Anda di halaman 1dari 14

TRADISI HUKUM DAN

PEMBENTUKAN HUKUM
Oleh : Umar Ade Hidayat
NIM : 1622057
DEFINISI TRADISI HUKUM

• Tradisi hukum mengacu pada seperangkat norma


dan nilai-nilai yang diterima dan diakui dalam
sistem hukum suatu negara atau masyarakat
tertentu. Tradisi hukum ini dapat berkembang
secara historis melalui proses sosial, politik, dan
budaya dari waktu ke waktu
TRADISI HUKUM MENURUT PARA AHLI
• Menurut Max Weber, seorang sosiolog terkenal, tradisi hukum adalah "seperangkat
aturan dan tindakan yang diakui secara formal atau material oleh masyarakat atau
negara yang memerintah."
• Menurut Roscoe Pound, seorang ahli hukum Amerika Serikat, tradisi hukum adalah
"kebiasaan atau cara pandang tentang hukum yang berkembang dalam masyarakat
tertentu dan dipertahankan oleh kekuasaan hukum."
• Menurut Lawrence Friedman, seorang sejarawan hukum, tradisi hukum adalah
"warisan historis yang membentuk prinsip-prinsip, konsep, dan praktik-praktik
hukum yang digunakan oleh masyarakat dan pemerintah."
• Menurut H. Patrick Glenn, seorang ahli hukum Kanada, tradisi hukum adalah
"serangkaian kebijakan hukum dan praktek hukum yang terbentuk oleh sejarah,
budaya, dan karakteristik lain dari suatu masyarakat."
MACAM-MACAM TRADISI HUKUM
Setiap negara atau masyarakat memiliki tradisi hukum yang berbeda, tergantung pada
sejarah, budaya, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Ada tiga jenis utama
tradisi hukum: common law, civil law, dan hukum agama.
• Tradisi hukum common law berkembang dari kebiasaan dan keputusan pengadilan
yang diwariskan dari Inggris dan negara-negara yang dulunya menjadi bagian dari
Kekaisaran Britania Raya, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
• Tradisi hukum civil law, yang juga dikenal sebagai hukum Romawi atau
Kontinental, berkembang dari sistem hukum yang ditemukan di Eropa pada Abad
Pertengahan dan digunakan di negara-negara seperti Prancis, Jerman, dan Spanyol.
• Tradisi hukum agama, seperti hukum Islam dan hukum Yahudi, berdasarkan pada
ajaran agama tertentu dan digunakan dalam konteks hukum keluarga, pernikahan,
warisan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan praktik keagamaan.
LANJUTAN

• Customary law: Tradisi hukum adat yang banyak


diterapkan di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, Afrika, dan Amerika Latin. Sistem hukum ini
didasarkan pada adat istiadat dan kebiasaan yang
berkembang dalam masyarakat.
KESIMPULAN SELA

Bahwa yang namanya tradisi hukum, secara sederhana


adalah sebuah corak khas hukum yang berlaku di suatu
lembaga atau negara. Bisa juga, secara lebih intens lagi,
bahwa tradisi hukum adalah sistem hukum. Jadi,
pembahasan ke depan kita akan membahas apa itu sistem
hokum.
TRADISI HUKUM DI INDONESIA
Sudah dikatakan pada pembahasan sebelumnya bahwa tradisi hokum di
Indonesia menganut sistem costumary law.

Namun, secara spesifiknya lagi, jika kita melihat ke dalam prinsip-prinsip


hokum pidana, sebetulnya Indonesia menganut kepada tradisi hokum civil
dan common law. Namun berbeda dalam undang-undang perdata dan
Kompilasi Hukum Islam, Indonesia menganut terhadap tradisi sharia law.
Sedangkan hukum adatnya menganut terhadap costumary law.
PEMBENTUKAN HUKUM
ARTI PEMBENTUKAN HUKUM
Kegiatan kehidupan manusia itu sangat luas, tidak terhitung jumlah dan
jenisnya, sehingga tidak mungkin tercakup dalam satu peraturan
perundang- undangan dengan tuntas dan jelas. Maka wajarlah, jika tidak
ada peraturan perundang-undangan yang dapat mencakup keseluruhan
kegiatan manusia, sehingga tidak ada peraturan manusia yang lengkap
selengkap-lengkapnya dan jelas sejelas-jelasnya. Karena hukumnya tidak
jelas dan tidak lengkap, maka harus dicari dan ditemukan.
Pembentukan hukum atau rechtsvorming dapat diartikan sebagai proses
atau kegiatan merumuskan peraturan-peraturan yang berlaku secara umum
bagi setiap orang. Lazimnya dilakukan oleh pembentuk undang-undang.
PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA
Hukum di Indonesia dibentuk oleh pihak-pihak yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan
hal tersebut. Berikut adalah beberapa pihak yang berperan dalam pembentukan hukum di Indonesia:
• DPR (Dewan Perwakilan Rakyat): DPR memiliki tugas untuk membuat undang-undang dan memperbaiki
undang-undang yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
• Pemerintah (Eksekutif) : Pemerintah memiliki tugas untuk membuat peraturan pemerintah sebagai
implementasi dari undang-undang yang telah disahkan oleh DPR.
• MK (Mahkamah Konstitusi): MK memiliki tugas untuk memutuskan sengketa tentang keabsahan undang-
undang, putusan presiden, dan peraturan pemerintah.
• MA (Mahkamah Agung): MA memiliki tugas untuk memutuskan sengketa hukum di antara warga negara
atau antara warga negara dengan pemerintah.
• BPK (Badan Pemeriksa Keuangan): BPK memiliki tugas untuk memeriksa dan mengevaluasi pengelolaan
keuangan negara serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam pengambilan keputusan.
• BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional): BPHN memiliki tugas untuk menyusun program dan strategi
pembinaan hukum nasional serta mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan hukum nasional.
HUKUM DALAM ARTI SEMPIT

Apabila hukum diartikan secara terbatas sebagai putusan


penguasa, maka yang dimaksud adalah undang-undang yang
berlaku di Indonesia. Untuk pembentukan undang-undang, maka
Pembentukan undang-undang di Indonesia mengikuti prosedur
yang diatur dalam UUD 1945 dan Peraturan DPR tentang Tata
Tertib Sidang DPR.
PROSES PEMBENTUKAN HUKUM DAN UNDANG-UNDANG

• Inisiatif Undang-Undang: Undang-undang dapat diajukan melalui inisiatif DPR, inisiatif


Presiden, atau inisiatif rakyat yang diajukan melalui DPR.
• Penyusunan Naskah Akademik: Setelah inisiatif diajukan, DPR akan menugaskan Panitia Kerja
(Panja) untuk menyusun naskah akademik yang berisi uraian masalah yang diatur dalam undang-
undang tersebut dan penyelesaian yang diusulkan.
• Pembahasan: Setelah naskah akademik disusun, DPR akan membentuk Badan Musyawarah
(Bamus) untuk membahas rancangan undang-undang.
• Pengesahan: Setelah pembahasan selesai, DPR akan mengesahkan undang-undang tersebut dalam
rapat paripurna.
• Persetujuan Presiden: Setelah dihasilkan undang-undang, Presiden harus menandatanganinya
untuk menjadi sah dan berlaku sebagai undang-undang.
• Pengumuman: Setelah disetujui oleh Presiden, undang-undang akan diumumkan dalam
Lembaran Negara sebagai media pengumuman resmi.
• Pelaksanaan: Setelah diumumkan, undang-undang tersebut berlaku dan harus dilaksanakan oleh
semua warga negara dan pihak-pihak yang terkait.
LANJUTAN
Seluruh tahapan pembentukan undang-undang di Indonesia diatur dalam
UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Proses pembentukan undang-undang di Indonesia diharapkan
dapat melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan dan
pembahasan undang-undang guna menghasilkan produk hukum yang
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara luas.
TQ

Anda mungkin juga menyukai