Anda di halaman 1dari 5

HUKUM ADMINISTRASI

KELOMPOK 1 :

1. Steven P
2. Dewangga
3. Nabil
4. Mario
5. Daniel
6. Rizki
Kelas E
Sumber Hukum Administrasi

1.1. Pengertian Sumber Hukum


Istilah sumber hukum digunakan dalam berbagai macam makna. Sumber hukum adalah
segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukannya hukum

2.2. Pancasila sebagai sumber hukum


Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan
No. IX/MPR/1978 ) Dijelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia
yang hakikatnya adalah sebuah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam pasal 2 UU No. 10
tahun 2004 tentang pembentukan perundang – undangan yang menyatakan “Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara”

2.3. Sumber Hukum Dalam Arti Formil


Sumber Hukum formal yaitu bentuk aturan hukum yang ada, karena kita hanya
memandang mengenai cara dan bentuk yang melahirkan hukum positif. Dengan kata lain, bentuk
wadah suatu badan pemerintah tertentu dapat menciptakan hukum. Yang dimaksud dengan sumber
hukum dalam arti formil di Indonesia, sebagaimana diatur dalam ketetapan MPRS No. XX/MPR/1966
adalah UUD 1945, Ketetapan Majelis permusyawaratan Rakyat, Peraturan pemerintah pengganti
UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri

2.3.1 Undang Undang Dasar 1945


UUD 1945 ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18
Agustus 1945. Seperti konstitusi pada umumnya, Undang – Undang Dasar 1945 juga
mengatur tiga hal yang bersifat pokok, yaitu jaminan terhadap adanya hak – hak dan
kewajiban – kewajiban asasi manusia, susunan ketatanegaraan ( the structure of
government ) yang bersifat mendasar dan pembatasan serta pembagian tugas –
tugas ketatanegaraan yang bersifat mendasar. Walaupun Undang – Undang Dasar
1945 hanya terdiri dari 37 pasal, akan tetapi di dalamnya telah diatur hal – hal
mendasar dalam berbagai bidang kehidupan

2.3.2. Ketetapan MPR


Ketetapan MPR dibuat dan ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Bentuk peraturan, pertama kali keluar pada tahun 1960. Yang dimaksud dengan
ketetapan MPR adalah keputusan majelis yang mempunyai kekuatan hukum
mengikat keluar ( MPR ) dan ke dalam (MPR), sedangkan keputusan MPR adalah
putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam saja.
Walaupun kedua putusan MPR itu dibuat dan dikeluarkan oleh MPR, akan tetapi
hanya ketetapan MPR yang mempunyai arti penting dalam bidang hukum
2.3.3. Undang Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
Menurut pasal 5 ayat 1 jo pasal 20 UUD 1945, Peraturan yang diberi nama Undang
– Undang ini adalah produk legislatif Presiden (pemerintah) bersama sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Sementara dalam pasal 22 UUD 1945. dalam hal kegentingan yang memaksa,
Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang – Undang.
Peraturan ini mempunyai derajat yang sama dengan Undang – Undang. Dan akibat
hukum yang diciptakannya juga sama. Akan tetapi menurut pasal 22 ayat 2,
Peraturan ini harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan yang berikutnya,
Apabila tidak mendapat persetujuan, Peraturan pemerintah pengganti Undang –
undang, itu harus dicabut

2.3.4. Peraturan Pemerintah


Pasal 5 ayat 2 UUD 1945, peraturan pemerintah ini dibuat dan dikeluarkan oleh
Presiden untuk melaksanan Undang – undang. Memuat aturan – aturan yang
bersifat umum. Mahkamah Agung, dalam pemeriksaan kasasi, berwenang untuk
menyatakan tidak sah, jika bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi

2.3.5. Keputusan Presiden


Keputusan Presiden, dikeluarkan oleh presiden. Memuat aturan – aturan yang
bersifat khusus, misalnya mengangkat seorang menjadi Menteri, Duta Besar,
Direktur jendral, dll
Selain itu, masih terdapat peraturan lain, yaitu, Instruksi Presiden

2.3.6. Peraturan Menteri


Suatu peraturan yang dikeluarkan oleh seorang menteri yang berisi ketentuan –
ketentuan tentang bidang tugasnya, misalnya peraturan Menteri Dalam Negeri no.
10 tahun 1974 tentang pengangkatan kepala desa. Selain itu ada juga, Surat
keputusan Menteri, yaitu keputusan menteri yang bersifat khusus mengenai
masalah tertentu sesuai dengan bidang tugasnya. Dan ada juga, Surat Keputusan
Bersama

2.3.7. Peraturan Daerah


Peraturan yang dikeluarkan oleh kepala daerah, serta ketua DPRD

2.3.8. Yurisprudensi
Salah satu sumber hukum yang biasanya disebut bersama – sama dengan hukum
tertulis, tidak tertulis dan doktrin. Secara umum, yang dimaksud yurisprudensi
adalah peradilan. Akan tetapi dalam arti sempit, adalah ajaran hukum yang tersusun
dari dan dalam peradilan, yang kemudian dipakai sebagai landasan hukum. selain itu
dapat diartikan sebagai himpunan putusan – putusan pengadilan yang disusun
secara sistematik
2.3.9. Hukum Tidak tertulis
Aturan – aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
negara meskipun tidak tertulis. yang tidak dibentuk oleh sebuah badan legislatif,
yang hidup sebagai konvensi di badan – badan hukum negara, hukum yang timbul
karena putusan – putusan hakim (judge made-law ) dan hukum kebiasaan yang
hidup di dalam masyarakat ( hukum adat )

2.3.10. Hukum Internasional


Keseluruhan kaedah – kaedah dan asas – asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas – batas negara, yaitu
A. antar negara dengan negara
B. antar negara dengan subjek hukum bukan negara satu sama lain

2.3.11. Keputusan Tata Usaha Negara ( administratieve beschikking )


terdapat 2 kelompok perbuatan administrasi, yaitu Perbuatan hukum
( rechthandelingen ) dan perbutan nyata ( feitelijke handelingen ). Dalam sistem
hukum di Indonesia sampai sekarang dikenal adanya hukum perdata dan hukum
publik
2.3.12 Doktrin
Pendapat – pendapat para pakar dalam bidangnya masing – masing yang
berpengaruh. yang sering dipergunakan sebagai sumber pengambilan keputusan,
terutama oleh para hakim

2.4. Sumber hukum dalam pengertian sosiologis

Sumber hukum dalam pengertian ini meliputi faktor-faktor sosial yang mempengaruhi isi
hukum positif. Artinya peraturan hukum tertentu mencerminkan kenyataan yang hidup dalam
masyarakat. Dalam pengertian sumber hukum ini, pembuatan peraturan perundang-undangan harus
pula memperhatikan situasi sosial ekonomi, hubungan sosial, situasi, dan perkembangan politik dan
perkembangan internasional. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi isi peraturan itu begitu
komplek, maka dalam pembuatan peraturan diperlukan masukan dari berbagai disiplin keilmuan,
dengan kata lain melibatkan ahli ekonomi, sejarahwan, ahli politik, psikolog, dan sebagainya,
disamping ahli hukum sendiri

2.5. Sumber Hukum dalam pengertian Historis

Dalam arti historis, pengertian sumber hukum memiliki dua arti yaitu : -

A. sebagai sumber pengenalan (tempat menemukan) hukum pada saat tertentu. -

B. sebagai sumber dimana pembuat undang-undang mengambil bahan dalam membentuk peraturan
perundang-undangan. Dalam arti yang pertama, sumber hukum historis meliputi undang-undang,
putusan-putusan hakim, tulisan-tulisan ahli hukum, juga tulisan-tulisan yang tidak bersifat yuridis
sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga hukum. Adapun dalam arti kedua,
sumber hukum historis meliputi sistem-sistem hukum masa lalu yang pernah berlaku pada tempat
tertentu seperti sistem hukum Romawi, sistem hukum Perancis, dan sebagainya. Di samping itu juga
dokumen-dokumen dan surat-surat keterangan yang berkenaan dengan hukum pada saat dan
tempat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai