Anda di halaman 1dari 11

NILAI – NILAI UNIVERSIL DALAM HUKUM ADAT

• Hukum Adat yang tradisional ini menunjukan juga adanya


nilai-nilai yang universil seperti :
• Asas Gotong Royong
• Fungsi Sosial Manusia dan Milik dalam Masyarakat
• Asas Persetujuan Sebagai Dasar Kekuasaan Umum
• Asas Perwakilan dan Permusyawaratan dalam Sistem
Pemerintahan.
Contoh :
Asas Gotong Rotong :
• Kerja bakti pembuatan saluran irigasi
• Ronda bersama dll
Asas Fungsi Sosial :
• Membrantas tikus dsb
Asas Fungsi Sosial Milik:
• Meminjamkan perabot rumah tangga pada waktu ada hajatan
atau kematian
Asas Persetujuan Sebagai dasar Kekuasaan Umum:
• Keputusan dalam rapat desa atau RT/ RW
• Asas Perwakilan dan Permusyawaratan dalam Sistem
Pemerintahan :
• Ada perwakilan dan keputusan diambil berdasarkan
musyawarah ( dalam rapat desa atau rapat RT/RW )
TEMPAT MENCARI DAN MENEMUKAN HUKUM ADAT

A. Tempat hukum adat :


• Sebagian sangat besar hukum adat adalah tidak tertulis serta
berupa kaidah-kaidah kehidupan sehari-hari yang penting di
dalam pergaulan masyarakat dan yang dikenal oleh masyarakat
yang bersangkutan.
• Ada pula didapat dari catatan-catatan ataupun himpunan-
himpunan peraturan hukum adat yang disusun dan dibukukan
dalam kitab-kitab seperti :
1. Ruhut Pasaroan di Habatahon ( Kehidupan sosial di tanah
Batak ).
2.Patik Dohot Uhum ni Halak Batak ( Undang-undang dan
ketentuan- ketentuan di tanah Batak ).
3.Undang-undang Jambi
4.Kitab Undang-undang dagang dan pelayaran dari suku Wajo
di Sulawesi Selatan.
B. Sumber Hukum Adat :
1. Kebiasaan dan adat istiadat yang berhubungan dengan
tradisi rakyat
2. Kebudayaan tradisional rakyat
3. Ugeran-ugeran yang langsung timbul sebagai
pernyataan kebudayaan orang Indonesia asli,
tegasnya sebagai pernyataan rasa keadilannya
dalam hubungan pamrih.
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam hati
sanubari rakyat.
C. Sumber pengenalannya :
1. Pepatah-pepatah adat
2. Yurisprudensi adat
3. Laporan-laporan dari komisi-komisi penelitian yang khusus
dibentuk , misalnya komisi Mr. WB. Bergsma yang meniliti
hukum tanah di Jawa dan Madura.
4. Dokumen-dokumen yang memuat ketentuan- ketentuan hukum
yang hidup pada waktu itu , baik yang berupa piagam ( pepakem
Cirebon), peraturan- peraturan ( awig- awig)maupun ketentuan-
ketentuan / keputusan-keputusan (rapang-rapang ) di Makasar ).
5. Buku-buku undang-undang yang dikeluarkan raja-raja atau sultan-
sultan, seperti undang-undang kerajaan Bone.
6. Buku-buku karangan para sarjana seperti bukunya : Wilken, Van
Vollenhoven, Hurgronje, Veith, Soepomo, Djojodiguno, Hazairin,
Endah Bumi, dan lain-lain.
KEDUDUKAN HUKUM ADAT DALAM TATA HUKUM

NASIONAL INDONESIA
• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
mengandung makna :
a.Secara politis, bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia sudah
terbebas dari belenggu penjajaha asing, dan memiliki kedaulatan
untuk menentukan nasibnya sendiri;
b.Dari sudut ilmu hukum ( secara yuridis) , merupakan saat tidak
berlakunya hukum kolonial, dan mulai berlakunya Tertib Hukum
Nasional.

Pada saat mulai berlakunya tertib hukum baru tgl. 18 Agustus 1945,
banngsa Indonesia mengesahkan Undang-Undang Dasarnya yang
dikenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-
Undang Dasar ini asli sebagai cerminan kepribadian bangsa
Indonesia. Tertib Hukum baru ini disebut Tata Hukum Nasional.
• Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dengan Penetapan
Presiden (Penpres) No. 2 Tahun 1959, dibentuk MPRS, dan
pada tahun 1960 mengadakan sidangnya yang pertama.
• Dalam Lampiran A dari Ketetapan MPRS No II/MPRS/1960
paragraf 402 No 34 dan 35 disebutkan dengan jelas asas-asas
yang harus diperhatikan oleh para Pembina Hukum Nasional
yakni :
1.Pembangunan hukum nasional harus diarahkan kepada
homogenitet (kesatuan) hukum dengan memperhatikan
kenyataan-kenyataan yang hidup di Indonesia.
2.Harus sesuai dengan haluan negara dan berlandasankan
hukum adat yang tidak menghabat perkembangan
masyarakat adil dan makmur.
• Lembaga Pembinaan Hukum Nasional yang diadakan dengan
Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 1958 diberi tugas :
Melaksanakan pembinaan Hukum Nasional sesuai yang dikehendaki
oleh Ketetapan Majelis Permusyawaratan Sementara
NoII/MPRS/1960 ( berlandaskan hukum adat) dengan tujuan
mencapai Tata Hukum Nasional sebagai berikut :
A.Menyiapkan rancangan-rancangan peraturan perundang-
undangan :
. 1.Untuk meletakan dasar-dasar Tata hukum Nasional.
2.Untuk mengganti peraturan-peraturan yang tidak sesuai
dengan Tata Hukum Nasional.
3.Untuk masalah-masalah yang belum diatur dalam suatu
peraturan perundang-undangan.
B.Menyelenggarakan segala sesuatu yang diperlukan untuk
menyusun keaturan dalam keadaan perundang-undangan.
• Dasar-dasar dan Asas-asas Tata hukum Nasional yang
dirumuskan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional :
A.Dasar Pokok Hukum Nasional Republik Indonesia
adalah Pancasila.
B.Hukum Nasional bersifat :
• Pengayoman.
• Gotong Royong
• Kekeluargaan
• Toleransi
• Anti kolonialiasme,Imperalisme dan Feodalisme.
• Semua hukum sebanyak mungkin diberi bentuk tertulis
• Selain hukum tertulis diakui pula hukum tidak tertulis sepanjang
tidak menghambat terbentuknya masyarakat sosialis Indonesia.
• Hakim membimbing perkembangan hukum tidak tertulis melalui
yurisprodensi kearah keseragaman hukum seluas-luasnya dan dalam
bidang hukum kekeluargaan kearah sistem parental.
• Hukum tertulis mengenai bidang-bidang hukum tertentu sedapat
mungkin dikodifikasi dan diunifikasi ( hukum perdata, hukum pidana,
hukum dagang , hukum acara perdata ).
• Dalam perkara pidana :
1. Hakim berwenang sekaligus memutuskan aspek perdatanya baik
karena jabatannya maupun atas tuntutan yang yang
berkepentingan.
2.Hakim berwenang mengambil tindakan yang dipandang patut dan
adil di samping atau tanpa pidana.
Seminar Hukum Adat dan Pembinaan Hukum Nasional tahun 1975 menyimpulkan :

• Hukum adat adalah hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk
perundang-undangan Republik Indonesia yang disana-sini mengandung unsur
agama;
• Penggunaan konsepsi-konsepsi dan asas-asas hukum dari hukum adat untuk
dirumuskan dalam norma-norma hukum yang memenuhi kebutuhan
masyarakat;
• Penggunaan lembaga-lembaga hukum adat yang dimodernisir dan disesuaikan
dengan kebutuhan zaman;
• Memasukan konsep-konsep dan asas-asas hukum adat ke dalam lembaga-
lembaga hukum baru,
• Di dalam pembinaan hukum harta kekayaan nasionalhukum adat merupakan
salah satu unsur , sedangkan di dalam pembinaan hukum kekelurgaan dan
hukum kewarisan nasional , hukum adat merupakan intinya. Melalui
terbentuknya hukum nasional yang jelas-jelas bersumber pada hukum adat,
berarti kedudukan dan peranan hukum adat itu telah terserap di dalam hukum
nasional.

Anda mungkin juga menyukai