Anda di halaman 1dari 2

1.

Penambahan monoftong
Terdapat penambahan kaidah baru pada EYD Edisi V, yaitu penambahan
gabungan huruf vokal yang disebut monoftong. Monoftong ialah dua huruf
vokal yang dilebur menjadi vokal tunggal. Monoftong dalam bahasa Indonesia
diwakili oleh gabungan huruf vokal eu.
Contoh: Eurih, Seudati, Sadeu.
2. Bentuk “Maha”
Awalnya pada PUEBI, penulisan kata “maha” dapat digabung dan dipisah.
Kata “maha” ditulis secara digabung jika diikuti kata dasar. Contohnya
Mahakuasa, Mahasuci.
Sedangkan pada EYD Edisi V, semua kata “maha” yang diikuti kata dasar
yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, ditulis terpisah dengan awal
kapital sebagai pengkhususan. Contoh: Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Suci.
3. Penulisan bilangan
Sebelumnya, dalam PUEBI, bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis menggunakan huruf. Contoh: Ada dua peserta lomba yang
mengundurkan diri.
Sedangkan dalam aturan EYD V, bilangan yang dinyatakan dengan lebih dari
satu kata ditulis menggunakan angka. Misalnya: Tahun ini Nela berusia 17
tahun.
4. Penggunaan tanda titik dua sebagai pemisah angka pada jam
Pada PUEBI, untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu hanya menggunakan tanda titik. Contoh: Syifa berangkat
kuliah pukul 06.45.
Sedangkan pada EYD Edisi V, tak hanya menggunakan tanda titik, tanda titik
dua juga bisa digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Contoh: Syifa berangkat kuliah pukul 06:45.
5. Penulisan judul
Pada PUEBI, penulisan judul diapit menggunakan tanda petik. Sedangkan
pada EYD V, ada beberapa jenis judul yang penulisannya dimiringkan, seperti
judul buku, kumpulan cerpen, surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, album lagu,
acara televisi, siniar, dan film.

Anda mungkin juga menyukai