Anda di halaman 1dari 57

Thursday, December 10, 2020 7:02 PM

- Bahasa Inggris
○ Constitutional Law = Hukum Tata Negara
○ State Law = Hukum Negara
- Bahasa Belanda
○ Staatrecht = HTN dalam arti luas
○ Administratifrecht = Hukum Administrasi
- Bahasa Prancis
○ Droit Constitutionel = HTN
○ Droit Administratif = HAN
- Bahasa Jerman
○ Verfassungrecht = HTN
○ Verwaitungrecht = HAN

- G.W. Paton
Hukum pembagian kekuasan yang sah dan fungsi organ-organ negara. HTN dalan cakupan
yang luas meliputi HAN. Namun, biasanya HTN mengatur organisasi, kekuasaan, dan
kewajiban serta kewenangan pemegang kekuasaan administrasi negara
- Van Apeldoorn
Hukum yang mengatur tugas, hak, dan kewajiban alat pelengkap negara
- Kusuma Pudjosewojo
Hukum yang mengatur bentuk negara, bentuk pemerintahan, hierarku organ negara, dan
kewenangannya
○ Bentuk negara = kesatuan dan serikat
○ Bentuk pemerintahan = republik dan monarki
○ Hierarki organ negara = pemerintah pusat dan pemerintah daerah
- Van der Pot
Hukum yang menentukan badan-badan yang diperlukan wewenangnya masing-masing,
hubungan satu dengan yang lainnya dan hubungan individu dengan kegiatannya
- Kesimpulannya
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara, hubungan antar alat
negara secara vertikal dan horizontal, serta kedudukan warga negara dengan hak
asasinya

a. Dari segi tujuan Alat Perlengkapan Negara (APN)


Negara adalah suatu organisasi tata kerja dari berbagai APN. Pembagian kerja APN (trias
politika), dimana mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan negara, tersebut antara
lain:
○ Vertikal = misalnya antara pengadilan negeri dg pengadilan tinggi
○ Horizontal = macam pekerjaan, misalnya MA, MK, KY
b. Dari segi tujuan negara
Negara adalah alat mencapai tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
alenia ke-4
c. Dari segi Kekuasaan
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang digunakan untuk memaksakan
kehendaknya demi mencapai tujuan negara
→ Kekuasaan adalah alat untuk mencapai tata tertib dalam rangka mewujudkan

Pengantar Hukum Indonesia Page 1


→ Kekuasaan adalah alat untuk mencapai tata tertib dalam rangka mewujudkan
tujuan negara

- HTN dengan Ilmu Negara


○ HTN sifatnya praktis. Hasilnya dapat langsung dipraktikkan (negara dalam arti
konkrit). Objek penyelidikannya adalah negara tertentu, yaitu aturan hukum
ketatanegaraan suatu negara
○ Ilmu Negara mementingkan teori (negara dalam keadaan abstrak). Obyek
penyelidikannya adalah negara dengan sifat umum yang terlepas dari tempat,
waktu, dan keadaan tertentu
○ Persamaannya kedua ilmu ini adalah obyek penyelidikannya sama-sama negara
- HTN dengan Ilmu Politik
HTN diibaratkan dengan kerangka manusia, sedangkan ilmu politik sebagai daging yang
menyelimutinya. Keduanya bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan
- HTN dengan HAN
HAN merupakan bergian dari HTN.
○ Oppenheim
HTN = negara statis
HAN = negara dinamis
○ Vegting
HTN = objeknya organisasi negara
HAN = objeknya peraturan yang bersifat teknis

Merupakan hal yang harus dijadikan pertimbangan oleh penguasa dalam menentukan isi hukum
positif. Sumber hukum meliputi faktir filosofis, sosiologis, historis, dan pendapat pakar yang
berkembang di masyarakat.
- Jenis Sumber Hukum
○ Formil = dikenal dari bentuknya
○ Materil = dilihat dari isinya
- Van Apeldoorn
○ Historis = tempat ditemukannya hukum, misalnya prasasti
○ Sosiologis = apa yang menentukan isi sumber hukum dari segi masyarakat
○ Filosofis = sebagai isi hukum dan kekuatan mengikat hukum tsb, misalnya aliran
teokrasi melihat sumber hukum berasal dari Tuhan
○ Formil = cara pembentukan hukum
- Achmad Sanoesi
○ Normal langsung = atas pengakuan UU, Traktat, dan Kebiasaan
○ Norma tak langsung = perjanjian karena ada asas Pacta Sunt Servanda , doktrin,
dan yurisprudensi
→ Yurisprudensi berlaku saat para pihak tidak lagi menggunakan upaya hukum
yang tersedia dan saat upaya hukum telah dilakukan
○ Abnormal = proklamasi, revolusi, kudeta (coup d'etat)
- Bagir Manar
○ Sumber hukum materiil = Menentukan isi atau substansi hukum
○ Hubungan sosial
○ Kekuatan politik
○ Situasi sosial-ekonomi
○ Tradisi
○ Pendapat umum
○ Perkembangan internasional
○ Keadaan geografis

Pengantar Hukum Indonesia Page 2


○ Keadaan geografis
○ Penelitian ilmiah
○ Sumber hukum formil = bentuknya menyebabkan berlaku umum, diketahui, dan
ditaati

a. Sumber Hukum Materiil


○ Menentukan isi HTN, termasuk didalamnya dasar dan pandangan hidup bernegara
serta kekuatan-kekuatan politik pada saat kaidah-kaidah dirumuskan
○ Kekuatan politk yang dimaksud adalah didasarkan Pasal 20 ayat 1 dan Pasal 2 UUD
1945, yang menjelaskan bahwa peraturan perundang-undangan dibentuk oleh DPR
dan Presiden dimana DPR tersebut sebagai wakil partai politik yang memiliki
kepentingan politiknya masing-masing
○ Sumber hukum materiil HTN adalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
alat uji peraturan perundang-undangan RI
b. Sumber Hukum Formil
○ Peraturan perundang-undangan
○ Kebiasaan -> konvensi
○ Traktat -> perjanjian internasional
○ Hukum adat ketatanegaraan
○ Doktrin ketatanegaraan
○ Yurisprudensi ketatanegaraan

- Hierarki perundangan
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU/Perpu
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan Pelaksana lainnya, seperti: Peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dsb
Ketetapan MPR Nomor III MPR/2000 (diperbarui)
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU
4. Perpu
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusa Presiden
7. Peraturan Daerah (Proponsi, Kabupaten/Kota, Desa)
Note : perpu posisinya turun dan peraturan pelaksanaan lainnya diganti dengan perda.
Pada masa reformasi ini dikenal hak uji materiil yang dimiliki oleh MPR dan MA. Hak uji
MPR menguji Tap MPR dan UU terhadap UUD, sedangkan MA menguji peraturan dibawah
UU terhadap UU
Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 (memperbarui Tap MPR)
1. UUD NRI Tahun 1945
2. UU/Perpu
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah (Proponsi, Kabupaten/Kota, Desa)
Note : menghilangkan Tap MPR karena dianggap MPR sudah jarang mengeluarkan
Ketetapan, mensejajarkan perpu dengan UU, dan kepres diganti dengan pepres.
Undang-Undang No.12 Tahun 2011 (final sist)

Pengantar Hukum Indonesia Page 3


1. UUD NRI Tahun 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU/Perpu
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Propinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
- Peraturan Perundang-undangan lainnya
Peraturan berikut ini diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan mengikat
sepanjang diperintahkan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangannya:
→ Peraturan MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi
yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD
Provisnis, Gubernur, DPRD Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa
atau setingkat.
→ Istilah khusus = Qanun (perda di NAD) dan Perdasus (perda di Papua)
- Peraturan Perundang-undangan di masa Hindia Belanda
1. Algemene Verordeningen (Peraturan Umum)
○ Wet = dibuat oleh Mahkota Belanda (Raja/Ratu dan Dewan Menteri) bersama
dengan Parlemen Belanda
○ Algemene Maatregelen van Bestur = dibuat oleh Mahkota Belanda
○ Ordonnansi = dibuat oleh Gubernur Hinda Belanda dan Volksraad
○ Regering Verordering = dibuat oleh Gubernur Hindia Belanda
2. Locale Verordeningen (Peraturan lokal/adat)
Dikeluarkan atau dibuat penguasa lokal

- Hukum asli Indonesia dibidang ketatanegaraan adat


- Misalnya rembug desa atau musyawarah desa yang membahas tentang pembangunan
desa, dimana hal ini nantinya diganti dengan peraturan perundang-undangan
- Di dalam pembangunan desa dikenal juga Kuli Kendo dan Kuli Kenceng
○ Kuli kendo = kepala keluarga yang tidak punya tanah garapan sehingga hanya
berkewajiban secara tenaga dalam pembangunan desa
○ Kuli kenceng = juragan tanah yang berkewajiban membayar iuran tanah sesuai
dengan ukuran tanah yang dimiliki

Adalah hukum yang tumbuh dari praktek penyelenggaraan negara untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan menghidupkan kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat
ketatanegaraan
- Terjadinya Konvensi menurut K.C. Wheare
○ Praktek tertentu berjalan dalam jangka waktu yang lama, kemudian diterima
sebagai suatu hal yang wajib (Kebiasaan/custom)
○ Melalui kesepakatan (agreement) diantara rakyat, dimana mereka sepakat untuk
melakukan sesuatu dengan cara tertentu serta menentukan pelaksanaannya. Hal ini
memungkinkan adanya konvensi tertulis
- Konvensi di Inggris
○ Penunjukkan dan pengangkatkan Perdana Menteri.
Raja/Ratu akan menunjuk ketua partai yang akan menguasai kursi terbanyak di
Parlemen
○ Pembubaran Parlemen
Raja/Ratu terikat pada permintaan Perdana Menteri untuk membubarkan Parlemen
○ Kabinet yang kehilangan dukungan parlemen harus meletakkan jabatan
○ Menteri tidak diperbolehkan membuat suatu perjanjian dengan negara lain tanpa

Pengantar Hukum Indonesia Page 4


○ Menteri tidak diperbolehkan membuat suatu perjanjian dengan negara lain tanpa
persetujuan parlemen
○ Keharusan bagi parlemen untuk bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun
- Faktor pendorong ketaatan terhadap Konvensi
○ Keinginan untuk memelihara tradisi pemerintahan konstitusional
○ Keinginan agar roda pemerintahan yang kompleks dapat tetap berjalan tertib
○ Memelihara atau mewujudkan kedaulatan rakyat
○ Ada kepastian hukum
○ Khawatir menghadapi ancaman hukuman politik (impeachment, sanksi politik)
○ Pelanggaran konvensi akan menimbulkan reaksi umum
- Konvensi Ketatanegaraan di Indonesia
○ Pembuat perjanjian internasional (Pasal 11 UUD 1945 sebelum amandemen)
○ Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus
→ Presiden wajib pidato
→ DPR wajib adakan sidang paripurna
○ Pengesahan RUU yang telah disetujui oleh DPR (Pasal 21 ayat 2 UUD 1945 sebelum
amandemen)
○ Penentuan presiden dan wapres termasuk agama yang dianut
○ Perubahan UUD 1945 melalui referendum (Tap. No. IV/MPR/1983)

Adalah keputusan hakim yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, artinya para pihak
tidak menggunakan upaya hukum yang tersedia atau semua upaya hukum sudah dilakukan.
Yurisprudensi ketatanegaraan jg termasuk yurisprudensi dari MK

- Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian, dan


perjanjian dengan negara lain (pasal 11 UUD 1945)
- Cara pengesahan perjanjian internasional (UU No. 24 tahun 2000)
○ Dengan Undang-Undangan
○ Dengan Pepres
- Tahap perjanjian internasional (pasal 6 ayat 1 UU 24 tahun 2000)
1. Pejajakan -> perundingan internal masing-masing negara mengenai kemungkinan
perjanjian internasional
2. Perundingan
3. Perumusan masalah
4. Penerimaan
5. Penandatanganan

- Fator suatu hal bisa menjadi doktrin


○ Ilmuwan yang bersangkutan dikenal dan dikaui luas sehingga mempunyai integritas
yang dapat dipercaya
○ Persoalan bersangkutan memang tidak ditemukan dalam peraturan tertulis
sebelumnya
○ Pendapat hukum dimaksud telah dikaui keunggulannya dan diterima umum
- Contoh doktrin
○ Independensi kekuasaan kehakiman
○ Hak yang tak dapat diganggu gugat (nonderogable rights)
→ Hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di muka hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut

Pengantar Hukum Indonesia Page 5


di muka hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
(pasal 28I ayat 1 UUD 1945)
○ Pemisahan kekuasaan -> trias politika
○ Checks and balances
○ Peleburan kekuasaan (fusion of powers) -> eksekutif dalam sistem pemerintahan
parlementer
○ Supremasi parlemen -> UU dapat atau tidak dapat diganggu gugat
○ Welfare state -> Negara harus secara aktif mengupayakan kesejahteraan, bertindak
adil yang dapat dirasakan seluruh masyarakat secara merata dan seimbang, bukan
mensejahterakan golongan tertentu tapi seluruh rakyat
○ Negara hukum (rechtsstaat, rule of law
○ Supremasi konstitusi

Pengantar Hukum Indonesia Page 6


Thursday, December 10, 2020 7:02 PM

- Pajak ibaratnya darah yang diperlukan oleh tubuh untuk menopang ketertiban dengan
pemenuhan hak-hak individu
→ Hak-hak tsb dapat dipahami sebagai hak yang berasal dari langit (ilahi) atau hak
yang berlandaskan kontrak sosial
- Dalam pajak, hak asasi tidak diacuhkan asal-muasalnya. Hal yang dipentingkan adalah
pemenuhannya. Hak-hak ini memerlukan biaya yang didapatkan dari pajak
- Fungsi budgeter -> fungsi pajak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
- Pajak ada jika disitu ada masyarakat
→ Karena setiap masyarakat pasti membutuhkan perlindungan hak, nyawa, dan harta,
dimana biaya perlindungannya didapatkan dari pajak

Adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang dari orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara
langsung dan dugunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat (UU Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan)

Pajak adalah perikatan yang timbul karena undang-undang yang mewajibkan seseorang yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang yntuk membayar sejumlah uang
kepada kas negara yang dapat dipaksakan, tanpa mendapatkan suatu imbalan yang secara
langsung dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara (rutin dan pembangunan) dan
yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan di luar bidang keuangan

a. Membayar pajak sifatnya wajib oleh pribadi maupun badan


b. Dipungut berdasarkan undang-undang -> pemungutan pajak harus mendapatkan
justifikasi dari legislator sebelum dilakukan, sebab pajak esensinya adalah peralihan
harta dari individu ke pemerintah
c. Tidak mendapatka imbalan atau kontraprestasi secara langsung sebab masyarakat tidak
mengetahui uang tersebut diperuntukan untuk pengeluaran negara yang mana
d. Pajak digunakan untuk kesejahteraan warga negara sehingga sering terjadi diskursi
karena sulitnya mengkaji seberapa besar pajak berpengaruh pada masyarakat serta
menimbulkan suatu kajian yang disebut optimal excursion

a. Fiskus
Pajak yang dioprasionalkan oleh eksekutif. Pada masa Romawi, fiskus adalah bendahara
negara yang memungut uang dari warga untuk diserahkan ke Kaisar
b. Tax payer atau wajib pajak
Individu yng membayar pajak dan memiliki kewajiban untuk membayar pajak

a. Pajak Langsung
Pajak yang harus dibayarkan langsung oleh individu dan tidak dapat diwakilkan.
Umumnya pembayaran secara berkala. Contohnya PPh, PPN, Pajak kendaraan bermotor
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang dapat dialihkan ke orang lain dan dipungut secara aksidental. Misalnya PPN
yang hanya dipungut jika kita membeli sesuatu
c. Pajak Pusat

Pengantar Hukum Indonesia Page 7


c. Pajak Pusat
Dipungut pemerintah pusat dan diperuntukan ke APBN. Umumnya nominalnya paling besar.
Misalkan PPN, PPh, bea cukai, pajak ekspor (yang menjadi wewenang direktoran pajak dan
direktorat bea cukai).
d. Pajak daerah
Dipungut pemerintah daerah dan diperuntukan untuk APBD. Umumnya porsinya lebih kecil.
- Pajak Provinsi -> pajak bahan bakar, permukaan, rokok
- Pajak Kabupaten/Kota -> pajak reklame, pajak mineral bukan logam, pajak hotel dan
pajak restoran. Dewasa ini pemerintah desa memungut pajak yang sebenernya
sudah menjadi domain pemerintah daerah, contohnya pajak parkir
e. Pajak subyektif
Pajak penghasilan (PPh) yang berat pada penghasilan seseorang
f. Pajak obyektif
Pajak pertambahan nilai (PPN) yang diberatkan pada apa pun yang dibeli dan tidak
mementingkan subyeknya (siapa pun bisa)

Adalah segala aturan yang mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) dan rakyat (wajib
pajak) dimana hukum pajak ini bermuara dari hak dan kewajiban, baik yang dimiliki fiskus
maupun tax payer.

a. Hukum Pajak Materiil


○ Objek Pajak -> norma yg menerangkan keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum
yang dikenai pajak
○ Subyek Pajak -> siapa yang dikenai pajak
○ Tarif -> seberapa besar pajak yang dikenakan
○ Cara menghitung pajak terutang
b. Hukum Pajak Formil
Memuat tata cara mewujudkan hukum pajak materiil yang meliputi:
○ Sistem pemungutan pajak
○ Hak dan kewajiban Wajib Pajak dan fiskus
○ Sanksi administratif
○ Tata cara pemeriksaan pajak
○ Tata cara penerbitan surat ketatapan pajak
○ Tata cara pembayaran, pengangsuran, dan penundaan pembayaran pajak
○ Prosedur penyelesaian sengketa di bidang perpajakan
○ Tata cara penagihan pajak
○ Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi)
○ Tata cara penetapan imbalan bunga
○ Tata cara penghapusan piutang pajak
○ Tata cara penyelidikan tindak pidana di bidang perpajakan

1. Undang-Undang
○ UU No.7 Tahun 1983 juncto UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
○ UU No.9 Tahun 1983 juncto UU No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN)
○ UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD)
○ UU No.6 Tahun 1983 juncto UU No.28 Tahun 2007 juncto UU No.16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)
○ UU No.19 Tahun 1997 juncto UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa (UU PPSP)

Pengantar Hukum Indonesia Page 8


Surat Paksa (UU PPSP)
○ UU No.14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (UU PP)
○ Uu No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana diubah
dengan UU No.12 Tahun 19994
○ UU tentang Bea Meterai
○ UU No.9 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No.1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan
Perpajakan menjadi Undang-Undang
○ UU Ciptaker
2. Peraturan Pemerintah
3. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
4. Peraturan Menteri Keuangan
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak
6. Peraturan Daerah
7. Peraturan Gubernur/Walikota/Bupati
8. Peraturan perundang-undangan lain yang memuat ketentuan tentang perpajakan

- Hanya ada di lingkup pemerintahan daerah


- Sifatnya memiliki kontraprestasi secara langsung, misal retribusi tempat wisata di pantai,
maka mendapat kontribusi secara lagsung untuk menikmati pantai

Adalah individu atau badan pajak yang berpotensi untuk dikenakan wajib pajak
a. Subyek Pajak dalam negeri
Ditentukan berdasarkan domisili pendiriannya atau lamanya suatu aktivitas bisnis yang
dilakukan di Indonesia
b. Subyek Pajak luar negero
Mencangkup orang pribadi yang tidak tonggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tapi lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan usaha tetap
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia (tetapi melakukan
kegiatan bisnis di Indonesia)
c. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Usaha yang dilakukan oleh WNA di Indonesia untuk melakukan kegiatan di Indonesia,
tetapi mereka tidak datang sendiri secara fisik. Namun, mereka tetap mendapatkan laba
di Indonesia

Adalah subyek pajak yang sudah pasti dikenai pajak yang terdiri dari orang pribadi dan badan.
Keduanya mempunyai kemampuan untuk:
- Membayar pajak
- Memotong -> contohnya KFC membebankan PPN ke konsumen
- Memungut -> kita menyewa pengacara, maka kita wajib memungut fee terhadap advokat
tersebut

a. Four canons
Asas perpajakan yang baik, dikenalkan oleh Adam Smith melalui bukunya yang berjudul
Wealth of Nations
b. Equality
Jumlah pajak yang dibayar sesuai dengan kemampuan wajib pajak. Dalam prakteknya,
prinsip ini digantungkan kepada jenis pajaknya.
○ Equality vertikal
Keadaan berbeda, diperlakukan jg berbeda. misalkan orang kaya akan membayar

Pengantar Hukum Indonesia Page 9


Keadaan berbeda, diperlakukan jg berbeda. misalkan orang kaya akan membayar
PPh lebih besar daripada orang miskin
○ Equality horizontal -> keadaan sama, diperlakukan sama. Misalkan beli makan di KFC
pasti memberikan persentase pajak yang sama dengan semua pembeli
c. Certainity
Pajak harus pasti, agar tidak menimbulkan penyelewengan dari penguasa kepada warga
negara
d. Convenience of payment
Pajak dipungut pada saat yang paling menyamankan wajib pajak. Hal ini penting karena
dalam prakteknya pajak justru menimbulkan nestapa, misalkan PPh yang dipungut saat
baru gajian :((((
e. Economic of collection
Uang yang masuk > biaya oprasionalnya. Hal ini menjelaskan mengapa PBB di puncak
gunung tidak dikenakan pajak karena kewajiban pajak baru muncul kalau tanah
dialihfungsikan
f. Equality vs convenience of payment
Pajak dikenalan sedemikan rupa agar tidak menimbulkan nestapa. Namun, disisi lain pajak
berfungsi untuk menopang masyarakat dan tidak mungkin dihindari

Pengantar Hukum Indonesia Page 10


Thursday, September 19, 2019 11:10 PM

Pembagian hukum:
a. Bentuk hukum = hukum tertulis dan tidak tertulis
b. Fungsi hukum = materiil dan formil
c. Wilayah hukum = regional dan internasional

Hukum perdata dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hukum perdata materiil dan hukum perdata
formil.
a. Hukum perdata materiil
Rangkaian hukum yang mengatur hak dan kewajiban dalam lingkup lingkungan keluarga
maupun masyarakat. Contohnya kasus membayar hutang, menyewa rumah, dkk.
b. Hukum perdata formil
Himpunan peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara menegakkan hukum perdata
materiil. Ada prosedur kalau misalkan si Si A gamau bayar hutang, gabisa kalau langsung
main hakim sendiri. Ndah main hakim sendiri ini merupakan akibat dari terfokuskan pada
hukum perdata materiil tanpa memperhatikan hukum perdata formil. Hukum perdata
formil diperlukan untuk mencegah terjadinya main hakim sendiri karena telah diatur
bagaiama mekanisme atau prosedur dalam penegakan hukum perdata materil.
c. Penting mana Hukum perdata materil atau formil?
Susah, karena kalau Cuma ada hukum perdata materil maka nanti timbul main hakim
sendiri, kalau formil maka muncul pertanyaan apa yang perlu ditegakkan?

a. Hakim/pengadilan = ini yang disebut hukum acara perdata


b. Arbitrase/perwasitan = UU 30 Tahun 1999
c. Notaris = UU No 2 Tahun 2014

Hubungannya adalah pengertian umum dengan pengertian khusus. Yang umum adalah hukum
perdata formil, sedangkan hukum acara perdata adalah yang khusus. Apakah hukum acara
perdata adalah hukum perdata formil? Tepat . Apakah hukum perdata formil adalah hukum
acara perdata? Belum tentu.

Adalah aturan hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan hukum perdata
materiil. Penerapan hukum acara perdata dipertahankan aik hukum perdata dalam arti sempit
maupun hukum dagang. Dalam haper inisiatif beracara datang dari pihak yang berkepentingan,
bukan dari pihak penguasa. Namun, inisiatif beracara dapat diajukan penguasa (diwakilkan oleh
Jaksa Penuntut Umum), jika gugatannya berhubungan dengan kepentingan masyarakat .

- Peraturan yang bertujuan melaksanakan dan mempertahankan atau menegakkan hukum


perdata dengan perantara kekuasaan negara (peradilan), artinya menjamin ditaatinya
hukum perdata materiil dengan perantara hakim
- Penggugat adalah orang atau subyek hukum yangg merasa haknya dilanggar
- Tergugat adalah orang atau subyek hukum yangg diduga melanggar hukum perdata

- Menguji efektivitas hukum


- Sarana bagi hakim melaksanakan fungsinya

Pengantar Hukum Indonesia Page 11


a. Herzien Inlandsch Reglement (HIR)
→ RIB adalah HIR yang sdh diperbarui
→ HIR berlaku untuk wilayah jawa dan madura.
b. Rechtreglement voor de Buitendgewesten (RBG)
→ RDS adalah RBG yang sudah diperbarui.
→ RBG berlaku diluar wilayah jawa dan madura.
→ Pada dasarnya HIR dan RBG sama, kalau ada perbedaan cuma karena perbedaan
geografis aja
c. Reglement of de Rechtcordering (RV)
→ hukum acara perdata yang berlaku bagi golongan eropa.
→ Kenapa masih berlaku? Kan golongan eropa sudah ngga? Karena banyak lembaga
hukum yang tidak dimuat dalam HIR maupun RBG, tetapi dimuat di dalam RV.
→ Contohnya pasal 452 RV mengenai larangan barang yang disita, hal ini tidak diatur
dalam HIR dan RBG. RV dibutuhkan dalam kebutuhan praktek dengan metode analogi
d. Peraturan Perundang-undangan:
- UU 20 Tahun 1947
- UU 14 Tahun 1970
- UU 3 Tahun 2006
- UU 14 Tahun 1985 = tentang MA sudah ditambalsulam/dilengkapi dengan UU no 5
tahun 2004
e. Sumber hukum lain
- Yurisprudensi
- Doktrin
- Treaty
- KUHP buku yang keempat tentang pembuktian dan daluwarsa
- Surat edaran MA

→ Yang beracara adalah yang merasa dirugikan, tidak usah dengan perantara orang lain
→ Hanya kalau dikehendaki dapat dibantu oleh penguasa
→ Ada pukul bamboo (cari tau).
→ Ada juga pengacara praktek tidak tes, tetapi mendapatkan SK dari Pengadilan Tinggi.
→ Advokat bisa berperkara di seluruh Indonesia. Sejak keluarnya UU No 18 Tahun 2003
menjelaskan tidak adanya nama2 terkait kuasa hukum, semua menggunakan sebutan
advokat.
→ RV memiliki sistem keharusan diwakilan oleh advokat

→ Mulai diajukan surat gugatan oleh penggugat kepada Pengadilan Negeri dalam daerah
hukumnya
→ Dapat diajukan secara lisan atau tertulis
→ Di dalam memajukan gugatan, Hakim berwenang untuk memberikat nasehat, bantuan
kea=pada penggugat
→ Selama beracara hakim berwenang memberikan petunjuk kepada para pihak tentang alat
bukti dan upaya hukum

→ maksudnya hakim tidak usah mencari perkara, tetapi aktivitas hakim tergantung dari
pengajuan gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat. Kalau tidak ada gugatan, maka
tidak ada hakim. Suatu perkara mau diajukan ke pengadilan atau tidak bukan urusan
hakim, tetapi urusan pihak yang berkepentingan.
→ Sekali perkara diajukan kepada hakim, hakim tidak boleh menolak perkara tersebut (ius
curia novit). Penolakan perkara tidak boleh kalau dengan alasan hukumnya tidak
jelas/tidak lengkap. Tidak mungkin setiap aspek kehidupan dalam masyarakat dijumpai
dalam hukum, barangkali hukum tertinggal dari peristiwanya, maka hakim akan tetap

Pengantar Hukum Indonesia Page 12


dalam hukum, barangkali hukum tertinggal dari peristiwanya, maka hakim akan tetap
menyelesaikan perkara dengan melakukan kegiatan yang bernama penemuan hukum.
→ Hakim boleh menolak perkara, tetapi harus dengan alasan:
a. nebis in biden,
Perkara yang sudah pernah diajukan dan diputus oleh pengadilan tidak dapat
diajukan untuk yang kedua kalinya (Pasal 1017). ini memberikan kepastian hukum
supaya tidak berkepanjangan perkaranya. Disini hakim harus menolak jika menerima
kasus yang sesuai asas diatas.
b. Ketidaksesuian kompetensi absolut/mutlak
kewenangan pengadilan dengan melihat tolak ukur jenis perkara dan pihak pencari
keadilan. Misalnya ada pasutri muslim yang akan melakukan perceraian, mereka
mengajukan pengadilan ke tata usaha negara. PTUN harusnya mengurus jenis
perkara hukum administrasi sehingga hakim boleh melakukan penolakan.
c. kompetensi relatif.
Kompetensi relative/yurisdiksi/wilayah hukum adalah gugutan diajukan di tempat
tinggal tergugat. Aku punya hutang 50 juta, aku asli orang Surabaya dan yang aku
utang ke orang Jakarta. Maka dia menggugat aku di pengadilan negeri surbaya,
bukan Jakarta. Kalau dia mengajukan ke pengadilan negri Jakarta, maka hakim
disana wajib menolak.
→ Asas obyektifitas, yaitu adanya hak ingkar (recusatie) untuk mengajukan keberatan pada
hakim yang diadili perkaranya, yaitu ada kewajiban hakim untuk mengundurkan diri
"excusatie"

→ Maknanya adalah ruang lingkup/luas pokok sengketa bukan urusan hakim, tetapi pihak
yang berkepentingan (penggugat). Jika penggugat dalam surat gugatannya tidak
menuntut tentang gugatan ganti rugi, maka hakim tidak bisa mengusut terkait ganti rugi.
→ Kalau hakim masih bahas terkait ganti rugi, maka hakim melanggar pasal 178 ayat 3 HIR
yang berisi asas ultra petita (hakim memutus melebihi yang dituntut).
→ Kalau hakim sebagai pemimpin sidang, maka hakim harus aktif mengatasi perkara
(mengatasi rintangan dengan waktu yang cepat dan dana yang ringan).
→ Namun, hakim tidak boleh melarang jika pihak penggugat ingin menggugat perkaranya.
Pihak sengketa mau damai, maka hakim harus memfasilitasi dengan mediasi. Hakim di
Indonesia harus bersikap tut wuri, satu sisi bersifat pasif, tetapi dalam sisi yang lain
harus bersifat aktif.

→ Sidang harus terbuka untuk umum. Setiap orang boleh melihat jalannya persidangan
(social control yang formal), tetapi tidak boleh interupsi. Kalau sidang yang ditentukan
dengan sidang terbuka, tetapi prakteknya tidak terbuka, maka putusan yang diberikan
hakim tidak sah. Langkah preventifnya adalah mencatat dalam berita acara agar tidak
lupa.
→ Namun, masih berkemungkinan jika sidang dilakukan dengan pintu yang tertutup,
biasanya terkait kesuilaan, pemerkosaan, dkk. Apa yang menjadi rasio sidang pintu
tertutup dan terbuka? Untuk menjamin objektivitas dan terlindungnya HAM. Oleh sebab
itu, sidang tertutup bukanlah Forum Previlegiatum (pengadilan khusus).

→ Hakim wajib mendengar kepada kedua belah pihak untuk menjamin asas imparsial.
Equality before the law, equal justice under the law, and equal protection on the law
memiliki makna semua orang memiliki kedudukan dalam hukum yang sama. Proses jawab
menjawab merupakan realisasi dari asas diatas. Replik berarti kembali
menjawab. Duplik yaitu adalah jawaban tergugat terhadap suatu replik yang diajukan
oleh penggugat.

→ Artinya untuk menjawab tuntutan penggugat, maka hakim harus memberikan alasan.

Pengantar Hukum Indonesia Page 13


→ Artinya untuk menjawab tuntutan penggugat, maka hakim harus memberikan alasan.
→ Putusan hakim terdiri dari empat bagian: title ekstuarial (Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa), identitas, pertimbangan yuridis, dan amal putusan.
→ Jika alasan tidak lengkap maka dapat menjadi alasan kasasi dan harus dibatalkan. Oleh
sebab itu, jika hakim tidak dapat memberikan alasan yang jelas, hakim dapat mencari
dukungan dari yurisprudensi.
→ Di Indonesia, hakim tidak terikat pada sebuah putusan hakim yang lain, bukan berarti
tidak tunduk, tetapi bisa merujuk pada putusan hakim lain (tidak menganut asas the
binding force of precedent/stare decisis). Dalam prakterknya lebih ke persuasive force of
precedent (alasan praktis, psikologis, dan persesuaian pendapat)

→ Dalam hukum pidana, pendanaan diurus negara karena hukum publik. Sedangkan, dalam
hukum perdata harus dibiayai pihak yang bersengketa karena hukum private. Cara
membayarnya menggunakan konsep uang muka/persekot/voorschot yang ditentukan oleh
KPN. Kalau mau berperkara, maka harus bayar persekot dulu. Jika sudah dapat nomor
antre maka tinggal menunggu tanggal persidangan. Biaya perkara ini tergantung setiap
kasus dan pengadilan negeri. Kalau orang tidak mampu, maka bisa berperkara secara pro
deo/gratis. Kalau ada sisa, maka dikembalukan setelah putusan in kracht van gewijsde.
→ Lalu siapa yang harus membayar? Maka persekot harus dibayar oleh ditalangi pihak
penggugat. Namun, nanti setelah selesai persidangan, yang kalah maka yang harus bayar
biaya perkara termasuk persekot.
→ Mungkin tidak biaya perkara ditanggung kedua belah pihak? Mungkin saat hakim
mengabulkan sebagian permintaan penggugat karena yang menang ya dua duanya dan
yang kalah ya dua duanya (karena putusannya kan sebagian).
→ Kalau putusan perdamaian gimana? Maka hakim akan membebankan biaya perkara
kepada kedua belah pihak.
→ Kalau males bayar persekot dikit, maka langsung bayar banyak supaya ngga nambah-
nambah lagi bisa ngga? Bisa karena nanti tetap diperhitungkan bagaimana
pendanaannya.

→ Ada 5 alat bukti, yaitu alat bukti tulisan, saksi, sangkaan, pengakuan, dan sumpah
→ Sumpah ada dua macam:
a. Sumpah suppleoire
○ Sumpah tambahan atas perintah hakim kepada salah satu pihak yang
berperkara supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkaranya atau
dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan.
○ Syarat formilnya adalah kurangnua alat bukti dan diperintahkan hakim
b. Sumpah Decisoir
○ Sumpah pemutus yang memiliki daya kekuatan memutus atau mengakhiri
perkara
○ Sumpah yang oleh pihak yang satu (boleh penggugat atau tergugat)
diperintahkan kepada pihak yang lain
- Defent -> pihak yang meminta sumpah
- Delaat atau gedefereerde -> pihak yg diperintahkan bersumpah
c. Sumpah aestimatoire eed
○ Secara khusus diterapkan untuk menentukan berapa jumlah nilai ganti rugi
atau harga barang yang digugat oleh penggugat
○ Apabila dalam persidangan penggugat tidak mampu membuktikan berapa
jumlah ganti rugi yg sebenarnya
○ Begitu jg dengan tergugat yang tidak mampu membantah berapa ganti rugi
sebenarnya
→ Ada dua cara yang berkaitan dengan alat pembuktian:
a. Negatif
Untuk menimbulkan keyakinan kepada hakim, harus didasarkan kepada minimum
Pengantar Hukum Indonesia Page 14
Untuk menimbulkan keyakinan kepada hakim, harus didasarkan kepada minimum
bukti
b. Positif
Jika bukti tertentu sudah diberikan, maka hakim harus memandang kenyataan atau
hubungan itu memang benar-benar sudah terjadi

1. Inisiatif
○ Perdata -> datang dari pihak yang berkepentingan yang dirugikan
○ Pidana -> datang dari penguasa (JPU)
2. Penuntutan
○ Perdata -> penggugat terhadap tergugat
○ Pidana -> JPU mewakili negara berhadapan dengan terdakwa
3. Alat Bukti
○ Perdata -> ada 5 alat bukti (tulisan, sanksi, sankaan, pengakuan, sumpah)
○ Pidana -> ada 4 alat bukti (keterangan saksi, keterangan ahli, surat, clue, dan
keterangan terdakwa
4. Penarikan kembali suatu perkara
○ Perdata -> sebelum ada putusan, pihak yang bersangkutan bisa menarik kembali
perkaranya
○ Pidana -> tidak dapat ditarik kembali
5. Kedudukan para pihak
○ Perdata -> pihak kedudukan sama, hakim bersifat pasid (secundum allegata
iudicare), dan hakim berperan sebagai wasit
○ Pidana -> Jaksa lebih tinggi kedudukannya daripada terdakwa dan hakim bersifat
aktif
6. Dasar putusan hakim
○ Perdata -> cukup berdasar kebenaran formal (akta tertulis, dsb)
○ Pidana -> harus mencari kebenaran materiil
7. Banding
○ Perdata -> banding dari Pengadilan Negeri ke Pengadilan Tinggi disebut Appel
○ Pidana -> banding dari Pengadilan Negeri ke Pengadilan Tinggi disebut Revisi

a. Kebebasan Hakim
Yang berarti bebas dari kekuasaan di luar kekuasaan kehakiman. Kebebasan hakim adalah
salah satu unsur dari negara hukum. Namun, kebebasan hakim tidak mutlak karena
dibatasi oleh dua faktor, yaitu:
a. Yuridis -> pancasila, UUD, UU, hukum tidak tertulis, atau kepentingan para pihak
b. Non-yuridis -> faktor ekonomi, politik, dan keamanan
b. Badan Peradilan Negara
c. Ultrapetitum
Hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas
perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih daripada yang dituntut
d. Asas objektivitas (audi et alteram partem)
Untuk menjaminnya ada lembaga:
○ Recusatie (hak ingkar) -> dari pihak yang bersengketa
○ Excusatie (verschoningrecht) -> dari hakim
e. Lingkungan Peradilan
Lingkungan peradilan terbagi atas:
○ Umum dan khusus
○ Tingkat I dan Tingkat II (dengan catatan MA bukan tingkat III)

Pengantar Hukum Indonesia Page 15


○ Tingkat I dan Tingkat II (dengan catatan MA bukan tingkat III)
○ Sui Generis atau Quatie Rechtspraak
f. Mahkamah Agung sebagai puncak peradilan
○ Sejak UU 24 Tahun 2003 ada MK juga
g. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam dua tingkat, dengan tujuan sebagai berikut:
○ Pemeriksaan tuntas dan tepat
○ Hakim juga adalah manusia biasa
h. Titel Eksekutorial atau Kepala Putusan
Berisi redaksi atau keterangan dan fungsi sehingga tidak berbentuk hanya keputusan
hakim saja
i. Susunan Majelis Hakim, yakni
○ Tiga orang hakim
○ Dalam perkara tertentu bisa lima hakim
○ Constitutive dapat dengan unus judex (hakim tunggal)
j. Sederhana, cepat dan biaya ringan
○ Sederhana
Hukum acara tidak formalistik
○ Cepat
Penyelesaian perkaranya singkat
Surat Edaaran MA No.2 Tahun 2014 menyatalan bahwa Pengadilan Negeri sudah
memutuskan perkara maka maksimal lima bulan untuk banding. Kemudian jika
banding sudah diputus Pengadilan Tinggi, ada waktu tiga bulan untuk kasasi. Jika
lebih maka majelis dapat membuat laporan kepada Kepala Pengadilan Tinggi dan
Ketua MA
k. Judicial Review diperbolehkan oleh UU Mahkamah Agung
l. Peninjauan Kembali sebagai upaya hukum istimewa

a. Declaratoir
- Menyatakan ada tidaknya sesuatu keasaan hukum tertentu
- "Menytakan sebagai hukum, bahwa si A adalah pemilik dari tanah ini" atau "Si A
adalah anak sah dari si B:
b. Condemnatoir
- Menjatuhkan hukuman atau peradilan terhadap seseorang
- "menghukum tergugat untuk membayar penggantian kerugian sekian rupiah:
c. Konstitutif
- Bersifat menghapuskan, memutus, atau merubah sesuatu keadaan hukum tertentu,
atau dijadikan keadaan hukum yang baru
- Misal suatu perkawinan dinyatakan batal, perjanjian diputuskan, seseorang
dinyatakan pailit

→ Apabila keputusan hakim sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (in kracht van
gewijsde), maka hubungan hukum tersebut telah ditetapkan untuk selama-lamanya dan
karenanya sudah tidak dapat diubah lagi
→ Perkataan eksekusi atau pelaksanaan sudah mengandung arti bahwa pihak yang
dikalahkan tidak mau menaati putusan itu secara sukarela sehingga dipaksakan
kepadanya dengan kekuatan umum
→ Upaya menjalankan putusan hakim:
- Eksekusi Riil
Sungguh-sungguh dijalankan sesuai yang diputuskan

Pengantar Hukum Indonesia Page 16


Sungguh-sungguh dijalankan sesuai yang diputuskan
- Penyitaan barang milih terhukum untuk dilelang
Keputusan hakim menghukum untuk membayar sejumlah uang
- Uang pemaksa (dwangsom)
Terhukum harus membayar sejumlah uang, tiap kali ia tidak memenuhi apa yang
diputuskan itu. Uang pemaksa hanyalah diperlukan terhadap suatu diktum yang
tidak dapat diwujudkan tanpa bantuan si tergugat/terhukum.


→ Urutan tahapan sidang perdata:
Pembacaan gugatan -> Jawaban -> Replik -> Duplik
Setelah gugatan dibacakan oleh penggugat, pihak tergugat akan membuat jawaban atas
gugatan. Kemudian, pihak penggugat akan menjawab kembali jawaban yang disampaikan
tergugat yang disebut dengan replik. Terhadap replik penggugat, tergugat akan kembali
menanggapi yang disebut dengan duplik.

Pengantar Hukum Indonesia Page 17


Friday, December 11, 2020 11:57 PM

adalah aturan yang bersifat prosedural (formil) yang digunakan untuk melaksanaka aturan
hukum pidana substantif (materiil). Konten hukum pidana sebagai hukum materil mengatur
perbuatan apa saja yang dilarang, apa sanksi pidana yang berlaku jika pelarangan itu
dilanggar, pertanggung jawaban pidana beserta pertanggungjawabannya. Hukum acara pidana
mengatur proses yang berlaku untuk melaksanakan hukum materil, mulai proses penyelidikan
hingga eksekusi putusan pengadilan. Hukum Acara Pidana dibagi di lingkungan Peradilan Umum
dan Peradilan Militer

adalah Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No.8 tahun 1981. Sebelumnya,
berlaku Herzien Inlandsch Reglement atau HIR yang merupakan warisan pemerintah colonial
hindia belanda –ada juga di Hukum Acara Perdata.

Asas diferensi fungsi yang mengatur bahwa setiap actor dan institusi yang terlibat dalam
proses peradilan pidana memiliki peran dan fungsi masing-masing.

Misalnya peran penyilidik adalah mencari tau apakah ada pelanggaran tindakan pidana
sehingga memerlukan proses penyidikan. Tentunya peran seorang penyelidik berbeda dengan
peran pengadilan yang tugasnya untuk memeriksa semua bukti yang diajukan baik oleh
penuntut umum maupun penasihat hukum dengan tujuan untuk mencari kebenaran materil
sehingga dapat memutuskan apakah terdakwa salah atau tidak. Masing-masing dari actor dan
institusi ini saling berhubungan sehingga menimbulkan integrated criminal justice system atau
sistem peradilan pidana terpadu`

dimulai dari proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan,


pemeriksaan sidang pengadilan, eksekusi putusan pengadilan, hingga upaya hukum (jika ada).

Pasal 1 ayat 5 KUHAP : “Penyelidikan adalah serangaian tidakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindakan pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara yang diatur dalam Undang-
Undang ini”.
○ Artinya jika ada seseorang yang melaporkan pelanggaran tindakan pidana, maka
tugas seorang penyelidik adalah menelusur laporan/aduan tersebut.
○ Kalau benar ada pelanggaran tindakan pidana dengan bukti adanya laporan
permulaan, aduan ini baru bisa lanjut ke tahap penyidikan.
○ Kewenangan penyelidik adalah menerima laporan/pengaduan, mencari keterangan
dan mencari barang bukti.
○ Penyelidik tidak hanya dilakukan oleh penyelidik POLRI, tetapi juga bisa dilakukan
oleh Jaksa, KPK, PPNS, Komnas HAM
○ Status orang yang berada dalam proses penyelidikan dan penyidikan adalah
tersangka
→ Tersangka adalah seseorang yang kearena perbuatannya atau keadaannya
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana
○ Sebelum dilakukan penyelidikan, status seseorang dinamakan saksi

Pasal 1 ayat 2 KUHAP: ‘Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyisik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang dengan bukti itu terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan

Pengantar Hukum Indonesia Page 18


bukti yang dengan bukti itu terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya”.
○ Locus delicti adalah tempat dimana seseorang melakuukan suatu tindak pidana.
○ Yang berwenang melakukan tindakan penyelidikan adalah POLRI, Jaksa, KPK, PPNS
○ Tugas penyidik adalah mencari alat bukti, mencari terangnya peristiwa, dan mencari
tersangka
Dalam rangka mengumpulkan bukti, seorang penyidik diberikan kewenangan untuk
melakukan upaya paksa agar mempermudah proses pengumpulan bukti. Yang termasuk
upaya paksa adalah tindakan menangkap, penahan, penggeledahan, penyitaan,
pemeriksaan surat, dan pemanggilan. Setiap upaya tersebut harus berdasarkan surat
perintah dan pelaksanaannya harus dilaporkan dalam bentuk berita acara.
a. Penangkapan: ditujukan kepada orang yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti permulaan yang cukup (bukti untuk menduga adanya tindak
pidana). Pelaksanaan penangkapan harus dilakukan dengan memperlihatkan dan
memberikan surat perintah kepada tersangka yang dengan jelas mencantumkan
identitas tersangka.
b. Penahanan: penempatan tersangka/terdakwa ditempat tertentu. Penahanan bisa
dilakukan oleh penyedik, penuntut umum, bahkan hakim –tergantung tahap yang
sedang ditempuh. Tujuan penahanan adalah agar tersangka/terdakwa tidak
melarikan diri, tidak berkesempatan untuk menghilangkan bukti, dan tersangka
tidak mengulangi tindakpidananya. Ada tiga jenis penahanan, pertama penahanan
di rumah tahanan, kedua penahanan rumah, dan ketiga penahanan kota.
c. Penggeledahan: tindakan pemeriksaan untuk mengumpulkan barang, bukti, dan
informasi yang berhubungan dengan perkara yang sedang diinvestigasi.
Penggeledahan bisa saja dilakukan terhadap rumah, pakaian, ataupun badan.
Biasanya penggeledahan diikuti dengan adanya penyitaan, yaitu tindakan untuk
mengambil alih atau menyimpan barang bukti dengan tujuan kepentingan
pembuktian yang akan dikemukakan dipersidangan. Barang bukti yang dapat disita
penjelasannya ada dibawah.
d. Pemeriksaan surat: tindakan untuk memeriksa/menyita surat yang dikirim melalui
kantor pos atau melalui jasa pengiriman yang diduga memiliki hubungan dengan
tindak pidana.

Adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri
yang berwenang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.
○ Penuntutan dilakukan setelah selesainya penyidikan,
○ tujuan penuntut adalah untuk menetapkan dakwaan terhadap tersangka yang
sekarang menjadi terdakwa.
○ Isi dari dakwaan itu adalah identitas tersangka, penjelasan dugaan tindak pidana,
daftar bukti, dan tuduhan terhadap tersangka yang sekarang menjadi terdakwa.
○ Penuntutan harus berdasarkan surat berita acara.
○ Penuntut umum adalah pejabat yang diberi wewenang untuk melakukan penuntutan,
yaitu Jaksa
→ Setiap penuntut umum pasti jaksa, tetapi setiap jaksa belum tentu penuntut
umum

Adalah serangkaian tindakan hakim untuk mengadili (menerima, memeriksa, dan memutus)
suatu perkata pidana
○ Pemeriksaan dilakukan setelah adanya dakwaan.
○ Tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak
berdasarkan dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum dan juga berdasarkan
alat bukti yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Pengantar Hukum Indonesia Page 19


alat bukti yang telah dikumpulkan sebelumnya.
○ Proses pemeriksaan meliputi cross examination (proses pemeriksaan saksi terhadap
saksi yang diajukan pihak lawan) terhadap alat bukti yang tellah dikumpulkan
sebelumnya.
Terdapat tiga asas yang penting, yaitu:
a. Presumption of innocence atau praduga tidak bersalah, artinya terdakwa harus
diperlakukan/dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah. Hakim harus netral
dan objektif
b. Burden of proof atau beban pembuktian yang dibebankan kepada Penuntut Umum.
Artinya Penuntut Umum wajib menentukan bahwa terdakwa ini bersalah
berdasarkan dakwaan yang telah diajukan olehnya. Dalam hal ini, terdakwa juga
boleh membela dirinya.
c. Equality of art, artinya antara penuntut umum dan penasihat hukum harus
diberikan kesempatan yang sama untuk memeriksa bukti yang telah diajukan
dihadapan pengadilan dan tidak boleh berat sebelah.
Pemeriksaan sidang pengadilan dibagi menjadi tiga:
a. Acara pemeriksaan biasa
Berhubungan dengan tindak pidana umum
b. Acara pemeriksaan singkat
Dilakukan karena adanya perlawanan penggugat tentang gugatannya yang tidak
diterima atau tidak berdasar. Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak
dapat dilakukan upaya hukum
c. Acara pemeriksaan cepat
Dilakukan apabula terdapat kepentingan penggugat yang cukup mendesak.
Menggunakan hakim tunggal.

○ Setelah adanya pemeriksaan persidangan, kemudian hakim telah mengeluarkan


putusan pengadilan, baru muncul tahap eksekusi terhadap putusan pengadilan.
○ Eksekusi putusan pengadilan dilakukan berdasarkan amar putusan (isinya
mengadili).
○ Yang melaksanakan putusan pengadilan adalah jaksa eksekutor.
○ Putusan pengadilan ini hanya dapat dilakukan ketika putusan sudah sah dan tidak
ada yang mengajukan upaya hukum. Eksekusi putusan pengadilan harus ditunsa
saat PU/terdakwa melakukan upaya hukum.
Ada beberapa macam bentuk eksekusi pengadilan,
a. eksekusi pidana mati (jaksa eksekutor harus berkoordinasi dengan polisi)
b. pidana penjara (jaksa eksekutor harus memastikan pemindahan terdakwa dari rutan
ke lapas)
c. pidana bersyarat, pidana denda (terdakwa harus membayar sekian besar pidana
denda)
d. pidana perampasan barang (dalam kasus narkotika, narkoba yang disita itu yang
harus dihancurkan –jaksa eksekutor harus berkoordinasi dengan polisi)
e. pidana biaya perkara (biasanya ditanggung oleh terdakwa).

Upaya hukum dilakukan karena salah satu pihak tidak puas dengan putusan pengadilan.
Ada dua jenis upaya hukum, yaitu
a. Upaya hukum biasa
○ Naik banding
→ putusan yang tidak bisa naik banding adalah putusan bebas, putusan lepas
dari segala tuntutan, dan putusan dalam acara cepat (kasus pelanggaran lalu
lintas).
→ Naik banding diajukan ke pengadilan tinggi paling lambat 7 hari setelah
diajukan/putusan dijatuhkan.

Pengantar Hukum Indonesia Page 20


diajukan/putusan dijatuhkan.
→ Pengadilan tinggi menguji kelayakan putusan pengadilan tingkat pertama dan
dapat merivisi seluruh perkara agar dapat diadakan pemeriksaan baru.
→ Pengadilan tinggi memerika berita acara penyidik, berita acara sidang,
termasuk semua surat yang timbul dipersidangan, dan juga termasuk surat
dari pengadila negerinya.
→ Pengadilan tinggi dapat mendengar sendiri dari terdakwa, saksi, bahkan
penuntut umum.
○ Kasasi
→ Semua putusan dapat diajukan kasasi ke MA, kecuali putusan bebas dan itu
pun harus diajukan 14 hari setelah putusan banding dijatuhkan.
→ Pada prinsipnya, kasasi bertujuan untuk menentukan apakah hakim yang
mengadili itu sudah menerapkan hukum dengan cara yang benar, apakah
benar hakim yang bersangkutan telah melanggar peraturan perundang-
undangan.
→ jadi, kasasi ini meniliti cara hakim menerapkan hukum, sedangakn naik
banding masih meneliti pokok perkara.
b. Upaya hukum luar biasa
○ Kasasi demi kepentingan hukum
→ Kita mengajukan keberatan terhadap putusan pengadilan, akan tetapi
putusan pengadilannya sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
→ Misalkan aku udah dipidana penjara setahun, lalu JPU mengajukan kasasi demi
kepentingan umum.
→ Kasasi demi kepentingan hukum biasanya diajukan oleh Jaksa Agung kepada
panitra pengadilan negeri.
→ Syarat pengajuannya adalah putusan sudah memiliki kekuatan hukum, putusan
tersebut ditetapkan oleh pengadilan selain MA, dan putusan hanya diajukan
sekali.
○ Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap
→ Peninjauan kembali diberikan kepada MK.
→ Peninjauan kembali yang disidangkan di MA, digugat kembali ke MK.
→ Diajukan oleh ahli waris/terpidana.
→ Putusan yang bisa diajukan adalah putusan bebas atau putusan lepas.
→ Alasan pengajuan peninjauan kembali, pertama adanya bukti baru/novum
yang belum pernah muncul dipersidangan.
→ Alasan kedua adalah adanya pertentangan antara pertimbangan hakim
dengan putusan hakim –terdapat kekhilafan/kekeliruan hakim.
→ Putusan MA yang dapat dijatuhkan adalah putusan bebas, putusan lepas, atau
tidak dapat menerima tuntutan penuntut umum.

Alat bukti adalah segala hal yang dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu
perkara pidana di pengadilan

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan dalam rangka penyelidikan,
penyidikan, pemeriksaan, berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dialami sendiri.
Sesuai pasal 184 ayat 1 KUHAP, ruang lingkup saksi sangat terbatas pada orang yang
dilihat, didengar, dan mengalami sendiri perbuatan pidana. Namun, setelah dikeluarkan
Putusan MK No. 65/PUU-VIII/2010 memperluas definisi saksi, agar dapat mencakup saksi
alibi –selama orang tsb memiliki pengetahuan faktual yang berguna untuk penyidikan,
penyelidikan, dana pemeriksaan maka orang tsb boleh menjadi saksi.
Catatan penting mengenai saksi:
a. Keterangan saksi harus relevan dengan pokok perkara
b. Keterangan saksi harus disampaikan dalam sumpah agar dapat dianggap sah

Pengantar Hukum Indonesia Page 21


b. Keterangan saksi harus disampaikan dalam sumpah agar dapat dianggap sah
c. Asas one witness is not a witness/unus testis nullus testis, artinya satu saksi bukan
saksi. Keterangan dari satu orang tidak cukup, harus didukung oleh alat bukti yang
lainnya
d. Testimonium de auditum/hearsay evidence, artinya keterangan mengenai suatu
fakta yang diucapkan dari orang ke orang (gossip) tidak boleh digunakan di dalam
pengadilan karena tidak bisa diketehaui kebenarannya.

Saksi ahli hanya dapat memberikan keterangan berdasarkan keahliannya pada bidang
tertentu guna membantu hakim memahami suatu permasalahan. Saksi biasa memberikan
keterangan fatual, sedangkan saksi ahli memberikan pengetahuan berdasarkan ilmu
pengetahuan. Ada tiga macam saksi ahli, yaitu ahli teknis (ahi Bahasa, ahli IT), ahli yang
membutuhkan riset sebelum melakukan keterangan (psikolog), dan ahli yang tidak
membutuhkan riset sebelum melalukan keterangan (ahli hukum pidana untuk menerangkan
asas).

Dokumen adalah alat tulis bukti tertulis, termasuk berita acara, akta, dan surat hukum
lainnya. Ada empat jenis dokumen, yaitu berita acara (surat lainnya yang dikeluarkan
pihak yang berwenang), surat hukum (sertifikat tanah, akta kelahiran, paspor),
keterangan ahli yang dibuat diluar pengadilan (visum et repertum yang direkam/dicatat
dalam bentuk dokumen), dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan pokok perkara
(print-out postingan penghinaan yang dilakukan di persidangan)

Petunjuk adalah analisa hukum yang dilakukan oleh hakim terhadap alat bukti lainnya
yang telah diperiksa di hadapan pengadilan. Petunjuk harus bisa mengbungkan antara
fakta, tuduhan, dan terdakwanya.

Terdakwa tidak diambil sumpah –berbeda dengan saksi, tujuannya agar melindungi hak
terdakwa untuk membela diri sendiri (terdakwa tidak tertekan).

Barang bukti adalah objek fisik yang berkaitan dengan perkara pidana yang diatur dalam
KUHAP {asa; 39 ayat 1, terdiri dari
1. barang yang diduga diperoleh dari tindakan pidana
hasil tindak pidana korupsi adalah uang, lalu uang tsb digunakan untuk membeli rumah.
Maka rumah inilah yang disebut barang yang diperoleh dari tindakan pidana)
2. barang yang merupakan hasil dari tindakan pidana
hasil tindak pidana korupsi adalah uang
3. barang yang telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana
kasus pembunuhan menggunakan pisau, maka pisau ini boleh disita
4. barang yang digunakan untuk menghalangi penyelidikan
pembakaran kantor polisi agar menghilangkan barang bukti yang dimiliki polisi, maka
barang yang bisa disita adalah bensin, korek, dan semacamnya
5. barang yang secara khusus dibuat untuk melakukan tindak pidana
kasus terorisme biasanya membuat bom rakitan secara manual. Barang bukti ini boleh
disita
6. barang lain yang diduga ada hubungannya dengan tindak pidana
terdapat pakaian yang berlumuran darah, pakaian ini masih diduga berhubungan dengan
tindak pidana. Oleh sebab itu boleh disita.

1. Relevance: alat bukti yang digunakan harus berhubungan dengan pokok perkara. Alat
bukti ini bisa menerangkan kapan, dimana, bagaimana tindak pidana itu terjadi.
2. Admissibility: dapat diterima atau tidaknya suatu alat bukti. Faktanya adalah semua alat
bukti yang relevan dapat diterima di pengadilan, sebaliknya semua alat bukti yang sudah

Pengantar Hukum Indonesia Page 22


bukti yang relevan dapat diterima di pengadilan, sebaliknya semua alat bukti yang sudah
diterima pengadilan berarti relevan. Asas ini merujuk pada keabsahan alat bukti, artinya
alat bukti yang digunakan harus bersifat orisinil, autentik, dan didapatkan dengan cara
yang sah menurut prosedur yang berlaku. Alat bukti yang tidak jelas asal muasalnya dan
didapatkan dengan cara yang tidak sah, tidak dapat diterima di pengadilan. Misalnya
ada orang yang merekam percakapan orang lain, lalu hari rekaman tersebutlah yang
digunakan penuntut umum di dalam pengadilan. Bukti rekaman itu tidak diterima karena
rekaman tersebut dimiliki oleh orang yang tidak memiliki kewenangan untuk merekam.
Contoh lainnya adalah dokumen fotokopi, dokumen tsb tidak dapat digunakan sebelum
dokumen aslinya telah ditemukan.
3. Exclusionary rule: jika ada alat bukti yang diperoleh secara tidak sah, maka alat bukti tsb
tidak dapat digunakan sebagai pertimbangan hakim. Alat bukti itu harus dikesampingan.
Hal ini bertujuan untuk melindungi terdakwa dan proses peradilan yang adil.
4. Burden of proof: beban pembuktian. Penuntut umum bertanggungjawab membuktikan
perkara yang diajukannya. Pasal 183 KUHAP –seseorang dapat dinyatakan salah
berdasarkan setidaknya dua alat bukti yg diperkuat keyakinan hakim.

- Eksaminasi putusan:
○ Pengujian atau penilaian dari sebuah putusan hakim apakah pertimbangan
hukumnya telah sesuai dengan prinsip hukum dan apakah prosedur hukum acaranya
telah diterapkan dengan benar, serta apakah putusan tersebut telah menyentuh
rasa keadilan masyarakat.
○ Eksaminasi tidak dapat merubah putusan hakim, tetapi majelis hakim yang salah
memutuskan dapat dikenakan sanksi oleh MA. Hal ini berbeda dengan upaya hukum
yang dapat merubah putusa hakim.
○ Eksaminasi adalah salah satu bentuk pengawasan yang esensinya dapat disamakan
dengan legal annotation, yaitu pemberian catatan huukum terhadap putusan atau
dakwaan jaksa
- Eksepsi
Tangkisan atau bantahan yang ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut syarat-syarat
atau formalitas gugatan yang mengakibatkan gugatan tidak dapat diterima. Tujuan
pengajuan eksepsi adalah agar proses pemeriksaan dapat berakhir tanpa lebih lanjut
memeriksa pokok perkara
- Putusan bebas (vrijspraak)
○ Pengadilan berpengdapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang, kesalahan terdakwa
atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan.
○ Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak dapat membuktikan kesalahan terdakwa
dikarenakan kurang alat bukti atau alat bukti yang dihadirkan kurang meyakinkan
hakim
○ Pada intinya terdakwa harus dibebaskan
- Putusan lepas dari segala tuntutan (onslag van recht vervolging)
○ Pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa
terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindakan pidana.
○ Seorang anak melakukan tindakan pencurian, ternyata terdakwa mengalami
gangguan jiwa
○ Perbuatan terdakwa ternyata perbuatan perdata, dkk
- Putusan pemidanaan
○ Pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya
○ Hakim berpendapat putusan JPU terhadap terdakwa terbukti berdasarkan dua alat
bukti yang sah serta keyakinannya melakukan tindak pidana
○ Hukuman pemidanaan dapat berupa pidana pokok (pidana penjara atau kurungan),
serta apabila dipandang perlu dapat diberikan pidana denda serta pidanaa

Pengantar Hukum Indonesia Page 23


serta apabila dipandang perlu dapat diberikan pidana denda serta pidanaa
tambahan (pencabutan hak tertentu)
○ Dalam prakteknya, terdapat tiga jenis pemidanaan yang dapat diputus oleh hakim,
yaitu:
a. Memutus sesuai tuntutan JPU
b. Memutus dibawah tuntutan JPU
c. Memutus diatas tuntutan JPU

Pengantar Hukum Indonesia Page 24


Sunday, November 22, 2020 10:59 PM

- Hukum antarbangsa
- World law -> hukum yang berlaku di dunia. Sudah tidak digunakan karena hukum
memposisikan diatas negara
- International law
- Publik International Law -> lebih mengatur kepentingan antarnegara
- Law of Nations atau hukum bangsa-bangsa -> belum ada negara berdaulat, adanya
bangsa aja

a. Public international law


b. Private international law

a. General Rules of Internasional Law


b. Reginal Rules of Internasional Law
c. Community law

- Hukum internasional bukan hukum, tapi moral


- Moral adalah kumpulan tingkah laku yangg didasarkan pada concience of main yang
pelaksanaannya dijamin dengan internal power (hati nurani)
- Hukum adalah perkumpulan tingkah laku yang dibuat oleh badan legislatif yang
berwenang dan pelaksanaanya dijamin dengan eksternal power. Konkritnya adalah
peraturan perundang-undangan
- HI tidak dibuat oleh lembaga yang berwenang sehingga tidak dikatakan sebagai hukum
- HI hanya kumpulan dari tindakan yang pelaksanaannya tergantung pada hati nurani tiap
individu

- Hukum adalah sekumpulan aturan tingkah laku yang ada di dalam masyarakat dengan
adanya kesepatakan dan dijamin oleh external power
- External power kalau di dalam Hukum Nasional lebih kuat daripada Hukum Internasional
- HI juga ada external power, misalkan pra kemerdekaan Timor-Timur, disana ada
pelanggaran HAM. Negara diluar Indonesia berseru untuk memerdekakan Timor-Timur.
- Kekuatan dari external power dalam HI tidak kuat karena sanksinya lemah. Karena negara
tidak bisa dihukum.
- Mahkamah Internasional tidak bisa memaksa bentuk sanksi yang diberikan terhadap
suatu konflik, hal ini diserahkan kepada negara yang berkonflik

1. Dulu
Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat negara dalam hubungan mereka satu sama
lain
2. Kini
Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat subyek Hukum Internasional dalam
hubungan mereka satu sama lain
○ 3 unsur yang terkandung adalah Ketentuan Hukum, Subyek HI, dan Hubungan

a. Umum
Pengertian Sumber Hukum adalah
Sumber Hukum Internasional adalah (ada di poin d dan e)

Pengantar Hukum Indonesia Page 25


Sumber Hukum Internasional adalah (ada di poin d dan e)
b. Sugeng Is
○ Materiel : prinsip yang menjadi dasar bagian hukum. Tidak berupa ketentuan atau
pasal, hanya berupa asas
○ Formil : proses penciptaan hukum
c. Mochtar K
○ Materiel : dasar kekuatan mengikatnya hukum
○ Formil : macam-macam ketentuan
d. Starke
Macam-macam sumber hukum formil -> custom, treaty, decision of judicial or arbitrasi
tribunal, juristic work, decisions of the organ atau Int'l Orgs
e. Pasal 38 ayat 1 ICJ
Menunjuk dasar penyelesaian kasus:
○ Internasional conventions
○ International custom
○ The general principles of law
○ Judicial decision and teachings of the most highly (sekunder)
f. Pasal 38 ayat 2 ICJ
Ketentuan pada ayat 1 tidak mengurangi kekuasaan Pengadilan untuk memutus kasus ex
aequo et bono (memutuskan sengketa dengan tidak mendasari pada ketentuan hukum
yang rigid atau kaku, tetapi berdasarkan prinsip keadilan), jika para pihak setuju

Adalah proses adopsi perjanjian internasional, atau konstitusi atau dokumen yang bersifat
nasional.
, yaitu:
a. Eksternal
Dalam Prosedur Internasional, ratifikasi adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri
pada suatu Perjanjian Internasional yang diatur oleh Hukum Perjanjian Internasional.
Ratifikasi dilakukan dengan konfirmasi dari negara.
b. Internal
Dari perspektif Prosedur Nasional, ratifikasi adalah hukum Indonesia yang mengatur
tentang kewenangan eksekutif dan legislatif dalam pembuatan Perjanjian Internasional
serta mengatur produk hukum, apa yang harus dikeluarkan untuk menjadi dasar bagi
Indonesia melakukan prosedur eksternal. Salah satu contohnya UU No.17 Tahun 1985
menjelaskan keseluruhan dari konvensi hukum laut.
Komisi menegaskan bahwa prosedur internal harus dipenuhi untuk dapat dilaksanakannya
prosedur eksternal. Komisi lebih lanjut menegaskan bahwa berlakunya perjanjian terhadap
suatu negara ditentukan oleh prosedur eksternal bukan prosedur internal.

- Segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum
- Pemilik kepentingan yang diatur dalam hukum
- Hak prosedural atau hak berperkara di depan pengadilan
- Pihak-pihak peserta perjanjian

a. Hans Kelsen
Yang menjadi subyek hukum internasional hanya negara. Jika negara tidak melindungi hak
individu, maka hak individu tidak akan terpenuhi. Oleh sebab itu, negaralah yang menjadi
subyek hukumnya.
b. Oppenheimer Lauterpacht
Subyek hukum internasional adalah negara
c. Starke
Melihat pada kenyataan prakter, subyek hukum inter adalah individu, negara, dan
organisasi internasional (karena organisasi internasional mampu membuat perjanjian

Pengantar Hukum Indonesia Page 26


organisasi internasional (karena organisasi internasional mampu membuat perjanjian
internasional). Dulu hanya mengatur kepentingan negara, sekarang mulai mengatur
kepentingan individu.

- Apakah semua negara bisa dikatakan subyek hukum internasional?


Ada berbagai macam sebutan negara, yaitu negara mikro, negara bagian, negera federal,
dan lain sebagainya. Lalu negara seperti apa yang bisa menjadi subyek Hukum
Internasional?
- Pengertian negara secara yuridis -> Article 1 Konv Montevideo 1933:
The States as a person in international law should possess the following qualifications:
a. Permanent population
Jumlah penduduk yang berubah seiring berkembangnya waktu tidak menjadi
permasalahan
b. A defined territory
Perubahan wilayah tidak menjadi masalah, yang penting ada letak wilayah yang
pasti
c. A government
Yang terpenting adalah adanya pemerintahan atau adanya yang bertanggung
jawab atas berlangsungnya negara
d. A capacity to enter into relations with other States --primer qualification
Tentunya akan merubah eksistensi negara jika ada perubahan. Pada awalnya
negara A merupakan negara yang berdaulat, tetapi berubah menjadi negara
jajahan. Maka akan mempengaruhi negara A untuk memiliki hubungan dengan
negara lain.

1. Savereign Equality of States


Ketika suatu negara diterima jadi anggota PBB, hak dan kewajiban hukumnya sama
(sebagai subyek hukum)
2. Immunitas and other limitations on sovereignty
Kekebalan dan keistimewaan tertentu yang dimiliki wakil negara di negara yang
menerima. Contohnya Indonesia mengirimkan duta besar ke Amerika, lalu Amerika juga
mengirimkan duta besar ke Indonesia. Duta besar inilah yang bertugas menjadi wakil
negara dan tidak bisa ditangkap karena status dubes bukan mewakili dirinya, tetapi wakil
negara sehingga ada kekebalan atau privilages
3. Non-intervention in internal of external affairs of other states
Tidak ikut campur urusan dalam negeri suatu negara karena tiap negara adalah subyek
hukum yang sama
4. Peaceful settlement of disputes
Ketika suatu negara ada masalah dengan negara lain, maka koflik tsb harus diselesaikan
dengan damai. Menggunakan senjata atau dengan cara-cara kekerasan merupakan
sarana terakhir atau declave war
5. Prohibition of the threat or use of force
Pelarangan penggunaan kekerasan bersenjata, hanya diperbolehkan ketika sarana damai
terlampaui
6. Respect for human rights
Negara wajib melindungi dan menghormati warga negaranya dan standar penghormatan
diatur dalam hukum HAM
7. Self determination of peoples
Hak menentukan nasib sendiri

Adalah norma dasar hukum internasional yang menentukan yang tidak dapat ditiadakan oleh
hukum internasional umum
- Pasal 53
Perjanjian batal apabila pada saat pembentukan bertentangan dengan norma jus cogens

Pengantar Hukum Indonesia Page 27


Perjanjian batal apabila pada saat pembentukan bertentangan dengan norma jus cogens
- Pasal 64
Jika muncul jus cognes baru dan atas perjanjain internasional yang ada bertentangan
dengan norma tersebut, maka perjanjian tersebut batal atau berakhir
- Schwarzenberger
Ciri-ciri jus cogens:
○ Bersifat universal
○ Bersifat fundamental
○ Mempunyai arti penting yg luar biasa
○ Nagian esensial dari sistem hukum internasional

Kedaulatan -> negara sejajar -> hubungan internasional -> Pengadilan Internasional (HI) dan
Pengadilan Nasional (HN)

1. Teori Hubungan HI - HN
○ Monisme
○ Dualisme
○ Modifikasi
2. Primat atau Pengutamaan
3. Berlakunya HI ke dalam HN dalam konsep Perlawanan

- Hanya ada satu sistem hukum di dunia yang mengatur kehidupan manusia, yaitu HI dan
HN
- HI dan HN adalah satu kesatuan hukum
- Menimbulkan persoalan hubungan hierarki atau keutamaan monisme dengan primat
hukum nasional dan monisme dengan primat hukum internasional
→ Primat hukum nasional
beranggapan bahwa Hukum Nasional > Hukum Internasional. HI merupakan lanjutan
dari HN untuk urusan luar negeri dan HI bersumber dari HN
→ Primat hukum internasional
beranggapan bahwa Hukum Nasional < Hukum Internasional. HN tunduk kepada HI
atas dasar pendelegasian suatu wewenang dari HI

- Berasal dari teori dasar berlakunya hukum internasional yang mendasarkan atas kemauan
negara
- Mengakibatkan suatu anggapan dimana hukum nasional dan hukum internasional adalah

Pengantar Hukum Indonesia Page 28


- Mengakibatkan suatu anggapan dimana hukum nasional dan hukum internasional adalah
dua sistem hukum yang berbeda dan terpisah satu sama lain
- Perbedaan HN dan HI
→ HN bersumber pada kehendak negara, sedangkan HI bersumber pada kehendak
masyarakat negara
→ Subyek hukum nasional adalah perorangan atau badan hukum, sedangkan subyek
hukum internasional adalah negara
→ Keduanya berbeda struktur organ pelaksanaannya (eksekutif, legislatif, dan
yudikatif)
- Akibat hukum dari dualisme
→ Kedua sistem tersebut tidak mungkin mendasarkan kepada satu sama lain
→ Tidak mungkiin ada pertentanggan diantaranya, yang ada hanya penunjukkan
kembali
→ Untuk memberlakukan hukum internasional ke dalam hukum nasional, diperlukan
transformasi hukum

Pengantar Hukum Indonesia Page 29


Sunday, November 22, 2020 11:13 PM

- Peradilan bagi orang-orang yang beragama islam (Pasal 1 angka 1 UUPA)


- peradilan khusus karena hanya mengadili perkara dan golongan tertentu
- Peradilan adalah sistemnya, sedangkan pengadilan adalah lembaganya.

Peradilan agama sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat 3 UU 48 Tahun 2009 berwenang
memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang
beragama islam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU N0.7 Tahun 1989 UU No.3 Tahun 2006
Pasal 49 ayat 1 Pasal 49
Peradilan Agama memeriksa, Peradila Agama memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama islam.
perkara antara orang-orang
yang beragama islam. Penjelasan pasal 49
Orang-orang beragama islam:
a. Pemeluk agama islam
b. Orang yang menundukkan diri dengan suka rela pada
hukum islam
Doni mengajukan pembiayaan ke Bank Syariah, kemudian
terjadi sengketa. Doni merupakan warga negara nonislam,
tetapi dalam penyelesaian sengketanya menggunakan
hukum islam
c. Badan hukum yang menundukkan diri dengan suka rela
pada hukum islam
Badan hukum bersengketa dengan bank syariah, maka
penyelesaiannya di Peradilan Agama bukan di Peradilan
Negri.

UU pertama UU No.7 Tahun 1989 - kedudukan


- kewenangan
- Hukum Acara
Perubahan UU No.3 Tahun 2006 - Perluasan komptensi absolut dari PA
kedua - Perluasan Subyek hukum
- Penghapusan Hak Opsi/Hak Pilih dalam penyelesaian
perkara kewarisan
- Sengketa Hak Milik
Perubahan UU No.50 Tahun 2009 - Karena muncul lembaga baru, yaitu Komisi Yudisial
ketiga sehingga harus dilakukan penyesuaian
- Administatif kepegawaian

UU No.7 Tahun 1989 UU No.3 Tahun 2006


Penjelasan Umum angka 2 alenia Kalimat yang terdapat dalam penjelasan umum UU No.7
keenam: Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang menyatakan
"Sehubungan dengan hak tersebut, "Para pihak sebelum berperkara dapat
para pihak sebelum berperkara mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang
dapat mempertimbangkan untuk dipergunakan dalam pembagian warisan.", dinyatakan

Pengantar Hukum Indonesia Page 30


dapat mempertimbangkan untuk dipergunakan dalam pembagian warisan.", dinyatakan
memilih hukum apa yang akan dihapus
dipergunakan dalam pembagian
Penjelasan tambahan:
- Hak opsi adalah hak untuk memilih hukum apa yang akan digunakan dalam beracara
- Yang dijadikan patokan adalah agama pewaris ketika meninggal
- Awalnya -> bebas boleh memilih, tetapi implementasinya tidak dapat memberikan
kepastian hukum
- Akhirnya -> seluruh agama islam jika berperkara dalam aspek waris harus ke pengadilan
agama

UU No.7 tahun 1989 UU No.3 Tahun 2006


Pasal 50: Pasal 50 ayat (1) : Dalam hal terjadi sengketa
Dalam hal terjadi sengketa mengenal hak mengenal hak milik atau keperdataan lain dalam
milik atau keperdataan lain dalam perkara perkara sebagaimana yang dimaksud dalam
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal pasal 49, maka khusunya mengenai objek yang
49, maka khusunya mengenai objek yang menjadi sengketa tersebut harus diputus lebih
menjadi sengketa tersebut harus diputus dahulu oleh Pengadilan dalam lingkungan
lebih dahulu oleh Pengadilan dalam Peradilan Umum -> lex generalis
lingkungan Peradilan Umum.
Pasal 50 ayat (2) : apabila terjadi sengketa hak
milik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang
subjek hukumnya antara orang-orang yang
beragama islam, objek sengketa tsb diputus oleh
pengadilan agama bersama-sama perkara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 -> lex
speciallis
Penjelasan tambahan:
- Jika semua pihak yang bersengketa beragama islam, maka bisa diadili langsung oleh
Pengadilan Agama
- Menggunakan asas lex specialis derogat legi generalis

UU No.48 Tahun 2009: PA adalah salah satu oelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan
peradilan agama (termasuk Lembaga Yudikatif)

Pasal 54 UU Peradilan Agama


Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum
Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum (hukum acara perdata),
kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini.
• Hukum acara perdata umum:
a. HIR
b. RBg

Pengantar Hukum Indonesia Page 31


b. RBg
c. KUHPerdata
• Hukum acara khusu --UU Peradilan agama
a. UU No 7 Tahun 1989
b. UU No 3 Tahun 2006
c. UU No 50 tahun 2009
Pengadilan Agama hanya mengadili dalam lingkup sengketa perdata, jika sengketa pidana
maka akan diadili di Pengadilan Negri.

1. Kompetensi relatif: terkait wilayah hukum, contoh pengadilan agama surabaya hanya bisa
mengadili perkara di wilayah surabaya
2. Kompetensi absolut: terkait jenis perkara dan jenjang pengadilan
Perluasan kompetensi absolut
UU No.7 Tahun 1989 UU No.3 Tahun 2006
Jenis perkara yang menjadi kompetensi Pasal 49
Pengadilan Agama (Pasal 49 ayat 1): a. Perkawinan
a. Perkawinan b. Waris
b. Kewarisan, wasiat, dan hibah yang c. Wasiat
dilakukan berdasarkan hukum islam d. Hibah
c. Wakaf dan shadaqah e. Wakaf
f. Zakat
g. Infaq
h. Shadaqah
i. Ekonomi syariah

1. Izin beristri lebih dari seorang (permohonan, diputus cepat)


2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh satu)
tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan
pendapat
3. Dispensasi kawin
4. Pencegahan perkawinan
5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah
6. Pembatalan perkawinan (beda dengan perceraian), alasannya karena ada pelanggaran.
Contohnya pengantin pernikahan dikira laki-laki dan perempuan, ternyata perempuannya
adalah seorang laki-laki.
7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri
8. Perceraian karena talak (diajukan oleh suami)
9. Gugatan perceraian (diajukan oleh istri)
10. Penyelesaian harta bersama
11. Penguasaan anak-anak
12. Tanggung jawab ibu memikul biaya kehidupan anak
13. Penentuan kewajiban kepada suami atau istri
14. Penentuan sah atau tidaknya seorang anak
15. Pencabutan kekuasaan orang tua
16. Pencabutan kekuasaan wali
17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan
18. Penunjukan seorang wali anak yang belum 18 tahun yang ditinggalkan kedua orang
tuanya
19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah
kekuasannya
20. Putusan tentang hal penolak pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan
campuran
21. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU No. 1 Tahun 1947
tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain.

Pengantar Hukum Indonesia Page 32


tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain.

1. Penentuan siapa yang menjadi ahli waris


2. Penentuan harta peninggalan
3. Penentuan bagi masing-masing ahli waris
4. Melaksanakan pembagian harta peninggalan

Wasiat adalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain
atau lembaga/badan hukum yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.
Wasiat dapat diberikan setelah pewasiat sudah meninggal dunia.

Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang ke
badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki. Pergantian hak milik
langsung dilakukan, tanpa menunggu pemberi hibah meninggal.

Wakaf adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah.

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki
oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.

Infaq adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi
kebutuhan, baik berupa makanan, minuman, mendermakan, meberikan rezeki (karunia), atau
menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah SWT.

Shadaqah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan
hukum secara spontan dan suka rela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan
mengharapkan ridho Allah SWT dan pahala semata.
Infaq selalu berupa materi, sedangkan shadaqah tidak selalu berupa materi (misalkan
senyuman). Namun, perkara yang bisa diajukan ke Pengadilan Agama hanya dalam bentuk
materi.

1. Bank Syariah
2. Lembaga keuangan mikro syariah
3. Asuransi syariah
4. Reasuransi syariah
5. Reksa dana syariah
6. Obligasi syariah dan surat berharag berjangka menengah syariah
7. Sekuritas syariah
8. Pembiayaan syariah
9. Pegadaian syariah
10. Dana pensiun Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
11. Hisnis syariah

Pengantar Hukum Indonesia Page 33


1. Asas Personalitas Keislaman
Dasar kewenangan Pengadilan Agama untuk memeriksa dan mengadili adalah keislaman
subjek hukum, artinya Pengadilan Agama hanya berwenang mengadili orang-orang yang
beragama islam atau yang menundukkan diri pada hukum islam. Asas ini ditegakkan
dengan tiga syarat yang ketiganya harus terpenuhi, yaitu:
a. Agama yang dianut ketika perbuatan hukum dilakukan adalah agama islam
b. Perkara yang disengketakan masuk ke dalam kompetensi Pengadilan Agama
c. Hubungan hukum yang dilakukan oleh para pihak didasarkan pada hukum islam.
Contoh: Ani dan Budi menikah di Pengadilan Agama karena mereka beragama islam, lalu
beberapa tahun silam pasangan ini pindah agama. Disaat mereka mengajukan perceraian,
mereka tetap mengajukan ke Pengadilan Agama.
2. Asas Kebebasan
Hak yang dilingkungan Pengadilan Agama adalah bebas dari campur tangan dan
intervensi dari kekuasaan negara yang lainnya. Hakim memiliki kebebasan menemukan
hukum.
3. Asas Wajib Mendamaikan
Hakim wajib mendamaikan sengketa (mediasi) sebelum dibawa ke ranah pengadilan.
4. Asas Sederhana, Cepat, dan Biaya ringan
Sederhana (prosedur berperkara mudah), cepat (perkara tidak boleh terlalu lama,
maksimal 6 bulan), dan biaya ringan (mampu dijangkau kedua belah pihak)
5. Asas Persidangan Terbuka untuk Umum
Dalam penyelesaian perkara, siapa saja boleh mencatat, mendengarkan, dan menyaksikan
jalannya persidangan. Namun, tidak semua perkara tidak dibuka untuk umum, seperti
perkara perceraian (hanya tahap pemeriksaan dan pembuktian saja) dan saat pembacaan
putusan tetap terbuka untuk umum.
6. Asas Legalitas dan Persamaan
Legalitas adalah keputusan yang dihasilkan hakim harus didasarkan hukum yang berlaku.
Persamaan adalah siapa saja yang berkara harus dianggap sama (equality before the
law)
7. Asas Aktif Memberi Bantuan
Hakim wajib mengatasi segala hambatan dalam pengadilan sehingga hakim dituntut aktif
memberi bantuan agar pengadilan berjalan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Pengantar Hukum Indonesia Page 34


Monday, November 23, 2020 10:54 AM

1. Apakah yang dimaksud dengan hukum acara MK?


- Seperangkat hukum yang berkenaan dengan implementasi dari MK. Hal ini termasuk tetapi
tidak terbatas pada kedudukan Pemohon, pengajuan permohonan, pembuktian,
keterangan para pihak, asas hukum acara, putusan dsb.
- Kuliah ini hanya terfokus pada kewenangan MK memutus judicial review in the
constitutional court atau perkara pengujian UU terhadap konstitusi --UU No.24 Tahun
2003 dan Peraturan MK No.6 Tahun 2005 tentang pedoman dalam beracara dalam perkara
pengujian Undang-Undang.
2. Apakah perbedaannya dengan hukum konstitusi?
- Hukum acara MK (formil), sedangkan Hukum Konstitusi (materiil).
- Hukum konstitusi adalah hukum dasar yang menetapkan dan mengatur organisasi Negara.
- Hukum materiil mengatur tentang hak dan kewajiban, sedangkan Hukum formil merupakan
himpunan peraturan untuk menegakkan hukum materiil.

Memutus perkara pada tingkat pertama dan terakhir serta putusannya bersifat final dan
mengikat terhadap perkara-perkara:
a. Pengujian UU terhadap UUD 1945 (kewenangan asli MK)
b. Sengketa kewenangan Lembaga negara yang kewenangannya diberikan konstitusi
c. Pembubaran partai politik
d. Sengketa hasil pemilu
Pemkzulan Presiden dan/atau Wapres --> pasal 7B UUD 1945
- Alurnya : DPR -> MK -> MPR
- MK bertugas memerika, mengadili, dan memutus pendapat DPR paling lama sembilan puluh
hari setelah permintaan DPR diterima MK

1. Pemohon:
- Pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh
berlakunya UU
- Perorangan WNI, badan hukum publik dan privat, kesatuan masyarakat adat, lembaga
negara
2. Pihak terkait: DPR dan Presiden sebagai pembentuk UU
3. Para pihak terkait yang berkepentingan dengan perkara a quo

1. Apakah yang dimaksud dengan kedudukan hukum (legal standing)?


Legal standing adalah keadaan dimana seseorang atau suatu pihak ditentukan memenuhi
syarat dan oleh karena itu mempunyai hak untuk mengajukan permohonan penyelesaian
perselisihan atau sengketa atau perkara di depan MK.
2. Apakah terdapat persyaratan agar pemohon dinyatakan mempunyai kedudukan hukum?
Pemohon kalau mau mengajukan permohonan harus menjelaskan kedudukan hukum atau
legal standing-nya. Berikut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi Pemohon:
a. Dia adalah pembayar pajak
b. Dia memiliki perhatian yang mendalam terhadap hal-hal tersebut (akademisi hanya
bisa menuntut UU yang linear dengan bidangnya, LSM dibuktikan dengan ADRT)
c. Pemohon mempunyai hak/kewenangan yang diberikan konstitusi
d. Hak dan kewenangan konstitusionalnya telah dirugikan atas berlakunya UU
e. Dirugikannya hak tersebut harus bersifat spesifik, faktual, atau setidak-tidaknya

Pengantar Hukum Indonesia Page 35


e. Dirugikannya hak tersebut harus bersifat spesifik, faktual, atau setidak-tidaknya
potensial
f. Terdapat hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dan
keberlakuan UU
g. Terdapat kemungkinan bahwa kerugian tidak terjadi lagi dengan diajukannya
permohonan

Alat bukti yang dapat diajukan dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi antara lain:
a. Alat bukti surat
Alat bukti yang berupa tulisan yang berisi keterangan tertentu tentang suatu peristiwa,
keadaan atau hal-hal tertentu dan ditandatangani, bukti tertulis tersebut lazim disebut
akta.
b. Keterangan saksi
Keterangan yang diperoleh dari seorang atau lebih saksi tentang suatu peristiwa pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri.
c. Keterangan ahli
Keterangan yang diberikan oleh sesroang yang memiliki keahlian khusu tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara.
d. Keterangan para pihak
Para pihak yang terkait adalah pihak yang terdampak dari UU a quo, tetapi tidak menjadi
pemohon.
Lalu mengapa dibutuhkan keterangan dari para pihak? Karena kalau permohonan dari
pemohon dikabulkan, maka UU tersebut efeknya berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia.
Artinya MK harus benar-benar mempertimbangkan perkara yang berhubungan dengan a
quo.
Keterangan dari para pihak bisa didapat dengan inisiatif pribadi para pihak (mengajukan
diri) dan dipilih oleh Hakim MK.
e. Petunjuk
Perbuatan, kejadian, atau keadaan yng karena kesesuaianya menandakan bahwa telah
terjadi suatu pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. petunjuk hanya
dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa.
f. Alat bukti elektronik

1. Ius curia novit


pengadilan tidak boleh menolak perkara dengan alasan hukumnya tidak ada
2. Pengadilan terbuka untuk umum
3. Independen dan imparsial
○ Independen: mandiri, merdeka, tidak terpengaruh oleh kekuasaan yang lain
(pemerintah, militer, tekanan publik, dkk)
○ Imparsial: tidak memihak, tidak melihat background dari seseorangaaa
4. Asas cepat, sederhana, dan murah
5. Audi et alteram partem
para pihak harus mendapat kesempatan untuk didengar
6. Domini litis principle:
hakim bersifat aktif dalam persidangan
7. Prasumption iustae causa:
UU harus dinyatakan valid kecuali dinyatakan sebaliknya dalam putusan
8. Keputusan yang final dan mengikat
9. Prinsip Erga Omnes
putusan MK merupakan putusan yang tidak hanya mengikat para pihak (inter parties),
tetapi juga harus ditaati oleh siapapun.
10. Self executing/self implementing decision
putusan dengan sendirinya berlaku/terlaksana dengan sendirinya. Pihak lain harus
menghormati.

Pengantar Hukum Indonesia Page 36


Pengantar Hukum Indonesia Page 37
Thursday, November 26, 2020 3:02 PM

1. Perlindungan terhadap HAM


2. Pemisahan kekuasaan
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan
4. Adanya Peradilan Administasi

1. Supremasi aturan hukum


2. Equality before the law
3. Adanya jaminan terhadap HAM

- Persamaan
○ keinginan untuk melindungi HAM
- Perbedaan
○ Dalam konsep Rule of Law kedudukan pejabat dan rakyat sama dimuka hukum
(equality before the law), sedangkan dalam konsep rechtstaat unsur pemerintah
lebih kuat daripada unsur masyarakat.
○ Dalam konsep Rechstaat, terdapat PAN yang memberikan perlindungan hukum bagi
masyarakat terhadap tindakan pemerintah yang melanggar HAM (respon poin
kedua)
○ Dalam konsep Rule of Law tidak ada PAN

- Terdapat negara hukum klasik dan negara hukum penjaga malam.


- Kemudian berkembang konsepnya menjadi negara hukum kesejahteraan, tujuannya
mewujudkan kesejahteraan masyaraat
- Konsekuensinya negara memiliki power dan kewenangan yang besar untuk turut campur
dalam kehidupan warganya
- Negara juga dibekali dengan adanya kebebasan bertindak atau berlakunya asas diskresi
- Peradilan Administasi hadir untuk mengendalikan kekuatan dan asas diskresi yang dimiliki
negara agar tidak terjadi penyelewengan sehingga menimbulkan pelanggaran hak-hak
warga negara

1. Memberikan perlindungan hukum terhadap warga negara, dari perbuatan pemerintah


yang melanggat UU dan asas pemerintahan
2. Untuk melindungi pejabat yang bertindak benar menurut UU
3. Mewujudkan kepentingan umum dan melindungi kepentingan individu

- Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum
- Pasal 24 UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 18 UU 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkup peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
peradilan tata usaha negara, dan sebuah MK

- UU No.5 Tahun 1986 tentang PTUN (induknya)


- UU No.9 Tahun 1994 -> perubahan

Pengantar Hukum Indonesia Page 38


- UU No.9 Tahun 1994 -> perubahan
- UU No.51 Tahun 2009 -> perubahan kedua
- UU No.30 Tahun 2004 tentang Administrasi Pemerintahan
- UU Ciptakerja

- Penggugat -> orang atau badan hukum perdata


- Tergugat -> badan/pejabat TUN yang mengeluarkan Keputusan berdasarkan wewenang
yang ada padanya atau dilimpahkan padanya, yang digugat oleh orang atau badan
hukum perdata
Bolehkan Rekonvensi?
Boleh, dengan syarat keputusan TUN yang digugat bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan bertentangan dengan asas umum pemerintahan yang baik

- Jantung dari peraturan hukum


- Landangan yang paling luas dari peraturan hukum
- Ratio legis atau alasan dari peraturan hukum yang menjadikan hukum bukan hanya
kumpulan peraturan tapi lebih mengandung nilai dan tuntutan-tuntutan etis
- Kesimpulannya asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang hidup di dalam dan di
belakang sistem hukum yang masing-masing dirumuskan dalam peraturan perundang-
undangan atau putusan hukum

1. Asas praduga rechtmatig (pasal 67 ayat 1 UU PTUN)


○ Setiap tindakan pemerintah dianggap rechtmatig atau legal samapai ada
pembatalan.
○ Setiap perbuatan pemerintah haruslah selalu dianggap benar atau legal sampai
terbukti sebaliknya melaui proses peradilan
2. Asas gugatan pada dasarnya tidak dapat menunda pelaksanaan KTUN (Keputusan Tata
Usaha Negara) yang dipersengkatakan, kecuali ada kepentingan yang mendesak dari
penggugat (pasal 67 ayat 1 dan ayat 4 huruf a)
○ Ketika pemerintah mengeluarkan KTUN dengan bentuk izin, lalu ada yang menggugat
izin tsb ke PTUN, maka tidak serta merta gugatan tsb dapat menunda pelaksanaan
izin.
○ Misalkan aku punya izin mendirikan bangunan, otomatis aku dapat melakukan
kewenangan dan mendapatkan hak sesuai yang telah tertera dalam izin tersebut.
walaupun ada orang yang sedang menggugat izin tsb ke PTUN.
○ Khusus kepentingan yang mendesak penggugat, gugatan mampu menunda KTUN
○ Misalkan KTUN yang berisi perintah pembongkaran bangunan yang liar. Jika
gugatan tidak menunda pelaksanaan keputusan, maka walaupun sudah digugat
bangunan tsb tetap dibongkar. Padahal kenyataannya bangunan tersebut adalah
milik warga setempat. Oleh karena itu, penggugat diperbolehkan mengajukan
penundaan keputusan kepada PTUN. Pembongkaran rumah tsb akhirnya ditunda dulu
hingga memperoleh keputusan pengadilan.
3. Asas hakim aktif (dominus litis)
○ Ada rapat permusyawaraan untuk menentukan gugatan dapat diterima atau tidak
yang disertai pertimbangan-pertimbangan, pemeriksaan persiapan untuk memeriksa
kejelasan gugatan, hukum dapat mempertahankan tergugat memberikan info-info
yang dibutuhkan penggugat
○ Asas ini hadir untuk memperkuat kedudukan penggugat karena biasanya kedudukan
tergugat dan penggugat tidak seimbang di dalam PTUN. Tergugat biasanya
pemerintah, sedangkan penggugatnya adalah masyarakat (indv atau lembaga)
○ Setelah gugatan masuk ke PTUN, maka diadakan rapat permusyawaan dimana hakim
merivew apakah gugatan tsb sudah memenuhi syarat.
○ Lalu jika sudah sesuai dengan syarat, maka masuk ke rapat pemeriksaan persiapan
dimana majelis hakim mencermati satu persatu detail dalam gugatan serta dokumen

Pengantar Hukum Indonesia Page 39


dimana majelis hakim mencermati satu persatu detail dalam gugatan serta dokumen
yang dilampirkan. Apabila hakim melihat ada kemungkinan perbaikan gugatan atau
disempurnakan lagi, maka hakim akan mengembalikan kepada penggugat. Majelis
hakim juga dapat memerintahkan penggugat untuk melengkapi dokumen dan/atau
menyediakan informasi yang dibutuhkan penggugat
4. Asas pembuktian bersifat bebas terbatas
○ Dalam proses pemeriksaan alat bukti di PTUN, hakim memliki kebebasan dalam
menentukan ruang lingkup, beban, dan siapa yang membuktikan pembuktian.
○ Kebebasan tsb dibatasi alat-alat bukti yang diakui dalam Pasal 100 UU PTUN
tentang alat bukti yang dapat digunakan dalam proses pembuktian, yaitu
surat/tertulis, keterangan ahli, keterangan saksi, pengakuan para pihak, dan
pengetahuan hakim
○ Penyebutan urutan alat bukti biasanya menggambarkan hierarki kekuatan
mengikatnya, tetapi dalam PTUN semua diserahkan kepada hakim
○ UU ITE memperluas alat bukti, jadi bisa dokumen elektronik juga
5. Asas putusan pengadilan memiliki sifat mengikat secara umum (erga omnes)
○ Ketika ada sengketa yang sudah di putus dalam PTUN, maka putusan tsb akan
mengikat secara umum.
○ Jadi KTUN tidak hanya pihak yang bersengkat saja, tetapi mengikat untuk siapapun
atau secara umum
6. Asas kesatuan beracara dalam perkara sejenis
○ Dilaksanakan baik dalam pemeriksaan di peradilan judex facti (Pengadilan Negeri
dan Pengadilan Tinggi), maupun kasasi dengan MA sebagai puncaknya
7. Asas peradilan berjenjang
○ Jenjang peradilan dimulai dari tingkat yang terbawah yaitu Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN), kemudian Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN), dan
puncaknya adalah Mahkamah Agung (MA).
○ Dengan dianutnya asas ini, maka kesalahan dalam putusan pengadilan yang lebih
dapat dikoreksi oleh pengadilan yang lebih tinggi.
○ Terhadap putusan yang belum mempunyai hukum tetap dapat diajukan upaya hukum
banding kepada PTTUN dan kasasi kepada MA. Sedangkan terhadap putusan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dapat diajukan upaya hukum permohonan
peninjauan kembali kepada MA.
8. Ultimum remedium
○ Peradilan sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan keadilan
○ Sengketa administrasi diupayakan dulu penyelesainnya melalui musyawar mufakat
(upaya adm), bukan melalui kontrontatif

Keenam istilah dibawah ini merupakan terjemahan dari administratieve rechstspraak


- Peradilan Tata Usaha
- Peradilan Tata Usaha Negara
- Peradilan Administrasi
- Peradilan Administratif
- Peradilan Administrasi Negara

- Istilah ini dianggap lebih tepat karena administrasi lebih luas cakupannya, yaitu:
a. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah, instansi politik (kenegaraan) mulai
dari Presiden sampai Kepala Desa.
b. Sebagai fungsi atau aktifasi, yakni kegiatan pemerintahan
c. Sebagai proses teknis penyelenggaraan UU
- Atribut negara pada PAN sangat berlebihan karena hanya negara saja yang berhak
membentuk peradilan dan tidak ada peradilan administrasi swasta (beda dg peradilan
militer dan sipil)

Pengantar Hukum Indonesia Page 40


- Istilah yang digunakan oleh hukum positif, yakni UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara adalah Peradilan Tata Usaha Negara, tetapi juga dapat dipergunakan
Peradilan Administrasi Negara
- Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.
Urusan pemerintahan yang dimaksud diatas adalah kegiatan yang bersifat eksekutif
(Pasal 1 beserta penjelasannya)

Berkaitan dengan obyek


1. Kompetensi Absolut
○ Mengadili sengketa TUN yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau badan
hukum perdata dengan badan atau pejabat TUN, baik di pusat maupun di daerah,
sebagai akibat dikeluarkannya KTUN termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan yang berlaku
○ Obyek -> sengketa tata usaha negara
○ Subyek -> antara orang atau badan hukum perdata dengan pejabat TUN
2. Kompetensi Relatif
Berkaitan dengan wilayah hukum atau kewenangan (salah satu atau kedua pihak
berkedudukan di wilayah hukum pengadilan)

- Sengketa TUN
Sengkat yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau badan hukum perdata dengan
badan atau pejabat TUN, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan TUN, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan yang berlaku
- Badan atau Pejabat TUN
Badan atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
- Tata Usaha Negara
administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.
- Keputusan TUN
○ Suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN yang berisi
tindakan HTUN yang berdasarkan peraturanyang berlaku dan bersifat konkret,
individual, dan final sehingga menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata
○ Bentuknya penetapan tertulis, tetapi tidak terikat bentuknya dengan standar-
standar tertentu.
- Penetapan Tertulis
Merujduk pada isi dan bukan pada keputusan. Bertujuan untuk memudahkan pembuktian
sehingga sebuah memo atau nota dapat memenuhi syarat tertulis apabila:
a. Badan atau pejabat TUN yang mengeluarkan
b. Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu
c. Kepada siapa tulisan itu ditujukan
d. Apa yang ditetapkan di dalamnya

- Bersifat Konkret
Obyek yang diputuskan dalam KTUN tidak abstrak, tetapi berwujud tertentu atau dapat
ditentukan. Misalnya rumah, izin usaha, pemecatan pegawai, pengangkatan pns
- Bersifat Individual
Keputusan tidak ditujukan kepada umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang
dituju. Kalau yang dituju lebih dari seorang, maka tiap-tiap nama orang yang terkena
keputusan harus disebutkan. Subyeknya harus jelas.

Pengantar Hukum Indonesia Page 41


keputusan harus disebutkan. Subyeknya harus jelas.
- Bersifat Final
Sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum (menimbulkan hak atau
kewajiban pada pihak yang bersangkutan)
- Keputusan Fiktif TUN
Apabila badan atau pejabat TUN tidak mengeluarkan putusan (bersifat negatif),
sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tsb disamakan dengan KTUN
○ Jika suatu badan atau pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon,
sedangkann waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
dimaksud telah lewat, maka badan atau pejabat TUN tsb dianggap telah menolak
mengeluarkan keputusan yang dimaksud
○ Jika peraturan perundang-undangan yang dimaksud tidak menentukan jangka
waktu, maka setelah lewat waktu 4 bulan sejak diterimanya permohonan, badan
atau pejabat yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan
penolakan

Keputusan tata usaha negara yang dapat digugat di PTUN diatur dalam (Pasal 1 ayat 3
dikurangi Pasal 2) ditambah Pasal 3 UU PTUN, sedangkan berikut adalah KTUN yang tidak dapat
digugat di PTUN (Pasal 2):
1. KTUN yang merupakan hukum perdata
2. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum, tidak memenuhi sifat konkrit dan
individual
3. KTUN yang masih memerlukan persetujuan
4. KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan KUHAP
5. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan
ketentuan peratura perundangan yang berlaku
6. KTUN mengenai Tata Usaha TNI
7. Keputusan pemilihan umum baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan
umum

Dengan adanya perubahan terhadap UU Peradilan TAN ditambah dengan adanya UU


administrasi negara pada tahun 2014, maka obyek sengketa dalam Peradilan TAN menjadi
meluas, seperti:
1. Penetapan tertulis yang mencakup tindakan faktual
Makna keputusan tata usaha negara yang awalnya harus tertulis, mengalami perluasan
dengan mencakup tindakan faktual didalamya
2. KTUN Fiktif Positif
Kontradiksi dengan fiktif negatif, artinya Apabila badan atau pejabat TUN tidak
mengeluarkan putusan, , sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka dianggap telah
melakukan persetujuan permintaan.
3. Sengketa penyalahgunaan wewenang
PTUN diberikan wewenang untuk memutus sengketa penyalahgunaan wewenang

UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negaara


- BAB I : KETENTUAN UMUM ( Ps 1 sd Ps 7)
Pengertian, Kedudukan,Tempat Kedudukan, Pembinaan
- BAB II : SUSUNAN PENGADILAN ( Ps 8 sd Ps 46 )
Umum, Ketua, wkl Ketua, Hakim, Panitera, Sekretaris
- BAB III : KEKUASAAN PENGADILAN( Ps 47 sd Ps 52 )
- BAB IV : HUKUM ACARA ( Ps 53 sd Ps 132 )
Gugatan, Pemeriksaan di Tingkat Pertama, Pemeriksaan dg acr biasa, pemeriksaan dg acr
cepat, pembuktian, putusan, pengadilan, pelaksanaan putusan pengadilan, ganti rugi,
rehabilitasi, pemeriksaan tingkat banding, kasasi dan peninjauan kembali
- BAB V : KETENTUAN LAIN ( Ps 133 sd Ps 141 )

Pengantar Hukum Indonesia Page 42


- BAB V : KETENTUAN LAIN ( Ps 133 sd Ps 141 )
- BAB VI : KETENTUAN PERALIHAN ( Ps 142 sd Ps 143 )
- BAB VII : KETENTUAN PENUTUP ( Ps 144 sd Ps 145 )
Nama lain dari peradlan tata usaha negara, saat berlakunya uu ini.

Pengantar Hukum Indonesia Page 43


Monday, November 30, 2020 11:33 AM

- Bahasa Latin
kata agraria berasal dari kata ager yang berarti tanah, pedusunan atau sebidang tanah,
Agrarius yang berarti perladangan, persawahan, pertanian, dan lex agraria yang berarti
UU pertanian
- Bahasa Inggris
agraria diartikan agrarian, yaitu tanah dan dihubungkan dengan usaha pertanian.
- Bahasa Belanda
agraria disebut akker yang bermakna tanah pertanian
- Bahasa Yunani
agraria disebut Agros yang berarti tanah pertanian.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
agraria berarti segala yang berhubungan dengan urusan pertanian serta urusan
pemilikan tanah; urusan tanah petanian, perkebunan.
- UUPA
BARAK adalah Bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

Pasal 33 UUD 1945


(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. ****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)

UU no 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria


- Pada zaman Hindia Belanda
○ berdasarkan KUHPerdata berlaku dualisme hukum, yaitu hukum barat dan hukum
adat
○ berlakunya berdasarkan golongan penduduk Hindia Belanda, golongan Bumi Putera,
Golongan Timur Asing dan Golongan Eropa.
- Pada Masa kemerdekaan
○ berlaku unifikasi hukum agraria Nasional berdasarkan hukum Adat
○ dalam dictum mencabut angka 4 UUPA, menyatakan “Buku ke-II Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai bumi, air serta
kekayaan alam yang terkandung didalamnya, kecuali ketentuan-ketentuan
mengenai hypotheek yang masih berlaku pada mulai berlakunya Undang-undang
ini”.
○ Hypotheek juga tidak berlaku dengan keluarnya UU no 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah.
→ Hypotheek adalah hak untuk mendapat pelunasan hutang yang diambil dari
nilai barang-barang yang dihipotekkan; pembebanan

Pengantar Hukum Indonesia Page 44


Pengertian Hukum Agraria Secara Materiil -> Ruang lingkup hukum agraria : hukum yang
mengatur pengelolaan sumber daya alam yang melingkupi bumi, air, tanah, dan luar angkasa
- Bumi, meliputi:
○ Permukaan bumi
○ Yang disebut tanah -> permukaan bumi yang ada di daratan dan permukaan bumi
yang berada di bawah air, termasuk air laut
○ Tubuh bumi dibawahnya serta yang berada di bawah air
○ Pasal 1 ayat 4 jo. Pasal 4 ayat 1
- Air, meliputi perairan pedalaman maupun laut wilayah Indonesia
- Ruang Angkasa,
○ Hak guna ruang angkasa memberikan wewenang untuk mempergunakan tenaga dan
unsur-unsur dalam ruang angkasa
○ Tujuannya untuk memperkembangkan kesuburan bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
○ Pasal 48 UUPA, Outer Space Treaty of 1967 yang diratifikasi dan disahkan dg UU
No.16 Tahun 2002
- Kekayaan alam yang terkandung di dalamya
○ Berwujud badan galian padat, cair, ataupun gas
○ Di dalam air -> perairan pedalaman, laut wilayah, ZEE
○ Di dalam udara -> energi, kemampuan untuk melakukan kerja yg dapat berupa
panas, vahaya, kimia, mekanika, dan elektromagnetika.
→ Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerj ayang berupa panas, cahaya
mekanika, kimia, dan elektromagnetika
→ Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik
sebagai sumber enegeri maupun sebagai energi

Pasal Pasal 16 UUPA,


(1) Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) ialah: hak milik, hak
guna-usaha, hak guna-bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak
memungut-hasil hutan, hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas
yang akan ditetapkan dengan Undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara
sebagai yang disebutkan dalam pasal 53.
(2) Hak-hak atas air dan ruang angkasa sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) ialah:
a. hak guna air,
b. hak pemeliharaan dan penangkapan ikan,
c. hak guna ruang angkasa.
→ Penjelasan Pasal 16, “Pasal ini adalah pelaksanaan dari pada ketentuan dalam pasal
4. Sesuai dengan azas yang diletakkan dalam pasal 5, bahwa hukum pertanahan
yang Nasional didasarkan atas hukum adat, maka penentuan hak-hak atas tanah
dan air dalam pasal ini didasarkan pula atas sistematik dari hukum adat….”.

Pasal 4 UU no 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria


(1) Atas dasar hak menguasai dari Negara,…ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh
orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-
badan hukum.
(2) Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk
mempergunakan tanah yang bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang
yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan

Pengantar Hukum Indonesia Page 45


yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut Undang-undang ini dan
peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
(3) Selain hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan
pula hak-hak atas air dan ruang angkasa.
→ Hak atas tanah (permukaan bumi): merupakan hubungan antara subyek hukum
dengan permukaan bumi, atau subyek hukum dengan subyek hukum lain berkenaan
dengan permukaan bumi, yang dilindungi oleh hukum dan menimbulkan kewajiban.

Pasal 47 UUPA
(1) Hak guna air ialah hak memperoleh air untuk keperluan tertentu dan/atau mengalirkan air
itu diatas tanah orang lain.
(2) Hak guna-air serta pemeliharaan dan penangkapan ikan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan Pasal 47.
- Hak guna-air dan hak pemeliharaan dan penangkapan ikan adalah mengenai air yang
tidak berada diatas tanah miliknya sendiri. Jika mengenai air yang berada diatas tanah
miliknya sendiri maka hal-hal itu sudah termasuk dalam isi daripada hak milik atas tanah.
- Hak guna-air ialah hak akan memperoleh air dari sungai, saluran atau mata air yang
berada diluar tanah miliknya sendiri maka hal-hal itu sudah termasuk dalam isi dari hak
milik atas tanah.
- Hak guna-air ialah hak akan memperoleh air dari sungai, saluran atau mata air yang
berada diluar tanah miliknya, misalnya untuk keperluan mengairi tanahnya, rumah
tangga dan lain sebagainya. Untuk itu maka sering kali air yang diperlukan itu perlu
dialirkan (didatangkan) melalui tanah orang lain dan air yang tidak diperlukan seringkali
perlu dialirkan pula (dibuang) melalui tanah orang yang lain lagi. Orang-orang tersebut
tidak boleh menghalang-halangi pemilik tanah itu untuk mendatangkan dan membuang
air tadi melalui tanahnya masing-masing.

Dengan demikian Hak guna air, berdasarkan hukum agraria Nasional pada dasarnya hak atas
air permukaan dan air tanah.
- Air Permukaan adalah semua Air yang terdapat pada permukaan tanah.
- Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
- UU no 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air

Pasal 48 UUPA
(1) Hak guna ruang angkasa memberi wewenang untuk mempergunakan tenaga dan unsur-
unsur dalam ruang angkasa guna usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan
kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dan hal-hal lain
yang bersangkutan dengan itu.
(2) Hak guna ruang angkasa diatur dengan Peraturan Pemerintah.
→ Penjelasan: Hak guna-ruang-angkasa diadakan mengingat kemajuan tehnik dewasa
ini dan kemungkinan-kemungkinannya dikemudian hari.
→ Antariksa adalah ruang beserta isinya yang terdapat di luar Ruang Udara yang
mengelilingi dan melingkupi Ruang Udara. Ruang Udara adalah ruang yang
mengelilingi dan melingkupi seluruh permukaan bumi yang mengandung
udarayangbersifat gas. (UU 21 tahun 2013 tetnang Keantariksaan)

- Unsur-Unsur dari ruang angkasa sebagai obyek hukum agraria yaitu a.l. Udara, Angin,
Elektromagnetik, Awan.
- Gelombang/ radiasi elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media
rambat yang membawa muatan energi listr ik dan magnet (elektromagnetik).

Pengantar Hukum Indonesia Page 46


rambat yang membawa muatan energi listr ik dan magnet (elektromagnetik).

- Dalam Bumi
Berwujud bahan galian padat, cair ataupun gas
- Dalam air
berupa hewan laut -> ikan, terumbu karang, rumput laut, minyak bumi, dsb. Berada di
perairan pedalaman, laut wilayah mapun Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
- Diatas air
untuk transportasi laut atau transportasi sungai, dll.
- ruang udara dan ruang angkasa
disana ada energi, yaitu kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas,
cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika.
→ Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang berupa panas,
cahaya,mekanika, kimia, dan elektromagnetika.
→ Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik
sebagai sumber energi maupun sebagai energi
→ Energi angin untuk listrik; energi sinar matahari untuk solar sel, energi spektrum
frekuensi (energi eloktromagnetika sebagai media transmisi untuk komunikasi);
udara

a. Hukum Pertanahan
Mengatur hak-hak penguasaan atas tanah, dalam arti permukaan bumi (UU No.5 Tahun
1960).
- Tujuannya:
○ Pemerataan penguasaan dan pemilikan tanah yg artinya tanah harus
terdistribusi dan harus dimiliki oleh seluruh WNI
○ Pemerataan pemanfaatan tanah yg artinya tanah yg ada di Indonesia harus
didistribusikan kepada berbagai macam kebutuhan dan kegiatan masyarakat
○ Kemakmuran bagi seluruh rakyat yg artinya dengan pemerataan diharapkan
semua orang bisa menjadi makmur (semua orang tercukupi kebutuhan
pokoknya), yaitu bisa memiliki sandang, pangan, dan papan serta bisa
memenuhi kesehatan dan pendidikan.
- Asas Hukumnya
○ Asas persamaan hak laki-laki dan perempuan
○ Asas landreform
○ Asas fungsi sosial
○ Asas semua orang diberi kesempatan untuk mempunyai hak atas tanah
○ Larangan pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas
○ Kewajiban pemegang hak atas tanah untuk memelihara tanah
b. Hukum Air
mengatur hak-hak penguasaan atas air (sekarang diatur dalam UU No. 7 Tahun 2004,
yang dibatalkan oleh kep. MK Nomor 85/PUU-XII/2013 Undang-undang Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan, UU no 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air);
c. Hukum Pertambangan
mengatur hak-hak penguasaan atas bahan-bahan galian/tambang, seperti yang
dimaksudkan oleh UU Pertambangan (UU No. 4 tahun 2009 tentang MINERBA, yg
menggantikan UU No. 11/1967) dan UU Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001);
d. Hukum Panas Bumi
Panas Bumi (UU 21/ 2014, yang menggantikan UU no 27/2003)
e. Hukum Kehutanan
mengatur hak-hak penguasaan atas sumber daya hutan (diatur dalam UU No. 41/1999,
yang menggantikan UU sebelumnya UU No. 5/1967);

Pengantar Hukum Indonesia Page 47


yang menggantikan UU sebelumnya UU No. 5/1967);
f. Hukum Pertanian
mengatur hak-hak pengusahaan tanah/lahan subur secara ekonomis berkelanjutan,untuk
produksi tanaman dan hewan; a.l. Hukum Perkebunan (UU no 39 tahun 2014,
menggantikan UU no 18 tahun 2004); Hukum Peternakan (UU 41/2014 tentang Peternakan
dan Kesehatan Hewan); Hukum Petani (UU no 19 th 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan petani)
g. Hukum Ruang Udara/Hukum Keantariksaan
mengatur hak-hak penguasaan ruang udara – ruang angkasa (RUU Pengelolaan Ruang
Udara – UU 21/ 2013 tentang Keantariksaan; PP no 53/ 2000 Penggunaan Spektrum
Frekuensi dan Orbit Satelit, sekarang ini sebagai salah satu peraturan pelaksanaan UU no
36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
→ HUKUM SPEKTRUM FREKEUENSI (!). Antariksa merupakan ruang beserta isinya yang
terdapat di luar Ruang Udara yang mengelilingi dan melingkupi Ruang Udara.

Pasal 5 UUPA
Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang
tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan lainnya, segala
sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.

Adalah Hukum Adat atau hukum agraria didasarkan atas hukum adat.
→ (Penjelasan Umum UUPA): hukum adat berfungsi sebagai sumber utama pembangunan
hukum tanah nasional, diambil dari hukum adat dan hukum adijadikan dasar konsepsi,
asas-asas, dan lembaga-lembaga hukum dari dat yang berkaitan dengan tanah.
→ Hukum Aagraria Nasional “ialah hukum adat” (pasal 5 UUPA): hukum adat berfungsi
sebagai “pelengkap”, apabila hukum tanah yang tertulis belum lengkap atau belum ada,
maka yang berlaku norma-norma hukum adat tentang tanah, untuk mencegah terjadinya
kekosongan hukum, dengan syarat tidak bertentangan dengan:
- kepentingan nasional dan negara
- Berdasar atas persatuan bangsa
- sosialisme Indonesia
- peraturan UUPA
- peraturan perundangan lainnya.
- Mengindahkan unsur agama

a. Asas perlekatan (natrekking/accesie) – asas vertikal:


kepemilikan atas tanah meliputi kepemilikan atas benda-benda yang ada diatasnya,
seperti bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya yang ada diatas tanah tsb. pemilik
tanah secara otomatis sebagai pemilik bangunan atau benda-benda yang ada diatasnya.
b. Asas pemisahan (horizontale Scheiding) – asas horizontal
kepemilikan atas tanah tidak meliputi kepemilikan atas benda-benda yang ada diatasnya,
seperti bangunan, tanaman dan benda-benda lainnya yang ada diatas tanah tsb. pemilik
tanah belum tentu sebagai pemilik benda-benda yang ada diatasnya;
c. Asas Kebangsaan
- Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari rakyat Indonesia yang
bersatu sebagai bangsa Indonesia (Pasal 1 ayat 1 UUPA)
- Seluruh bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaann alamt yang terkandung
di dalamnya dalam wilayah Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah
bumi, air, dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakaan kekayaan nasionak
(Pasal 1 ayat 2 UUPA)
Pengantar Hukum Indonesia Page 48
(Pasal 1 ayat 2 UUPA)
- Hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termasuk
dalam ayat 2 pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi (Pasal 1 ayat 3 UUPA)
d. Asas Hak Menguasai Negara
- Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (pasal 33 ayat 3 UUPA)
- bumi air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya
itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan
seluruh rakyat. (Pasal 2 ayat 1 UUPA)
- Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang
untuk : (Pasal 2 ayat 2 UUPA)
a) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
b) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan bumi, air dan ruang angkasa;
c) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
- Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaannya dapat dikuasakan
kepada daerah-daerah Swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat,
sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut
ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah. (Pasal 2 ayat 4 UUPA)
→ Swantara adalah suatu daerah dalam suatu negara yang mempunyai
pemerintahan sendiri yang bebas dan tidak terikat oleh peraturan.
→ Pelaksanaan pasal ini masih dibatasi juga oleh hak ulayat
→ Hak ulayat adalah penguasaan atas tanag masyarakat hukum adat
e. Asas Pengakuan Hak Ulayat
- pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat
hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi. (Pasal 3 UUPA)
f. Asas Fungsi Nasional
- Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang
mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang
ekonomis lemah
- hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan,
bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata
untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi
masyarakat. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat
daripada haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan
yang mempunyainya maupun bermanfaat pula bagi masyarakat dan Negara (Pasal
15 UUPA)
- Dlm hal ini, kepentingan masyarakat dan perseorangan (individu) harus saling
mengimbangi agar tujuan pokok untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat
dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan (Pasal 2 ayat (3)). Oleh
karena itu, penerapan asas communal dlm hukum adat diperlukan biar kepentingan
pribadi selaku pemilik tanah dan kepentingan rakyat secara umum imbang (review
ulang asas hukum adat :D)
g. Asas Pengutamaan WNI
- Hanya WNI yg dapat mempunyai hubungan yg sepenuhnya dengan bumi, air dan
ruang angkasa (Pasal 9 ayat (1)
- Hanya WNI dapat mempunyai hak milik dan badan-badan hukum yg dapat
mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya yg di mana badan hukum yg mempunyai
hak milik ditentukan pemerintah (Pasal 21 UUPA)

Pengantar Hukum Indonesia Page 49


h. Asas Persmaaan hak laki-laki dan perempuan
- Tiap WNI baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk
memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan hasilnya,
baik bagi diri sendiri maupun keluarganya
i. Asas Perlindungan golongan ekonomi rendah
j. Asas Landreform
- Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian
pada azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif,
dengan mencegah cara-cara pemerasan (pasal 10 ayat 1 UUPA)
- Tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif

a. Semua orang diberi kesempatan untuk mempunyai hak atas tanah


- Orang -> perorangan, baik sendiri maupun bersama badan hukum
- Hak atas tanah -> wewenang menggunakan tanah termasuk tubuh bumi dan ruang
di atasnya dengan syararat:
○ Sekedar diperlukan bagi penggunaan tanah
○ Sesuai dengan prinsip UUPA
- Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah,
yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan hukum (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
- memberi wewenang untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula
tubuh bumi dan air serta ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk
kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam
batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain yang
lebih tinggi. (Pasal 4 ayat (2) UUPA)
b. Larangan pemelikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas
- Tujuannya untuk mencegah adanya kesenjangan pemilikian atau penguasaan tanah
dan mendorong adanya pemerataan
- Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah
yang melampaui batas tidak diperkenankan. (Pasal 7 UUPA)
c. Kewajiban pemegang hak atas tanah untuk memelihara tanah
- Menggunakan tanah sebagaimana seharusnya
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang
mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang
ekonomis lemah. (Pasal 15 UUPA)

Pengantar Hukum Indonesia Page 50


Tuesday, December 1, 2020 11:11 AM

Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Pasal 1 butir 1 UU No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Semua benda yang ada di dalamnya termasuk mahkluk hidup. Bagaimana cara memahami alam?
Dengan melakukan pendekatan dualistik dn holistik, berikut penjelasannya:
a. Pendekatan Dualistik
→ Melihat secara terpisah antara alam dan budaya
→ Alam dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh menusia dan bersifat
liar karena tidak tersentuh oleh tangan manusia
→ Budaya adalah segala sesuatu yang ada diluar sana yang dilahirkan manusia
→ Pendekatan ini mulai ditinggalkan karena hampir seluruh alam sudah tersentuh oleh
tangan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung
b. Pendekatan Holistik
→ Melihat bahwa yang dimaksud sebagai lingkungan atau alam adalah persinggungan
antara biotik, abiotik, dan budaya.
→ Persinggungan ini yang meletakkan alam sebagai sebuah proses yang teridiri dari
tiga lingkaran tersebut
→ Di dalam UU No.32 Tahun 2009 penjelasan tentang alam dimasukkan sesuai dengan
pendekatan holistik

a. Nilai Instrumental
→ Alam semata-mata sebagai sumber daya yang secara tidak langsung berpengaru
terhadap keberlangsungan hidup manusia
→ Alam memiliki nilai jika dikonsumsi secara langsung
b. Nilai Eksistensi
→ Alam menjadi ciri khas tersendiri suatu daerah
→ Misalnya pulau komodo
c. Nilai Intrinsik atau Inheren
→ Nilai untuk alam itu sendiri
→ Alam ada untuk dirinya dia sendiri bukan untuk semata-mata melauyani manusia
→ Jika manusia punah, pohon tetap tumbuh dan berbuah tanpa ada manusia sehingga
alam melakukan evolusinya sendiri tanpa bantuan manusia

→ Holistik, komperhensif, dan integral


→ Lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen (hayati, non-hayati, dan sosial-budaya)
yang saling berinteraksi, kebergantungn, dan mempengaruhi. Salah satu komponen
terganggu, maka menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan.
→ oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup harus menggunakan konsep
bioecoregionalism, yaitu persoalan lingkungan tidak mengenal batas negara dan batas
administrasi. Tujuannya agar tidak saling lempar tanggung jawab saat terjadi kerusakan
lingkungan.
→ Persoalan lingkungan tidak bisa diselesaikan daru satu bidang ilmu saja, tetapi harus
secara multidisipliner
→ Namun, jika melihat dari aspek kewenangan, masih ada batasannya yang diatur dalam UU

Pengantar Hukum Indonesia Page 51


→ Namun, jika melihat dari aspek kewenangan, masih ada batasannya yang diatur dalam UU
32 Tahun 2009. Dalam kewenangan terdapat suatu batasan baik secara materi maupun
wilayah pengelolaannya.
○ Materi
pengelolaan secara terpadu, mulai dari pemanfaatan, penataan pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup,
hingga penegakan hukum lingkungan
○ Ruang lingkup pengelolaan wilayah
Kita memakai pendekatan kewilayahan yang diatur secara rigid dalam peraturan
perundang-undangan sebelum UU No 32 Tahun 2009.
Indonesia itu punya ekosistem yang terdiri dari berbagai daerah, dimana masing-
masing daerah tadi sebagai subsistem yang memiliki berbagai aspek yang berbeda
(sosial-budaya, ekonomi, fisik, daya dukung lingkungan, dkk).

a. Klasik
- Eksploitasi SDA sebesar-besarnya
- Tidak mementingkan kebutuhan generasi di masa depan
- Manusia memandang lingkungan tidak bernilai, yang terpenting adalah mencukupi
kepentingan manusia
- Sifatnya sektoral dan sukar berubah
- Contohnya peraturan perundang-undangan lingkungan pada zaman hindia belanda
b. Modern
- Menetapkan ketentuan untuk mengatur tindakan manusia yang bertujuan untuk
menjaga eksistensi lingkungan hidup bagi generasi saat ini hingga di masa yang
akan datang
- Sifatnya mengikuti sifat lingkungan itu sendiri (holistik, integral, dan komperhensif),
luwes, dan dinamis
- Contohnya UU No. 4 tahun 1982 dsb

→ Hukum lingkungan berada di tengah-tengah antara hukum publik dan hukum private
→ Hukum lingkungan terbagi atas hukum lingkungan pidana, perdata, dan administrasi
→ Dari ketiga aspek hukum tadi, yang paling banyak adalah hukum lingkungan administrasi
karena emerintah mempunyai peran penting dalam membuat dan mengimplementasikan
kebijakan lingkungan hidup

a. Tahun 1972
- Kesalahpahaman antroposentrisme adalah lingkungan hidup tidak memiliki nilai sehingga
lingkungan di eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
- Akibatnya keadaan lingkungan mulai mengalami degradasi
- Kesadaran lingkungan secara global mulai muncul dan masyarakat mulai sadar untuk
menjaga lingkungan hidup
- Wakil Swedia dalam sidang umum PBB mengusulkan supaya diadakannya KTT negara-
negara anggota PBB untuk membahas lingkungan hidup ini. Akhirnya diadakanlah
Stockholm Conference on The Human Environment
- Stockholm Conference on The Human Environment adalah konferensi yang melahirkan
UNEP (United Nations Environment Programme) yang mengandung Deklarasi Stockholm
dan 109 rencana aksi
- 5 juni hari lingkungan hidup sedunia
b. Tahun 1983
PBB membentuk WCED (World Commission on Environment and Development), sebagai
komisi independent yang membahas dan memberi rekomendasi terhadap persoalan

Pengantar Hukum Indonesia Page 52


komisi independent yang membahas dan memberi rekomendasi terhadap persoalan
lingkungan global
c. Tahun 1987
WCED memberikan laporannya yang bernama Our Common Future, darisinilah istilah
pembangunan berkelanjutan pertama kali dicetuskan dan wajib diterapkan di masing-
masing negara
d. Tahun 1992
- Dibentuk UNCED (United Nations Conference on Environment and Development) yang
menghasilkan:
- Deklarasi Rio
- Agenda 21
- Prinsip Kehutanan
- Konvensi Keanekaragaman Hayati
- Konvensi Perubahan Iklim
- Diadakan lagi KTT yang membahas tentang pembangunan berkelanjutan yang sebaiknya
tidak dipertentangkan dengan pelaksanaan pembangunan.
e. Tahun 2000
- Diadakan United Millenium Summit yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari
kondisi kemiskinan
- Tercetuslah Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk melawan
kemiskinan, kelaparan, mendorong pendidikan, kesetaraan gender, mengurangi angka
kematian bayi, memperbaiki kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
lainnya, mendorong keberlanjutan lingkungan, dan mendorong kerja sama global dalam
pembangunan
f. Tahun 2002
- Diselenggarakan WSSD (World Summit on Sustainable Development
- Hasilnya adalah Political Declaration dan Johannesburg Plan of Implementation
g. Tahun 2012
- Sidang umum PBB mengadopsi resolusi yang bertajuk The Future We Want yang lebih
dikenal dengan Rio+20
h. Tahun 2015
- Karena pembangunan berkelanjutan belum terlaksana sesuai dengan harapan, maka
diadakan lagi pertamuan pada tanggal 25 September 2015
- Sidang umum PBB ini menghasilkan resolusi Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development yang jg memberlakukan SDGs yang terdiri dari 17 goals dan 169
target

- Zaman Belanda
○ Pemerintahan Hindia Belanda cukup peduli dg lingkungan hidup
○ Tentang perburuan untuk hewan (Jachtordannantie 1931)
○ Khusus jawa dan madura (Jachtordannantie Java en Madoera 1940)
○ Kelestarian alam (Natuurbeschermingsordonnantie 1941)
○ Tata ruang (Staatsvormingsordonnantie Stbl 1948 No. 168)
- Zaman Jepang
○ Tidak begitu peduli dg permasalahan lingkungan
○ Larangan untuk menebang pohon tanpa izin (Osamu S. Kanrei No. 6 )
- Zaman Kemerdekaan
○ UU 4/1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingungan Hidup (UULH)
○ UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH)
○ UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

a. Global

Pengantar Hukum Indonesia Page 53


a. Global
Perbuahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, mencairnya es di kutub Bumi, E-
Waste, Blo-piracy
b. Regional
Kebakaran hutan, tumpahan minyak akibat pelayaran, perdangan satwa langka
c. National
Deforestasi, kerusakan hutan
d. Local
Polusi, erosi, konversi lahan, coral bleaching

- Tanggung jawab negara


Negara menjamin pemanfaatan SDA memberikan manfaat yg sebesar2nya bagi rakyat
dimasa kini dan kedepan. Negara menjamin warga negarauntuk hak kehidupan sehat.
Negara juga harus mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan SDA jika menimbulkan
pencemaran
- Kelestarian dan keberlanjutan
Setiap orang punya tanggung jawab dan kewajiban terhadap generasi saat ini dan yang
akan datang, dengan melakukan upaya pelastarian daya daya dukung ekosistem dan
kualitas lingkugan hidup
- Keserasian dan keseimbangan
Pemanfaatan lingkungan harus memperhatikan berbagai aspek ekonomi, lingkungan,
budaya
- Keterpaduan
Ciri utama pengelolaan lingkungan. Harus memadukan berbagai unsur atau komponen
terkait.
○ Keterpaduan horizontal adalah mengusahakan agar ada keterpaduan atau
kesamaan antarsektor supaya hasil yang diperoleh merupakan keputusan bersama
dan keputusannya sudah merefleksikan kepentingan yg antarsektor, supaya tdk
saling lempar tanggung jawab kalau ada pencemaran.
○ Keterpaduan vertikal adalah keterpaduan antara pelaksanaan kebijakan pusat dg
daerah, keterpaduan hukum agar tidak ada saling tumpang tindih antara peraturan
yang berlaku
- Manfaat
Segala usaha atau kegiatan pembangunan harus disesuaikan dg potensi SDA untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Kehati-hatian
Ketidakpastian dampak dari suatu kegiatan karena keterbatasan ilmu pengetahuan
bukan alasan untuk mencegah penimbulan kerusakan lingkungan
- Keadilan
Perlindungan harus mencerminkan proposional
- Ekoregion
Harus memperhatiikan karakteristik dari SDA, budaya setempat, dkk
- Keanekaragaman hayati
Dalam melakukan perlindungan harus memperhatikan upaya terpadu untuk
mempertahankan keberadaan dan keberagaman SDA
- Pencemar membayar
Setiap penanggung jawab yang usahanya menimbulkan kerusakan lingkungan wajib
menanggung biaya pemulihan dan membayar ganti rgi
- Partisipasi
Masyarakat di dorong berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan secara
langsung maupun tidak langsung
- Kearifan lokal

Pengantar Hukum Indonesia Page 54


- Kearifan lokal
Harus memperhatikan nilai luhur yang berlaku dalam nilai kehidupan masyarakat
- Tata kelola lingkungan yang baik
pemerintah harus dijiwai oleh prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan
- Otonomi daerah
Pemerintah daerah berhak mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan lingkungan dengan memperhatikan keragaman suatu daerah

- Hak atas lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari ham
- Hak mendapat penddikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses
keadilan
- Hak untuk mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampah terhadap LH
- Hak untuk untuk melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan
LH
- Hak untuk tidak dituntut secara pidana atau perdata dalam hak memperjuangkan hak
atas LH yang baik dan sehat
UU 32/2009 lebih banyak mengatur hak-hak ini (diatas). Ada kurang lebih 5 hak. UU 4/1982
hanya mengenal 2 macam hak yaitu hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta hak
untuk berpartisipasi. UU 29/1997 hanya 3 yaitu ada tambahan hak atas informasi lingkungan
hidup.

→ Suatu upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan dalam
ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan individual, baik melalui menggunaan
kewenangan dalam pengawasan maupun penerapan sanksi administrasi, perdata, dan
pidana
→ Preventif -> penggunaan kewenangan dalam pengwasan
→ Represif -> penerapan sanksi

1. Direcht regulation
Mencangkup perintah dan laranagan untuk melakukan sesuatu yang tercermin pada
mekanisme perizinan maupun general rules, lazim dikenal dengan command and control
2. Indirecht regulation
Bermaksud memberikan pilihan alternatif untuk melakukan perubahan perilaku di bidang
pengelolaan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan
3. Self regulation
Sejalan dengan paradigma pengelolaan baru yang terus berkembang, seperti prakter
pengelolaan lingkungan secara sekurela (ISO0-14000 yang dikeluarkan ISO)

Hukum lingkungan di bidang administrasi mempunyai dua unsur pokok, yaitu Pengawasan dan
Sanksi
- Pengawasan
Dilakukan oleh Menteri, Gubernur, Bupati atau Walikota dengan mengangkat PPLH
(Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup) atau PPLHD
- Sanksi
a. Pemberian surat peringatan
b. Paksaan pemerintahan (bestuursdwang)
c. Pembayaran uang paksa (dwangsom)
d. Penangguhan dan pembekuan izin
e. Pencabutan hak izin

Pengantar Hukum Indonesia Page 55


e. Pencabutan hak izin

Hak gugat diberikan kepada:


a. Perorangan
○ Apabila seseorang mengalami kerugian akibat terjadinya pencemaran atau
kerusakan lingkungan, dia bisa menggugat dan meminta ganti rugi pada pelaku
usaha
b. Pemerintah atau Pemda
○ Hak gugat khusus pada hak milik publik, bukan hak milik private.
○ Misalnya ada sungai yang digunakan oleh sekolompok masyarakat secara bersama-
sama untuk kegiatan sehari-hari untuk pengairan sawah, kemudian sungai tsb
tercemar. Maka pemerintah bisa melakukan penggugatan
c. Masyarakat Korban (class action, gugatan kelompok)
○ Penggugat harus masyarakat yang menjadi korban atau mengalami kerugian.
○ Masyarakat ini harus punya kesamaan fakta hukum sehingga bisa bersatu untuk
melakukan gugatan terhadap pelaku usaha.
○ Masyarakat juga bisa meminta ganti rugi.
○ Class action atau wakil kelompok adalah seseorang yang maju ke persidangan
mewakili korban yang jumlahnya sangat banyak
d. Organisasi Lingkungan Hidup (Legal Standing)
○ Organisasi ini mengatasnamakan lingkungan hidup, bukan masyarakat maupun
organisasinya.
○ Organisasi ini tidak boleh menggugat ganti kerugian, hany berupa pernyataan
hakim bahwa pelaku usaha telah melakukan pencemaran atau perusakan sehingga
harus melakukan pemulihan lingkungan hidup
○ Adapun syarat yang harus dipenuhi, yaitu organisasi haarus berbentuk badan
hukum, harus mencantumkan tujuan didirikannya organisasi itu dalam AD/ART yang
kemudian juga sudah mekakukan kegiatan tsb minimal satu tahun
e. Warga Negara (citizen lawsuit)
○ Belum diatur dalam peraturan perundang-undangan
○ Biasanya yang digugat adalah pemerintah karena pemerintah dianggap lalai dalam
melaksanakan kewajibannya
○ Sudah banyak dilakukan dalam putusan hakim, walaupun belum diatur secara
eksplisit dalam UU sehingga dasar hukumnya adalah yurisprudensi

- Penguatan perumusan delik lingkungan hidup


- Perluasan kewenangan Pejabat PPNS
- Penerapan asas:
○ Premium remedium -> sanksi pidana bisa langsung dijatuhkan, tidak sebagai upaya
terakhir (diutamakan)
○ Ultimum remedium -> sanksi pidana merupakan opsi terakhir
- Pertanggungjawaban pidana korporasi
- Terdapat dua macam delik, yaitu:
○ Delik materiil
mengutamakan akibat daripada perbuatan
○ Delik formil
Mengutamakan perbuatan itu sendiri yang ditujukan pada pelaku usaha, pejabat
pemerintah, dan orang yang menjadi tenaga penyusun AMDAL

1. Sengaja/kelalaian melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu


lingkungan
2. Dengan pemberatan apabila perbuatan tersebut menyebabkan luka dan membahayakan

Pengantar Hukum Indonesia Page 56


2. Dengan pemberatan apabila perbuatan tersebut menyebabkan luka dan membahayakan
kesehatan
3. Diperberat lagi apabila menyebabkan luka berat dan/atau kematian
4. Melakukan pengelolaan limbah B3 (bahan beracun berbahaya) tanpa izin
5. Menghasilkan limba B3 dan tidak melakukan pengelolaan
6. Memasukkan limbah B3 ke Indonesia
7. Membayar lahan dsb

Pengantar Hukum Indonesia Page 57

Anda mungkin juga menyukai