Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan ke-11

PENDIDIKAN PANCASILA
Oleh : Recy Harviani Zurwanty,M.Pd

Universitas Putra Indonesia (YPTK) Padang


PANCASILA DALAM KONTEKS
KETATANEGARAAN
INDONESIA
Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar NKRI
Sumber hukum menurut Zevenbergen dapat dibagi menjadi sumber hukum materiil
dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil merupakan tempat dari mana
materi hukum itu diambil. Sedangkan sumber hukum formil merupakan tempat atau
dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Pancasila termasuk sumber hukum yang bersifat materiil, sedangkan yang bersifat
formil seperti peraturan perundang-undangan, perjanjian antar negara, yurisprudensi
dan keb i as aan. Pan c a s i l a d i j a d i ka n d a s a r a t u r a n / n o r m a d a l a m m e n g a t u r
penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber kaidah hukum Negara yang
secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-
unsurnya yaitu rakyat, wilayah,beserta pemerintah Negara, sebagai dasar Negara.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-
cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral
maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar
Negara. Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945,
kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada
akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta hukum
positif lainnya.
Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara sebagai Negara
Republik Indonesia, maka kedudukan pancasila sebagai mana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber
hukum Indonesia, dengan demikian seluruh peraturan perudang-undangan
di Indonesia harus bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang di
dalamnya terkandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.
Dalam alinia ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur yang
menurut ilmu hukum di syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di
Indonesia (Rechts Orde) atau (Legai Orde) yaitu suatu kebulatan dan
keseluruhan peraturan-peraturan hukum.
Dengan di cantumkanya pancasila secara formal didalam pembukaan UUD
1945, maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum
positif, dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas- asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduanya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya yaitu panduan asas-asas
kultural.
PEMBUKAAN UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah
konstitusi Negara Republik Indonesia. Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD
1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945.

Dengan berlakunya Pembukaan UUD 1945 maka berhentilah tertib hukum yang lama
dan timbullah tertib hukum Indonesia. Tertib hukum merupakan keseluruhan
peraturan-peraturan hukum yang memenuhi 4 syarat, yaitu :
1. Adanya kesatuan subjek yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Hal
ini terpenuhi dengan adanya suatu pemerintahan negara Republik Indonesia
(pembukaan UUD 1945).
2. Adanya kesatuan asas kerohanian sebagai dasar dari keseluruhan peraturan-
peraturan hukum yang merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
terpenuhi dengan adanya dasar-dasar filsafat negara Pancasila (alinea IV Pembukaan
UUD 1945).
3. Adanya kesatuan objek tempat peraturan-peraturan hukum itu berlaku. Hal ini
terpenuhi dengan adanya kalimat “seluruh tumpah darah Indonesia” (alinea IV
Pembukaan UUD 1945).
4. Adanya kesatuan daerah tempat peraturan-peraturan itu berlaku. Hal ini terpenuhi
dengan adanya kalimat "maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang- undang Dasar Negara Indonesia" (alinea IV Pembukaan UUD
1945).
FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan suasana kebatinan dari UUD 1945. Adanya
suasana kerohanian sebagaimana yang tercantum dalam empat pokok pikiran
pembukaan UUD 1945 sebagai asas kerohanian negara merupakan sumber
penjabaran secara normatif bagi UUD Negara Indonesia. Suasana kerohanian ini
memberi arah bagi cita-cita hukum dari UUD 1945 beserta penjabarannya dalam
bentuk peraturan perundang-undangan yang lain.

2. Pembukaan UUD 1945 mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum


dasar negara.

3. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber inspirasi (semangat) bagi UUD 1945.
POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pokok pikiran pertama, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Dalam pembukaan ini diterima aliran
pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham
perseorangan.

2. Pokok pikiran kedua,

Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.


3. Pokok pikiran ketiga, Pokok yang ketiga yang terkandung dalam "pembukaan"
ialah negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan. Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis
bahwa sistem negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasarkan atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan.

4. Pokok pikiran keempat, Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam
"pembukaan“ ialah negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia menurut
UUD 1945
Menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky, maupun Hans
Kelsen dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang
fundamental yang bersifat tetap; sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber
dari segala sumber hukum dalam negara karena itu kaidah ini tidak dapat
diubah, oleh siapapun dan lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan
hanya sekali oleh Pendiri Negara (Founding Father)
Sebagai kaidah negara yang fundamental, sekaligus sebagai asas
kerokhanian negara dan jiwa konstitusi, nilai-nilai dumaksud bersifat
imperatif (mengikat, memaksa). Artinya, semua warga negara, organisasi
infrastruktur dan suprastruktur dalam negara imperatif untuk melaksanakan
dan membudayakannya. Sebaliknya, tiada seorangpun warga negara,
maupun organisasi di dalam negara yang dapat menyimpang dan atau
melanggar asas normatif ini apalagi merubahnya
Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 pada hakikatnya
telah memenuhi syarat sebagai Pokok K aidah Negara yang
Fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental dapat di rinci
sebagai berikut :
1. Ditentukan oleh Pendiri Negara (PPKI) dan terjelma dalam
suatu pertanyaan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pendiri
Negara.
2. Pernyataan Lahirnya sebagai Bangsa yang mandiri
3. Memuat Asas Rohani (Pancasila), Asas Politik Negara (Republik
berkedaulatan Rakyat), dan Tujuan Negara (menjadi Negara
Adil Makmur)
4. Memuat Ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD
Negara
Konsep Negara Hukum ( Rechtsstaat ), mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
• Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi
• Kekuasaan Kehakiman yang merdeka
• Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia
• Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa
pemerintahan, tindakan dan kebijakannya harus berdasarkan
ketentuan hukum (due process of law )
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai