Anda di halaman 1dari 20

Fungsi dan Peran Hukum dalam

Masyarakat
Hukum mempunyai peranan sangat besar dalam
pergaulan hidup di tengah-tengah masyarakat. Hal
ini dapat di lihat dari ketertiban, ketentraman dan
tidak terjadinya ketegangan di dalam masyarakat,
karena hukum mengatur menentukan hak dan
kewajiban serta mengatur, menentukan hak dan
kewajiban serta melindungi kepentingan individu
dan kepentingan sosisal.
J.F. Glastra Van Loon
– Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan
hidup.
– Menyelesaikan pertikaian.
– Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan
aturan-aturan jika perlu dengan kekerasan.
– Memelihara dan mempertahankan hak tersebut.
– Mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam
rangka penyesuaian dengan kebutuhan masvarakat.
– Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum dengan
cara merealisasi fungsi-fungsi di atas.
Prof.Dr. Soerjono Soekanto
• Alat ketertiban dan ketentraman masyarakat,
• b. Sarana untuk mewujudkan keadilan social
lahir bathin.
• Sarana penggerak pembangunan.
Prof.Dr. Sunaryati Hartono
• Dalam rangka pembangunan Nasional, hukum
mempunyai empat fungsi, yaitu :
– Sebagai sarana pemelihara ketertiban dan
keamanan,
– Sebagai sarana pembangunan,
– Sebagai sarana penegak keadilan,
– Sebagai sarana pendidikan masyarakat.
Fungsi kritis hukum dewasa ini adalah :
• Daya kerja hukum tidak semata-mata
pengawasan pada aparatur pemerintah
(petugas), tetapi termasuk juga aparatur penegak
hukum. Dengan demikian hukum harus memiliki
fungsi-fungsi yang sedemikian rupa, sehingga
dalam masyarakat dapat diwujudkan ketertiban,
keteraturan, keadilan dan perkembangan.
Lanjutan…
• Agar hukum dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
maka bagi pelaksanaan penegak hukum dituntut kemampuan
untuk melaksanakan atau menerapkan hukum, dengan
seninya masing-masing, antara lain dengan menafsirkan
hukum sedemikian rupa sesuai keadaan dan posisi pihak-
pihak. Bila perlu dengan menerapkan analogis atau
menentukan kebijaksanaan untuk hal yang sama, atau hampir
sama, serta penghalusan hukum (Rechtsfervinjing). Di
samping itu perlu diperhatikan faktor pelaksana penegak
hukum, bahwa yang dibutuhkan adalah kecekatan,
ketangkasan dan keterampilannya.
Ingat adagium :
• The singer not a song, atau
• The most important is not the system, but the
man behind the system
lanjutan
• Dalam hal ini si penyanyi adalah semua insan di
mana hukum berlaku, baik warga masyarakat
maupun para pejabat, termasuk para penegak
hukum (Soejono Dirdjosisworo, 1983 : 155).
• Karena itu hukum harus ditegakkan walaupun
dunia akan runtuh besok (justice must
maintance, even the world be collapsed
tomorrow).
Pembagian hukum
• Menurut bentuknya hukum terbagi atas:
– Hukum Tertulis (statute law, written law, scriptum)
yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai
peraturan yaitu hukum yang dicantumkan dalam
berbagai peraturan perundang-undangan.
– Hukum Tidak Tertulis (un-statutery, unwritten law,
non scriptum), yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan dan kenyataan di dalam masyarakat, dianut
dan ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya hukum kebiasaan dan hukum adat.
Hukum tertulis
• Hukum yang dikodifikasikan.
• Hukum yang tidak dikodifikasikan.
Contoh Bentuk hukum yang
dikodifikasikan
• Corpus luris Civilis, yaitu kumpulan karya hukum yang disusun
atas perintah kaisar Romawi Timur, Justinianus (485-565). Kitab
ini terdiri atas empat bagian, Institutines (533), Digesta atau
Pandectae (53), Codies atau Codex dan Novel lal (5-3 )4);
• Code civil yang diusahakan atas perintah kaisar Perancis,
Napoleon Bona Parte (1604);
• Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wet Boek)
yang berlaku di Indonesi mulai 1 Mei 1848;
• Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wet Boek Van
Koophandel) yang berlaku di Indonesia mulai 1 Mei 1948.
• Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Wet Boek Van Strafrecht)
yang berlaku di Indonesia mulai I Januari 1918;
• Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Undang-undang RI
No. 8 Tahun 1981) yang mulai berlaku 31 Desember 1981
Contoh Bentuk Hukum yang tidak
dikodifikasikan
• Bentuk hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan
contoh: Undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden dan lain sebagainya
• Kodifikasi adalah pengumpulan hukum sejenis yang
tersusun secara lengkap dan sistematis dalam
sebuah: kitab undang-undang.
• Unifikasi adalah penseragaman dan pemberlakuan
hukum bagi seluruh warga negara.
Lanjutan…
• Hukum yang sudah dikodifikasikan dan
diunifikasikan contohnya: Kitab Undang-undang
Hukum Pidana
• Hukum yang sudah dikodifikasikan tetapi belum
diunifikasikan adalah Kitab Undang-undang
Hukum Perdata.
• Hukum yang sudah diunifikasikan dan belum
dikodifikasikan contohnya: Undang-undang No 1
Tahun 1974 tentang perkawainan, Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang
Pokok Agraria.
Berdasarkan isi atau kekuatan yang
diaturnya
– Hukum Privat adalah hukum yang mengatur
kepentingan pribadi; Misalnya Hukum Perdata,
Hukum Dagang.
– Hukum Publik adalah hukum yang mengatur
kepentingan umum atau kepentingan publik.
• Misalnya Hukum Tata Negara, Hukum Pidana,
Hukum Acara Pidana dan lain sebagainya.
Perbedaan Hukum Privat dan
Hukum Publik
Hukum Privat
• Mengutamakan kepentingan individu
• Mengatur hal ihwal yang bersifat khusus
• Dipertahankan oleh individu
• Azas damai diupayakan, hakim yang
mengupayakannya
• Setiap saat gugatan penggugat dapat ditarik
kembali
• Sanksinya berbentuk denda
Lanjutan…
Hukum Publik
• Mengutarnakan pengaturan kepentingan
umum
• Mengatur hal ihwal yang bersifat umum
• Dipertahankan oleh negara melalui jaksa
• Tidak mengenal azas perdamaian
• Tidak dapat dicabut kembali kecuali dalam
perkara aduan
• Sanksinya pidana
Persamaan Hukum Privat dan Publik
• Keduanya merupakan norma hukum yang
mengatur kehidupan manusia.
• Keduanya mempunyai sanksi hukum yang
dapat dikenakan pada pelanggarnya.
• Kedua Tetap Tunduk Pada pengecualian
apabila dalam keadaaan terpaksa.
Pengggolongan Hukum Secara Skematis

Anda mungkin juga menyukai