Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa

IV. NEGARA DAN KONSTITUSI

Manusia mendirikan negara adalah demi terpenuhinya kebutuhan kepentingan


kebersamaan-hidup manusia. Karena itu, wajar bahwa faktor manusia menjadi
pusat perhatiannya. Manusia dalam konteks ini yalah seseorang yang karena satu
atau beberapa keperluannya maka ia berkelompok yang disebut bermasyarakat.
Hal tersebut dipelajari pula dengan suatu pendekatan yang perlu mendapatkan
perhatian khusus, yakni dengan cara pendekatan yang menjadi amat berpengaruh
di kalangan para ahli sosiologi selama beberapa puluh tahun terakhir ini.
Pendekatan tersebut menganggap bahwa masyarakat, pada dasarnya
berintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai-nilai
kemasyarakatan tertentu, suatu general agreements yang memiliki daya mengatasi
perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan di antara para anggota
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional
terintegrasi ke dalam suatu bentuk equilibrium. Oleh karena sifatnya yang
demikian, maka aliran pemikiran dengan pendekatan tersebut disebut sebagai
Integration approach, Order approach, atau Equilibrium approach, lebih populer
disebut sebagai Structural functional approach . Di Indonesia disebut pendekatan
Fungsional struktural atau Fungsionalisme-struktural.
Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 berkualifikasi sebagai
dasarnegara, yang pengertiannya identik dengan pengertian ideologi. Ideologi
Pancasila mengandung sejumlah ajaran filsafati mengenai negara, yaitu yang
terumus sebagai : 'Empat Pokok Pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945' (disingkat 4-PP) . 4-PP itu tidak lain adalah Pancasila itu sendiri yang
terumus dalam pengertian khusus kenegaraan. Artinya: Pancasila yang
diproyeksikan pada obyek khusus, yaitu kehidupan kenegaraan. 4-PP:

SILA POKOK PIKIRAN


Ketuhanan YME
Kemanusiaan yang adil dan IV . Negara berdasar atas Ketuhanan YME menurut
beradab. dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia I . Negara melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin III . Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas
oleh hikmat kebijaksanaan kerakyatan dan per musyawaratan perwakilan.
dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh II . Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
rakyat Indonesia seluruh rakyat.

Pokok pikiran I menunjukkan bahwa Negara melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh: : Mulawarman, M.Si. 2008. 1


Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa
Pokok pikiran ini dan berdasarkan Sila 1,2,3,4 & 5, menghasilkan sejumlah sifat
pada Negara Republik Indonesia, sbb:

a "Negara tidak lain adalah seluruh masyarakat atau seluruh rakyat


Indonesia sebagai persatuan yang teratur dan tersusun".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai 2 hal, yaitu :

negara yang berkedaulatan rakyat, dan yang berdaulat adalah seluruh rakyat,
bukan individu

"Negara bukan badan kekuasaan yang berdiri sendiri di luar lingkungan


b suasana kemerdekaan seseorang, karena individu adalah bagian dari negara
yang mempunyai kedudukan dan kewajiban tersendiri untuk turut
menyelenggarakan kemuliaan negara".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai asal-mula


negara, yaitu: yang ada lebih dahulu adalah 'masyarakat', baru kemudian 'negara'.
Artinya : masyarakatlah yang mengorganisasi diri dalam bentuk negara, bukan
negara yang membentuk masyarakat.

c "Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar atau yang
kuat, melainkan mengatasi segala faham golongan maupun faham
perorangan; mempersatukan diri dengan rakyat seluruhnya”.

Sifat ini mengungkapkan faham negara mengenai Bhineka Tunggal Ika, yang
muatannya adalah interdependensi antar-subyek kehidupan masyarakat dan
kehidupan kenegaraan. Artinya: di satu sisi, mengakui eksstensi pluralitas, disisi
lain meniscaya integrasi. Negara wajib memelihara terintegrasinya serba pluralitas
yang ada dalam masyarakat. Sifat-sifat ini dikonkretisasikan pada : "Kekuasaan
Negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat" (Kunci Pokok
ke-III).

d "Kepala negara dan badan-badan pemerintah harus bersifat pemimpin


sejati".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai bersatunya


pemimpin dan rakyat, yaitu: kepala negara berwajib menyelenggarakan keinsyafan
keadilan rakyat, harus senantiasa memberi bentuk (Gestaltung) kepada rasa keadilan
rakyat dan cita-cita rakyat. Sifat ini dikonkretisasikan pada "Presiden tidak
bertanggung-jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat", yang muatannya adalah
- Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk membentuk undang-undang
dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara;
- Oleh karena itu, Presiden harus bekerja bersama-sama dengan Dewan;

Oleh: : Mulawarman, M.Si. 2008. 2


Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa
- Tetapi, Presiden tidak bertanggung-jawab kepada Dewan.
Artinya kedudukan Presiden tidak tergantung dari Dewan.

e "Dalam negara yang integralistik, pada dasarnya tidak akan ada dualisme
'negara dan individu manusia', tidak akan ada pertentangan kepentingan
antara negara dan individu".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai bersatunya


negara dan rakyat, yaitu: rakyat memandang negara sebagai dirinya sendiri dalam
keadaan terorganisasi, dan negara memandang rakyat tidak sebagai subyek yang
berasal dari luar dirinya, melainkan sebagai sumber genetik dirinya, sehingga kecil
kemungkinan terjadinya perbedaan kepentingan antara negara dan rakyat. Sifat
ini mengungkapkan faham: bersatunya negara dan rakyat, ditransformasikan menjadi
Kunci Pokok :

*)"Presiden yalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi dibawah


majelis",
*)"Menteri Negara yalah pembantu Presiden, tidak bertanggung-jawab kepada
DPR".

Kunci-kunci Pokok tersebut diatas mengkonkretisasikan struktur negara.

f "Dalam lapangan ekonomi, negara akan bersifat kekeluargaan".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai demokrasi


ekonomi dalam kualifikasinya sebagai nilai intrinsik, beserta dua jenis nilai
instrumental-nya;
- yang pertama mengenai penguasaan produksi dan kekayaan alam, dan
- yang kedua mengenai distribusi produk.
Kedua-nya bertujuan untuk terwujudnya: sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Parameter- nya : Out Put (Tujuan Negara).

g "Negara menganjur-anjurkan agar rakyatnya bertaqwa kepada Tuhan dan


beribadah sesuai dengan agama yang dianutnya".

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai penolakannya


terhadap faham negara sekuler maupun negara klerikal, karena kedua faham tersebut
bila diterapkan di Indonesia, niscaya menjadikan negara hanya mementingkan
salah satu golongan saja diantara berbagai golongan, menyimpang dari substansi
Citanegara Persatuan, yaitu:
Negara mempersatukan diri dengan rakyat seluruhnya. Sifat ini sekaligus
mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai hubungan antar negara
dan agama dengan rumusan originalnya:
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab, yang dengan sendirinya bermuatan sbb:

Oleh: : Mulawarman, M.Si. 2008. 3


Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa
- urusan agama terpisah dari urusan Negara, yakni urusan pemelukan dan
pelaksanaan peribadatan.
- urusan agama akan diserahkan kepada golongan agama bersangkutan;
- seseorang akan merdeka memeluk agama yang disukainya;
- Negara menganjur-anjurkan para warganegara supaya takluk kepada Tuhan.

Sifat ini mengungkapkan faham Citanegara Persatuan mengenai "Nilai" negara,


yakni Moral penggunaan kekuasaan negara.
Parameter : Nilai (Moral penggunaan kekuasaan negara).

Kunci Pokok berikut:


1. "Indonesia yalah negara yang berdasar atas hukum"
2. "Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme"
3. "Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas"
Ketiganya ini adalah unsur negara moderen yang oleh para pendiri-negara
diintegrasikan ke dalam sistem kenegaraan Indonesia hasil galian dari sistem
tatanegara yang hidup di desa sejak lama.

Hukum itu dibuat oleh manusia atas desakan kebutuhan,


maka hukum itu tidak mutlak.
Hukum tidak tak terbatas.
Hukum harus mengikat rakyat demi kepentingan Negara,
tetapi hukum tidak boleh membelengu Penguasa,
dan itupun demi kepentingan Negara
(bila) …. dalam keadaan darurat !.
(Niccolo Machiavelli)

Tugas :

1. Tuliskan sebanyak 10 hal yang menggambarkan ketidak konsistenan terhadap konstitusi yang
dilakukan oleh :
a. Pemerintah
b. Partai Politik
c. Masyarakat umum.
d. LSM
e. Perguruan Tinggi.

2. Diskusikan tiap perihal tersebut, tentang latar belakangnya, bentuk yang muncul, dan jalan
keluarnya/penanggulangannya.

Oleh: : Mulawarman, M.Si. 2008. 4

Anda mungkin juga menyukai