Anda di halaman 1dari 10

PPT 6

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM NASIONAL

A. Nilai-nilai Pancasila
Terdapat 3 tingkat nilai pancasil;
1. Nilai dasar, nilai dasar yang tidak berubah yakni lima sila Pancasila
2. Nilai instrumental, sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai
dengan keadaan
3. Nilai praksis, nilai berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya

B. Pancasila: Sumber Segala Sumber Hukum Negara


Menurut Rizky Argama, Pnacasila dapat dipadankan dengan
staatsfundamentalnorm dalam teori die stufenordnung der Recht Normen Hans Nawlasky.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, teori die stufenordnung
Menyusun norma hukum secara hierarkis sebagai berikut;
1. Staatsfundamentalnorm (norma fundamental negara)
2. Staatsgrundgesetz (aturan dasar/aturan pokok negara/konstitusi/UUD)
3. Formell gesetz (undang-undang)
4. Veroldnung & autonome satzung (aturan pelaksana peraturan pemerintah-peraturan
daerah)
Dalam system hukum Indonesia, Pancasila menjadi:
1. Sumber segala sumber hukum negara
2. Dasar dan ideologi negara, sekaligus dasar filosofis negara
Setiap peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.
Dasar hukum;
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagaimana telah diubah oleh Undang-undang Nomor 15
Tahun 2019

C. Kedudukan Pancasila
1. Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia bermula dari kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dari sisi yuridisnya
2. Dalam Bahasa Inggris, sumber hukum disebut source of law
3. Secara sederhana sumber hukum lebih menunjuk kepada pengertian tempat dari mana
asal muasal suatu nilai atau norma tertentu berasal

D. Pancasila sebagai Sumber Hukum


Negara modern dijalankan atas dasar hukum, disebut juga dangan negara hukum
(rechtstsaat). Negara hukum bertumpu kepada nilai-nilai yang menjadi dasar berdirinya
negara. Dasar bagi Indonesia sebagai negara hukum adalah Pancasila, artinya nilai-nilai
ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan menjadi sumber hukum
bagi seluruh tatanan hukum di Indonesia dari level pemerintahan pusat, daerah dan
desa/kelurahan.
Konsekuensi Pancasila sebagai sumber hukum Nasional, segala peraturan hukum
harus dibuat atas dasar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Terdapat hubungan Implikatif antara Pancasila
sebagai dasar negara dengan Pancasila sebagai Sumber Hukum Negara.
Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar dan sebagai norma fundamental
negara. Nilai Pancasila dikabarkan dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.
Hierarki dalam peraturan perundangan.
Macam-macam sumber hukum;
1. Sumber Hukum Materil, adalah factor-faktor yang ikut mempengaruhi materi
(isi) dari aturan-aturan hukum, tempat darimana aturan hukum itu diambil,
sumber hukum yang dilihat dari segi isinya/materinya. Sumber hukum materiil
merupakan factor yang membanttu pembentukan hukum. Sumber hukum
meteril meliputi; sumber hukum historis, sumber hukum sosiologis, dan
sumber hukum filosofis.
2. Sumber Hukum Formal, tempat formal dalam bentuk tertulis dari mana suatu
kaedah hukum diambil. Atau tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum.

E. Implkasi Makna Sumber Hukum


Dengan demikian sumber hukum formal merupakan bentuk pernyataan bahwa
sumber hukum materiil dinyatakan berlaku. Ini berate bahwa sumber hukum materiil bisa
berlaku jika sudah diberi bentuk atau dinyatakan berlaku oleh hukum formal.
Untuk memperoleh sifatnya yang formal, sumber hukum dalam arti ini setidak-
tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Dirumuskan dalam suatu bentuk
2. Berlaku umum, mengikat dan ditaati

Norma hukum dalam Bernegara dan Berbangsa, kehidupan bernegara ternyata


tidak hanya membutuhkan norma moral/etik tetapi juga butuh norma hukum. Norma
hukum bersifat memaksa dan mengikat (bersifat objektif) terhadap warganegara.
Norma hukum membentuk system hukum yang berjenjang dan hierarkis serta berlapis
(norma hukum tertinggi sampai norma hukum terendah). Norma hukum menjadi
sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya. Norma hukum di bawah bersumber
dan isinya tidak boleh bertentangan dengan norma hukum di atasnya.
Teori jenjang norma hukum menurut Stufen Theorie (Hans Kelsen) yaitu Norma
hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki dari norma
hukum yang paling rendah sampai pada norma hukum tertinggi. Grundnorm tidak lai
berdasar pada norma hukum yang lebih tinggi tetapi dibentuk berdasarkan ketetapan
masyarakat. Grundornm menjadi gantungan bagi norma-norma dibawahnya.
Teori Hans Kelsen ini kemudian di teruskan oleh Hans Nawiasky: selain berlapis-
lapis dan berjenjang, norma hukum juga berkelompok-kelompok.
1. Staatsfundamentalnorm (norma fundamental negara)
2. Staatsgrundgesetz (aturan dasar/aturan pokok negara/konstitusi/UUD)
3. Formell gesetz (undang-undang)
4. Veroldnung & autonome satzung (aturan pelaksana peraturan pemerintah-
peraturan daerah)

Menurut Hans Nawiasky, Staatsfundamentalnorm bisa berubah atau berganti


sewaktu-waktu karena pemberontakan, kudeta, dsb. Istilah laindari
staatsfundamentalnorm adalah; pokok kaidah negara yang fundamental, norma
pertama, norma fundamental negara, dan norma dasar negara.
Staats fundamental norm merupakan hukum tertinggi yang tidak dibentuk oleh
norma hukum yang lebih tinggi tetapi diterapkan lebih dulu oleh masyarakat suatu
negara. Isi Staats Fundamental Norm ialah norma yang menjadi dasar bagi
pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar negara. Ia menjadi syarat
berlakunya konsitusi.

F. Tata Urutan Hukum di Indonesia


Di Indonesia, norma tertinggi ini adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.
Jadi Pancasila sebagai dasar negara dapat disebut sebagai; norma tertinggi, staats
fundamental norm, norma pertama, cita hukum, dan pokok kaidah negara yang
fundamental.
Pancasila dalam jenjang norma hukum di Indonesia berkedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm, Pancasila sebagai sumber bagi pembentukan norma hukum
dibawahnya. Karena Pancasila terdapat dalam pembukaan UUD 1945 maka dikatakan juga
bahwa pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah fundamental Negara, sedangkan
Pancasila merupakan unsur pokok kaidah fundamental Negara. Nilai Pancasila sebagai
sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Menurut teori jenjang norma
Pancasila adalah grundnorm.

G. Pancasila dalam Staatsfundamentalnorm


1. Fungsi regulasi, sebagai tolak ukur menguji suatu hukum positif adl atau tidak
2. Fungsi konstitutif, menentukan bahwa tanpa suatu cita hukum maka hukum akan
kehilangan maknanya sebagai suatu hukum.

Kaidah negara yang fundamental;


Dari segi terjadinya: ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu
bentuk prnyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya.
Dari segi isinya: memuat dasar-dasar negara yang dibentuk yang mencakup cita-
cita kerohanian, cita-cita tentang negara, tujuan negara dan tentang ketentuan
diadakannya UUD negara, jadi yang merupakan sumber hukum UUD.

H. Hakikat dan Kedudukan Pembukaan dalam Hubungan dengan Batang Tubuh UUD
Pembukaaan merupakan tertib hukum tertingi dan terpisah dari batang tubuh UUD.
Pembukaan metrupakan pokok kaidah negara yang fundamental yang menentukan adanya
UUD itu. Pembukaan terbawa oleh kedudukannya sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental, mengandung pokok-pokok pikiran yang oleh UUD harus
diciptakan/dituangkan dalam pasal-pasalnya.

Prinsip Cita Hukum Nasional; melindungi semua unsur bangsa demi keutuhan,
mewujudkan kedaulatan rakyat dan negara hukum, mewujudkan keadilan sosial dalam
bidang ekonomi dan kemasyarakatan, dan menciptakan toleransi atas dasar
kemanusiaan dan berkeadaban dalam hidup beragama.
Masalah Mendasar dalam Pembangunan Hukum Nasional; hukum harus
memelihara integrasi bangsa baik secara ideologis maupun territorial, hukum harus
membuka jalan bahkan menjamuin terciotanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, hukum harus menjamin tampilnya tata politik dan kenegaraan yang
demokratis dan monokratis, hukum harus mampu membangun terciptanya toleransi
hidup beragama diantaranya para warganya dan menjamin agar tak seorangpun
melanggar atau dilanggar haknya dalam memeluk dan melaksanakan ajaran agama
yang diyakini dan dianut.

I. PENUANGAN DALAM UUD 1945


a. Hukum harus memelihara integrasi bangsa baik secara ideologis maupun territorial
(Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 30 UUD 1945.
b. Hukum harus membuka jalan bahkan menjamin terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia (diatur dalam pasal-pasal yang mengatur tentang
kesejahteraan sosial).
c. Hukum harus menjamin tampilnya tata politik dan kenegaraan yang demokratis dan
nomokratis (Pasal 1 ayat (2), 1 ayat (3), 24 dan 28.
d. Hukum harus mampu membangun terciptanya toleransi hidup beragama diantara para
warganya dan menjamin agar tak seorangpun melanggar atau dilanggar haknya dalam
memeluk dan melaksanakan ajaran agama yang diyakini dan dianut (Pasal 29 dan 28).

Penuangan Nilai Instrumental Pancasila dalam Peraturan Perundang-Undangan,


Ada instrumen politik dan hukum untuk mengawal agar isi peraturan perundang-
undangan selalu sesuai dengan Pancasila Instrumen ini berupa keharusan pembuatan
peraturan perundang-undangan agar selalu cermat, dan kemudian masih dapat diuji lagi
melalui “review” baik melalui judicial review, legislative review dan executive review.
Pengujian Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, Pasal 24C ayat (1)
Perubahan Ketiga UUD Negara RI Tahun 1945 “Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilu umum.”Pasal 24A (1) UUD
1945 Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undangundang.

J. Progaram Legislasi Nasional dan Program Legislasi Daerah


Agar di dalam pembuatan UU dan Perda terbangun konsistensi dengan Pancasila
dan UUD 1945 maka pada saat ini di Indonesia telah ditetapkan keharusan adanya
Progaram Legislasi Nasional (Prolegnas) dan Program Legislasi Daerah (Prolegda).
Prolegnas dan Prolegda yakni penyusunan rencana pembuatan UU di tingkat
nasional dan Perda di tingkat daerah untuk periode lima tahun disertai prosedur dan
mekanisme pembuatannya yang ketat.Keharusan adanya Prolegnas dan Prolegda
dimaksudkan agar semua UU dan Perda yang akan dibuat dapat dinilai lebih dulu
kesesuaiannya dengan Pancasila dan UUD 1945 melalui perencanaan dan pembahasan
yang matang. Prolegnas dan Prolegda meniscayakan dilakukan pentyusunan naskah
akademik dalam penyusunan RUU dan Rancangan Perda.
Program Legislasi; Perencanaan UU, Perencanaan Peraturan Pemerintah,
Perencanaan Peraturan Presiden, dan Perencanaan Penyusunan Peraturan Daerah.
RESUME BUKU AJAR 6
NEGARA PANCASILA SEBAGAI DARUL AHDI WA SYAHADAH

A. Pembentukan Negara Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945
merupakan anugerah Allah atas perjuangan seluruh rakyat yang mengandung jiwa pikiran,
dan cita-cita luhur kemerdekaan. Spirit keruhanian yang menjiwai lahirnya negara
Indonesia yaitu tertuang dalam tiga alinea awal pembukaan UUD 1945 tujuan didirikannya
Negara Republik Indonesia ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial mendasar dalam Pembukaan UUD 1945 itu sungguh
penting dan mendasar karena mengandung jiwa filosofi, pemikiran, dan cita-cita bernegara
untuk dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan kebangsaan oleh seluruh warga dan
penyelenggara negara dengan penuh makna dan kesungguhan.
Kelahiran dan kehadiran negara Indonesia yang berjiwa ketuhanan dan keagamaan
itu memiliki mata rantai sejarah yang panjang khususnya dengan keberadaan umat Islam
dan kerajaan-kerajaan Islam di masa lampau. Dalam perjalanan sejarah itu peranan umat
Islam dan kerajaan-kerajaan Islam sangatlah penting dan strategis dalam perjuangan
kemerdekaan dan pembentukan Indonesia sebagai negara bangsa peranan umat Islam yang
bersejarah itu menemukan bentuknya yang modern dan terorganisir pada awal abad ke-20
yang ditandai oleh laki-laki gerakan kebangkitan nasional dari organisasi-organisasi Islam
seperti jami'atul Khoir Serikat Dagang Islam, Sarekat Islam Muhammadiyah, Al Irsyad,
Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama, dan lain-lain.
Telah merdeka, Indonesia mengalami dinamika kehidupan yang kompleks
sebagaimana tercermin dalam beberapa periode pemerintahan di era revolusi, demokrasi
parlementer orde lama orde baru dan Reformasi sejak tahun 1998. Kehidupan bangsa dan
negara Indonesia setelah puluhan tahun merdeka sampai saat ini masih ditandai
kemunduran dan peluruhan dan penyimpangan dalam berbagai bidang kehidupan
kebangsaan ditimbang dari jiwa, pemikiran, dan cita-cita nasional yang diletakkan oleh
para pendiri bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945
diantara masalah yang cukup serius adalah korupsi yang masih, penegakan hukum yang
lemah kesenjangan sosial yang melebar, sumber daya alam yang dieksploitasi dan dikuasai
pihak asing, dan hal-hal lain yang berdampak luas pada kehidupan kebangsaan yang jauh
dari cita-cita nasional.
Kehidupan kebangsaan masih diwarnai oleh krisis moral dan etika disertai sebagai
paradoks dan pengingkaran atas nilai-nilai keutamaan yang selama ini diakui sebagai nilai-
nilai Luhur budaya bangsa. Akibat lebih jauh dari masalah-masalah krusial dan kondisi
yang bertentangan itu Indonesia semakin Tertinggal dalam banyak hal dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lain Indonesia telah banyak kehilangan peluang untuk berkembang
menjadi bangsa atau negara yang berkemajuan. Indonesia berkemajuan merupakan kondisi
bangsa dan negara yang maju, adil, makmur bermartabat, dan berdaulat dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar yang terkandung dalam 5 sila Pancasila dan cita-cita
kemerdekaan yang diletakkan pondasinya oleh para pendiri bangsa tahun 1945 seluruh
komponen nasional dan generasi penerus bangsa termasuk umat Islam sebagai kekuatan
mayoritas, wajib memahami keberadaan negara Indonesia yang didirikan dengan penuh
perjuangan berat itu untuk dibangun menjadi negara bangsa yang berkemajuan sesuai
dengan tuntunan zaman. Sebaliknya setiap usaha untuk mewujudkan nilai dan cita-cita
nasional itu merupakan bukti kesungguhan untuk membawa Indonesia sebagai bangsa dan
negara yang maju, adil, makmur martabat, dan berdaulat di tengah dinamika perkembangan
zaman.
B. Peran Strategis Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak awal berdirinya pada tahun 1912
telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan melalui para tokohnya terlibat aktif
mendirikan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Pendiri Muhammadiyah sejak awal pergerakannya memelopori gerakan islam
berkemajuan titik dalam perspektif Muhammadiyah bahwa Islam adalah agama kemajuan
yang diturunkan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan dan
terbangunnya peradaban semesta yang berkemajuan. Transformasi Islam berkemajuan yang
mencerahkan itu merupakan perwujudan dari pandangan keagamaan yang bersumber pada
Alquran dan as-sunnah dengan mengembangkan ijtihah di tengah tantangan kehidupan
modern abad ke-21 yang sangat kompleks Muhammadiyah dalam kehidupan kebangsaan
maupun kemanusiaan universal berdasarkan pada pandangan Islam kemajuan menegaskan
komitmen untuk terus berkiprah kemakmuran dan keutamaan hidup secara dinamis menuju
peradaban yang utama peran Muhammadiyah dan para tokohnya dalam mengemban misi
Islam melalui kemajuan berlanjut dalam kitab kebangsaan lahirnya negara Indonesia
merdeka pada 17 Agustus 1945.
Setelah Indonesia merdeka pada berbagai periode pemerintahan hingga periode
reformasi, pengabdian Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara terus berlanjut.
Hikmah kebangsaan ini lahir dari pesan ajaran Islam yang berkemajuan dan didorong oleh
keinginan yang kuat agar Indonesia mampu melangkah ke depan menjadi negara dan
bangsa yang unggul di segala bidang kehidupan sejalan dengan cita-cita kemerdekaan.
Karena Muhammadiyah berkomitmen untuk terus berkiprah membangun dan meluruskan
arah kiblat Indonesia sebagai negara Pancasila yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan
berdaulat menuju peradaban yang utama dalam ridho Allah subhanahu wa ta'ala.

C. Proyeksi Ke Depan
Indonesia ke depan Banyak menghadapi masalah dan tantangan yang berat serta
multidimensi. Muhammadiyah mengajak dan berjuang bersama segenap komponen bangsa
untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Pancasila yang memiliki idealisme dan ciri
utama yakni suatu negara dan bangsa maju, adil, makmur dan martabat, berdaulat dalam
naungan adalah SWT.
Bangsa Indonesia sejatinya memiliki nilai-nilai keutamaan yang mengkristal
menjadi modal sosial dan budaya penting menuju masa depan yang berkemajuan dan
berkenggulan bagi umat Islam sebagai komponen mayoritas hendaknya memanfaatkan
kedudukannya yang penting itu untuk menjalankan peran strategis dalam membawa
Indonesia menjadi negara dan bangsa kemajuan sekaligus mampu bersaing dalam
percaturan global. Dalam menghadapi masalah dan tantangan Indonesia saat ini dan
kehidupan Muhammadiyah senantiasa berkip dalam mewujudkan kehidupan bangsa atau
menjaga kerukunan agama kedamaian ketertiban dan kebaikan bersama dalam masyarakat
sebagai wujud dakwah Amar ma'ruf nahi munkar dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan
dalam kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan universal Muhammadiyah sebagai
kekuatan strategis bangsa sejak perjuangan kemerdekaan hingga saat ini terus berkembang
harapan besar agar Indonesia benar-benar diurus dengan serius dan komitmen yang tinggi
oleh seluruh penyelenggara pemerintahan sehingga menjadi negara dan bangsa yang maju,
adil, makmur bersatu bermartabat, dan berdaulat sebagaimana cita-cita nasional tahun
1945.
Muhammadiyah dalam memasuki fase abad ke-2 senantiasa aktif menjalankan
jihad kebangsaan sebagai aktualisasi dakwah dan pencernaan dengan melakukan peran-
peran konstruktif dalam meluruskan akibat bangsa dalam membawa negara dan Pancasila
ke depan dan penuh tantangan menuju Indonesia yang berkemajuan maka Muhammadiyah
mengajak seluruh elit bangsa untuk konsisten antara kata dan tindakan, menjunjung tinggi
moral yang utama menunaikan amanat rakyat serta memperjuangkan kepentingan rakyat di
atas kepentingan diri, kelompok, dan golongan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala
memberikan perlindungan petunjuk dan tentunya untuk bangsa Indonesia menuju
tercapainya kehidupan yang maju, adil, makmur, martabat dan berdaulat sejalan dengan
cita-cita.
PEMBERDAYAAN ETIKA PANCASILA DALAM KONTEKS
Judul
KEHIDUPAN KAMPUS

Jurnal Jurnal Pendidikan Islam

Volume & Halaman Vol. 5 / No. 1

Tahun 2020

Penulis Deddy Yusuf Yudhyarta

Reviewer Halimatu Sa’diyah-11230183000041

Tanggal November 2023

Tujuan Penelitian Untuk menelaah tentang Pancasila Suatu Sistem Filsafat

Subjek Penelitian Masyarakat Indonesia

Pendekatan deskriptif kualitatif yang penulis gunakan adalah


library research yaitu mengumpulkan buku-buku yang berkaitan
Metode Penelitian
dengan objek penelitian atau penelitian yang bersifat
kepustakaan.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya


merupakan nilai sehingga ia menjadi sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun
norma kenegaraan lainnya. Etika Pancasila berkaitan dengan
objek formal etika, dan obyek material politik yang meliputi
legitimasi negara, hukum, kekuasaan serta penilaian kritis
terhadap legitimasi-legitimasi tersebut.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika yakni :Sebagai dasar
filsafat negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber bagi
peraturan perundangan, melainkan juga merupakan sumber
Hasil Penelitian moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi
kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara. Secara moralitas kehidupan negara
terutama hukum serta moral dalam kehidupan negara harus
sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Asas
kemanusiaan seharusnya menjadi prinsip dasar moralitasdalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar
kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan: asas
legalitas, disahkan dan dijalankan secara demokratis, serta
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral.

REVIEW JURNAL 5
Judul PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Jurnal Jurnal Filsafat

Volume & Halaman -

Tahun 1996

Penulis Ali Mudhofir

Reviewer Halimatu Sa’diyah-11230183000041

Tanggal November 2023

Untuk menengahi perbedaan pendapat, antara pendapat bahwa


Pancasila tidak seharusnya dianggap sebagai ideologi dengan
Tujuan Penelitian
pendapat bahwa Pancasila seharusnya dianggap sebagai
ideologi.

Subjek Penelitian Masyarakat Indonesia

Metode Penelitian Metode kualitatif

Sejumlah hal ingin saya kemukakan untuk menutup diskusi ini.


Pertama, cara saya “mendamaikan“ dua pendapat yang
bertentangan tentang status Pancasila mungkin akan
mendapattanggapan dari mereka yang mengenal prinsip logika;
setidaknya, menurut logika, jika ada dua hal yang bertentangan,
maka hanya satu yang mungkin benar; ada kemungkinan
keduanya salah tetapi tidak mungkin kedua-duanya benar.
Namun, dalam kasus pertentangan pendapat tentang status
ideologi Pancasila itu, pendekatan yang saya kembangkan tidak
menentang hukum logika ini, sebab yang saya lakukan adalah
menarik inferensi dari kekuranglengkapan logika yang
melandasi masing-masing posisi ini. Posisi mereka yang
mempertahankan pendapat bahwa Pancasila bukan ideologi
mengandung kebenaran tetapi kurang lengkap karena
mengabaikan pertimbangan makna positif atau netral dari
Hasil Penelitian ideologi, sebaliknya, posisi mereka yang
mempertahankanpendapat bahwa Pancasila merupakan ideologi
mengabaikan pertimbangan makna negatif atau kritis dari
ideologi. Kedua, pertentangan pendapat tentang status Pancasila
itu justru penting dan menarik dipahami karena memberikan
petunjuk tentang cara pandang baru terhadap Pancasila; seperti
yang sudah saya jelaskan, Pancasila sebagai doktrin yang
komprehensif yang pernah berkembang selama ini rupa-rupanya
telah semakin disadari berbahaya karena dapat memperkuat
otoriarianisme negara. Menurut saya, pandangan ini benar, dan
pilihan yang tersedia adalah menjadikan Pancasila sebagai
konsepsi politis. Saya sendiri merasa bahwa Pancasila sebagai
sebuah konsepsi politis sudah dengan sendirinya sangat
bermakna, yaitu untuk keluar dari kebuntuan selama ini tentang
apa yang harus dilakukan berkenaan dengan Pancasila yang oleh
banyak kalangan dianggap mengalami kemerosotan makna.
Judul PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Jurnal Jurnal

Volume & Halaman -

Tahun 2017

Penulis Rowland Bismark Fernando Pasaribu

Reviewer Halimatu Sa’diyah-11230183000041

Tanggal November 2023

1. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui


pendekatan dasar Ontologis, Epistemologis, serta
Tujuan Penelitian Aksikologis.
2. Untuk mengetahui hakekat dari Pancasila.

Subjek Penelitian Masyarakat Indonesia

Metode Penelitian Metode kualitatif

Dari apa yang telah dijelaskan di atas, Pancasila merupakan


kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-
masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi
bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa dan negara Indonesia. Dan filsafat merupakan suatu ilmu
pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila
Hasil Penelitian
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan
dalam suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki
hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan
kelima sila-silanya tersebut. Adapun yang mendasari Pancasila
adalah dasar Ontologist (Hakikat Manusia), dasar Epistemologis
(Pengetahuan), dasar Aksiologis (Pengamalan Nilai-Nilainya)
REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN 6
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

membahas Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Kali ini akan dibahas Pancasila
sebagai dasar negara uraian akan diawali dengan menjabarkan konsep dasar negara selanjutnya
akan dipaparkan alasan diperlukannya kajian Pancasila sebagai dasar negara kemudian diairi
dengan uraian mengenai dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara mari kita mulai
membahas materi pancasila sebagai dasar negara para mahasiswa yang Budiman Mungkin dibenak
kalian ada yang pernah mendengar istilah homofaber homosocius homo economicus Hai jam istilah
Zon Politicon istilah-istilah tersebut merupakan predikat yang melekat pada eksistensi manusia
meminjam istilah Thomas Hobbes manusia yang satu dapat menjadi serigala bagi yang lainnya atau
homo homini Lupus. Oleh karena itu agar terciptanya kondisi yang harmonis dan tertib manusia
membutuhkan negara mengutip konsepnya Aristoteles mengenai negara ialah persekutuan daripada
keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
Ini memang untuk menciptakan kondisi yang harmonis dan tertib maka bentuk negara
sistem pemerintahan dan tujuan negara seperti apa yang dingin diwujudkan serta Bagaimana cara
mewujudkan tujuan negara tersebut. Jawabannya akan ditentukan oleh dasar negara yang dianut
oleh negara yang bersangkutan. Secara etimologis istilah dasar negara maknanya identik dengan
istilah Genoa nge-rap site stats site filosofis drum Slank. Selain itu secara terminologis dasar negara
dapat diartikan sebagai landasan dan sumber sumber dari segala sumber hukum dalam bentuk dan
menyelenggarakan negara Hai dengan demikian dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegara ia menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita-
cita hukum bagi tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara dengan umum. Dari uraian diatas
Mungkin dibenak kalian ada yang bertanya Mengapa mahasiswa harus memahami Pancasila
sebagai dasar negara apa buktinya jika Pancasila itu penuh dijadikan dasar negara Indonesia untuk
menjawab pertanyaan tersebut kita akan mulai dari analogi terlebih dahulu Hai apakah anda
mempunyai kendaraan apa yang harus anda lakukan jika tidak ada jalan yang dapat dilalui.
Pancasila seperti Jalan aspal yang berikan arah kemana ke darat itu dapat dibawa tanpa ada
kerusakan berbeda dengan jalan yang tidak diaspal meskipun kendaraan dapat berjalan tetapi dalam
waktu yang singkat kendaraan akan cepat rusak dengan Pancasila perpecahan bangsa Indonesia
akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan
keseimbangan keselarasan dan keserasian dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila
maka perasaan tidak adil dapat diminimalisasikan Hal tersebut dikarenakan panca sila sebagai
dasar negara menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut dan
berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan diskriminatif Bagi siapapun yang Hai oleh karena itulah
Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik
dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan kemanusiaan persatuan kerakyatan dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai