena muktamar pada pemilihan ketua umum.[4]

Pada Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden yang diselenggarakan serentak pada 17 April 2019, Partai Bulan Bintang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju
yang mendukung Joko Widodo sebagai presiden untuk periode kedua. Namun, pada pemilihan legislatif Partai Bulan Bintang hanya meraih suara sebanyak 0,79% (1.099.848
suara) sehingga tidak berhasil lolos ambang batas parlemen atau parlementary treshold sebesar 4%

Partai Buruh

adalah sebuah partai politik di Indonesia yang didirikan pertama kali pada tanggal 28 Agustus 1998. Partai politik ini pernah menjadi peserta Pemilu 1999, Pemilu 2004, dan
Pemilu 2009. Selama menjadi partai politik, Partai Buruh telah menggunakan tiga nama yang berbeda, yaitu Partai Buruh Nasional (1998), Partai Buruh Sosial Demokrat
(2005) dan Partai Buruh (2009)

Sejarah

Pada Pemilu 1999, partai ini memakai nama Partai Buruh Nasional, dengan nomor urut 37. Lalu pada Pemilu 2004 partai ini menggunakan nama Partai Buruh Sosial
Demokrat (PBSD), dengan nomor urut 2. Lalu pada Pemilu 2009, Partai Buruh sebelumnya tidak lulus verifikasi, tetapi dengan adanya gugatan 4 partai pada Pemilu 2004
kepada Majelis Konstitusi, akhirnya 4 Partai politik ini disahkan juga menjadi Parpol peserta pemilu; salah satunya ada Partai Buruh. Selanjutnya pada Pemilu 2009, Partai
Buruh mendapat nomor urut 44.

Pada 5 Oktober 2021, oleh Said Iqbal, Partai Buruh dideklarasikan kembali dengan simbol partai yang berbeda.[2] Alasan utama dalam terbentuknya kembali Partai Buruh,
diantaranya Omnibus law dan Undang-Undang Cipta Kerja
PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik Indonesia, dan partai dari Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo.

PDI-P saat ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Indonesia dan merupakan putri dari Presiden Pertama Indonesia Soekarno.

Ideologi partai didasarkan pada filosofi nasional resmi Indonesia, Pancasila

Sejarah

Pada Kongres Nasional 1993, Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia, salah satu dari tiga partai politik yang diakui oleh
pemerintahan "Orde Baru" Presiden Soeharto. Hasil ini tidak diakui oleh pemerintah, yang terus mendorong Budi Harjono, calon ketua umum yang dipilihnya, untuk dipilih.
Kongres Khusus diadakan di mana pemerintah mengharapkan Harjono terpilih, tetapi Megawati sekali lagi muncul sebagai pemimpin terpilih. Posisinya semakin
terkonsolidasi ketika Majelis Nasional PDI meratifikasi hasil kongres.

Pada bulan Juni 1996, Kongres Nasional kembali diadakan di Kota Medan, di mana Megawati tidak diundang; anggota anti-Megawati hadir. Dengan dukungan pemerintah,
Suryadi, mantan ketua umum, terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI. Megawati menolak mengakui hasil kongres ini dan terus memandang dirinya sebagai pemimpin
sah PDI.

Pagi 27 Juli 1996, Suryadi mengancam akan mengambil kembali markas PDI di Jakarta.[8] Para pendukung Suryadi (kabarnya dengan dukungan Pemerintah) menyerang
Markas Besar PDI dan menghadapi perlawanan dari pendukung Megawati yang ditempatkan di sana sejak Kongres Nasional di Medan. Dalam bentrokan berikutnya,
pendukung Megawati berhasil bertahan di markas. Kerusuhan pun terjadi—pada tahap yang dianggap terburuk yang pernah dilihat Jakarta pada masa "Orde Baru"—yang
disusul dengan tindakan keras pemerintah. Pemerintah kemudian menuding kerusuhan itu terjadi pada Partai Rakyat Demokratik (PRD). Meski digulingkan sebagai ketua
oleh Suryadi dan pemerintah, acara tersebut sangat mengangkat profil Megawati, memberikan simpati dan popularitas nasional.

PDI kini terpecah menjadi dua fraksi, Megawati dan Suryadi. Yang pertama ingin berpartisipasi dalam pemilihan legislatif 1997, tetapi pemerintah hanya mengakui yang
terakhir. Dalam pemilu, Megawati dan pendukungnya memberikan dukungan kepada Partai Persatuan Pembangunan dan PDI hanya meraih 3% suara. Menyusul
pengunduran diri Soeharto dan pencabutan batasan "Orde Baru" pada partai politik nasional, Megawati mendeklarasikan pembentukan PDIP, menambahkan sufiks
"perjuangan" untuk membedakan fraksi partainya dari fraksi yang didukung pemerintah. Dia terpilih sebagai ketua umum PDIP dan dinominasikan sebagai presiden pada
tahun 1999.

Demokrat

Partai Demokrat atau secara umum disingkat dengan PD adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus
2003. Pendirian partai ini erat kaitannya dengan niat untuk membawa Susilo Bambang Yudhoyono, yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan
di bawah Presiden Megawati, menjadi presiden. Karena hal inilah, Partai Demokrat terkait kuat dengan figur Yudhoyono.

Pada Kongres IV Partai Demokrat yang diadakan di Hotel Shangri-La, Surabaya, 12 Mei 2015, Susilo Bambang Yudhoyono kembali terpilih menjadi Ketua Umum untuk
periode 2015–2020

Partai GarUda

Partai GarUda Perubahan Indonesia atau Partai Garuda adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai Garuda dideklarasikan pada tanggal 16 April 2015. Ahmad Ridha
Sabana menjabat sebagai Ketua Umum partai. Pada tahun 2015, melalui surat keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Partai Garuda
mendapatkan ketetapan hukum dan resmi menjadi partai politik
Partai Gelombang Rakyat Indonesia

Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Partai Gelora Indonesia didirikan pada 28 Oktober 2019 dengan gagasan dan cita-cita menjadikan Indonesia kekuatan Lima (5)
besar dunia. Gagasan ini pertama kali disampaikan Anis Matta dalam pidato "Arah Baru Indonesia" dalam acara Musyawarah Kerja Keluarga Alumni KAMMI di Jakarta, 3
Februari 2018.[4] Pidato ini menyambung gagasan "Gelombang Ketiga Indonesia" yang ditulis Anis pada 2014.

Selanjutnya, proses untuk mendirikan Partai dimulai dengan membentuk Tim Persiapan Pembentukan Partai Baru yang dipimpin Mahfudz Siddiq. Selain telah resmi memiliki
badan hukum, saat ini Partai Gelora Indonesia telah memiliki kepengurusan di 34 DPW setingkat provinsi, 445 DPD setingkat kabupaten & kota, serta 4.395 DPC setingkat
kecamatan.

Gerindra

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Dibentuk pada tahun 2008, Gerindra berfungsi sebagai kendaraan politik mantan
jenderal Prabowo Subianto. Saat ini Gerindra adalah partai kedua terbesar di Indonesia berdasarkan hasil perolehan suara Pemilihan Umum Legislatif 2019, dan partai
terbesar ketiga di DPR dengan 78 kursi.

Pada kurun waktu 2008 hingga 2019, Gerindra memposisikan diri sebagai partai oposisi. Pada 2019, Gerindra bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko
Widodo, meskipun Prabowo mencalonkan diri melawan Joko Widodo dalam pemilihan presiden Indonesia 2014 dan 2019.

Sejarah

Sejarah Gerindra tidak bisa dilepaskan dari Partai Indonesia Raya (Parindra) bentukan kakek Prabowo, R.M. Margono Djojohadikusumo bersama Dr. Soetomo dan
Mohammad Husni Thamrin atas saran dari Sukarno sebelum diasingkan ke Ende pada tahun 1933[7].

Pada saat itu, Sukarno tidak yakin apakah ia akan kembali ke Jakarta dan dapat melanjukan perjuangan politik unifikasi Indonesia Raya yang ditekuninya dengan Partai
Nasional Indonesia. Sekembalinya Sukarno dari Ende, Parindra dibubarkan untuk memperkuat PNI.

Pada tahun 2007, Prabowo mencoba mendaftarkan nama Partai Indonesia Raya ke KPU, namun gagal karena sudah pernah digunakan sebelumnya[8]. Akhirnya
ditambahkan kata "Gerakan", menjadi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Golkar

Partai Golongan Karya atau secara umum disingkat dengan Partai Golkar adalah sebuah partai politik di Indonesia. Didirikan sebagai Sekber Golkar (Sekretariat Bersama
Golongan Karya, Sekretariat Gabungan Golongan Karya) pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada 1971 sebagai
Golkar (Golongan Karya). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik sampai tahun 1999, ketika itu diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk kontes
pemilihan.

Partai Golongan Karya adalah partai politik yang berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan Presiden Jenderal Besar TNI Soeharto dan B.J. Habibie.
Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika Presiden Joko
Widodo dari PDI-P terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal Prabowo
Subianto, yang pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016.

Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.[15] Pimpinan-
pimpinan Partai Golkar juga berhasil menahkodai Golkar sebagai partai politik berpaham sentrisme yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat
moderat.
Sejarah

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin, yang dimana kelompok fungsional akan berperan dalam pemerintahan menggantikan
partai politik. Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok–kelompok ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia
(PKI) yang semakin besar. Pada tahun 1960, Soekarno dianugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi, pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR GR). Karena beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan pengaruh politik kepada Angkatan
Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat pekerja anti-PKI, Organisasi Pusat Tenaga Kerja Indonesia, atau Soksi (Organisasi Pusat Pekerja Mandiri Indonesia),
dan menggunakan ini sebagai inti dari Sekretariat Gabungan Golongan Karya yang dipimpin oleh ABRI, atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.[16][17]
Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretatiat Bersama Golong Karya.

Hanura (Hati Nurani Rakyat)

Partai Hati Nurani Rakyat, atau Partai Hanura, adalah sebuah partai politik di Indonesia. Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto Merupakan tokoh kunci berdirinya partai. Pada
Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 1.[1] Hanura kembali lolos dalam Pemilu 2014, dan mendapat nomor urut 10.[2] Pada Pemilu 2019, Hanura hadir sebagai peserta
pemilu dengan nomor urut 13

PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia,[10] dengan salah satu tujuannya adalah ingin mewarnai hukum Indonesia dengan
hukum Islam.[11]

Seiring maraknya penentangan oleh sejumlah tokoh Islam terhadap kebijakan Suharto yang mewajibkan agar tiap-tiap ormas menjadikan Pancasila sebagai asas mereka,
muncullah gerakan-gerakan tarbiyah yang terinspirasi oleh jamaah Ikhwanul Muslimin dari Mesir. Organisasi Tarbiyah ini lalu mendirikan lembaga dakwah kampus yang
kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Partai Keadilan yang didirikan pada 20 Juli 1998 pasca lengsernya pemerintahan Suharto. Partai Keadilan kemudian bertransformasi
menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tanggal 20 April 2002 akibat gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 2%.[12][13]

PKS menjadi bagian koalisi dari pemerintahan SBY di periode tahun 2004-2009 dan 2009-2014, dan menjabat beberapa kursi menteri. Sikap PKS yang tidak keluar-keluar dari
koalisi SBY meskipun kerap berlainan sikap dan melontarkan kritikan kepada pemerintahan SBY, telah membuat beberapa kalangan menilai PKS sebagai partai yang
oportunis dan memanfaatkan situasi.[14][15] Dalam pemilu legislatif 2019, PKS berakhir di urutan ke-7 dengan raihan suara 8,21% dan memperoleh 50 kursi.[16] PKS
menjadi oposisi selama pemerintahan Presiden Jokowi, dengan mengajak PA 212 hingga organisasi yang sekarang terlarang, FPI untuk menjadi 'lawan' Jokowi.[17]

PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik berideologi Moderat di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419
Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri,KH Zuhdi Fatkur dan A. Muhith
Muzadi).

Partai Kebangkitan Nusantara (PKN),

Partai Kebangkitan Nusantara (disingkat PKN) adalah partai politik di Indonesia yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 2021.

PKN kini telah berbadan hukum, setelah keluarnya Surat Keputusan Kementrian Hukum dan HAM RI Pada tanggal 7 Januari 2022, setelah melakukan proses pendaftaran dan
verifikasi di Kementerian Hukum dan HAM RI. Pengurus Partai Kebangkitan Nusantara mulai menyerahkan kelengkapan berkas untuk pengurusuan SK Kemenkumham &
HAM pada 27 November 2021.[1]
PKN telah membentuk 34 provinsi provinsi yang dinamakan dengan istilah Pimpinan Daerah (Pimda) dan 501 Kab/Kota yang disebut dengan istilah Pimpinan Cabang
(Pimcab) dan pertanggal 2 Agustus 2022, PKN telah mendaftarkan partainya ke KPU untuk menjadi peserta pemilu 2024.

Partai Nasdem

Partai NasDem adalah sebuah partai politik di Indonesia yang didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 1 Februari 2011 di Jakarta. Partai NasDem dideklarasikan pada
tanggal 26 Juli 2011, lalu didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 27 Juli 2011.[4] Partai NasDem ditetapkan oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia sebagai badan hukum pada tanggal 11 November 2011 dan ditetapkan sebagai tanggal pendirian Partai NasDem.

Pada Januari 2013, KPU menetapkan 10 partai politik yang lolos tahapan verifikasi administrasi dan faktual, dan menjadikan Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru
yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014.[5] Pada bulan yang sama, partai ini diramaikan oleh isu terjadinya konflik di tataran para elit partai. Ketua Majelis Tinggi Partai
NasDem, Surya Paloh, kabarnya akan dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai NasDem pada Kongres Partai NasDem yang akan diadakan pada 25 Januari 2013 di Jakarta.[6]
Pada bulan tersebut juga terjadi aksi pemecatan terhadap Sekjen DPW DKI Garda Pemuda Nasdem, Saiful Haq, sekaligus pembekuan kepengurusan DPW tersebut.[7] Pada
kongres perdana partai ini, yang diadakan pada Januari 2013, seluruh peserta kongres Partai Nasional Demokrat yang berasal dari seluruh Indonesia secara aklamasi sepakat
mengangkat Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem yang baru, menggantikan Patrice Rio Capella.

Perindo

Partai Persatuan Indonesia atau biasa disingkat Partai Perindo adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo, pengusaha dan pemilik
perusahaan konglomerat multinasional MNC Group. Perindo dideklarasikan pada 7 Februari 2015 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.[2] Pada acara deklarasi
tersebut, dihadiri oleh beberapa petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa,
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz. Selain itu juga hadir Wiranto, Ketua Umum Hanura.[3] Awalnya
Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.[4][5] Tetapi Diperingati Hut Nya Pada Tanggal 7 November 2014. Partai
Perindo mendukung seluruh pelestarian adat dan kebudayaan naasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing, asalkan tidak melakukan peyimpangan dari
ajaran-ajaran gerakan sosial-keagamaan reformis yang menganjurkan ijtihat interpretasi individu yang telah ada di Indonesia dari sebelum Indonesia merdeka pada tahun
1945. Partai Perindo hadir untuk Indonesia sejahtera

Partai Persatuan Pembangunan (PPP),

Partai Persatuan Pembangunan (disingkat PPP atau P tiga) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Pada saat pendeklarasiannya pada tanggal 5 Januari 1973 partai ini
merupakan hasil gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII) dan Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI). Ketua sementara saat itu adalah Mohammad Syafa'at Mintaredja. Penggabungan keempat partai keagamaan
tersebut bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Partai Solidaritas Indonesia (disingkat PSI) adalah partai politik di Indonesia yang didirikan pasca Pemilu tahun 2014.[3] Partai ini diketuai oleh Giring Ganesha sejak 16
November 2021. Partai ini cenderung mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan, dan lintas agama.[4] PSI didirikan untuk menggalang gerakan politik
yang dilandasi oleh rasa solidaritas untuk kemanusiaan. Hal tersebut dikarenakan partai ini meyakini bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.[5]

Anda mungkin juga menyukai