Anda di halaman 1dari 16

PERANAN HUKUM ADAT DALAM FUNGSI

PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL

KELOMPOK 4

• ALIFKA ALBIANDRO
• D A N U H E R M A N S YA H
• DEAN HANIF
• R I K A E LV I TA
• KARNOVI ANDRIAN
• MEGA RAHMADINI
• RIZKA APRILIA
• SANNY ZAMARA
• THEO;LA RAMADHANI
• YAYA N S A P U T R A
• Y O G A A . P S I H O TA N G
Hukum Adat dan Hukum Nasional

Hukum Adat adalah hukum yang tidak tertulis yang meliputi


peraturan hidup yang tidak ditetapkan oleh pihak yang berwajib, tetapi
ditaati masyarakat berdasar keyakinan bahwa peraturan tersebut
mempunyai kekuatan hukum.

Sedangkan Hukum Nasional sendiri merupakan sebuah sistem


hukum yang dibentuk dari proses penemuan, pengembangan,
penyesuaian dari beberapa sistem hukum yang telah ada. Hukum
Nasinonal di Indonesia adalah hukum yang terdiri atas campuran dari
sistem hukum agama, hukum eropa, dan hukum adat
Dasar berlakunya Hukum Adat

1. Dasar Filosofis
Adapun yang dimaksud dasar filosofis dari Hukum Adat adalah
sebenarnya nilai-nilai dan sifat Hukum Adat itu sangat identik dan
bahkan sudah terkandung dalam butir-butir Pancasila. Sebagai
contoh, religio magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan
keadilan. Dengan demikian Pancasila merupakan kristalisasi dari
Hukum Adat.
2. Dasar Sosiologis
Hukum yang berlaku di suatu negara merupakan suatu sistem, artinya
bahwa hukum itu merupakan tatanan, merupakan satu kesatuan yang utuh
yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan satu
sama lainnya
3. Dasar Yuridis

Dasar Berlakunya Hukum Adat Ditinjau Secara Yuridis dalam Berbagai


Peraturan Perundang-undangan. Mempelajari segi yuridis dasar berlakunya
Hukum Adat berarti mempelajari dasar hukum berlakunya Hukum Adat di
Indonesia (Saragih, 1984:15). Berdasarkan fakta sejarah dapat dibagi dalam
dua periode yaitu pada Jaman Kolonial (penjajahan Belanda dan Jepang)
dan Jaman Indonesia Merdeka
Kedudukan dan Peranan Hukum Adat

1. Kedudukan Hukum Adat secara Umum

Hukum adat merupakan salah satu sumber yang penting

untuk memperoleh bahan-bahan bagi Pembangunan


Hukum Nasional, yang menuju Kepada Unifikasi
pembuatan peraturan perundangan dengan tidak
mengabaikan timbul/tumbuhnya dan berkembangnya
hukum kebiasaan dan pengadilan dalam pembinaan
hukum.
 Pengambilan bahan-bahan dari hukum adat dalam penyusunan

Hukum Nasional pada dasarnya berarti:

a.Penggunaan konsepsi-konsepsi dan azas-azas hukum dari hukum

adat untuk dirumuskan dalam norma-norma hukum yang memenuhi


kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang dalam rangka
membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan Undang-Undang Dasar.

b.Penggunaan lembaga-lembaga hukum adat yang dimodernisir dan

disesuaikan dengan kebutuhan zaman tanpa menghilangkan ciri dan


sifat-sifat kepribadian Indonesianya.
c. Memasukkan konsep-konsep dan azas-azas hukum adat ke
dalam lembaga-lembaga hukum dari hukum asing yang
dipergunakan untuk memperkaya dan memperkembangkan
Hukum Nasional, agar tidak bertentangan dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
 Di dalam pembinaan hukum harta kekayaan nasional, hukum adat

merupakan salah satu unsur sedangkan di dalam pembinaan hukum


kekeluargaan dan hukum kewarisan nasional merupakan intinya.
 Dengan terbentuknya hukum nasional yang mengandung unsur-unsur

hukum adat, maka kedudukan dan peranan hukum adat itu telah
terserap di dalam hukum nasional.
2. Kedudukan Hukum Adat dalam Perundang-undangan
 Hukum Adat, melalui perundang-undangan, putusan hakim, dan ilmu hukum

hendaknya dibina ke arah Hukum Nasional secara hati-hati.

 Kodifikasi dan Unifikasi hukum dengan menggunakan bahan-bahan dari hukum

adat, hendaknya dibatasi pada bidang-bidang dan hal-hal yang sudah mungkin

dilaksanakan pada tingkat nasional. Bidang-bidang hukum yang diatur oleh hukum

adat atau hukum kebiasaan lain yang masih bercorak lokal ataupun regional,

sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

serta tidak menghambat pembangunan masih diakui berlakunya untuk kemudian

dibina ke arah unifikasi hukum demi persatuan bangsa.


Menyarankan untuk segera mengadakan kegiatan-kegiatan unifikasi hukum harta

kekayaan adat yang tidak erat hubungannya dengan kehidupan spirituil dan hukum
harta kekayaan barat, dalam perundang-undangan sehingga terbentuknya hukum
harta kekayaan nasional.
Menyarankan agar dalam mengikhtiarkan pengarahan hukum kekeluargaan dan

hukum kewarisan kepada unifikasi hukum nasional dilakukan melalui lembaga


peradilan.
Hendaklah dibuat Undang-undang yang mengandung azas-azas pokok hukum

perundang-undangan yang dapat mengatur politik hukum, termasuk kedudukan


hukum adat.
Hukum Perdata Nasional hendaknya merupakan hukum kesatuan bagi seluruh

rakyat Indonesia dan diatur dalam Undang-Undang yang bersifat luwes yang
bersumber pada azas-azas dan Jiwa hukum adat.
3. Kedudukan Hukum Adat dalam Putusan Hakim

• Hendaklah hukum adat kekeluargaan dan kewarisan lebih diperkembangkan


ke arah hukum yang bersifat bilateral/parental yang memberikan kedudukan
yang sederajat antara pria dan wanita.
• Dalam rangka pembinaan Hukum Perdata Nasional hendaknya diadakan
publikasi jurisprudensi yang teratur dan tersebar luas.
• Dalam hal terdapat pertentangan antara undang-undang dengan hukum adat
hendaknya hakim memutus berdasarkan undang-undang dengan bijaksana.
• Dalam hal terdapat pertentangan antara undang-undang dengan
hukum adat hendaknya hakim memutus berdasarkan undang-
undang dengan bijaksana.
• Demi terbinanya Hukum Perdata Nasional yang sesuai dengan
politik hukum negara kita, diperlukan hakim-hakim yang
berorientasi pada pembinaan hukum.
• Perdamaian dan kedamaian adalah tujuan tiap masyarakat karena
itu tiap sengketa Hukum hendaklah diusahakan didamaikan.

•  
4. Kedudukan Hukum Adat dalam Pengajaran dan Penelitian
 Pendidikan hukum bertujuan untuk menghasilkan sarjana hukum
yang memiliki pengetahuan tentang hukum dan lingkungan
sosial ketrampilan teoritis dan praktis dan berkepribadian. Dalam
pengajaran hukum maka sepatutnya diajarkan pula metode dan
teknik penelitian hukum sebagai mata kuliah tersendiri supaya
dapat menunjang penelitian hukum lainnya.
 Penelitian-penelitian hukum adat memprioritaskan identifikasi
dan inventarisasi hukum adat masyarakat-masyarakat setempat
untuk kepentingan pembinaan hukum nasional maupun untuk
kepentingan pelaksanaan penegakan hukum dan pendidikan
umum\
5. Kedudukan Hukum Adat dalam Perspektif UUD 1945

Konstitusi kita sebelum amandemen tidak secara tegas

menunjukkan kepada kita pengakuan dan pemakaian istilah hukum

adat. Namun bila ditelaah, maka dapat disimpulkan ada sesungguhnya

rumusan-rumusan yang ada di dalamnya mengandung nilai luhur dan

jiwa hukum adat. Pembukaan UUD 1945, yang memuat pandangan

hidup Pancasila, hal ini mencerminkan kepribadian bangsa, yang hidup

dalam nilai-nilai, pola pikir dan hukum adat. Pasal 29 ayat (1) Negara

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Pasal 33 ayat (1)

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas


Namun setelah amandemen konstitusi, hukum adat diakui sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 18B ayat (2) yang menyatakan : Negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara

Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

Selain juga yang termuat dalam UUD 1945, unsur-unsur hukum adat juga bisa terserap

dalam yurisprudensi atau keputusan Pengadilan. Ada sementara pendapat di kalangan para

sarjana hukum adat yang mengatakan bahwa hukum adat itu baru mempunyai nilai hukum

bilamana ia dilahirkan melalui yurisprudensi karena dengan adanya penetapan tersebut maka

kaidah adat memperoleh sanksi hukum untuk dapat dipertahankan melalui Pengadilan

sebagaimana umpamanya pendapat Ter Haar “Beslissingen Leernya


6. Peranan Hukum Adat dalam fungsi Pembangunan Hukum Nasional

Untuk mengetahui peranan hukum adat dalam pembentukan / pembangunan hukum


nasional, maka harus diketahui nilai-nilai sosial dan budaya yang menjadi latar
belakang hukum adat tersebut, serta perannya masing masing yaitu:
 Nilai - nilai yang menunjang pembangunan (hukum), nilai – nilai mana harus

dipelihara dan diperkuat .


 Nilai - nilai yang menunjang pembangunan (hukum ), apabila nilai-nilai tadi

disesuaikan atau diharmonisir dengan proses pembangunan.


 Nilai - nilai yang menghambat pembangunan(hukum), akan tetapi secara

berangsur –angsur akan berubah karena faktor – faktor lain dalam pembangunan .
 Nilai-nilai yang secara definitif menghambat pembangunan (hukum) oleh karena

itu harus dihapuskan dengan sengaja.


manfaat hukum adat bagi pembangunan khusunya dalam pembangunan Hukum

Nasional :

 Ada kecendrungan di dalam hukum adat untuk merumuskan keteraturan

perilaku mengenai peranan atau fungsi

 Di dalam hukum adat biasanya peilaku-perilaku dengan segala akibat-

akibatnya dirumuskan secara menyeluruh,terutama untuk perilaku meyimpang

dengan sanksinya yang negatif

 Biasanya di dalam hukum adat dirumuskan perihal pola penyelesaian sengketa

yang mungkin terjadi, yang kadang-kadang bersifat simbolis, dengan

mengadakan atau menyelenggarakan upacara-upacara tertentu.

Anda mungkin juga menyukai