Anda di halaman 1dari 19

PE N D I D I K A N

KEWARGA N E G A R A A N
AS XI – SMA N EGE RI 3 CIE GON
KE L
SISTE M H U K U M &
PER A D IL A N D I IN D O N E S IA
.3
KOMPETENSI DASAR (KD) 3
MAKNA HUKUM
Pengertian Hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bersifat memaksa orang agar menaati tata tertib dalam masyarakat, serta diberikan sanksi yang
tegas (hukuman) terhadap siapa saja yang melanggarnya.
Berdasarkan pengertian di atas hukum dapat disimpulkan:
• Suatu peraturanmengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat yang
berupa perintah atau larangan.
• Dibuat oleh badan/lembaga resmi yang berwenang.
• Bersifat memaksa.
• Adanya sanksi yang tegas jika terjadi pelanggaran.
MAKNA HUKUM
Sistem hukum berasal dari kata sistem dan hukum.
Sistem artinya hubungan atau keterkaitan antara berbagai komponen
untuk mencapai suatu maksud atau tujuan.
Hukum artinya peraturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang
dan mengikat setiap warga negara serta memiliki sanksi yang tegas
dan nyata bagi pelanggarnya.
MAKNA HUKUM
 Tujuan Hukum adalah menciptakan keamanan, ketertiban, keadilan dalam
masyarakat.

 Sistem Hukum dapat diartikan sebagai hubungan keterkaitan antara komponen


hukum dalam mencapai tujuan hukum, yaitu mencapai keamanan, ketertiban,
dan keadilan dalam masyarakat.

Sistem Hukum Nasional adalah keseluruhan unsur-unsur hukum nasional yang


saling terkait guna mencapai tatanan sosial yang berkeadilan
MAKNA HUKUM
Sistem hukum meliputi tiga (3), yaitu:
A. STRUKTUR KELEMBAGAAN
Struktur kelembagaan hukum adalah sistem beserta mekanisme kelembagaan yang menopang
pembentukan dan penyelenggaraan hukum di indonesia. Pada umumnya, struktur kelembagaan
hukum memiliki hubungan dengan perkembangan politik suatu bangsa. Berikut adalah struktur
kelembagaan hukum:
• Lembaga-lembaga peradilan
• Aparatur penyelenggara hukum
• Mekanisme penyelenggaraan hukum
• Pengawasan pelaksanaan hukum
MAKNA HUKUM
B. MATERI HUKUM
Materi hukum adalah kaidah-kaidah yang dituangkan dan dibakukan dalam
peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Materi hukum ada,
tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta bersifat mengikat seluruh anggota masyarakat suatu negara.

C. BUDAYA HUKUM
Pembahasan mengenai budaya hukum menitikberatkan pada pembahasan
mengenai kesadaran hukum. Semakin baik kesadaran hukum suatu masyarakat,
semakin baik pelaksanaan hukum di negara itu
MAKNA HUKUM
Tujuan hukum nasional Indonesia adalah ingin mengatur secara pasti hak-
hak dan kewajiban lembaga tinggi negara, semua pejabat negara, dan setiap
warga negara agar semuanya dapat melaksanakan kebijaksanaan dan
tindakan-tindakan demi terwujudnya tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu
terciptanya masyarakat yang terlindungi oleh hukum, cerdas, terampil, serta
cinta dan bangga bertanah air Indonesia dalam suasana kehidupan makmur
dan adil berdasarkan falsafah Pancasila.
MAKNA HUKUM
Tujuan hukum menurut pendapat para ahli.
Menurut Prof. Soebekti, S.H.
Tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan ketertiban sebagai syarat untuk
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
Menurut Prof. Van Apeldorn
Hukum bertujuan mengatur pergaulan hidup secara damai.
Menurut Van Kant
Tujuan hukum adalah menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-
kepentingan itu tidak diganggu.
Menurut Jeremy Banthan
Tujuan hukum adalah mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak
mungkin orang.
MAKNA HUKUM
Teori tujuan hukum yaitu sebagai berikut.
 Teori Etis, teori ini mendasarkan pada etika. Menurut teori etis tujuan hukum
adalah untuk mencapai keadilan.

 Teori Utilitas, menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk memberikan
faedah sebanyak-banyaknya bagi masyarakat, yaitu memberikan kebahagiaan
dan kenikmatan.

 Campuran dari Teori Etis dan Utilitas, menurut teori ini hukum bertujuan
menjaga ketertiban dan mencapai keadilan dalam masyarakat.
PENGGOLONGAN HUKUM

Hukum dapat digolongkan menjadi:


A. BERDASARKAN SUMBERNYA

• Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan


perundang-undangan.
• Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan-
aturan kebiasaan.
• Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara (traktat).
• Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim
PENGGOLONGAN HUKUM

B. BERDASARKAN TEMPAT BERLAKUNYA


•Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara
tertentu.
•Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antarnegara dalam dunia internasional. Hukum internasional berlakunya secara
universal, baik secara keseluruhan maupun terhadap negara-negara yang
mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian internasional (traktat).
•Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
•Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja
untuk para anggotanya.
PENGGOLONGAN HUKUM
C. BERDASARKAN BENTUKNYA
• Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam berikut:
• Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara lengkap,
sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaan.
Misalnya KUH pidana, KUH perdata, dan KUH dagang.
• Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, yaitu hukum yang meskipun tertulis, tetapi
tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah sehingga
sering masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya undang-
undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.
• Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat
serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetapi lahir dan tumbuh di
kalangan masyarakat itu sendiri.
PENGGOLONGAN HUKUM
D. BERDASARKAN WAKTU BERLAKUNYA
• Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Misalnya, undang-
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, undang-undang RI
nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan republik indonesia.
• Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang
akan datang. Misalnya, rancangan undang-undang (RUU).
PENGGOLONGAN HUKUM
E. BERDASARKAN CARA MEMPERTAHANKANNYA
•Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan
untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang,
dan sebagainya.

• Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara


mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Misalnya, hukum acara
pidana (KUHAP), hukum acara perdata, dan sebagainya.
PENGGOLONGAN HUKUM
F. BERDASARKAN SIFATNYA
• Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga harus
dan mempunyai paksaan mutlak. Misalnya, melakukan pembunuhan maka sanksiny
• Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
Atau dengan kata lain, hukum yang mengatur hubungan antar individu yang baru
berlaku apabila yang bersangkutan tidak secara paksa wajib dilaksanakan.
Menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum (undang- undang). Misalnya,
ketentuan dalam pewarisan ab-intesto (pewarisan berdasarkan undang-undang), baru
mungkin bisa dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat (testamen).
PENGGOLONGAN HUKUM

G. BERDASARKANA WUJUDNYA
• Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang
atau lebih yang berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara
yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu.
• Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.
PENGGOLONGAN HUKUM
H. BERDASARKAN ISINYA
• Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan individu (warga negara),
menyangkut kepentingan umum (publik). Hukum publik terbagi atas:
 Hukum pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, memuat larangan dan sanksi.
 Hukum tata negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan bagian-bagiannya.
 Hukum tata usaha negara (administratif), yaitu mengatur tugas kewajiban pejabat negara.
 Hukum internasional, yaitu mengatur hubungan antarnegara, seperti hukum perjanjian internasional,
hukum perang internasional, dan sebagainya.

• Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lain,
termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi atas:
 Hukum perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu secara umum. Contoh hukum
keluarga, hukum kekayaan, hukum waris, hukum perjanjian, dan hukum perkawinan.
 Hukum perniagaan (dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu dalam perdagangan.
Contoh hukum tentang jual beli, hutang-piutang, pendirian perusahaan dagang, dan sebagainya.
TER I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai