Anda di halaman 1dari 6

FakultasHukumUniversitasTeknologi Indonesia

Jalan By Pass I GustiNgurahRai No. 108, Nusadua Telp: 0361 772779


Email: uti.bali@gmail.com
Mata Kuliah : HukumTata Negara
Dosen :Yonathan Andre Baskoro, S.H.,LLM., MAP., CLA.,
CPCLE., CPCL., CPC., CPL., CCCLE
Email : pemudabukanpemula@gmail.com
No. Telp : 0811992175

KISI-KISI UTS HUKUM TATA NEGARA

ESSAY

1. Jelaskan yang Sistem Pemerintahan Parlementer, Sistem Pemerintahan Presidensiil


dan jelaskan pula perbedaanya. Sistem Pemerintahan Indonesia menganut system
apa?
2. Sebutkan 5 ciri hakiki Indonesia sebagai Negara yang menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi! Dan menurut anda apakah Indonesia sudah menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi secara benar?
3. Jelaskan perbedaan karakteristik pengawasan perda yang preventif dengan yang
bersifat represif!
4. Apakah Negara Kesatuan Republik Indonesia pernah berbentuk Serikat / Federasi ?
jelaskan!
5. Apakah sumber Hukum Tata Negara hanya dari perundang-undangan? Sebutkan apa
saja sumber Hukum Tata Negara di Indonesia dan berikan penjelasan serta contoh
masing-masing.
6. Hukum Tata Negara mencakup pokok bahasan seperti apa? Apa yang dibahas dalam
kaitan dengan struktur oganisasi negara? Berikan 3 contoh organisasi Negara dalam
UUD 1945!
7. Menurut anda apakah Kelebihan Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi?
8. Undang – Undang Dasar Sebagai Konstitusi Tertulis Republik Indonesia pernah
memiliki beberapa versi naskah yang berbeda. Sebutkan !
9. Menurut John Alder, sumber konstitusi dapat dibedakan dalam 7 macam bentuk.
Sebutkan !
10. Sumber hokum dapat dibedakan antara yang bersifat formal dan sumber hokum dalam
arti materiil. Berikan pendapat anda mengenai pengertian sumber hokum dalam arti
formal !
JAWABAN KISI-KISI UTS HUKUM TATA NEGARA

1. SISTEM PRESIDENSIAL  

 Sistem presidensial adalah sebuah sistem negara republik, dimana dalam


kekuasaan eksekutifnya tidak menjadi satu dengan kekuasaan legislatifnya, selain
itu dalam sistem presidensial pemimpin eksekutifnya dipilih melalui cara pemilihan
umum. 

SISTEM PARLEMENTER

           Sistem Parlementer adalah sistem dimana parlemen memiliki peran yang


penting. Parlemen berwenang dalam mengangkat perdana menterei maupun
menjatuhkan pemerintahan berdasarkan mosi tidak percaya. Kepala negaranya
adalah Raja dan Ratu

Perbedaan sistem pemerintahan Presidensial dan sistem pemerintahan Parlementer


adalah :

 Presidensial = Kepala Negara dan Kepala Pemerintahannya adalah Presiden dan


antara lembaga legislatif dengan eksekutif terpisah.
 Parlementer = Kepala Negaranya adalah Raja/Ratu, Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan, Legislatif dan eksekutif menjadi satu.

2.
1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
( pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 )
2. Perlindungan terhadap HAM, tercantum dalam bab XA UUD NRI
1945.
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah, tersurat dalam
pembukaan UUD NRI 45 alinea 4. “ … dalam Permusyawaratan… ”
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik yang berfungsi
untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Pelaksanaan Pemilu, tercantum dalam bab VII B pasal 22E UUD NRI
1945
3. Pengawasan perda preventif : Pengawasan oleh pejabat yang berwenang
sebelum perda berlaku, berkaitan dengan pengesahan. Mencegah
penyimpangan sejak awal, ditindaklanjuti untuk pembetulan.
Pengawasan perda represif : Pengawasan oleh pejabat berwenang setelah
perda berlaku. Hasilnya berbentuk penangguhan berlaku atau pembatala,
bisa mengajukan keberatan

4. Pada tahun 1949 setelah perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB),yang


dilakukan oleh pihak Indonesia dan Belanda. Telah menyepakati bentuk
negara Indonesia adalah negara serikat/federasi. Indonesia berbentuk negara
serikat hanya berselang satu tahun saja, hingga kembali kepada bentuk
negara kesatuan pada tahun 1950.
5. Tidak, sumber hukum tata negara tidak hanya dari perundang-undangan
saja, tetapi dari sumber lain seperti:

– Undang-Undang Dasar 1945

UUD 1945 sebagai sumber hukum, yang merupakan hukum dasar tertulis yang
mengatur masalah kenegaraan dan merupakan dasar ketentuan-ketentuan lainnya.

– Ketetapan MPR

Dalam Pasal 3 UUD 1945 ditentukan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat


menetapkan Undang-Undang Dasar dan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dengan
istilah menetapkan tersebut maka orang berkesimpulan, bahwa produk hukum
yang dibentuk oleh MPR disebut Ketetapan MPR.

– Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang

Undang-undang mengandung dua pengertian, yaitu :

a. undang-undang dalam arti materiel : peraturan yang berlaku umum dan dibuat
oleh penguasa, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
b. undang-undang dalam arti formal : keputusan tertulis yang dibentuk dalam arti
formal sebagai sumber hukum dapat dilihat pada Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat
(1) UUD 1945.

– Peraturan Pemerintah

Untuk melaksanakan undang-undang yang dibentuk oleh Presiden dengan DPR,


oleh UUD 1945 kepada presiden diberikan kewenangan untuk menetapkan
Peraturan Pemerintah guna melaksanakan undang-undang sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini berarti tidak mungkin bagi presiden menetapkan Peraturan
Pemerintah sebelum ada undang-undangnya, sebaliknya suatu undang-undang
tidak berlaku efektif tanpa adanyaPeraturanPemerintah.
– Keputusan Presiden

UUD 1945 menentukan Keputusan Presiden sebagai salah satu bentuk peraturan
perundang-undangan. Bentuk peraturan ini baru dikenal tahun 1959 berdasarkan
surat presiden no. 2262/HK/1959 yang ditujukan pada DPR, yakni sebagai
peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh presiden untuk melaksanakan
Penetapan Presiden. Kemudian melalui Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966,
Keputusan Presiden resmi ditetapkan sebagai salah satu bentuk peraturan
perundang-undangan menurut UUD 1945. Keputusan Presiden berisi keputusan
yang bersifat khusus (einmalig) adalah untuk melaksanakan UUD 1945, Ketetapan
MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dan Peraturan
Pemerintah.

– Peraturan pelaksana lainnya

Yang dimaksud dengan peraturan pelaksana lainnya adalah seperti Peraturan


Menteri, Instruksi Menteri dan lain-lainnya yang harus dengan tegas berdasarkan
dan bersumber pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

– Convention (Konvensi Ketatanegaraan)

Konvensi Ketatanegaraan adalah perbuatan kehidupan ketatanegaraan yang


dilakukan berulang-ulang sehingga ia diterima dan ditaati dalam praktek
ketatanegaraan. Konvensi Ketatanegaraan mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan undang-undang, karena diterima dan dijalankan, bahkan sering kebiasaan
(konvensi) ketatanegaraan menggeser peraturan-peraturan hukum yang tertulis.

– Traktat

Traktat atau perjanjian yaitu perjanjian yang diadakan dua negara atau lebih. Kalau
kita amati praktek perjanjian internasional bebrapa negara ada yang dilakukan 3
(tiga) tahapan, yakni perundingan (negotiation), penandatanganan (signature), dan
pengesahan (ratification). Disamping itu ada pula yang dilakukan hanya dua
tahapan, yakni perundingan (negotiation) dan penandatanganan (signature).

6. Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu
antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-
lembaga negara, hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga
negara, wilayah dan warga negara. Hukum tata negara mengatur mengenai
negara dalam keadaan diam artinya bukan mengenai suatu keadaan nyata
dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan, sistem pemilu, dll dari
negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti luas. Hukum ini
membicarakan negara dalam arti yang abstrak.

Kelembagaan/Organisasi Negara Berdasarkan UUD 1945:


– Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
– Presiden dan Wakil Presiden
– Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
– Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

– Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


– Mahkamah Agung (MA)

7. 1. perekonomian lebih terarah dan teratur karena pada sistem ini hanya pusat
saja yang mengatur perekonomian.
2. Dengan di laksanakannya sistem sentralisasi ini, perbedaan-perbadaan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat di persatukan.Sehingga,
setiap daerah tidak saling menonjolkan kebudayaan masing-masing dan lebih
menguatkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang di miliki bangsa
Indonesia. .
3.daerah tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan
dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.

8. a. UUD 1945 Periode 1, 1945 – 1949


b. Konstitusi RIS Tahun 1949, 1949 – 1950
c. UUDS Tahun 1950, 1950 – 1959
d. UUD 1945 Periode 2, 1959 – 1999
e. UUD 1945 Periode 3, 1999 – 2000
f. UUD 1945 Periode 4, 2000 – 2001
g. UUD 1945 Periode 5, 2001 – 2002
h. UUD 1945 Periode 6, 2002 – sekarang

9. a. The basic principle;


b. General political and moral values
c. Strict law
d. Conventions of the Constitution
e.Political Practices
f.The rules of the political parties
g. International law
10. Sesuai pendapat mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai