Anda di halaman 1dari 24

Sistem Hukum Indonesia

Sumber Hukum Formal


Created By
M. Syaprin Zahidi, M.A.
Sumber Hukum Formal
• Sumber Hukum Indonesia dalam arti formal terdiri dari:
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang
4. Hukum Adat dan Hukum Kebiasaan
5. Yurisprudensi (Keputusan Hakim)
6. Traktat (Perjanjian Internasional)
7. Doktrin Hukum (Ajaran Hukum)
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
• Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 37 Pasal dengan
Empat Pasal peraturan peralihan, dan dua pasal peraturan
tambahan, serta hanya memuat aturan-aturan pokok.
• UUD 1945 bersifat Luwes karena dapat mengikuti
dinamika masyarakat sekarang maupun yang akan datang.
Hal ini disebabkan oleh adanya dua pasal Pelimpahan
Kekuasaan Legislatif kepada Presiden sebagai Badan
Eksekutif, yaitu Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 22 ayat 2 UUD
1945.
• UUD 1945 merupakan sistem hukum yang terdiri dari 3
bagian yaitu:
1. Pembukaan
2. Batang Tubuh, dan
3. Penjelasannya
• Ketiga bagian diatas merupakan satu kesatuan artinya
bagian yang satu tidak dapat dipisahkan dari bagian yang
lain. Dan dia merupakan Hukum Dasar tertulis.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
• Pada Pasal 2 ayat 3 dinyatakan bahwa:
“Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditetapkan dengan suara yang terbanyak”
• Secara Implisit pada pasal tersebut dijelaskan dua hal
yaitu:
1. Bentuk Putusan MPR itu disebut sebagai “Ketetapan”
2. Keputusan diambil dengan suara yang terbanyak
• Dalam Sistem perundangan-undangan Indonesia,
kedudukan dari ketetapan MPR berada dibawah UUD dan
berfungsi menjadi peraturan organik dari UUD.
Maksudnya disini adalah peraturan yang melaksanakan
ketentuan UUD. Kemudian ketetapan MPR dilaksanakan
oleh undang-undang.
Undang-undang
• Undang-undang merupakan produk hukum yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagai badan
legislatif bersama-sama dengan Presiden. Hal ini sesuai
dengan Pasal 5 ayat 1 UUD 1945.
“Presiden Memegang kekuasaan membentuk undang-
undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rayat”
• Undang-undang yang melaksanakan ketentuan undang-
undang dasar disebut dengan undang-undang organik
sedangkan peraturan yang melaksanakan undang-undang
disebut peraturan organik.
• Pembahasan mengenai Undang-undang dan peraturan organik
tersebut dijelaskan oleh Prof. Buijs dengan membagi undang-
undang kedalam dua pengertian yaitu:
1. Undang-undang dalam arti materiil
2. Undang-undang dalam arti formal
• Undang-undang dalam arti materiil bermakna setiap
keputusan pemerintah yang mengikat isinya mengikat
langsung secara umum setiap penduduk, yang biasa disebut
“peraturan” atau “Regelling”. Contohnya:
a. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat
b. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Daerah
c. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh kepala suatu institusi
seperti Rektor dan sebagainya.
• Sedangkan undang-undang dalam arti Formal adalah setiap
keputusan yang dibentuk dan ditetapkan oleh DPR bersama
dengan Presiden (Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat 1
UUD 1945). Undang-undang dalam arti formal biasanya juga
sekaligus merupakan undang-undang dalam arti materiil seperti
undang-undang pemilihan umum, undang-undang pokok
agraria dan sebagainya.
• Undang-undang dalam arti formal yang bukan termasuk
undang-undang dalam arti materiil contohnya adalah undang-
undang kewarganegaraan (undang-undang naturalisasi), karena
undang-undang ini hanya mengikat orang-orang asing yang
ingin menjadi warga negara Indonesia.
• Selain undang-undang sebenarnya UUD 1945 juga mengenal
peraturan-peraturan lainnya selain undang-undang antara lain
yaitu Peraturan Pemerintah yang berdasarkan pasal 5 ayat 2
UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
“ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya”
• Peraturan Pemerintah (PP) merupakan peraturan untuk
menjalankan undang-undang dan yang membuatnya adalah
Presiden bersama dengan para menterinya tanpa DPR.
• Selain itu ada juga Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (Perpu) yang berdasarkan pada pasal 22 ayat 2 UUD
1945 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden
berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
undang-undang”
• Perpu di buat oleh Presiden dengan para menterinya karena
keadaan yang memaksa atau yang mendesak yang berhubungan
dengan kegentingan negara.
• Secara singkat UUD 1945 mengenal peraturan-peraturan negara
sebagai berikut:
1. Undang-undang dasar, Pasal 3 UUD 1945
2. Undang-undang, Pasal 5 ayat 1 UUD 1945
3. Peraturan Pemerintah, Pasal 5 ayat 2 UUD 1945
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu),
Pasal 22 ayat 1 UUD 1945
Hukum Adat dan Hukum Kebiasaan
• Hukum Adat dan hukum kebiasaan dapat dibedakan dari
Asal dan Bentuknya.
• Hukum Adat, dilihat dari asalnya berasal dari tradisi dan
agama nenek moyang bangsa Indonesia yang sepanjang
sejarah dan secara turun temurun di wariskan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Dilihat dari bentuknya
terdiri dari hukum adat tertulis sangat sedikit jumlahnya
dan tidak tertulis yang banyak jumlahnya.
• Hukum Kebiasaan, asalnya dari hukum asing (umumnya
adalah Eropa) yang dibawa oleh bangsa asing ketika
mereka datang dan menetap di Indonesia.
• Beberapa contoh hukum adat tidak tertulis antara lain:
1. Dalam perjanjian adat. Misalnya maro
2. Dalam hukum perkawinan adat. Misalnya kawin lari
3. Dalam hukum kekayaan adat. Misalnya gono-gini
4. Dalam hukum waris adat. Misalnya “Semua anak dengan
tidak memandang laki-laki dan wanita lahir dahulu atau
dibelakang serta tidak memandang agamanya
mempunyai hak yang sama atas harta peninggalan ibu
bapaknya”
• Contoh hukum adat tertulis misalnya subak
• Contoh hukum Kebiasaan adalah Sewa Beli (huurkoop)
dan pinjaman berupa barang bergerak (fiducia).
Yurisprudensi (Keputusan Hakim)
• Pengertian Yurisprudensi dinegara-negara anglo saxon,
seperti Inggris, Australia, Amerika Serikat dan lain-lain,
berbeda dengan di negara-negara eropa kontinental atau
daratan Eropa, seperti Jerman, Prancis, Belanda dan lain-
lain.
• Di Inggris yurisprudensi dimaknai sebagai pengantar ilmu
pengetahuan hukum yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari dasar-dasar dan asas-asas hukum, sedangkan
di Belanda Yurisprudensi berarti putusan-putusan
pengadilan.
• Apabila ada suatu persoalan yang sudah memiliki
yurisprudensi yang tetap maka yurisprudensi tersebut
dianggap telah melahirkan suatu peraturan hukum yang
sama kuatnya dengan undang-undang. Karena itulah
yurisprudensi juga dianggap sebagai suatu sumber hukum
(dalam arti formal)
• Menurut Prof. Van Apeldoorn, ada persamaan dan
perbedaan antara yurisprudensi dan undang-undang.
• Persamaannya yaitu baik undang-undang dan
yurisprudensi merupakan hukum yang memiliki sifat
mengikat.
• Perbedaannya, yurisprudensi atau keputusan hakim
merupakan hukum in concreto atau individual norm,
artinya hukum yang berlaku terhadap subjek hukum
tertentu, contohnya keputusan hakim hanya mengikat
tergugat A dan penggugat B atau terhukum X. Sedangkan
undang-undang merupakan hukum in abstracto atau
general norm, artinya hukum yang berlaku umum,
mengikat setiap penduduk dalam wilayah hukum suatu
negara. Misalnya undang-undang pokok agraria tahun
1960, undang-undang pemilihan umum dan seterusnya.
Traktat (Perjanjian Internasional)
• Ialah perjanjian atau persetujuan yang diadakan antara dua
negara atau lebih, sebagaimana yang ditetapkan dalam
pasal 11 UUD 1945:
“Presiden dengan persetujuan Dewan perwakilan
Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain”
• Berdasarkan pasal diatas, perjanjian dengan negara lain
harus dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Secara klasik prosedur pembuatan traktat adalah sebagai
berikut:
a. Penetapan, yaitu menetapkan isi dari perjanjian yang
dilakukan oleh delegasi masing-masing pihak. Ini disebut
konsep perjanjian
b. Konsep Perjanjian disampaikan kepada DPR masing-
masing negara untuk mendapatkan persetujuan
c. Ratifikasi, yaitu pengesahan dari kepala negara setelah
ada persetujuan dari DPR
d. Pengumuman traktat dalam Lembaran Negara
• Macam-macam traktat antara lain: traktat bilateral,
traktat multilateral, traktat kolektif
• Contoh-contoh traktat antara lain:
1. Traktat Bilateral: Konferensi Meja Bundar (KMB) antara
Belanda dan Indonesia
2. Traktat Multilateral: Pakta NATO, Pakta Warsawa dan
sebagainya
3. Traktat Kolektif: Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
• Suatu Traktat mengikat negara-negara yang
melakukannya didasarkan oleh dua asas:
1. Asas Pacta Sunt Servanda
2. Asas Primat Hukum Internasional
• Pacta Sunt Servanda berasal dari bahasa Romawi yang
bermakna “Setiap perjanjian itu mengikat”. Atau dengan
kata lain setiap perjanjian harus ditaati oleh mereka yang
membuatnya.
• Primat Hukum Internasional, mengandung makna bahwa
hukum internasional memiliki derajat yang lebih tinggi
dari hukum nasional.
Doktrin Hukum (Ajaran Hukum)
• Dalam membuat sebuah keputusan Hakim senantiasa
mencari keterangan pada ilmu hukum pada saat ia
menafsirkan undang-undang. Mereka juga memperhatikan
keputusan hakim terdahulu.
• Ajaran seorang ahli hukum yang ternama juga sering
dijadikan pegangan oleh para hakim pada waktu ia
memutuskan suatu perkara atau juga oleh para pengacara
pada waktu ia membela suatu perkara.
• Pendapat para ahli hukum dapat kita ketahui melalui
buku-buku hukum karangannya.
• Buku-buku hukum yang merupakan sumber utama bagi
masalah-masalah hukum yang diuraikan didalamnya
disebut dengan buku baku atau Standaard book, misalnya
buku karangan Prof. Van Vollenhoven tentang hukum
adat, judulnya Adatrecht.

Anda mungkin juga menyukai