Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PANCASILA

Fungsi Konstitutif dan Fungsi Regulatif dari Pancasila Sebagai Dasar


Negara Indonesia

DOSEN PENGAMPU:
TONI MARSI,S.H.,M.H.,M.Kn

DISUSUN OLEH :
FADHILA PUTRI (1914201014)
Keperawatan 2A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

2020
Resume Fungsi Konstitutif dan Fungsi Regulatif dari Pancasila Sebagai Dasar Negara
Indonesia

Dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Sebagaimana telah


dikemukakan sebelumnya bahwa dasar negara menempati kedudukan sebagai norma tertinggi
negara. Sebagai norma tertinggi, dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma
hukum di bawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum di bawah dasar negara. Jika kita
kaitkan kembali dengan empat kelompok norma dari Hans Nawiasky maka konstitusi atau hukum
dasar menempati posisi sebagai staatsgrund gesetz sedang dasar negara berkedudukan sebagai
staatsfundamental norm. Sesuai dengan sifat hierarki hukum maka konstitusi berada di bawah dasar
negara dan isi normanya bergantung pada dasar negara. Dengan demikian, konstitusi bersumber
dari dasar negara. Norma hukum di bawah dasar negara isinya tidak boleh bertentangan dengan
norma dasar. Isi norma dalam konstitusi tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung
dalam dasar negara. 

Menurut Hamid S. Attamimi, dasar negara merupakan cita hukum (rechtsidee) dari negara.
Sebagai norma tertinggi, cita hukum atau dasar negara ini mempunyai fungsi regulatif, dan
konstitutif. Fungsi regulatif adalah sebagai tolok ukur untuk menguji apakah norma hukum yang
berlaku di bawah dasar negara tersebut bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. Fungsi
konstitutif adalah sebagai pembentuk hukum bahwa tanpa adanya dasar negara tersebut maka
norma hukum di bawahnya akan kehilangan maknanya sebagai hukum. Jadi, kaitan antara dasar
negara dengan konstitusi adalah dasar negara menjadi sumber bagi penyusunan konstitusi.
Konstitusi sebagai hukum dasar negara berada di bawah dasar negara. Isi konstitusi bersumber dan
berdasar pada dasar negara. 

Pancasila dan UUD 1945 Kaitan antara dasar negara dengan konstitusi di Indonesia
ditunjukkan dengan kaitan antara Pancasila dengan UUD ,1945. Pancasila adalah dasar negara,
sedang UUD 1945 adalah konstitusi dari negara Republik Indonesia. UUD 1945 bersumberkan pada
Pancasila, sebaliknya Pancasila menjadi dasar bagi UUD 1945. Menurut Mahfud M.D., Pancasila
sebagai sumber dan kaidah penuntun hukum yang harus dituangkan di dalam peraturan perundang-
undangan sebagai sumber hukum formal yang dalam hal ini adalah UUD 1945. Hubungan antara
norma fundamental negara, yaitu Pancasila dengan. aturan dasar negara, yaitu UUD 1945 dapat
dilihat pada Penjelasan UUD 1945; yaitu Penjelasan Umum Angka II sebagai berikut, “Undang-
undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan di dalam pasal-
pasalnya. Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.  Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang
menguasai hukum dasar negara baik hukum dasar yang tertulis (undang-undang dasar) maupun
hukum dasar yang tidak tertulis. Undang-undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini di
dalam pasal-pasalnya”. Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 45 tersebut adalah sebagai
berikut. 

a) “Negara” begitu bunyinya  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan,
negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya Jadi, negara mengatasi
segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara,menurut pengertian
“pembukaan” itu menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia
seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan. 
b) Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 
c) Pokok yang ketiga yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara yang berkedaulatan
Rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu, sistem
negara Yang terbentuk dalam undang-undang dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. 
d) Pokok pikiran keempat yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena
itu, undang-undang dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang ‘ teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. 

Pokok-pokok pikiran itu tiada lain adalah Pancasila. Dalam Penjelasan Umum UUD 1945,
ditegaskan bahwa Pancasila adalah cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara,
baik tertulis maupun tidak tertulis. Pancasila sebagai landasan filosofis untuk pedoman dalam
menemukan muatan-muatan hukum. Peranan Pancasila membimbing pemikiran para pembentuk
hukum sekaligus memberikan landasan yang kuat terhadap produk hukum. Asas kerohanian
Pancasila sebagai suatu dasar falsafah negara mempunyai kedudukan yang amat istimewa, yaitu
sebagai falsafah hidup kenegaraan dan hukum bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Landasan norma
dasar sangat diperlukan dalam pembentukan hukum karena tanpa landasan norma dasar, hukum
sulit untuk dibentuk bahkan akan kehilangan kekuatan spiritualnya. Pancasila mempunyai sifat
religius dan sifat kultural yang memperkuat pembentukan hukum. Pancasila sebagai kaidah
fundamental (norma dasar) memiliki peran sebagai cita-cita kenegaraan (staatide) diperjuangkan
secara yuridis melalui pembentukan hukum tata negara. Tertib hukum dalam hidup bernegara dapat
dibentuk secara kesinambungan melalui kaidah fundamental. Pembukaan UUD 1945 merupakan
suasana kebatinan negara. 

Pembukaan UUD 1945 memuat asas kerohanian negara, asas politik negara, asas tujuan
negara, serta menjadi dasar hukum pada undang-undang. Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan
Pancasila yang amat jelas kedudukannya sebagai sumber hukum dasar nasional.  Dalam Ketetapan
MPR No. fil/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
disebutkan bahwa Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional Indonesia. Sumber hukum
adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan. Adapun
peraturan perundangan negara Indonesia adalah

a) Undang-Undang Dasar 1945; 


b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
c) undang-undang
d) peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) 
e) peraturan pemerintah
f) keputusan presiden;
g) peraturan daerah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan 
Peraturan Perundang-undangan Pasal 2 menyatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari
segala sumber hukum negara. Adapun Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 memuat
sebagai berikut:

a. UUD 1945.

b. UU/peraturan pemerintah pengganti W.

c. Peraturan pemerintah. 

d. Peraturan presiden. 

e. Peraturan daerah. Dalam perundang-undangan yang baru, yakni Undang-Undang No. 12


Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Pasal 2 menyatakan
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Undang-undang ini
menggantikan Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan,

sedangkan jenis dan hierarki peraturan perundangan-undangan, menurut Pasal 7 Undang-


Undang No. 12 Tahun 2011 sebagai berikut. 

1. UUD 1945. 

2. Ketetapan MPR. 

3. UU/peraturan pemerintah pengganti undang-undang. 

4. Peraturan pemerintah. 

5. Peraturan presiden. 

6. Peraturan daerah provinsi. 

7. Peraturan daerah kabupaten/kota. Meskipun ketetapan MPR No. III/MPR/2000 itu telah
dicabut karena isinya telah diatur kembali melalui Undang- Undang No. 10 Tahun 2004 dan
telah digantikan lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2011, namun ketiga produk
hukum itu pada intinya sama dalam menempatkan Pancasila, yaitu sama-sama sebagai
sumber hukum. Dengan demikian, jelaslah bahwa Pancasila sebagai dasar negara
merupakan sumber hukum dasar bagi penyusunan perundangan negara. UUD 1945 adalah
peraturan perundangan tertinggi negara Indonesia yang bersumberkan pada Pancasila.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan perbandingan produk hukum.

Anda mungkin juga menyukai