Sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan/kaidah hukum yang mengikat setiap orang. Sumber hukum materiel berasal dari perasaan hukum masyarakat : kondisi sosial ekonomi masyarakat, agama dan moral, perkembangan internasional, keadaan geografis, dan politik hukum.
Sumber Hukum Formil
Sumber hukum yang menentukan bentuk dan sebab terjadinya suatu peraturan/kaidah hukum. Sumber hukum formil yaitu : UU, Kebiasaan, Traktat, Yurisprudensi, Doktrin, Hukum Agama. UNDANG-UNDANG UU adalah peraturan-peraturan tertulis yang dibuat oleh alat perlengkapan Negara yang berwenang dan mengikat setiap orang selaku warga Negara. UU dapat berlaku dalam masyarakat apabila telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu : dibuat secara formal, Diundangkan oleh Menteri Sekretaris Negara, dimuat dalam Lembaran Negara Asas bahwa setiap orang dianggap mengetahui berlakunya UU jika persyaratan tersebut telah dipenuhi Fictie Hukum, (menganggap atau memfiksikan bahwa apabila telah dilembarnegarakan maka undang-undang dianggap telah diketahui oleh warga masyarakat) Kekuatan berlakunya Undang-Undang dapat dibedakan : Kekuatan berlaku Yuridis, apabila seluruh persyaratan formal pembentukannya telah terpenuhi. Kekuatan berlaku Sosiologis,
◦ Faktor kekuatan, yaitu UU diterima dan berlaku
karena dipaksakan oleh penguasa, terlepas apakah diterima atau tidak oleh warga masyarakat. ◦ Faktor pengakuan, UU diterima dan berlaku karena memang diakui oleh warga masyarakat karena manfaatnya. Kekuatan berlaku Filosofis, yaitu berlaku karena sesuai dengan cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi. Beberapa asas hukum tentang berlakunya undang-undang : Tidak berlaku surut (kecuali dalam undang-undang itu menyatakan ada pasal yang diberlakukan surut) Asas lex superior derogat legi inferiori, yaitu undang- undang yg dibuat penguasa yang lebih tinggi, mempunyai derajat lebih tinggi (mengatur objek yang sama) Asas lex posteriori derogat legi priori, yaitu undang- undang yang baru mengenyampingkan pemberlakuan undang-undang yang lama apabila mengatur objek yang sama. Asas lex spesialis derogat legi generali, yaitu undang- undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang- undang yang bersifat umum. Ruang Lingkup berlakunya Undang- Undang ditentukan oleh 4 (empat) asas, yaitu : Asas territorial (territorialiteit), yaitu UU berlaku dalam wilayah negara tanpa membedakan kewarganegaraan. Siapapun, baik WNI sendiri maupun warga Negara asing yang melakukan tindakan pidana di wilayah Indonesia harus tunduk dan di hukum menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia. Namun demikian, ada WNA yang menurut hukum internasional di beri hak eksterritorialiteit (hak tidak boleh diganggu gugat). Apabila mereka melakukan tindak pidana akan di Persona Non-Grata kan (orang yang tidak disukai) dan harus kembali ke negaranya untuk dituntut sesuai pelanggarannya di Indonesia, akan tetapi menggunakan hukum negaranya sendiri. Asas personal (nasionaliteit aktif), yaitu UU berlaku bagi setiap warga Negara Indonesia tanpa terbatas dalam wilayah Negara saja. Misalnya WNI yang melakukan kejahatan di Negara lain dan melarikan diri ke Indonesia. Asas nasionaliteit pasif, yaitu UU berlaku bagi setiap orang di luar wilayah Indonesia untuk melindungi kepentingan dan keamanan nasional terhadap kejahatan tertentu. (makar atau bermaksud membunuh Presiden dan Wapres. Asas Universal, yaitu UU berlaku bagi setiap orang di luar wilayah Negara untuk melindungi dan keamanan dunia terhadap kejahatan tertentu. Misalnya kejahatan bajak laut. Berlakunya UU karena : Ditentukan pada tanggal ditetapkan/diundangkan Jika tidak ditentukan tanggalnya maka berlaku pada hari ke-20 sesudah hari diundangkan Ditentukan pada tanggal tertentu Ditentukan kemudian oleh peraturan lain Ditentukan berlaku surut, misalnya dalam UU itu menyatakan ada pasal yang diberlakukan surut. Berakhirnya UU disebabkan karena : Ditentukan dalam undang-undang itu sendiri Dicabut secara tegas oleh undang-undang sejenis Undang-undang yang lama bertentangan dengan undang-undang yang baru Adanya hukum kebiasaan yang bertentangan dengan undang-undang tersebut. WNA yang diberi hak eksterritorialiteit adalah sebagai berikut : ◦ Kepala Negara dan keluarganya ◦ Korps diplomatik berserta keluarga. Sedangkan konsul tergantung dalam traktat apakah diberi hak eksterritorialiteit ataukah tidak. ◦ Anak buah kapal perang Negara asing ◦ Keberadaan tentara Negara asing yang telah disetujui keberadaannya di Indonesia. KEBIASAAN Adalah sumber hukum yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat dan dipatuhi sebagai nilai-nilai hidup yang positif. Suatu kebiasaan dapat menjadi “Hukum Kebiasaan” apabila telah memenuhi persyaratan : ◦ syarat materiel, kebiasaan tersebut berlangsung terus- menerus dan dilakukan dengan tetap. ◦ syarat psikologis, ada keyakinan dalam masyarakat bahwa kebiasaan tersebut masuk akal sebagai suatu kewajiban ◦ syarat sanksi, ada sanksi ketika kebiasaan itu dilanggar. TRAKTAT Adalah suatu perjanjian internasional antara dua Negara atau lebih. Traktat dapat dijadikan sebagai sumber hukum formal, jika memenuhi syarat formal tertentu. Misalnya, perjanjian antarnegara yang biasa dilakukan oleh pemerintah Indonesia harus disahkan keduabelah pihak agar mengikat Negara peserta traktat. Traktat yang dibuat Presiden harus mendapat persetujuan DPR (Pasal 11 ayat (1) UUD 1945). Namun demikian pada kenyataannya tidak setiap traktat harus mendapat persetujuan DPR karena akan menghambat keluwesan pemerintah menjalin hubungan dengan Negara lain. Jenis traktat yang memerlukan persetujuan DPR : Masalah politik yang dapat mempengaruhi kondisi dan arah perpolitikan luar negeri seperti perjanjian persekutuan, perjanjian tentang perubahan wilayah. Masalah yang berkaitan dengan UUD 1945 dan sistem perundang-undangan Indonesia, misalnya masalah kewarganegaraan dan masalah kehakiman. Ikatan kerja sama ekonomi dan pinjaman luar negeri. TRAKTAT dapat dibedakan atas 2 jenis : Treaty, perjanjian yang harus disampaikan lebih dahulu kepada DPR sebelum diratifikasi Kepala Negara Agreement, perjanjian yang diratifikasi terlebih dahulu oleh Kepala Negara barulah disampaikan kepada DPR untuk diketahui. Proses pembentukan traktat : Penetapan menentukan isi perjanjian oleh masing- masing delegasi Negara. Persetujuan DPR (parlemen) isi perjanjian harus disetujui DPR agar Kepala Negara dapat meratifikasinya. Ratifikasi Kepala Negara pengesahan berlakunya suatu traktat. YURISPRUDENSI Adalah putusan hakim yang memuat peraturan tersendiri dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kemudian diikuti oleh hakim lain dalam peristiwa yang sama. Perbedaan dengan UU, yurisprudensi hanya mengikat pihak yang berperkara atau berlaku khusus, sedangkan undang-undang yang dibuat Negara berlaku dan mengikat secara umum. Yurisprudensi biasa disebut jugde made law (hukum yang dibuat pengadilan)
DOKTRIN Adalah pendapat atau ajaran para ahli hukum (juris) yang terkemuka dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Doktrin tidak mengikat seperti UU, kebiasaan, traktat, dan yurisprudensi, sehingga doktrin bukanlah hukum.
HUKUM AGAMA Adalah hukum yang bersumber dari Tuhan sebagai ajaran bagi kehidupan manusia di dunia. Kemudian diresepsi ke dalam materi undang-undang.