Anggota Kelompok 6:
1. Dian Ramadhan Sartono
(1833.001.235)
2. Oloan Sirait (1833.001.003)
3. Setia Aji (1822001161)
Latar belakang
Pengertian hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Berhubungan dengan hal
tersebut maka, materi hukum di Indonesia harus digali dan dibuat dari nilai-nilai yang
terkandung dalam masyarakat bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu dapat berupa kesadaran
dan cita hukum, cita moral, kemerdekaan individu dan bangsa, perikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian, cita, politik, sifat, bentuk, dan tujuan negara, kehidupan
kemasyarakatan, keagamaan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sedapat mungkin
bahwa hukum Indonesia harus bersumber dari bumi Indonesia sendiri. Dalam optic
Sociological Jurisprudence, hukum positif yang baik adalah apabila ia bersumber dan
sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Setelah Pancasila ditetapkan
secara konstitusional pada 18 Agustus oleh PPKI sebagai dasar negara maka Pancasila
memiliki kedudukan penting dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Maha
pentingnya kedudukan Pancasila kemudian memberi kesadaran kepada bangsa
Indonesia untuk menjadikannya sebagai rujukan mutlak bagi tatanan kehidupan.
Indonesia memiliki karakter sebagai masyarakat yang berideologi multikultural.
Keragaman ideologi, suku, agama, strata social, ekonomi, dan politik merupakan suatu
objek peripheral dalam pengelolaan perdamaian melalui revitalisasi Pancasila. Oleh
karena itu Pancasila yang berkarakter Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan
pandangan hidup dan landasan system hukum nasional dalam mengelola kehidupan
Rumusan
Masalah
- Apa yang menjadi sumber
hukum di Indonesia?
- Bagaimana keberadaan
Pancasila dalam sumber
hukum di Indonesia?
A. Sumber Hukum
Sumber Hukum
Proklamasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi titik kulminasi dari sejarah perjuangan
1 Kemerdekaan 17
Agustus 1945
kemerdekaan bangsa Indonesia setelah selama berabad-abad dengan didorong oleh
amanat penderitaan rakyat (ampera) yang berjiwakan Pancasila.
Dekrit Presiden Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menetapkan tigal hal: (1) pembubaran konstituante, (2)
2 5 Juli 1959 berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, dan (3) pembentukan
MPRS dan DPAS.
Undang- UUD 1945 terdiri atas pembukaan, batang tubuh, serta penjelasannya. Pembukaan UUD
1945 tidak lain adalah penuangan jiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yakni
3
Undang Dasar
1945 jiwa Pancasila. Menurut penjelasan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 mengandung
pokok-pokok pikiran yang telah dimurnikan dan dipadatkan menjadi dasar negara
Pancasila
Suirat Perintah
4 11 Maret 1966
Supersemar ini memberi legitimasi kepada Letjen Soeharto, pengemban amanat, untuk
mulai mengambil segala tindakan yang dianggap perlu agar pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 dapat berlangsung secara murni dan konsekuen, serta dengan adanya
Supersemar dianggap sebagai tonggak pelaksanaan “Orde Baru”.
C. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Satu hal yang erat kaitannya dengan pembahasan mengenai sumber dari segala sumber hukum
ini adalah tentang tata urutan peraturan perundang-undangan. Menurut Stufentheorie dari Hans kelsen,
setiap norma itu mendasarkan validitasnya dari norma lain yang lebih tinggi, hingga sampai pada norma
dasar tertinggi, yaitu Grundnorm. Sebagai norma yang tertinggi, terus harus diterima secara aksiomatis
(kenyataan yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu pembuktian lebih lanjut). Teori Kelsen
sesungguhnya masih bersifat umum karena tidak ditujukan khusus kepada norma hukum. Oleh karena itu,
teori jenjang dari kelsen ini kemudian di kembangkan lebih lanjut oleh muridnya yaitu Hans Nawiasky,
yang membagi norma hukum dalam empat kelompok:
Staatsfundamentalnorm
Staatsgrundgezetse
Formelle Gesetze
Verordnungen dan Autonome Satzungen
Staatsfundamentalnorm adalah norma dasar negara, yakni sebagai norma tertinggi, sementara
Staatsgrundgesetze merupakan aturan-aturan dasar (pokok) negara. Biasanya aturan-aturan dasar negara ini
apabila dituangkan dalam suatu dokumen negara disebut dengan undang-undang dasar dan apabila di
tuangkan dalam beberapa dokumenakan disebut sebagai aturan dasar.
Tata Urutan Peraturan Perundang- Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan menurut Ketetapan MPRS No. Undangan menurut Ketetapan MPR No.
XX/MPRS/1966 III/MPR/2000
UUD RI 1945
UUD 1945
Undang-undang/ Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Pengganti UU
Perpu
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah
Perdaturan Daerah
Peraturan-peraturan
pelaksana lainnya
D. Pancasila Sebagai Sumber Dari
Pancasila dibuat Segala Sumber
(dalam arti digali) Hukum
oleh bangsa Indonesia juga ada
tujuannya. Tujuannya adalah digunakan sebagai dasar negara. Jadi,
dilihat dari fungsinya, Pancasila memiliki fungsi utama sebagai dasar
negara republic Indonesia. Pancasila digali dari pandnagan hidup
bangsa Indonesia yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia sendiri. Dilihat dari kedudukannya, Pancasila menempati
kedudukan yang paling tinggi, yaitu sebagai cita-cita serta
pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia.