Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER

MKU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Dosen : DR NURZENGKY IBRAHIM, M.M

Nama : Refiastanto Surya Pratama


NIM : 1403623058
Prodi : Pendidikan Sejarah
Kelas : 23A

Pertemuan 1-2 : Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia


Indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2019 sebesar 40 poin. Angka ini naik 2 poin
dari tahun sebelumnya yang sebesar 38. Meski naik, Transparency International
memberikan catatan bahwa kemandirian dan keefektifan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dilemahkan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini bertentangan dengan
agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mendorong investasi asing dan
peningkatan ekonomi. Karena permasalahan korupsi ini membuat kekhawatiran
investor dan bisa memperlambat kemajuan ekonomi.

Indikator Perwujudan Visi Indonesia 2020


Indikator Perwujudan Visi Indonesia 2020:

 Religius
 Manusiawi
 Bersatu
 Demokratis
 Adil
 Sejahtera
 Maju
 Mandiri
 Bebas KKN

Hubungan Negara dan Warga Negara


Perkembangan Negara

Pendidikan Kewarganegaraan dalam Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 3 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional
–Fungsi Pendidikan Nasional:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan Pendidikan Nasional:


Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pasal 1 angka 1 UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi


–Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Pasal 35 (3) UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi


–Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah:
 Agama
 Pancasila
 Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia

Pengembangan Kepribadian Bangsa

Memantapkan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya dan hidup berguna dan


bermakna bagi negara dan bangsa, yaitu sebagai berikut:

 Bemiliki daya saing tinggi


 Berdisiplin
 Berpartisipasi aktif
 Memiliki rasa kebangsaan
 Cinta tanah air
 Menguasai ipteks yang bertanggungjawab

Hal-hal di atas perlu dilandasi dengan:

 Nilai agama
 Nilai moral
 Nilai kemanusiaan
 Nilai budaya bangsa

Pertemuan 3 : Identitas Nasional

Identitas Nasional
"Lebih dari 300 tahun kita didominasi oleh Belanda, namun hal itu tidak
menghancurkan budaya kita, dalam 30 tahun kita lepas dari dominasi itu, budaya kita
dalam kondisi krisis." (Mohammad Hatta)
Identitas (identity)

 Terminologi: pengertian ciri-ciri, sifat-sifat khas atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan hal-hal lainnya.
 Antropologi: sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran pribadi
sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara
sendiri.

Nasional (nation)

 Bangsa, kesatuan komunitas social cultural tertentu yang memiliki semangat,


cita-cita, tujuan, serta ideologi bersama.
 Identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat
oleh kesamaan-kesamaan baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa;
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.

IDENTITAS NASIONAL yaitu ciri atau sifat khas suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Terbentuknya Identitas Nasional

Unsur Budaya
 Sejarah

 Kebudayaan
Akal budi: saling menghormati, sopan santun, hormat pada orang tua,
melindungi yang muda, menjaga alam dan lingkungan.
Peradaban: Pancasila, demokrasi, koperasi, gotong royong, ramah tamah, cinta
damai. Pengetahuan: kapal laut Phinisi, prestasi ilmiah.
 Suku Bangsa

 Agama

Karakter/Indikator Identitas Nasional

 Pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat sehari-hari


 Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis
 Alat-alat perlengkapan
 Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa

Proses Pembentukan Identitas Nasional

Pertemuan 4 : Integrasi Nasional

Integrasi Nasional
Integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, termasuk
Indonesia, karena menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan menjadi satu
entitas kebangsaan yang baru bukan hal yang muda. Begitu juga negara Indonesia
masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk yang plural untuk
menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.

Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya (Syafroedin Bahar). “Mengintegrasikan” berarti membuat
untuk atau menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur yang semula
terpisah-pisah.

Menurut Howard Wrigins, integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda


dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi menurutnya,
integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari banyak masyarakat kecil menjadi
satu masyarakat besar.

Tipe Integrasi Nasional


Myron Weiner membedakan 5 tipe integrasi, yaitu:

1. Integrasi nasional
2. Integrasi wilayah
3. Integrasi nilai
4. Integrasi elit-massa
5. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif)

Howard Wriggins (1996) menyebut ada 5 pendekatan atau cara bagaimana para
Pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa yaitu sebagai berikut:

1. Adanya ancaman dari luar


2. Gaya politik kepemimpinan
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik
4. Ideologi nasional
5. Kesempatan pembangunan ekonomi

Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat


terintegrasi apabila:

1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang


dapat dijadikan rujukan bersama,
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “cross cutting
affiliation” sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”, dan
3. Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Potensi Konflik Masyarakat Majemuk Indonesia


Konflik vertikal adalah konflik antara pemerintah dengan rakyat, termasuk di
dalamnya adalah konflik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Sedangkan konflik horizontal adalah konflik antarwarga masyarakat atau
antarkelompok yang terdapat dalam masyarakat.

Pertemuan 5-6 : Negara dan Konstitusi

Negara
Negara pada hakikatnya adalah Organisasi Kekuasaan karena di dalam negara lah
terdapatnya pusat-pusat kekuasaan. Manusia cenderung menyalahgunakan kekuasaan,
kekuasan yang absolut atau mutlak sudah pasti akan disalahgunakan (Power tend to
corrupt, absolute power corrupts absolutely). -Lord Acton

Pengertian Negara
Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya
secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan dapat menetapkan tujuan-
tujuan dari kehidupan bersama.

Menurut para Ahli

 George Jellineck: negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok


manusia yang telah berdiam di wilayah tertentu
 Mac Iver: persetambatan (asosiasi yang bertindak berdasarkan hukum dan
direalisasikan oleh suatu pemerintahan) untuk keperluan ini negara dilengkapi
dengan kekuasaan.
 Max Weber: suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
 Kranenburg: pada hakikatnya ialah suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
 Aristoteles: negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa
desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.

Asal Mula Terbentuknya Negara


Negara terbentuk karena 3 hal yaitu sebagai berikut:

1. Teori Perjanjian Masyarakat.


Tokohnya:

o Thomas Hobbes
o John Locke
o Jean Jacques Rousseau

2. Teori Ketuhanan
3. Teori Kekuatan

Proses terbentuknya negara pada jaman modern sekarang bisa terbentuk dengan yaitu
cara:

1. Memisahkan diri dengan negara asal


2. Penggabungan diri/fusi
3. Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan
4. Penaklukan
5. Perjuangan atau revolusi
6. Penyerahan atau pemberian
7. Pemecahan

Tujuan dan Unsur-unsur Negara


Tujuan Negara
Secara umum tujuan negara adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan
bagi rakyatnya atau untuk menyelenggarakan masyarakat adil dan makmur. Dapat
dikatakan tujuan akhir setiap negara ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya
(bonum publicum, common good, common wealth).

Unsur-unsur Negara
Unsur-unsur negara yaitu sebagai berikut:

1. Wilayah
2. Penduduk
3. Pemerintahan
4. Kedaulatan
5. Pengakuan negara lain

Sifat dan Fungsi Negara


Sifat Negara
Sifat negara diantaranya adalah sebagai berikut:

 Memaksa artinya mempunyai kekuasaan untuk memaksakan kekerasan fisik


secara legal,
 Monopoli artinya mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat
 Mencakup semua, seperti peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua
orang tanpa kecuali

Fungsi Negara
Secara umum negara-negara akan melaksanakan beberapa fungsi untuk mencapai apa
yang menjadi tujuan negara tersebut antara lain:

 Melaksanakan penertiban
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
 Pertahanan
 Menegakkan keadilan

Bentuk Negara
Bentuk negara dilihat dari cara pemilihan kepala negara:

1. Republik
2. Monarki

Perbedaan utama antara republik dan monarki adalah pada monarki, kepala negara
dijabat oleh seorang kaisar, sultan, raja atau ratu yang berkuasa secara turun temurun.
Sedangkan di sebuah republik, pemimpin dipilih oleh rakyatnya. Pada republik kepala
negara umumnya bergelar presiden.

Contoh negara yang saat ini menerapkan sistem monarki adalah: Inggris, Swedia,
Denmark, Norwegia, Spanyol, Saudi Arabia, Yordania, Oman, Maroko, Malaysia,
Brunai, Bahrain, Qatar, Jepang, Thailand, Kamboja dan Bhutan.

Contoh negara yang saat ini menerapkan sistem republik adalah: Indonesia, Filipina,
Singapura, Myanmar, Vietnam, China, Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Jerman,
Portugal, Yunani, Italia, Turki dan Lebanon.

Bentuk negara dilihat dari susunannya

1. Serikat

o Negara bagian memiliki wewenang membentuk konstitusi sendiri dan


berwewenang mengatur organisasi sendiri dalam rangka konstirusi
federal.
o Wewenang pembentukan UU adalah pusat untuk mengatur hal hal
tertentu, telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.
o Negara tersusun jamak, terdiri atas beberapa negara bagian.
o Secara struktural lebih rumit.
o Adanya kecemburuan antar daerah.
2. Kesatuan

o Organisasi bagian negara dalam garis besar telah ditetapkan oleh


pembentukan UU pusat.
o Wewenang pembentukan UU pusat ditetapkan dalam rumusan umum
dan wewenag pembentukan UU lokal tergantung UU pusat.
o Negara tidak tersusun dari beberapa negara (negara yang sifatnya
tunggal).
o Secara struktural lebih sederhana.
o Relatif lebih stabil untuk mengurangi kecemburuan antar daerah.

Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Presidensial

Sistem presidensial adalah sebuah sistem negara republik, dimana dalam


kekuasaan eksekutifnya tidak menjadi satu dengan kekuasaan legislatifnya,
selain itu dalam sistem presidensial pemimpin eksekutifnya dipilih melalui cara
pemilihan umum.

2. Parlementer
Sistem Parlementer adalah sistem dimana parlemen memiliki peran yang
penting. Parlemen berwenang dalam mengangkat perdana menteri maupun
menjatuhkan pemerintahan berdasarkan mosi tidak percaya

Konstitusi
Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya bahasa Prancis dikenal
dengan istilah constituer. Dalam bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio,
dalam bahasa Belanda digunakan istilah constitutie. Dalam bahasa jerman dikenal
dengan istilah verfassung. Sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah
masyrutiyah.

Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara atau
dengan kata lain pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu
negara dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara.
Pembagian Konstitusi (Hukum Dasar)

Hukum Tertulis

1. Biasanya disebut UUD


2. Pada umumnya lebih kuat/mengikat daripada hukum dasar tidak tertulis
3. Merupakan bagian dari konstitusi
4. Merupakan sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya

Hukum Tidak Tertulis

1. Disebut konvensi ketatanegaraan


2. Sifat konvensi:
a. Kebiasaan yang berulangkali dalam praktik penyelenggaraan negara
b. Tidak bertentangan dengan UUD
c. Diterima oleh seluruh rakyat
d. Sebagai pelengkap UUD untuk mengisi kekosongan hukum

Sifat Konstitusi
Sifat konstitusi dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

1. Tertulis

Konstitusi tertulis berarti konstitusi yang ditulis dalam bentuk buku atau
serangkaian dokumen yang digabungkan dalam bentuk buku. Ini adalah
konstitusi yang secara sadar dibingkai dan diberlakukan. Ini diformulasikan
dan diadopsi oleh majelis konstituante atau dewan atau legislatif. Ini
menyediakan desain yang pasti dari lembaga pemerintah, organisasi, kekuatan,
fungsi dan hubungan antar mereka.

2. Tidak Tertulis

Konstitusi yang tidak tertulis adalah salah satu yang tidak disusun atau
disahkan oleh Majelis Konstituante dan bahkan tidak ditulis dalam bentuk
buku. Ini ditemukan dalam beberapa charter sejarah, hukum dan konvensi. Ini
adalah produk evolusi yang lambat dan bertahap. Pemerintah diatur dan
berfungsi sesuai dengan beberapa peraturan dan konvensi yang diselesaikan
dengan baik, tetapi tidak sepenuhnya tertulis.

3. Fleksibel

Konstitusi yang fleksibel adalah salah satu yang dapat dengan mudah diubah.
Beberapa ilmuwan politik menganjurkan pandangan bahwa konstitusi yang
fleksibel adalah hukum di mana hukum konstitusional dapat diubah dengan
cara yang sama seperti hukum biasa. Amandemen konstitusi disahkan dengan
cara yang sama dimana hukum biasa disahkan.

4. Rigid/kaku
Konstitusi yang Kaku adalah salah satu yang tidak dapat dengan mudah diubah.
Metode amandemennya sulit. Untuk mengubahnya, legislatif harus meloloskan
RUU amandemen oleh mayoritas yang spesifik. Untuk mengesahkan atau
mengamandemen undang-undang biasa, legislatif biasanya mengesahkan
undang-undang oleh mayoritas sederhana anggotanya. Konstitusi yang kaku
dianggap sebagai hukum tanah yang paling mendasar. Ini dianggap sebagai
kehendak dasar dari orang-orang yang berdaulat.

Anda mungkin juga menyukai