Anda di halaman 1dari 17

SISTEM HUKUM INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. WIDOWATI SH M. Hum.
Anggota Kelompok :
1. Dicky Dwi Kurniawan (2061404100047)
2. Ivan Hendri Hendarto (2061404100048)
3. Diwa Ari Antoni (2061404100052)
4. Muhammad Khozainur R (2061404100053)
5. Ronald Tito Renalditya Hartoni (2061404100056)
SISTEM
HUKUM
INDONESIA

SEJARAH HUKUM
SISTEM HUKUM
INDONESIA

NORMA-NORMA
HUKUM

HUBUNGAN ANTARA
SUMBER & TUJUAN MASYARAKAT,
HUKUM NEGARA DAN
HUKUM
TUJUAN
• Memahami SistemHukumIndonesia
• Memahami Norma-Norma Hukum
• Memahami Hubunganantara
• Masyarakat,Negara dan Hukum
• Menelusuri Sumber & Tujuan Hukum
• Mempelajari Sejarah Hukum Indonesia
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran
dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental.
Selain sistem hukum Eropa Kontinental, di Indonesia juga berlaku
sistem hukum adat dan sistem hukum agama, khususnya hukum
(syariah) Islam.
SISTEM HUKUM INDONESIA
• Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistem
hukum, hukum agama, hukum adat, dan hukum negara eropa
terutama Belanda sebagai Bangsa yang pernah menjajah Indonesia.
Maka tidak heran apabila banyak peradaban mereka yang
diwariskan termasuk sistem hukum. Nilainilai hukum adat
merupakan salah satu sumber hukum di
• Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim
terbesar maka tidak heran apabila bangsa Indonesia juga
menggunakan hukum agama terutama Islam sebagai pedoman
dalam kehidupan dan juga menjadi sumber hukum Indonesia.
CIRI-CIRI HUKUM
• terdapat perintah dan larangan
• terdapat sanksi tegas bagi yang melanggar
• perintah dan larangan harus ditaati untuk seluruh masyarakat
NORMA-NORMA
• Norma (menurut KBBI) adalah seperangkat aturan atau ketentuan yang bersifat mengikat masyarakat sebagai tata makanan
dan pengendalian tingkah laku yang sesuai dan di terima setiap warga dan masyarakat wajib mentaati norma yang berlaku.
• Sistem norma ada 4 unsur :
• Norma Moral
• Norma Agama
• Norma Etika (sopan santun)
• Norma Hukum
• Norma Moral adalah suatu aturan yang berlaku untuk manusia yang berasal dari hati manusia atau hati nurani berbuat baik
atau tidak baik salah atau benar.
• Norma Agama adalah tuntutan kehidupan manusia untuk lebih baik atau benar mengatur antara manusia dengan Tuhannya
manusia dengan diri sendiri dan dapat diartikan sebagai sistem yang diperoleh manusia dari ajaran agama yang dianutnya.
• Norma Etika atau sopan santun adalah norma yang lebih pada aturan yang timbul dari pergaulan masyarakat tertentu
kepatutan, kepantasan, dan kebiasaan yang berlaku. norma kesopanan lebih mengedepankan sistem aturan manusia yang
bersumber dari kesepakatan atau konsensus yang diciptakan oleh suatu komunitas masyarakat tertentu.
• Norma hukum adalah suatu aturan yang dibuat resmi oleh lembaga negara karena aturan bersifat mengikat seseorang serta
pemberlakuan dapat dipaksakan oleh aparat yang berwenang.
Hubungan antara Masyarakat
 Hubungan hukum dan masyarakat sangat erat dan tak mungkin dapat dicerai pisahkan satu sama lain, karena :
• Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat.
• Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu hukum
• hukum juga merupakan salah satu sarana utama bagi masyarakat di mana ia menjadi warga atau anggotanya, untuk
memenuhi segala keperluan hidupnya dalam keadaan yang sebaik dan sewajar mungkin.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum dalam masyarakat


• Kaidah Hukum
• didalam teori-teori ilmu hukum, dapat dibedakan antara tiga macam hal mengenai berlakunya kaidah hukum yaitu,
yuridis,sosiologis,dan filosofis
• Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
• Sarana / Fasilitas
• Fasilitas / sarana sangat penting untuk mengefektifkan suatu aturan tertentu.
• Warga Masyarakat
• Salah satu faktor yang menentukan suatu peraturan adalah warga masyarakat.
Hubungan antara negara dan hukum :
• Negara telah dipandang sebagai kesatuan tatanan-tatanan, maka tidak terdapat
kemungkinan lain untuk membedakannya dengan hukum.
• Hubungan antara negara dan hukum bahwa hukum bersifat mengikat, negara pun
terikat oleh hukum
• jika suatu negara tidak ada hukum, maka masyarakat yang ada di negara itu tidak
akan tertata, sebaliknya, hukum tidak akan di terapkan jika tidak ada negara atau
wilayah yang memiliki sebuah pemerintah.
• Jika hukum tidak ada di sebuah negara, masyarakat tidak akan hidup nyaman dan
aman, karena tidak ada hukum yang menberikan sanksi terhadap seseorang yang
melanggar pelanggaran,.
• sebuah negara tidak akan berdiri jika tidak ada hukum di sebuah negara dan
hukum tidak akan diterapkan jika tidak ada negara
SUMBER HUKUM
 Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturanaturan yang mempunyai kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa,
yakni aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
 Sumber hukum dapat ditinjau dari segi :
1. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, misalnya ekonomi, sejarah, sosiologi,
dan filsafat.
2. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi :
A. Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh
penguasa Negara.
• Dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari isinya mengikat secara umum.
• Dalam arti formal adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang karena
B. Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama kemudian diterima dan diakui
oleh masyarakat.
C. Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan dasar keputusan oleh hakim-hakim lain dalam
memutuskan perkara yang sama.
D. Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari Negara yang bersangkutan. Traktat juga merupakan perjanjian formal
antara dua Negara atau lebih. Perjanjian ini khusus menyangkut bidang ekonomi dan politik.
E. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para ilmuwan atau para sarjana hukum terkemuka yang mempunyai pengaruh
atau kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
TUJUAN HUKUM
• Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu
• asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Sementara itu, para ahli hukum memberikan tujuan hukum menurut sudut pandangnya
masing-masing.
• Prof. Subekti, S.H. hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan
kebahagiaan pada rakyatnya.
• Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
• Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai unsur daripada keadilan disebutkannya “kepentingan
daya guna dan kemanfaatan”.
• Jeremy Betham (teori utilitas), hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang.
• Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat
diganggu.
• ØBerdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum itu
memiliki dua hal, yaitu : Untuk mewujudkan keadilan dan untuk mencari faedah atau manfaat.Selain tujuan hukum, ada juga tugas
hukum, yaitu :
• Menjamin adanya kepastian hukum.
• Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian.
• Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat
SEJARAH HUKUM INDONESIA
A. Era VOC
• Pada era penjajahan VOC, sistem hukum yang digunakanbertujuan untuk:
• Keperluan ekspolitasi ekonomi untuk membantu krisisekonomi di negera Belanda;
• Pendisiplinan rakyat asli Indonesia dengan sistem yang otoriter
• Perlindungan untuk orang-orang VOC, serta keluarga, dan para imigran Eropa.
B. Era liberal belanda
Tahun 1854 di Hindia-Belanda dikeluarkan Regeringsreglement atau Peraturan mengenai Tata Pemerintahan yang tujuannya adalah
melindungi kepentingan usaha-usaha swasta di tanah jajahan & untuk yang pertama kalinya mencantumkan perlindungan hukum untuk
rakyat pribumi dari pemerintahan jajahan yang sewenang-wenang. Hal ini bisa dilihat dalam RR 1854 yang mengatur soal pembatasan
terhadap eksekutif & kepolisian, dan juga jaminan soal proses peradilan yg bebas
C. . Era Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang
• Politik Etis diterapkan di awal abad ke-20. Kebijakan-kebijakan awal politik etis yang berkaitan langsung dengan pembaharuan hukum
antara lain:
• Pendidikan bagi rakyat pribumi, termasuk juga pendidikanlanjutan hukum;
• Pendirian Volksraad, yaitu lembaga perwakilan untuk kaumpribumi;
• Manajemen organisasi pemerintahan, yang utama dari sisiefisiensi;
• Manajemen lembaga peradilan, yang utama dalam halprofesionalitas;
• Pembentukan peraturan perundang-undangan yg berorientasipada kepastian hukum.
D. Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal
 Era Revolusi Fisik
• Melanjutkan unfikasi badan-badan peradilan dengan melaksanakan penyederhanaan.
• Mengurangi serta membatasi peranan badanbadan pengadilan adat & swapraja, terkecuali badan-
• badan pengadilanagama yg bahkan diperkuat dengan pembentukan MahkamahIslam
• Tinggi.
 Era Demokrasi Liberal
• Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal
• Undang-undang Dasar Sementara 1950 yang sudah mengakui HAM. Selajutnya yang terjadi hanyalah
unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-badan & mekanisme pengadilan atau
penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan melalui UU No. 1/1951 tentang
Susunan & Kekuasaan Pengadilan.
E. EraDemokrasiTerpimpin Sampai OrdeBaru
 Era Demokrasi Terpimpin
• Perkembangan dan dinamika hukum di era ini
• Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan & mendudukanMA & badanbadan pengadilan di bawah lembaga
eksekutif;
• Mengubah lambang hukum "dewi keadilan" menjadi "pohonberingin" yang berarti pengayoman;
• Memberikan kesempatan kepada eksekutif untuk ikut campurtangan secara langsung atas proses peradilan sesuai UU
No.19/1964 & UU No.13/1965;
• Menyatakan bahwa peraturan hukum perdata pada
• masa pendudukan tidak berlaku kecuali hanya sebagai rujukan, makadari itu hakim h arus mengembangkan putusan-
putusan yang lebih situasional & kontekstual. Ø Era Orde Baru
• Pembaruan hukum pada masa
• Orde Baru dimulai daripenyingkiran hukum dalam proses pemerintahan dan politik, pe mbekuan UU Pokok Agraria,
membentuk UU
• yang mempermudah modal dari luar masuk dengan UU Penanamanmodal Asing, UU Pertambangan, dan
• UU Kehutanan. Selain itu, orde baru juga melancarkan: i) Pelemahan lembaga hukum d i bawah kekuasaan eksekutif;
• ii) Pengendalian sistem pendidikan& pembatasan pemikiran kritis, termasuk dalam pe mikiranhukum; Kesimpulannya,
pada era orba tidakterjadi perkembangan positif hukum Nasional.
F. Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
• Semenjak kekuasaan eksekutif beralih ke Presiden Habibie sampai
dengan sekarang, sudah d ilakukan 4 kali amandemen UUD RI 1945.
• Beberapa pembaruan formal yang terjadi antaralain:
1) Pembaruan sistem politik & ketetanegaraan
2) Pembaruan sistem hukum & HAM
3) Pembaruan sistemekonomi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai