Anda di halaman 1dari 6

Resume Kewarganegaraan UAS

Sistem Demokrasi
“demos” → rakyat. “Kratein” → pemerintahan. 
Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Karenanya bersifat otosentrisitas dimana rakyat harus menjadi kriteria dasar. 
Demokrasi merupakan sistem kehidupan kenegaraan. Ciri khas demokrasi Indonesia yaitu
“Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sebagai suatu sistem sosial
kenegaraan, USIS (1995) mengintisarikan demokrasi sebagai sistem memiliki sebelas pilar
atau soko guru, yakni :
 Kedaulatan Rakyat
 Pemerintahan Berdasarkan Persetujuan dari yang Diperintah
 Kekuasaan Mayoritas
 Hak-hak Minoritas
 Jaminan Hak-hak Asasi Manusia
 Pemilihan yang Bebas dan Jujur
 Persamaan di depan Hukum
 Proses Hukum yang Wajar
 Pembatasan Pemerintahan secara Konstitusional
 Pluralisme Sosial, Ekonomi dan Politik
 Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerja Sama dan Mufakat.”
Di lain pihak Sanusi (2006) mengidentifikasi adanya sepuluh pilar demokrasi
konstitusional menurut UUD 1945, yakni:
 Demokrasi yang BerKetuhanan Yang Maha Esa
 Demokrasi Dengan Kecerdasan
 Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
 Demokrasi dengan “Rule of Law”
 Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara
 Demokrasi dengan Hak Azasi Manusia
 Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
 Demokrasi dengan Otonomi Daerah
 Demokrasi Dengan Kemakmuran
 Demokrasi yang Berkeadilan Sosial.
Permasalahan dalam praktik demokrasi : 
1. Buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik
dikesampingkannya ideologi dalam partai-partai di Indonesia karena partai politik
lebih mengutamakan pertimbangan pragmatis dan jangka pendek, yaitu
memenangkan kontes politik. Bergesernya fungsi ideal partai dari penghubung
antara negara dan rakyat menjadi sarana pengumpul suara dan dana. Jika tujuan
partai hanya memenangkan pemilu dan mengumpulkan dana, maka kita sulit
berharap partai menjadi lembaga demokrasi yang bisa diandalkan. Implikaisnya
terhadap kinerja lembaga perwakilan yang tidak 'mewakili' rakyat namun justru
mewwakili kepentingan kelompok mereka. Alhasil lembaga perwakilan kurang
mengakomodasi aspirasi rakyat dan demokrasi telah tercederai.
2. Krisis partisipasi politik rakyat
→ tidak adanya peluang untuk berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan
untuk berpartisipasi dalam politik. Hal ini dilatarbelakangi oleh (a) Pendidikan yang
rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam melaksanakan partisipasi politik; (b)
Tingkat ekonomi rakyat yang rendah; dan (c) Partisipasi politik rakyat kurang
mendapat tempat oleh Pemerintah.
3. Munculnya penguasa di dalam demokrasi
Munculnya penguasa di dalam demokrasi ditandai oleh menjamurnya “dinasti
politik” yang menguasai segala segi kehidupan masyarakat: pemerintahan, lembaga
perwakilan, bisnis, peradilan, dan sebagainya oleh satu keluarga atau kroni.
4. Demokrasi saat ini membuang kedaulatan rakyat
terjadi akibat adanya kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya
struktur kekuasaan “otokrasi” ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh melainkan
oligarki di mana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagian
besar rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang, uang,
hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya).
 
Penegakan Hukum
Menurut Gustav Radbruch dalam bukunya Sudikno Mertokusumo, ada 3 unsur untuk
menegakkan hukum :
1. Keadilan : keadilan bersifat subjektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan,
karena adil bagi A belum tentu adil bagi B. 
2. Kemanfaatan : penegakan hukum harus ada manfaatnya untuk masyarakat, jangan
sampai merugikan mereka. 
3. Kepastian : bagaimana hukumnya, itulah yg berlaku, tidak boleh menyimpang
karena ada kepentingan yang harus dilindungi dari tindakan sewenang-wenang
penegak hukum. 
Dari ketiga unsur tersebut, yang paling rentan diimplementasikan adalah keadilan.
Sulitnya mewujudkan keadilan yang sepantasnya karena masih banyak penegak hukum
yang menyamaratakan konsep keadilan kepada setiap orang. Padahal tiap orang memiliki
porsi keadilan yang berbeda. Akan tetapi, meski rentan, ketiga unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan. Karena, apabila unsur tersebut tidak lengkap, maka tidak akan tercipta
penegakan hukum yang sesuai. 
 
Begitupun jika kita hanya memperhatikan salah satu unsur, maka unsur-unsur yang lain
akan dikorbankan/tidak dapat diwujudkan. 
 
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan
UUD NRI 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi juga
pembinaan aparatur hukumnya sebagai pelaksana dan penegak hukum. Pemerintah harus
tunduk dan menjalankan hukum, serta harus aktif memberikan penyuluhan hukum kepada
masyarakat, agar masyarakat semakin sadar hukum dan taat hukum. 
 
WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara = National Outlook → Cara pandang bangsa terhadap diri dan
lingkungan tempat hidup yang bersangkutan.
Esensi/hakikat wawasan nusantara → persatuan dan kesatuan wilayah.
Pengertian terminologi 
a. Hasnan Hasibuan : Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu
tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya,
satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam.
b. Wan Usman : Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
c. MPRS 1998 : Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Pengertian etimologi
“Wawas” (jawa) → pandangan. “Nusa” (sansekerta) → pulau/kepulauan.  “Nesos”
(latin) → bangsa. “Antara” → antara, relasi, sebrang, dan laut.
 ‘Nusantara’ bermula dalam Sumpah Palapa patih Gajah Mada di kitab Pararaton
saat pengangkatan Mahapatih Majapahit 1336 M.
 Ki Hajar Dewantara menggunakan ‘nusantara’ saat Kongres Pemuda II 1928 untuk
mengganti istilah ‘Hindia Belanda’.
Urgensi Wawasan Nusantara
→ kebutuhan akan kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah
oleh adanya lautan bebas. Berimplikasi pada persatuan bangsa.
 Pasal 25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.
 Deklarasi Djuanda 1957 
 UU No. 4 Prp tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. 
Aspek Wawasan Nusantara
1. Politik → menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.
Wujudnya : pemerintahan kuat, aspiratif, dan terpercaya. 
Hal yang perlu diperhatikan : 
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang–undang,seperti UU
Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.
Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus
menjalankan prinsip demokrasi dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan
untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
c. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar
dan pulau kosong.
Bentuk konkrit :
1. Melaksanakan pemilu yang adil dan demokratis
2. Menjadikan hukum di Indonesia sebagai pedoman dalam hidup sehari-hari
3. Menjaga dan juga mengembangkan sikap pluralisme.
Maknanya : 
 Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
 Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
 Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
 Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara
yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
 Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
 Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
 Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.
2. Ekonomi → menciptakan tatanan ekonomi yang menjamin pemenuhan dan
peningkatan kemakmuran rakyat secara adil merata. Mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan SDA yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah
secara timbal balik serta kelestarian SDA itu sendiri.
Implementasi :
Implementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi terdapat pada pemanfaatan
kekayaan alam di Indonesia sambil menjaga kelestarian lingkungan hidupnya.
Kekayaan dan letak geografis Indonesia yang strategis dapat dimanfaatkan dengan
maksimal untuk perekonomian negara.
Orientasi bidang ekonomi di sektor pemerintahan, industri, serta pertanian.
Pembangunan ekonomi yang seimbang serta adil di tiap-tiap daerah Indonesia
sehingga tidak terjadi kemiskinan di daerah tertentu.
Otonomi daerah sendiri diharapkan dapat atau bisa menciptakan segala macam
upaya keadilan ekonomi ini Partisipasi seluruh masyarakat Indonesia dibutuhkan
dalam pembangunan ekonomi. Hal ini kemudian akan didukung dengan pemberian
fasilitas kredit mikro guna mengembangkan usaha kecil
Bentuk konkrit :
1. Melaksanakan pembangunan ekonomi yang adil dan merata
2. Sektor ekonomi berorientasi pada pemerintahan, industri, serta pertanian
3. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Maknanya :
 Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air.
 Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
 Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Sosial - Budaya → menciptakan sikap batiniah dan lahirian mengakui perbedaan
sebagai kenyataan dan karunia Tuhan. Kehidupan masyarakat rukun dan bersatu
(suku, agama, ras, status, dll).
Hal yang perlu diperhatikan : 
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda,
dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.Contohnya dengan pemerataan
pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan
bagidaerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional
maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan
cagar budaya.
Bentuk konkrit :
1. Menghormati, menghargai, dan toleransi terhadap perbedaan serta keberagaman di
Indonesia
2. Melestarikan kebudayaan lokal
3. Menjaga keberagaman di Indonesia.
Maknanya : 
 Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat
yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa.
 Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak
nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
4. Pertahanan dan Keamanan → menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa. Membentuk sikap bela negara tiap WN yang menjadi modal utama yang
akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi
setiap bentuk ancaman.
Hal yang perlu diperhatikan : 
a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan
kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut
merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat
tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu
keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
b. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.
Implementasi :
Upaya lainnya juga ada pada pelestarian serta pengembangan budaya Indonesia dan
menjadikan budaya sebagai tujuan wisata yang memberikan sumber penghasilan
daerah atau nasional. Menjaga keberagaman Indonesia, baik dari segi budaya,
bahasa, serta status sosial, dan juga mengembangkan keserasian di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Bentuk konkrit :
1. Membentuk sikap disiplin dalam membela tanah air
2. Meningkatkan rasa persatuan dan solidaritas dalam masyarakat
3. Membangun sarana dan prasarana yang bertujuan meningkatkan pertahanan dan
keamanan wilayah serta negara.
Maknanya : 
 Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
 Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa
 
Bela Negara → (wajib dan berhak bela negara ada di Pasal 27 ayat 3, UU No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 )
Bentuk bela negara : 
1. Fisik (militer) 
→ adalah bela negara untuk menghadapi ancaman dari luar
Tindakan : menggunakan senjata saat menghadapi serangan atau agresi musuh.
Orang”nya darimana? → Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur,
seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil
(Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah
mengikuti Pendidikan Dasar Militer
2. Non Fisik (non-militer) :
→  adalah upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air
Tindakan :
a. membayar pajak, karena pajak berguna untuk menopang ekonomi pembangunan
nasional 
Duit pajak dikemanain? → fasilitas publik, pelayanan kesehatan, penegakan
hukum, pertahanan dan keamanan, kelestarian ling. hidup, subsidi pangan dan
BBM, pendidikan.
b. menjadi relawan penolong korban bencana alam 
c. mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal
d. melaksanakan kehidupan berdemokrasi → toleransi, musyawarah
e. Memelihara dan menjaga lingkungan sekitar
3. New Normal
Contoh bentuk bela negara pada masa new normal : 
a. Menerapkan physical distancing dengan orang lain
b. Tidak membuat kerumunan yang memicu menyebarnya virus
c. Selalu menaati protokol kesehatan 
d. Menjaga persatuan dan kesatuan, tidak memicu konflik di masa yang rentan seperti
pandemi ini
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai