Anda di halaman 1dari 118

PENGANTAR ILMU HUKUM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

NAMA MAHASISWA

SIPRIANUS DAMAI NAR

APSHAR HALED DETHAN

YEREMIA TNAELELI

MUHAMMAD ROzI

JOY M. MOOY MBATU


BAB I

ARTI DAN TUJUAN HUKUM


1. ARTI HUKUM
A. Hukum Dan Masyarakat
• Hukum itu sulit didefinisikan.
• Aliran Ontwikkelde leek :
Hukum disamakan dengan undang-undang. Hukum itu
bersifat abstrak
• Aliran The man on the street :
hukum itu terwujud dalam gedung pengadilan, hakim,
pengacara, jurusita, polisi.
• Hukum itu mencampuri hidup manusia sejak dalam kandungan
hingga ia mati.
• Hukum sebagai peraturan pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat.
B. Hukum dan Bangsa
• Hukum terdapat di seluruh dunia.
• Hukum merupakan gejala universal.
• Ditilik dari sudut ilmu pengetahuan, Hukum
merupakan bagian dari kebudayaan bangsa.
• Di Eropa,misalnya terdapat Hukum Rumawi,
Hukum Kanonik, dan Hukum Germania.
2. TUJUAN HUKUM

• Mengatur pergaulan hidup secara damai.(Prolog Hukum Rakyat


Franca Salis dalam Lex Salica )
• Hukum hanya dapat mencapai tujuannya jika ia menuju
peraturan yang adil.

• Jadi, Tujuan Hukum :

“ tata tertib masyarakat yang


damai dan adil “
BAB II

HUKUM SEBAGAI KAIDAH


DAN
SEBAGAI KEBIASAAN
• Goerge Frenzel (Recth und Rechtssӓtze; 1982) mempertikaikan bahwa hukum
terdiri atas kaidah-kaidah.

• H.J.Hammaker : hukum bukan keseluruhan peraturan yang menetapkan


bagaimana orang seharusnya bertindak satu sama lain, melainkan ia terdiri
atas peraturan-peraturan menurut mana pada hakekatnya orang-orang
biasanya bertingkahlaku dalam masyarakat.

• Eugen Ehrich :
Ehrlich mengambil jalan tengah.Menurutnya, ada 2 macam hukum yaitu :

1. Entscheidungsnormen : yaitu peraturan-peraturan yang terbentuk oleh


perundang-undangan atau praktek, yang digunakan oleh hakim
sebagai dasar keputusannya.
2. Gewohnheistrecht atau Tatsachen des Gewohnheistrecht
.
BAB III

HUKUM DAN KAIDAH-KAIDAH


ETIKA LAINNYA
Pendahuluan
• Ada peraturan-peraturan tingkah laku lain di luar
peraturan-peraturan tingkahlaku hukum.
• Peraturan-peraturan tersebut mengandung
petunjuk bagaimana manusia hendaknya
bertindak-tanduk dalam masyarakat.
• Peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-
kewajiban tersebut dinamakan Etika.
• Etika meliputi peraturan tentang agama,
kesusilaan, hukum, dan adat.
§ 1. HUKUM DAN ADAT DIPERBEDAKAN DARI
KESUSILAAN DAN AGAMA
A. Hukum dan Kesusilaan
• Hukum dan adat menyangkut masyarakat. Kesusilaan menyangkut perseorangan.

• Tujuan :
Tujuan Hukum ialah tata tertib masyarakat yang baik. Sedangkan Kesusilaan bertujuan
untuk penyempurnaan seseorang.
• Isi :

• Asal-usul Kaidah
Hukum adat merupakan kekuasaan yang berasal dari luar pribadi masnusia sedankan
kesesuliaan berasal dari dalam diri manusia.

• Daya Kerja
Hukum dan adat mempunyai dua daya kerja yaitu memberikan kekuasan dan
meletakan kewajiban ia serentak normatif dan atributif. Kesesuliaan hanya meletakan
kewajiban, ia hanya bersifat normatif.
B. Agama
• Agama dalam arti sempit adalah hubungan
antara Tuhan dan manusia.
• Hubungan itu mengandung kewajiban-kewajiban.
• Kewajiban-kewajiban itu bersifat kewajiban moril
dan kewajiban hukum.
• Karena itu, manusia menganggap dirinya terikat
terikat untuk melakukan terhadap Tuhan dan
dirinya sendiri dan dengan sesamanya.
§ 2. HUKUM ADAT
• Adat adalah segala peraturan tigkah laku, yang
tidak termasuk lapangan hukum, kesusilaan
dan agama.
• Hukum dan adat mempunyai persekutuan :
1. bahwa ia ditujukan pada manusia sebagai
makhluk hidup sosial, jadi ,mengenai
pergaulan hidup dan tidak semata mata
mengenai individu
2. bahwa ia puas dengan tingkah laku lahir, dan tidak
menanyakan kehendak baik yg mendukung tingakah
laku itu
3. bahwa sifatnya heteronom, karena diletakan atas diri
kita oleh masyarakat atau lingkungan dalam mana
kita hidup.
4. babhwa ia memberi hak hak menuntut sesuatu
tingkah laku sesuai dengan peraturan peraturannya.
Bagi banyak orang ,, paksaan’’ merupakan kriterium
bagi perbedaan hukum dan adat.
D. Hubungan Antar berbagai Golongan kaidah-kaidah Etika

• Terdapat hubungan yang rapat antara berbagai golongan kaidah etika, isi
tiap-tiap golongan menjalankan pengaruh yang kuat terhadap isi
golongan-golongan lain.
• Hukum untuk sebagaia besar adalah kesusilaan positif yang diperlukan
pemerintah. Di Negara Belanda, Kesesuliaan ini didasarkan pada agama
Kristen.
• Kejahatan-kejahatan yang diuraikan dalam KUHP hampir semuanya
perbuatan yang dicela juga oleh kesusilaan dan agama.
• Dalam La regle morale dans les obligations civiles George
Ripert memperlihatkan bahwa hukum perdata juga mengenai bagian yang
sangat teknis (hukum perjanjian) dikuasai oleh kaidah-kaidah kesusilaan.
• Kaidah-kaidah etika yan beragam itu saling memperkuat daya masing-
masing. Peraturan-peraturan hukum diikuti tidak semata-mata bersandar
pada kekuasaan yang memaksa dari pemerintah melainkan juga berdasar
pada hal bahwa banyak orang merasa terdorong mengikutinya
berdasarkan agama atau kesusilaan. 
BAB IV. HUKUM OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF

• Hukum adalah kekuasaan yang mengatur dan


memaksa yang berfungsi mengatur hubungan-
hubungan yang ditimbulkan oleh pergaulan
masyarakat manusia yaitu hubungan yang
timbul dari perkawinan, keturunan, kerabat,
darah, ketetanggaan dan lain-lain.
• Hubungan hukum mempunyai dua segi  yaitu
pada satu pihak ia merupakan hak dan pada
pihak lain ia merupakan kewajiban.
Perkataan Hukum ……
• Perkataan hukum bisa diartikan ke dalam 2 hal
yaitu:
a. Untuk menyatakan peraturan (kaidah) yang
mengatur antara dua orang atau lebih “hukum
objektif”
b. Untuk menyatakan hubungan yang diatur oleh
hukum objektif, berdasarkan dimana yang satu
mempunyai hak, yang lain mempunyai
kewajiban terhadap sesuatu “hukum subjektif”
Hubungan Antara Hukum Objektif dan
Hukum Subjektif
• Hubungan yang erat antara hukum objektif
dan subjektif yaitu hukum objektif adalah
peraturan hukumnya dan hukum subjektif
adalah peraturan hukum yang dihubungkan
dengan seseorang yang tertentu dan dengan
demikian menjadi hak, dan kewajiban. hukum
subjektif timbul jika hukum objektif beraksi.
A. Hukum Subyektif sebagai Fungsi Sosial

• Hukum subjektif untuk masa sekarang lebih mengutamakan


kepada masyarakat dengan alasan tiap-tiap orang mempunyai
tugas yang tertentu dalam masyarakat, fungsi sosial yang harus
dipenuhi.
• Fungsi sosial mempunyai pengertian yaitu dasar dari tertib 
hukum pada masa ini, dan harus menggantikan pengertian
hukum subjektif.
• Kebebasan adalah sebuah hak namun pada masa sekarang
kebebasan adalah fungsi social yang memuat kewajiban-
kewajiban dari tia-tiap orang untuk mengembangkan
penghidupan jasmani, kecerdasan, dan kesusilaan sebaik-baikya
untuk kemanfaatan masyarakat
B. Hukum Subyektif
• Hukum Sujektif untuk menyatakan hubungan
yg diatur oleh hukum obyektif, berdasarkan
mana yg satu mempunyai hak,yg lain
mempunyai kewajiban terhadap sesuatu.
Karena dalam hal ini hukum dihubungkan
dengan seseorang yg tertentu sesuatu subyek
yg tertentu
Penyalahgunaan Hak
• Penyalahgunnaan hak dianggap terjadi, bila
sesorang menggunakan haknya dengan cara yang
bertentangan dengan tujuan untuk mana hak itu
diberikan, dengan perkataan lain bertentangan
dengan tujuan kemasyarakatannya
• Tujuan hukum adalah melindungi kepentingan-
kepentingan, maka pemakaian hak dengan tiadak
sesuatu kepentingan yang patut diyatakan
sebagai penyalahgunaan hak.
BAB V. HUKUM DAN KEKUASAAN
• Dilihat dari kekuasaan hukum maka hukum objektif adalah
kekuasaan yang bersifat mengikat; hukum subjektif adala
kekuasaan yang diatur oleh hukum objektif.
 Hukum adalah kekuasaan tapi tidak setiap kekuasaan
adalah hukum “ might is not right. Seperti halnya contoh
berikut “ pencuri berkuasa atas barang yang dicurinya,
akan tetapi belum berarti bahwa ia berhak atas barang itu.
 Aliran hukum positivistis berpendapat bahwa kepatuhan
kepada hukum itu tak lain daripada tunduknya orang-orang
yang lebih lemah pada kehendak orang-orang yang lebih
kuat. Jadi hukum adalah hak orang yang terkuat.
BAB VI.

SUMBER-SUMBER HUKUM POSITIF


A.     Sumber Hukum
Sumber hukum menurut Ahli sejarah memakai
perkataan sumber hukum dalam 2 arti yaitu
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni
semua tulisan, dokumen, inkskrips dsb. 
Seperti undang-undang, piagam-piagam yang
memuat perbuatan hukum, tulisan-tulisan ahli
hukum termasuk tulisan-tulisan yang bersifat
yuridis sepanjang memuat pemberitahuan
mengenai lembaga-lembaga hukum.
• Dalam masyarakat terdapat berbagai
kekuasaan yaitu kekuasaan yang baik dan
jahat, kekuasaan physic (misalnya kekuasaan
tentara dan polisi), kekuasaan ekonomi
(misalnya kekuasaan modal dan kerja), dan
juga kekuasaan bathin dan susila (misalnya
kekuasaan kepribadian), kekuasaan agama
dan gereja, kekuasaan ilmu pengetahuan,
kekuasaan perkataan yang diucapkan dan
ditulis.
Hukum dan kekuasaan ….
• Hukum adalah kekuasaan yakni kekuasaan yang bercita-citakan keadilan
karena keadilan yang sungguh-sungguh tak dapat dicapai oleh hukum
karena:
1. Hukum terpaksa mengorbankan keadilan sekedarnya untuk
tujuannya, jadi hukum bersifat komromi
2. Karena manusia (hukum adalah buatan manusia) tak dikarunia Tuhan
mengetahui apa yang adil dan tidak adil dalam arti mutlak.
3. Tendens ke arah keadilan itu di dalamnya ada mengandung tendens
hukum yang lain dalam pertikaian antara kepentingan-kepentingan
yang bertumbuk satu sama lain, dalam tuntutan-tuntutan dan
pandangan-pandangan orang, hukum tidak berpihak pada apa yang
lebih kuat melaikan berpihak pada mereka, yang tuntutannya
mempunyai nilai yang lebih tinggi, diukur dengan ukura yang objektif.
Tendens tidak berpihak  itu dapak kita lihat pada perundang-undangan
dan pengadilan
1. Perundang-undangan
• Dalam menetapkan peratura-peraturan umum,
peraturan-peraturan itu telah terlihat tendens
tidak berpihak, suatu tendens yang inhaerent
pada hukum. Bukankan maksud peraturan-
peraturan itu hendak berlaku agar setiap orang
tiada memandang bulu. Namun dalam
perundang-undangan tendens tidak berpihak
tidak sepenuhnya terwujud karena pembentukan
perundang-undangan biasanya didahului oleh
pertikaian kepentiangan, tuntutan-tuntutan atau
pandangan-andanga.
2.  Peradilan
• dalam peradilan untuk mempertahankan
hukum dilakuakn oleh hakim yang tidak
berpihak, artinya dilakuakan oleh instansi yang
berdiri diluar kepentingan-kepentingan para
pihak, insatansi yang memakai ukuran yang
objektif yaitu ukuran yang sama untuk tiap-
tiap orang.
BAB VI.

SUMBER-SUMBER HUKUM
POSITIF
A.     Sumber Hukum
Sumber hukum menurut Ahli sejarah memakai
perkataan sumber hukum dalam 2 arti yaitu
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni
semua tulisan, dokumen, inkskrips dsb. 
Seperti undang-undang, piagam-piagam yang
memuat perbuatan hukum, tulisan-tulisan ahli
hukum termasuk tulisan-tulisan yang bersifat
yuridis sepanjang memuat pemberitahuan
mengenai lembaga-lembaga hukum.
2. Dalam arti sumber-sumber dari mana pembentuk
undang-undang memperoleh badan dalam membentuk
undang-undang, juga dalam arti sistem-sistem hukum
dari mana tumbuh hukum positif suatu Negara
seperti code civil merupakan sumber langsung dari
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Negeri Belanda
• Sumber hukum dalam arti sosiologis ;
sumber hukum adalah faktor-faktor yang
menentukan isi hukum positif misalnya keadan-
keadaan ekonomi, pandangan agama.
• Sumber hukum dalam arti filsafat.
Dalam filsafat hukum dipakai 2 arti yaitu:
Sumber hukum dalam arti filsafat
2.1 Sumber isi hukum :
 Sebagai sumber untuk isi hukum, menurut pandangan yang
dahulu Tuhan merupakan sumber isi hukum (hukum
theokratis),
 menurut teori hukum kodrat (Hugo de Groot) sumber dari isi
hukum adalah budi (rede).
 Aliran historis berpandangan bahwa sumber isi hukum harus
disebut kesadaran hukum sesuatu bangsa atau dengan
perkataan lain pandangan-pandangan yang hidup  dalam
masyarakat mengenai apa yang disebut hukum. Pandangan ini
dipengaruhi oleh factor agama, ekonomi, plitik dan sebagainya.
Lanjutan … hukum dalam arti filsafat

2. 2  Sebagai sumber untuk kekuatan mengikat


dari hukum. Menurut De Groot sumber
hukum adalah budi, sumber kekuatan
mengikat adalah Tuhan.
 B.  Sumber Hukum dalam Arti Formiil

Bagi ahli hukum praktis, sumber hukum adalah


peristiwa-peristiwa dari mana timbul hukum
yang berlaku (yang mengikat hakim dan
penduduk) (sumber hukum dalam arti formiil).
Sumber-Sumber Hukum Formiil

1. Undang-Undang
2. Kebiasaan
3. Traktat
1. Undang-Undang
1. a. Undang-undang dalam arti materiil yaitu sesuatu
keputusan pemerintah yang menginga isinya disebut
undang-undang.
1.b Undang-undang dalam arti formil yaitu keputusan
pemerintah yang memperoleh nama undang-
undang karena bentuk dalam mana ia timbul.

Undang-undang dapat pula dibagi dalam :


a. Undang-undang tingkatan lebih tinggi
b. Undang-undang tingkatan lebih rendah
Hierarki undang-Undang ….

• Susunan tingkatan undang-undang adalah


sebagai berikut (hukum Belanda)
1. Undang-undang dalam arti formil
2. Algemene Maatregelen van Bestuur
(keputusan-keputusan Raja dengan nama Raja
memberikan peraturan-peratuan mengikat
secara umum
3. Peraturan-peratran Propinsi
4. Peraturan-peraturan kota praja
2. Kebiasaan

Dua syarat terbentuknya Hukum kebiasaan :

1. bersifat materiil pemakaian yang tetap dan


2. bersifat psikologis keyakinan akan kewajiban
hukum.
3. Traktat
• Traktat adalah perjanjian antara dua negara atau
lebih biasanya memuat peraturan-peraturan
hukum  
• Factor yang membantu pembentukan hokum
diantaranya :
1. Perjanjian
2. Peradilan (keputusan hakim)
3. Ajaran hokum seperti tulisan-tulisan para ahli
hukum  
BAB VII.

PEMBAGIAN HUKUM OBJEKTIF


Pembagian Hukum menurut Isi Hukum

1. Berisi kepentingan-kepentingan umum atau


kepentingan-kepentingan public (hukum
publik)

2. Berisi kepentingan kepentingan khusus atau


kepentingan-kepentngan perdata (Hukum
perdata)   
Pembagian hukum menurut daya kerjanya

1. Hukum yang memaksa juga disebut hukum yang


memerintah atau hukum yang mutlak:
Hukum yang memaksa mengikat dengan tidak
bersyarat artinya  tak peduli adakah para pihak
yang berkepentingan menghendakinya atau tidak.
2. Hukum yang mengatur juga disebut hukum
tambahan, hukum relative atau hukum dispositive,
Hukum yang megatur hanya hendak mengatur dan
tidak mengikat dengan tidak bersyarat..
BAB VIII.

HAK-HAK SUBYEKTIF
§ 1. SUBYEK-SUBYEK HUKUM ATAU
PURUSA
 Subjek-subjek hukum atau purusa (persoon)
adalah segala sesuatu yang mempunyai
kewenangan hukum.

 Kewenangan hukum ialah kecakapan untuk


menjadi pendukung (subyek) hukum. Subjek
hukum terbagi dua yaitu:
1. Purusa kodrat (manusia), dan

2. Purusa hukum.

Yang dimaksud dengan purusa hukum adalah :


a. Tiap-tiap persekutuan manusia, yang bertindak
dalam pergaulan hukum seolah-olah itu suatu purusa
yang tunggal,

b. Tiap-tiap harta dengan tujuan yang tertentu, tetapi


dengan tiada yang empunya, dalam pergaulan hukum
diperlakukan seolah-olah ia sesuatu purusa (yayasan).
A. Pembagian Hak-hak Subjektif

Hak-hak subjektif dibagi ke dalam :

a. Hak-hak mutlak atau hah-hak onpersoonlijk adalah hak-hak


yang memuat kekuasaan untuk bertindak. hak-hak dasar,
hak-hak kemerdekaan atau hak-hak manusia yang diuraikan
dalam undang-undang Dasar dan sebagian hak-hak perdata.

b. Hak-hak relative atau hak-hak persoonlijk adalah hak-hak


yang memuat kekuasaan untuk menuntut agar orang lain
bertindak. hak-hak relative ini juga dinamai piutang atau hak
tagih.
B. Terjadinya dan Lenyapnya Hak-hak Subjektif

• Fakta hukum adalah dimana hukum objektif


mengikatkan terjadinya atau lenyapnya hak-
hak subjektif. Fakta-fakta hukum terbagi 2
yaitu:
a.  Perbuatan-perbuatan manusia
b. Fakta-fakta hukum lainnya seperti
kelahiran, kematian.
lanjutan …. Daluarsa Hukum ..
Dalam hukum dikenal daluarsa dan daluarsa ini terbagi
ke dalam dua macam yaitu:
1. Daluarsa acquistief yaitu daluarsa sebagai alat
untuk memperoleh hak milik, atau sesuatu hak
lainnya dengan syarat-syarat yang tertentu
disebabkan berlangsungnya waktu yang tertentu.
2. Daluarsa extinctief yakni dalursa sebagai aalat
untuk dibebaskan dari sesuatu kewajian dengan
syarat-syarat yang tertentu disebabkan
berlangsungnya waktu yang tertentu
Perbuatan Hukum

Perbuatan hukum ialah perbuatan yang oleh


hukum objektif diikatkan kepada terjadinya
dan lenyapnya sesuatu hak subjektif.
Perbuatan- perbuatan hukum dapat dibagi
dalam :
1. Perbuatan-perbuatan hukum yang sepihak 
misalnya surat wasiat
2. Perbuatan-perbuatan hukum yang berpihak
dua (timbal baik) misalnya: perkawinan,
penyerahan, dan Persetujuan yang
membentuk ikatan yaitu hibah, jual beli, sewa
menyewa, kontrak kerja, perseroan, lastgeving
om niet, bruiklening, bewaargeving om niet,
 pembayaran, penghapusan pembayaran.    
Perbuatan-perbuatan lainnya selain perbuatan-
perbuatan hukum adalah :

1. Perbuatan-perbuatan dimana hukum objektif


mengikatkan sesuatu akibat, bebas dari
kehendak orang-orang yang bertindak.

2. Perbuatan-perbuatan tanpa hak


Cara memperoleh hak terbagi ke dalam dua
yaitu:

1. Memperoleh hak secara asli contohnya hak-


hak tagihan dalam perjanjian, memperoleh
hak milk dengan jalan toceigening.

2. Memperoleh hak secara yang tak langsung


contohnya hak milik, hak warisan.  
BAB IX.

HUKUM PERDATA
 Hukum purusa adalah seluruh peraturan tentang
purusa atau subjek-subjek hukum.
 Hukum ini memuat dua hal yaitu kewenangan
hukum (kewenagan untuk menjadi subjek
hubungan-hubungan hukum) dan kewenangan
bertindak (kewenangan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang menimbulkan hubungan
hukum), yang berpengaruh atas kedua
kewenangan tersebut adalah: umur, kelamin,
kebangsaan.
 Hukum keluarga adalah peraturan hubungan
hukum yang timbul dari hubungan keluarga.
Yaitu mengatur tetang perkawinan,
hubungan antara orang tua dan anak,
Hubungan antara wali dan anak yang diawasi
 dan Hubungan antara orang yang diletakan
dibawah pengapuan
 Hukum harta adalah peraturan hubungan-
hubungan yang bernilai uang
 Hokum waris adalah mengatur hal ihwal
benda seseorang sesudah ia meninggal.
  Sumber Hukum Perdata Materiil Belanda

1. Kitab undang-undang Sipil (1 Oktober 1838)


Sistem Kitab (undang-undang Sipil Nederland
terbagi kedalam 4 buku yaitu:
• Buku 1 : Van personen (hokum pursua,
termasuk hokum keluarga)
• Buku II : Van zaken (hokum benda, termasuk
hokum waris)
• Buku III : Van verbintenissen
• Buku IV: Van berwijs en verjaring
2. Kitab undang-undang Hukum adalah Dagang  (1
Oktober 1838)

Azas-azas pokok hukum acara perdata adalah:


a. Hakim tidak berbuat apa-apa
b. Sifat terbuka dalam peradilan
c. Mendengar kedua belah pihak
d. Perwakilan yang diwajibkan
e. Soal tidak bebas dari biaya untuk acara
f. Debat secara tertulis dan lisan
g. Pemberian alasan atas keputusan hakim
Susunan Pengadilan …
Di Negara Belanda ada empat badan pengadilan
yang biasanya menjalankan pengadil dalam
urusan-urusan sipil dan pidana yaitu:
1. Kantngerecht
2. Arrondissements rechtbank
3. erechtshof
4. Hoge Raad
 Susunan pengadilan Belanda mempunyai
asas pokok yaitu
1. Pengadilan perkara-perkara perdata dan pidana
(terkecuali perkara pidana milter) semata-mata
dilakuakn oleh hakim yang sarjana hukum yang
diangakat oleh raja kecuali untuk pengganti hakim
katon.
2. Menguasai susunan pengadilan Belanda ialah
peradilan kolegia (dewan hakim terdiri dari 3
sampai dengan 5 hakim) namun dalam hal tertentu
hakim tunggal diperbolehkan dalam perkara;
3 HAKIM dalam Pengadilan Belanda

a. Hakim katon mengadili perkara yang kurang


penting dalam tingkat pertama
b. Presiden pengadilan arrondissement mengadili
perkara yang harus lekas diselesaikan dalam waktu
pendek/singkat)
c. Kamar-kamar tunggal dengan hakim tunggal
bergelar hakim pidana untuk mengadili perkara-
perkara yang mudah dan tidak terlampau berat
baik dari segi bukti dan pemakaian undang-
undang)
3. Pengadilan dilakukan dalam dua tingakat
yaitu tingkat pertama (pengadilan biasa) dan
tingkat banding (mahkamah). Tingkat
banding hanya bisa dilakukan satu kali dan
jika ada ketidakpuasna dalam tingakat
banding bisa menggunakan alat hukum
lainnya yaitu perlawanan, kasasi
Beberapa Azas dalam Tingkat Kasasi Pengadilan
Belanda:

1. Hakim kasasi tidak diperkenankan menimbang dasar


kenyataan acara, ia hanya diperbolehkan memberi
keputusan-keputusan atas  pertanyaan-pertanyaan
hukum.
2. Hakim hanya diperbolehkan menguji keputusan-
keputusan hakim bawahan terhadap peraturan-
peraturan yang tertulis dalam udang-undang
3. Hakim hanya diperbolehkan menguji sesuatu
keputusan kepada peraturan undang-undang, yang
oleh penggugat dalam kasasi dipandang terlangar.
Sumber-Sumber Hukum Acara Perdata

Undang-Undang Dasar

Wet op de regterlijke organisatie en het


beleid der justitie tertanggal 18 April 1827
mulai berlaku 1 Oktober 1838

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata


• -         
BAB X.

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL


Hukum perdata internasional diperlukan karena
berdasar pada kenyataan bahwa di dunia ini
terdapat sejumlah Negara atau persekutuan
hukum yang masing-masing mempunyai hukum
perdata sendiri dan yang rakyat-rakyatnya satu
sama lain mempunyai hubungan hukum.
BAB XI.

HUKUM NEGARA
A.  Pengertian Negara
Negara mempunyai berbagai arti diantaranya:
1. Negara dipakai dalam arti penguasa
2. Negara dipakai dalam arti persekutuan
rakyat
3. Negara dipakai dalam arti wilayah yang
tertentu
4. Negara dipakai dalam arti kas Negara/fiskus
Negara juga bisa diartikan
sebagai purusa, yakni purusa
hukum, makhluk yang tak
berwujud yang terdiri atas 3
bagian yaitu rakyat, pemerintah
dan wilayah.
1.  Negara dan Kedaulatan

• Perkataan ‘Kedaulatan’ timbul di Prancis pada


abad pertengahan, Pada mulanya tidak hanya
Raja yang berdaulat, melainkan juga “baroh”
yang menjalankan kekuasaan pemerintah
dalam daerahnya sebagai “vazal” raja. Jadi
berdaulat atau souverein adalah pengertian
yang comparatief.
 Kemudian ketika kekuasaan raja meningkat ke atas
kekuasaan “baron”, maka arti kedauatan berubah menjadi
superlatief. Hanya raja itulah yang berdaulat pada waktu itu.
 Kedaulatan harus mempunyai tiga sifat yaitu: tidak dapat
dipecah-pecah, asli dan sempurna (tak terbatas). Pengertian
kedaulatan ini hanya cocok untuk negara dimana tumbuh
kekuasaa raja mutlak.
 Negara perserikatan yaitu persatuan Negara-negara yang
merdeka yang bersandar pada perjanjian yang didirikan
untuk mengurus kepentingan bersama, antara lain yang
terpenting ialah melindungi daerah serikat terhadap serbuan
dari luar dan menjaga perdamaian antara Negara-negara
yang bergabung.
• Republiek der vereenigde nederlanden adalah
perserikatan Negara, dalam mana pemerintahan
tertinggi yang mengenai urusan luar negeri
terletak pada staten Generral  sehingga staten
general beraku sebagai pemegang kedaulatan.
• Kekuasaan dalam Negara serikat seperti Amerika
Serikat tidak terdapat pada Negara-negara
anggota tetapi kekuasaan tertinggi terletak pada
Negara serikat. Karena itu Negara serikatlah yang
berdaulat dan bukan Negara-negara anggota,
yang masing-masing juga berkuasa, akan tetapi
dalam pada itu bersama-sama dikuasai.
2. Kerajaan dan Republik

• Perbedaan antara kerajaan dan republik terletak


pada pembagian pemegang kekuasaannya yang
tertinggi, pemegang kedaulatannya.
• Jika kekuasaan itu hanya dipegang oleh satu
orang, yakni seorang raja, maka Negara itu
dinamakan  kerajaan.
• Dan jika suatu Negara kekuasaannya yang
tertinggi terletak dalam tangan banyak orang,
dinamakan republik.
• Kerajaan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan
konstitusional dan kerajaan mutlak.
• Kerajaan konstitusional adalah  kekuasaan
penuh tidak lagi dipegang oleh raja, raja
harus membagi kekuasaan dengan
perwakilan rakyat. Dalam system ini
kekuasaan raja terbatas diantaranya dalam
hal pebetukan undang-undang, pengadilan
dan pemerintahan. 
3.   Tugas-tugas Penguasa

Tugas penguasa terbagi kedalam:


a. Perundang-undangan (membentuk undang-undang 
dalam arti materiil, yakni menentukan peraturan-
peraturan yang umum mengikat.
b. Peradilan (menetapkan hukum dalam hal konkrit)
c. Polisi (pengawasan dari penguasa atas paksaan yang
dilakukanya, supaya orang-orang mentaati hukum
yang telah ditetapkan)
d. Pemerintah (tiap-tiap tindakan penguasa yang tidak
termasuk perundang-undangan, peradilan dan polisi).
• Ajaran Montesquieu (trias politika)
mengatakan bahwa dalam setiap Negara
terdapat 3 kekuasaan yaitu:
1. Perundang-undangan
2. Pengadilan
3. Kekuasaan pelaksanaan.
B.  Hukum Negara Negeri Belanda

• Azas-azas pokok hukum Negara Negeri


Belanda
1. Negeri Belanda sebagai Negara kesatuan
yang didesentralisasi
2. Negeri Belanda sebagai kerajaan
parlementer
  Sumber-sumber hukum Negara Negeri
Belanda

1) Undang-undang dasar,
2) Undang-undang biasa dan
3) Kebiasaan.      
C.  Hukum Administrative di Negara Belanda

•  Hukum administrative di Negara Belanda meliputi:


1. Peraturan-peraturan yang harus diperhatian
oleh para pendukung kekuasaan pemerintahan,
yang harus diperhatikan oleh para pendukung
kekuasan pemerintahan yang memegang tugas
pemerintahan dalam menjalankan kewajiban
pemerintah (Hukum administrative materiil)
2. Syarat-syarat mengenai cara-cara menjalankan
peraturan-peraturan hukum administrative yang
bersifat materiil (hukum administrative formil) 
BAB XII
HUKUM PIDANA
Hukum pidana terbagi dua yaitu:
1. Hukum pidaa materiil (menunjukan
peristiwa-peristiwa pidana beserta
hukumnya)
2. Hukum pidana formil (hukum acara
pidana) mengatur cara bagaimana
pemerintah menjaga kelangsungan
pelaksanaan hukum pidana materiil.
A. Peristiwa Pidana

Peristiwa hukum yang dapat dikenai hukuman


menurut hukum Negeri Belanda, hanyalah
tindakan-tindakan yang oleh undang-undang
dengan tegas dinyatakan dapat dikenai hukuman
azasnya “Nulum delictum,nullapena sine praevia
lege poenai”.
B.  Unsur-unsur Peristiwa Pidana

• Peristiwa pidana mempunyai dua segi yaitu:


a. Objektif dan
b. Subjektif
• Peristiwa pidana dari segi objektif adalah
suatu tindakan (berbuat atau lalai berbuat)
yang  bertentangan dengan hukum positif-jadi
yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan
akibat yang oleh hukum dilarang dengan
ancaman hukuman.
• Peristiwa pidana dari segi subjektif adalah segi
kesalahan yakni bahwa akibat yang tidak
diinginkan undang-undang, yang dilakukan
oleh pelaku, dapat diberatkan padanya.
C.  Hukuman

Teori-teori hukum pidana ada 3 yaitu :


1. Teori absolute/mutlak : membenarkan adanya
hukuman hanya semata-mata atas dasar delict
yang dilakukan.
2. Teori relative : hukuman diberikan bukan karena
orang membuat kejahatan melainkan supaya
orang jangan membuat kejahatan.
3. Teori persatuan (vereenigingstheorie: hukuman
diberikan baik karena orang membuat kejahatan
atau supaya orang jangan membuat kejahatan.
Sistem hukuman dalam Kitab Undang-undang
hukum pidana terbagi menjadi:
1. Hukuman pokok :
a. Hukuman kemerdekaan
b. Hukuman harta benda
c. Hukuman mati (dihapuskan tahun 1870)
d. Hukuman seumur hidup
e. Hukuman penjara
f. Hukuman tahanan max 1 tahun
2. Hukuman tambahan hanya bisa dijatuhkan
bersama-sama dengan hukuman pokok
diantaranya:
a. Pencabutan hak-hak tertentu
b. Penempatan pada kantor pemerintahan
c. Penyitaan barang-barang tertentu
d. Publikasi hukuman hakim
 D.  Kriminologi

• Kriminologi adalah suatu jasa yang besar dari


aliran modern dalam ilmu pengetahuan
hukum pidana, mengemukakan bahwa
kejahatan bukanlah hanya suatu tindak pidana
melainkan pertama-tama perbuatan
kemanusian dan gejala kemasyarakatan.
Tiga hal yang termasuk ke dalam kriminologi yaitu:  
1. Etiologi criminal terdapat 2 aliran mengenai
sebab –sebab kejahatan yaitu:
a. Aliran criminal-anthropologisch adalah aliran
yang mengatakan bahwa sebab-sebab
kejahatan terdapat pada diri si penjahat yaitu
pada sifat physic physologisch dan psychisch
b. Aliran crimineel sociologisch adalah aliran
yang menitikberatkan sebab kejahatan pada
keadaan masyarakat, lingkungan sosal dari si
penjahat.
2. Statistik kriminil yaitu cara yang dipakai
untuk penyelidikan sebab-sebab kejahatan
3. Criminele politiek adalah tujuan penyidikan
untuk memperoleh pengetahuan tentang
alat-alat yang berdasarkan ilmu pengetahun
guna membahas kejahatan.
E. Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana)
Azas-azas pokok hukum acara pidana yaitu:

a. Pengusutan perbuatan yang diancam hukuman dilakukan oleh yang


berwajib, yaitu penuntut umum.
b. Penuntut umum tidak berhak untuk menghentikan pengusutan jika
sudah dimulai dipengadilan.
c. Hakim harus memperhatikan kenyataan-kenyataan yang tidak
diajukan oleh pihak masing-masing (terdakwa dan penuntut umum)
d. Tidak menerima bukti berupa pengakuan terdakwa
e. Sumpah decisoire tidak diperbolehkan dalam acara pidana
f. Hakim pidana lebih banyak mempunyai kekuasaan terhadap si
terdakwa. Seperti meyuruh agar terdakwa ditangkap jika ditakutkan
melarikan diri atau menghilangkan alat bukti.
F.  Sumber-sumber Hukum Pidana

Sumber Hukum Pidana adalah:

1. Wetboek van strafrecht berlaku mulai tgl 1


September 1886
2. Wetboek van strafvordering berlaku mulai
tgl 1 Januari 1926
BAB XIII.
HUKUM ANTAR NEGARA
§1. Pengertian Hukum antar Negara

 Hukum antar negara (Volkenrecht) berasal dari ‘ius


gentium’
 Bangsa Romawi mengartikan bahwa ius gentium adalah
peraturan-peraturan hukum yang berlaku, baik untuk
kaula Romawi dan untuk orang asing.
 Hukum antar Negara menurut Hugo de Groot adalah
peraturan-peraturan yang kekuatan mengikatnya
diperoleh dari persesuaian kehendak dari segala bangsa
atau sebagian besar dari bangsa-bangsa dan oleh karena
itu tiap-tiap Negara tidak boleh menyimpang dari
padanya.
• Hukum antar Negara menurt ahli hukum German
“Samuel Rachel” dalam arti modern adalah hukum yang
bersandar pada kebiasaan dan perjanjian, yang
mengatur hubunga antara Negara-negara yang
merdeka.
• Hukum antar Negara = hukum kodrat yakni memandang
hukum antar Negara sebagai hukum bagi seluruh
ummat manusia namun ada perbedaan yang pokok
antara hukum kodrat dengan ius gentium yaitu: hukum
kodrat berasal dari tuhan bukan hukum manusia
§ 2. Subyek-subyek Hukum antar Negara

a. Persekutuan manusia yang berdiri di bawah sesuatu


pemerintah, sehingga hak-hak yang bersandar pada
hukum antar Negara adalah hak-hak dari kaula-
kaula bersama, yang disingkatkan dengan nama
Negara
b. Negara-negara atau persekutuan-persekutuan
hukum yang sedikit banyak mempunyai
pemerintahan sendiri.
c. Ikatan-ikatan Negara contohnya: perserikatan
Negara, perserikatan bangsa-bangsa
§ 3. Sifat Hukum dari Hukum antar Negara
• Hukum antar negara disebut dengan Traktat (Perjanjian).     
• Traktat berbeda dengan undang-undang, seperti :
 Undang-undang adalah perintah kehendak yang
bersifat sepihak, Traktat adalah perjanjian.
 Undang-undang mengikat dengan tidak bersayarat;
Traktat justru mengikat berdasarkan kehendak.
 Terjadinya kekuatan mengikat pada undang-undang
pada satu pihak; kekuatan mengikat Traktat ada pada
pihak lainnya.
• Hukum antar itu kurang sempurna karena itu berada di
bawah hukum nasional.
§ 4. Isi Hukum Antar Negara

Hukum antar negara dibagi atas :


1. Hukum damai :
mengatur hubungan antar Negara-negara di
waktu damai.
2. Hukum perang :
yaitu memuat peraturan-peraturan untuk
keadaan perang.
Hukum damai meliputi :

I. Peraturan-peraturan mengenai batas-batas daerah


hukum Negara-negara satu sama lain.
II. Peraturan mengenai lembaga-lembaga yang
bertindak sebagai wakil Negara-negara didalam
hubungan yang bersifat hukum antar Negara:
a. Kepala Negara
b. Para Duta
c. Para Konsul
III. Peraturan tentang pembentukan hukum
internasional, yang mengenai acara membentuk,
cara berlakunya dan cara penghapusan traktat.
IV. Peraturan tentang sejumlah kepentingan-
kepentingan bersama dari Negara-negara mengenai,
perdagangan, kerajinan, pertanian lalu lintas,
perburuhan, kesusilaan ilmu pengetahuan dll
V. Peraturan mengenai tanggung jawab untuk akibat-
akibat tindakan yang bertentangan dengan hukum
antar Negara atau disebut juga peraturan yang
mengenai delict yang bersifat hukum antar Negara..
VI. Peraturan mengenai penyelesaian perselisihan-
perselisihan internasional secara damai.
Hukum perang dibagi menjadi dua yaitu:

a. Hukum peperangan yaitu hukum yang mengatur


hubungan antar Negara-negara yang berperang, dan
hukum ini membatasi cara-cara berperang dan
peraturan-peraturan yang maksudnya memperkecil
kekejaman peperangan, penderitaan dan penghancuran
b. Hukum kenetralan yaitu hukum mengatur hak-hak dan
kewajiban-kewajiban timbal balik antara Negara-negara
yang berperang dan Negara-negara yang netral harus
menjauhkan diri dari segala bantuan yang langsung atau
tidak langsung kepada pihak-pihak yang berperang dan
mempunyai hak supaya keperntingannya dihormati.
BAB XIV.

HUKUM PERBURUHAN
• Hukum perburuhan adalah peraturan yang
membahas berisi hubungan kerja yang timbul dari
melakukan kerja upah orang lain
• Abad ke-20 hukum perburuhan terdapat dalam
anggaran dasar gilden dan peraturan-peraturan kota
• Pada masa revolusi peraturan perburuhan diserahkan
seluruhnya pada perjanjian bebas antara manjikan
dan buruh individual.
• Tahun 1874 negara Beanda mulai membuat undang-
undang perburuhan yang dinamakan undang-undang
anak hanya berisi pelarangan mempekerjakan anak
dibawah umur  
• 13 juli 1907 undang-undang perburuhan mulai memuat
peraturan-peraturan yang panjang lebar, peraturan-
peraturan yang memaksa tentang kontrak-kontrak kerja
dimasukan dalam Kitab Undang-Undang Sipil.
• Tahun 1927 mewajibkan majikan yang terikat pada
perjanjian perburuhan kolektif untuk memenuhi
peraturan tentang syarat perburuhan yang terletak
dalam perjanjian perburuhan.
• Undang-undang ahun 1927 terjadi kemajuan dalam
perjanjian perburuhan bahwa perjanjian tersebut
mengikat umum di seluruh Negara atau dalam seluruh
bagian daerah Negara itu.
BAB XV.
KESENIAN HUKUM,ILMU HUKUM
DN FILSAFAT HUKUM
§ 1.Kesenian Hukum

• Kesenian hukum adalah kesenian hidup yang


bersifat primair.
• Kesenian hukum berkembang pada bangsa-
bangsa yang primitif antara lain menjelma
dalam pemakaian pepatah-pepatah hukum
dan lambang-lambang hukum seperti
penyerahan tanah zaman dahulu antara lain
dilambangkan dengan menyerahkan segumpal
tanah.
A. Perundang-undangan

Kesenian perundang-undangan dibagi ke dalam


dua hal yaitu:
I. Politik perundang-undangan yaitu
menetapkan tujuan dan isi peraturan
undang-undang
II. Teknik perundang-undangan yaitu cara
merumuskan peraturan-peratuan tersebut
sedemikian rupa.
 
B. Peradilan
• Tugas hakim menurut pandangan abad ke-19 adalah membentuk dan
menciptakan undang-undang.
Hakim adalah pekerja yang besifat intelek belaka yang semata-mata
bersandar pada logika .

• Ajaran hukum bebas atau ajaran menemukan hukum dengan bebas.


Tugas hakim bukan hanya melakukan yg terdapat dalam undnag-undang
tapi harus menambah undang-undang dengan anasir-anasir dari hukum
bebas juga harus mengoreksi jika undang-undang bertentangan dengan
hukum bebas.

• Tugas hakim masa kini


Tugas hakim membentuh hukum dari sesuatu yang tidak ada tapi hanya
menyusupkan hal yang akan ditentukan ke dalam suatu peraturan
perundang-undangan.
C. Ajaran Hukum
• Ajaran hukum adalah  apa yang biasanya
disebut ilmu pengetahuan hukum dogmatis
atau sistematis.
• Ajaran hukum tidak menerangkan secara casual
melainkan menafsirkan secarra teleologis
dengan tujuan supaya perbuatan-perbuatan
manusia menyedsuaikan diri pada perkataan –
perkataan (undang-undang) dan perbutan-
perbuatan (kebiasaan) yang ditafsirkan itu.
§ 2. Ilmu Pengetahuan Hukum

Objek ilmu pengetahuan hukum adalah


keseluruhan kebiasaan-kebiasaan hukum yang
berlaku di dalam masyarakat.
3 Cara Ilmu Pengetahuan Hukum Menerangkan
hubungan kausalitas dalam dirinya dengan
masyarakat :

a. Cara sosiologis yang menyelidiki sangkut paut hukum


dengan gejala-gejala masyarakat lainnya
b. Cara sejarah yang menyelidiki sangkut paut hukum
dari sudut perjalanan sejarahnya atau dengan
perkataan lain menyelidiki pertumbuhan hukum secara
historis
c. Cara perbandingan hukum yang membandingkan satu
sama lain tatanan-tatanan hukum -hukum dari
berbagai masyarakat hukum.
3 Bagian Ilmu Pengetahuan Hukum

I. Sosiologi Hukum
II. Sejarah Hukum
III. Perbandingan Hukum
    § 3. Filsafat Hukum 

A.  Adakah Pengertian hukum yang berlaku umum?


• Tidak ada pengertian hukum yang berlaku
umum karena jika kita memberi pengertian
hukum adalah  kaidah yang diterbitkan
oleh Negara lantas bagaimana dengan
hukum kebiasaan, hukum antar Negara,
hukum gereja dan hukum ketuhanan.
B. Apakah dasar kekuatan mengikat dari hukum?

• Menurut teori theokrasi dasar kekuatan mengikat dari


hukum adalah kehendak tuhan.
• Rasionalis berpendapat bahwa pemerintah langsung
mempunyai kekuasaanya dari kehendak rakyat dan hanya
secara tidak langsug dari Tuhan.
• Stahl  berpendapat bahwa Negara adalah badan yang
dibubuhi kuasa penuh dari tuhan, akan tetapi pendukung
kuasa penuh bukan orang-orang pemerintahan melainkan
pendukungnya adalah Negara sendiri. Hukum memiliki
kekuatan mengikat dari ordonasi ketuhanan pada mana
negara bersandar.
• Ajaran kedaulatan Negara mendasarkan kekuatan mengikat
dari hukum pada kehendak Negara dan mendasarkan
kekuasaan Negara itu pada sesuatu hukum kodrat.
• Ajaran kedaulatan hukum pada azasnya tak mengakui
kekuasaan seseorang ia hanya mengakui kekuasaan bathin
dari hukum, hukum tidak memperoleh kekuatan
mengikatnya dari kehendak pemerintah, melainkan
pemerintah hanya memperoleh kekuasaanya dari hukum.
• Ajaran kedaulatan rakyat hukum meperoleh kekuatan
mengikatnya dari kehendak individu dengan kesimpuan
bahwa hukum adalah sesuatu yang dikehendaki rakyar
terbanyak.
C. Adakah sesuatu hukum kodrat?

Hukum kodrat adalah ajaran bahwa selain


daripada hukum positif ada juga terdapat hukum
yang lain, yang bersifat kodrat, yang tidak
bergantung pada pandangan manusia dan
karena itu ia selalu ada dan dimana-mana sama.
 Hakekat kaedah hukum positif adalah sifatnya yang
berubah-ubah, asalnya (berasal dari pemikiran
manusia) dan nilainya yang relative, maka banyak
filosof yang menentang adanya hukum kodrat.
 Aristoteles berpandangan bahwa ada dua macam
hukum yang berlaku yaitu pertama hukum yang
berlaku berdasarkan penetapan, dan hukum yang
menurut kodratnya adalah hukum.
 Aliran Stao berpandangan bahwa seluruh dunia dan
segala kejadian di dunia dituntun dan ditentukan
oleh hukum abadi, yang tidak lain dari pada ratio
ketuhanan yang meliputi seluruh alam.
 Ajaran Thomas von Aquino mempunyai corak yang bersifat
rasionalitas dimana tekanan diletakkan pada ratio sebagai
sumber hukum kodrat. Hukum abadi terletak pada akal
manusia.
 De Groot berpendapat bahwa hukum kodrat itu timbul dari
kodrat manusia dengan demikian mendesaknya, sehingga ia
berlaku juga sekalipun sekiranya tak ada tuhan.  
 Montesque tidak menerima adanya hukum kodrat karena
menurutnya hukum positif pada berbagai bangsa tidak hanya
sangat berlainan melainkan harus berlainan, karena ia harus
menyiesuaikan diri pada berbagai keadaan, dimana bangsa
itu hidup.
 Kudolf stammler menolak adanya hukum kodrat karena
menurutnya hukum itu harus menyesuaikan dengan keadaan
dan kebutuhan masyarakat dimana hukum itu tumbuh.
Qui scribit, bis legit
Barangsiapa menulis, ia membaca dua kali

Anda mungkin juga menyukai