Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR HUKUM

INDONESIA
ANGGITA DORAMIA LUMBANRAJA, S.H., M.H.
FAKUTLAS HUKUM, UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, JAWA TENGAH
STUDY HIGHLIGHTS
1. Tata Hukum Indonesia 10.Hukum Acara Pidana
2. Sumber-Sumber Hukum 11.Hukum Acara Tata Usaha Negara
3. Hukum Perdata 12.Hukum Ketenagakerjaan
4. Hukum Dagang 13.Hukum Agraria
5. Hukum Tata Negara 14.Hukum Pajak
6. Hukum Pidana 15.Hukum Internasional
7. Hukum Administrasi Negara 16.Ujian Akhir Semester
8. Ujian Tengah Semester
9. Hukum Acara Perdata
LESSON NO. 1
Tata Hukum
Indonesia
SUBSTANCE
• Tata Hukum dan Tata Hukum Indonesia
• Politik Hukum Indonesia
• Pembinaan Hukum Nasional
Tata Hukum
• Tata Hukum (Recht Orde) adalah hukum yang berlaku, terdiri dari dan
diwujudkan oleh ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan hukum yang saling
berhubungan dan saling menentukan, dan oleh karena itu keberadaannya
merupakan suatu susunan atau tatanan.
• Tata hukum kerap disebut sebagai hukum positif / Ius Constitutum– hukum yang
berlaku di suatu tempat pada saat tertentu.
• Tata hukum itu sah, berlaku bagi suatu masyarakat tertentu jika dibuat ditetapkan
oleh penguasa (authority) masyarakat itu.
• Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi masyarakat itu sendiri
dan oleh sebab itu turut serta sendiri dalam berlakunya tata hukum itu (tunduk
kepada tata hukum itu) disebut Masyarakat Hukum.
• Masyarakat Hukum adalah suatu masyarakat yang menetapkan tata hukum
bagi masyarakat itu sendiri dan tunduk pada tata hukum tersebut.
Tata Hukum Indonesia
• Tata Hukum Indonesia adalah tata hukum yang dibuat,
ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia atau oleh negara
Indonesia
• Tata Hukum Indonesia ada sejak Proklamasi Kemerdekaan (17
Agustus 1945). Hal ini dinyatakan di dalam MEMORANDUM DPRGR 9
Juni 1966 :
“..Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah detik ‘penjebolan’ tertib hukum kolonial dan sekaligus
detik pembangunan tertib hukum nasional, tertib hukum Indonesia dan
seterusnya…”
Peraturan Peralihan dalam mencegah
kekosongan hukum
• Meskipun telah merdeka, Indonesia belum mampu mengubah sama sekali hukum yang
sudah berlaku dalam masyarakat. Hal ini diakui negara melalui Pasal II Aturan Peralihan
Undang-Undang Dasar 1945 :
“..Segala Badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini..”
• Setelah adanya Amandemen UUD NRI 1945 yang dimulai sejak orde reformasi (1999-
2002), aturan peralihan ada didalam Pasal I dan II :
• Pasal I Aturan Peralihan :
“…Segala Peraturan Perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama
belum diadakan yang baru menurut UUD ini..”
• Pasal II Aturan Peralihan :
“..Semua lembaga negara yang masih ada tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum diadakan yang baru menurut UUD ini..”
Peraturan Peralihan dalam mencegah
kekosongan hukum
• Peraturan Peralihan adalah pasal yang berisi petunjuk mengenai
peralihan dari tata hukum yang lama ke tata hukum yang baru
• Fungsi peraturan peralihan adalah untuk mencegah terjadinya
kevakuman/kekosongan hukum. Sebab apabila terjadi kekosongan hukum
berarti Indonesia tidak memiliki suatu pegangan dalam tata tertib hidup.
• Maka peraturan-peraturan dari zaman Hindia Belanda selama tidak
bertentangan atau belum dibuat (tidak ada hukum yang baru) menurut
UUD baru dinyatakan tetap berlaku.
• Hukum Belanda berlaku di wilayah Hindia Belanda (Indonesia) pada masa
kolonial, dikarenakan adanya Asas Konkordansi.
• Asas Konkordansi adalah prinsip penyesuaian hukum dari negara penjajah
di daerah hukum negara jajahan
Pengertian POLITIK HUKUM
• Bellefroid :
“..Politik Hukum adalah menyelidiki tuntutan-tuntutan sosial yang hendak diperhatikan oleh hukum sehingga isi
ius constituendum ditunjuk oleh politik hukum supaya constitutum disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat..”
• W. Zevenbergen :
“..Politik hukum adalah mempersoalkan hal-hal mana dan dengan cara bagaimana hukum itu harus diatur..”
• Satjipto Rahardjo :
“..Politik hukum adalah aktivitas memilih dan cara yang hedak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan
hukum tertentu dalam masyarakat. Politik hukum merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
dinamika yang demikian itu, karena ia diarahkan kepada iure constituendo, hukum yang seharusnya berlaku..”
• Teuku Mohamamad Radhie, SH (Prisma No. 6 Tahun ke II Des. 1973) isinya :
“..Adapun Politik Hukum di sini hendak kita artikan sebagai suatu pernyataan kehendak Penguasa Negara
mengenai hukum yang belaku di wilayahnya, dan mengenai arah ke mana hukum hendak dikembangkan..”
Pengertian POLITIK HUKUM
• Secara umum politik hukum merupakan policy atau kebijakan negara
di bidang hukum yang sedang (ius constitutum) dan akan berlaku (ius
constituendum) dalam suatu negara.
• Dengan adanya politik hukum negara dapat menentukan jenis-jenis
atau macam-macam hukum, bentuk hukum, materi dan/atau sumber
hukum yang diberlakukan dalam suatu negara pada saat ini dan yang
akan datang.
• Politik hukum biasanya dicantumkan dalam Undang-Undang Dasarnya
tetapi ada pula yang tidak.
• Apakah UUD 1945 mencamtukan politik hukum Indonesia?
POLITIK HUKUM INDONESIA
• Teuku Mohamamad Radhie, SH (Prisma No. 6 Tahun ke II Des. 1973) isinya :
“..Adapun Politik Hukum di sini hendak kita artika sebagai pernyataan
kehendak Penguasa Negara mengenai hukum yang belaku di wilayahnya,
dan mengenai arah ke mana hukum hendak dikembangkan..”
• Pasal Kodifikasi – Pasal 102 UUD 1950 berisi :
“..Hukum perdata dan hukum dagang, hukum pidana sipil maupun hukum
pidana militer, hukum acara perdata dan hukum acara pidana, susunan dan
kekuasaan pengadilan, diatur dengan undang-undang dalam kitab-kitab
hukum, kecuali jika pengundang-undang menganggap perlu untuk mengatur
beberapa hal dalam undang-undang tersendiri.”
• Pasal kodifikasi dihapus setelah adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
POLITIK HUKUM INDONESIA
• Politik Hukum Indonesia ditegaskan di dalam Pembukaan dan Pasal-
Pasal UUD NRI Tahun 1945 (memuat tujuan, dasar, cita hukum dan
norma dasar negara Indoneisa yang menjadi tujuan dan pijakan dari
politik hukum di Indonesia)
• Tujuan politik hukum Indonesia :
1. Sebagai alat (tool) atau sarana yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
menciptakan suatu sistem hukum nasional Indonesia
2. Sebagai sarana untuk merekayasa perkembangan, perubahan yang terjadi
dalam kehidupan kenegaraan
3. Arah yang ingin diwujudkan dalam pembangunan di bidang hukum
POLITIK HUKUM INDONESIA
• Pada masa Orde Lama (Soekarno) POLA PEMBANGUNAN NASIONAL
SEMESTA DAN BERENCANA (PNSB)
• Pada masa Orde Baru (Soeharto), Politik Hukum Indonesia termuat secara
jelas (tersurat) dan padat dalam GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA
(GBHN) yang diatur dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973
• Pada masa Orde Reformasi, Politik Hukum Indonesia ditemui secara tersirat
di dalam PROGRAM PEMBANGUNGAN NASIONAL (PROPENAS) dalam
Ketetapan MPR No IV Tahun 1999 jo UU Nomor 25 Tahun 2000
• Pasca Amandemen UUD NRI Tahun 1945. Politik Hukum Indonesia ditemui
secara tersirat : 1) RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) – 20
tahun, 2) RPJM (Rencana Pembangan Jangka Menengah) – 5 tahun
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
• Setiap negara yang merdeka dan berdaulat harus mempunyai hukum
nasional di segala bidang hukum
• Pada tahun 1956 Perhimpunan Sarjana Hukum Nasional Indonesia
mengajukan permohonan kepada Perdana Menteri RI agar dibentuk
suatu Panitia Negara Pembinaan Hukum Nasional.
• Dengan Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 1958 dibentuk
Lembaga Pembinaan hukum nasional di Jakarta dengan tujuan
mencapai tata hukum nasional.
LEMBAGA PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
(1958 -1974)
• Tugas lembaga Pembinaan Hukum Nasional itu adalah “melaksanakan
pembinaan hukum nasional dengan tujuan mencapai tata hukum
nasional :
1) Menyiapkan rancangan-rancangan peraturan perundangan :
a) Untuk meletakkan dasar-dasar tata hukum nasional
b) Untuk menggantikan peraturan-peraturan yang tidak sesuai dengan tata
hukum nasional
c) Untuk masalah-masalah yang belum diatur dalam suatu peraturan
perundangan
2) Menyelenggarakan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyusun
peraturan perundangan
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
(1974-sekarang))
• Merupakan salah satu lembaga di bawah Kementerian Hukum dan HAM
• Memiliki tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan hukum nasional
• Fungsi BPHN :
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan teknis di bidang pembinaan hukum nasional
2. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan hukum
nasional
3. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
4. Pelaksanaan urusan administrasi di lingkungan badan
5. Pembinaan dan pengembagnan sistem hukum nasional
6. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana pembangungan hukum nasional dan prolegnas
7. Pembinaan pembimbingan dan koordinasi serta kerjasama di bidang penyuluhan hukum
8. Penyelenggaraan kegiatan dalam upaya membentuk budaya hukum masyarakat
9. Pembinaan dan pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum serta
perpustakaan hukum
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Peristiwa penting dalam Pembinaan
Hukum Nasional adalah penemuan-
penemuan yang dilakukan oleh
Dr. Sahardjo (Menteri Hukum dan
HAM pada Kabinet Kerja I, II, III
(1959-1963)) yakni …
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
1. Simbol/lambang keadilan “Dewi Themis (Keadilan)”
diganti menjadi Pohon Beringin yang memiliki arti
“pengayoman”
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
2. Istilah Lembaga Penjara diganti menjadi Lembaga
Permasyarakatan (Lapas) yang lebih sesuai dengan
sendi-sendi negara yang ber-Pancasila.
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
3. Kodifikasi zaman kolonial belanda (BW dan WvK)
tidak berlaku sebagai wetboek tetapi hanya sebagai
rechtboek yaitu hanya sebagai dokumen yang
menggambarkan suatu kelompok hukum yang harus
dipakai oleh hakim sebagai “pedoman” dalam
melakukan peradilan
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

POLA

WAWASAN NUSANTARA
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
KEPENTINGAN NASIONAL

MENGABDI PADA

HUKUM NASIONAL Hukum Modern


PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
• Ciri-ciri hukum modern :
1. Konsentris
Artinya adanya satu tangan yang mengatur/membuat (yaitu
pengundang-undang)
2. Konvergen
Artinya hukum Indonesia bersifat terbuka terhadap
perubahan dan perkembangan
3. Tertulis
Untuk lebih menjamin kepastian hukum

Anda mungkin juga menyukai