PEMERINTAHAN NEGARA
9.1 Pendahuluan
Indonesia adalah negara republik yang mana rakyat berperan
penting dalam keputusan, maka ada kalimat yang tertulis ”Dari
Rakyat, Oleh Rakyat, Dan Untuk Rakyat” yang artinya kekuasaan
yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan
untuk kepentingan rakyat. Maka dari itu terdapat banyak sekali
struktur pemerintahan didalam nya. Tidak hanya itu, Indonesia
sebagai negara kesatuan juga memiliki landasan-landasan dalam
menjalankan pemerintahan negara, yang mana berisi aturan-aturan
atau pedoman bernegara di dalamnya.
Pengertian landasan menurut para ahli yaitu,
”Landasan pemerintahan negara adalah dasar-dasar yang menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan negara. Landasan
pemerintahan negara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu landasan
ideal, landasan konstitusional, dan landasan operasional.” (Miriam
Budiardjo, 2007).
”Landasan pemerintahan negara adalah dasar-dasar yang menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan negara. Landasan
pemerintahan negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu landasan
politik dan landasan hukum.” (C.F. Strong, 1970)
Pengertian landasan pemerintahan negara secara umum adalah
dasar-dasar yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
pemerintahan di suatu negara.
Namun landasan pemerintahan negara juga sempat di amandemen,
setelah adanya reformasi birokrasi yang terjadi di Indonesia.
Landasan negara dapat diamandemen jika terdapat perubahan-
perubahan yang dianggap perlu untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Perubahan-
perubahan tersebut telah membawa Indonesia ke arah
pemerintahan yang lebih demokratis, adil, dan berpihak kepada
rakyat.
Maka materi yang telah disusun berisi landasan pemerintahan
negara yang ada di Indonesia, dan sudah menjadi pedoman bagi
pemerintah dalam menjalankan pemerintahan negara yang lebih
baik serta bertanggung jawab pada masyarakat. Materi landasan
pemerintah negara ini sangata penting karena pemahaman
terhadap landasan-landasan ini akan membantu kita untuk
memahami dasar-dasar dari penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia.
9.2 Macam-Macam Landasan Pemerintahan Negara
Di Indonesia, landasan pemerintahan negara menggunakan
beberapa landasan dalam menjalankan pemerintahan. Yang mana
setiap landasan memiliki isi yang berbeda-beda, yaitu:
9.2.1 Landasan Idiil
Landasan idiil adalah dasar yang menjadi cita-cita dan tujuan dari
penyelenggaraan pemerintahan. Landasan idiil pemerintahan
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan ideologi bangsa
Indonesia yang menjadi dasar filsafat negara. Dalam Tap MPR
Nomor III/MPR/2000 Tahun 2000 tentang Sumber Hukum dan
Urutan Peraturan Perundang-undangan dinyatakan bahwa
Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional dan sumber
hukum itu didefinisikan sebagai sumber yang dijadikan bahan
untuk penyusunan peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditegaskan bahwa
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
b. Soepomo
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
c. Ir. Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Pada Rapat Besar PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta
mengusulkan penyempurnaan rumusan Pancasila dalam
Pembukaan UUD 1945. Usulan Hatta untuk menyempurnakan Sila I
dan Sila II diterima secara aklamasi, tetapi Ki Bagoes Hadikoesoemo
mengusulkan penghapusan kata-kata “menurut dasar” dalam
rumusan Sila I dan Sila II.
9.2.2 Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional adalah dasar yang menjadi landasan
hukum dari penyelenggaraan pemerintahan. Landasan
konstitusional pemerintahan Indonesia adalah Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
UUD NRI 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang mengatur
tentang dasar negara, bentuk negara, sistem pemerintahan, dan
lain-lain. UUD NRI 1945 sebagai landasan konstitusional
pemerintahan Indonesia memiliki arti bahwa penyelenggaraan
pemerintahan harus berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam UUD NRI 1945. UUD NRI 1945 harus
menjadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan.
UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Indonesia menjunjung Konstitusi RIS dimulai pada 27
Desember 1949, keudian beselengan setelah Konstitusi RIS
sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS
1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali diberlakukan UUD
1945. Pada rentang waktuk 1999-2002 UUD mengalami
beberapa kali amandemen yang mana perubahan tersebut
adalah pergantian sistem pemerintahan dari sistem sentralistik
menjadi sistem pemerintahan desentralisasi, pengutan sistem
demokrasi, pengakuan hak asasi manusia, dan pembentukan
lembaga-lembaga baru.
Rincian amandemen UUD 1945 yaitu:
1. Amandemen I (19 Oktober 1999)
Amandemen pertama, yang dilaksanakan pada Sidang Umum
MPR dari 14 hingga 21 Oktober 1999, memiliki fokus utama
dalam membatasi kekuasaan Presiden yang dianggap terlalu
berlebihan.
Dalam amandemen pertama ini, sembilan pasal mengalami
penyempurnaan, termasuk pasal 5, pasal 7, pasal 9, dan pasal
13. Yang lebih penting, amandemen ini mencakup pergeseran
kekuasaan dalam pembentukan undang-undang dari Presiden
ke DPR, serta pembatasan masa jabatan Presiden selama 5
tahun dengan satu kali masa jabatan kembali.
No Landasan Keterangan
1 Landasan Idiil Pancasila (Semua sila)
2 Landasan Konstitusional • Undang-Undang Dasar 1945
(Mencakup amandemen 1999-2002)
• Pasal 1 ayat 1-3 dan Pasal 18 ayat 1-5
(Landasan konstitusional bagi
SANKRI)
Sumber: https://kesbangpol.bantenprov.go.id/Landasan-Hukum
9.3 Faktor-Faktor Lingkungan
2. Politik
Indonesia merupakan negara yang menganut
sistem demokrasi. Sistem demokrasi memiliki
pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan
landasan negara. Misalnya, sistem demokrasi
memungkinkan adanya perbedaan pendapat dan
pandangan di masyarakat. Hal ini dapat menjadi
tantangan dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Menganut sistem demokrasi
dapat menjadi tantangan dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, keadaan
politik ini juga dapat menjadi peluang untuk
mengembangkan partisipasi masyarakat.
3. Ekonomi
Indonesia merupakan negara berkembang.
Kondisi ekonomi yang masih berkembang ini
memiliki pengaruh yang besar terhadap
pelaksanaan landasan negara. Misalnya, kondisi
ekonomi yang masih berkembang menyebabkan
dibutuhkannya upaya yang besar untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini
dapat menjadi tantangan dalam mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ekonomi yang masih berkembang dapat menjadi
tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Namun, keadaan ekonomi ini juga dapat
menjadi peluang untuk mengembangkan
perekonomian.
4. Sosial Budaya
Indonesia memiliki ragam budaya yang beragam.
Ragam budaya ini memiliki pengaruh yang besar
terhadap pelaksanaan landasan negara. Misalnya,
ragam budaya yang beragam dapat menimbulkan
perbedaan pendapat dan pandangan di
masyarakat. Hal ini dapat menjadi tantangan
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Pertahanan Keamanan
Untuk membantu menjaga keutuhan wilayah dan
pengawasan negara dari berbagai ancaman dan
gangguan yang ada. Pembangunan postur
perlindungan dan keamanan Negara Republik
Indonesia perlu memadukan antara sistem
perlindungan dan keamanan nasional. Sistem ini
merupakan suatu upaya mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui penyelenggaraan perlindungan
dan keamanan negara yang berdasarkan undang-
undang dasar, yaitu dengan menetapkan
kebijakan terkait perlindungan dan keamanan
negara untuk melakukan upaya nasional secara
terpadu dan terus-menerus. Upaya yang
dilakukan yaitu dengan melibatkan sejumlah
elemen dan potensi yang ada dan melakukan
pelatihan agar menjadi suatu kekuatan
perlindungan dan keamanan nasional. Untuk
menetapkan kebijakan perlindungan dan
keamanan nasional tersebut tentu saja
melibatkan dimensi-dimensi keamanan terkait
ancaman dan gangguan nasional.
Sesudah
No Aspek Sebelum Amandemen
Amandemen
1 Pembukaan Ada (4 alinea) Ada (4 alinea)
2 Batang Tubuh
Sumber:https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/04000061/si
stematika-uud-1945-sebelum-dan-sesudah-amandemen
Pada tabel diatas merupakan aspek-aspek yang ada di dalam
UUD 1945 sebelum dan sesudah di amandemen. Terlihat ditabel
bahwa ada penambahan dan pengurangan pasal maupun ayat,
dan ada pula aspek yang diubah. Perubahan nya meliputi:
c) Pembentukan DPD
DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang dibentuk untuk
merepresentasikan kepentingan daerah di tingkat nasional. DPD
dipilih secara langsung oleh rakyat di daerah pemilihannya.
f) Perubahan Substansi
d) Amandemen konstitusi
Tuntutan ini menuntut agar Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) diamandemen untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
Pasal 37
• Ayat (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
• Ayat (2) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar
diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
• Ayat (3) Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul
perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar harus disetujui oleh
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari jumlah
anggota yang hadir dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
• Ayat (4) Perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar tidak boleh
mengurangi semangat kekeluargaan dan gotong royong yang
merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
UUD 1945 sebelum amandemen memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
a) Kekuasaan negara tertinggi berada di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hal ini berarti bahwa
MPR memiliki kewenangan untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar, memilih presiden dan
wakil presiden, serta menyatakan perang dan perdamaian.
b) Presiden memiliki kekuasaan yang besar. Presiden
merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan
sekaligus. Presiden memiliki kekuasaan untuk
mengeluarkan peraturan pemerintah, mengangkat dan
memberhentikan menteri, dan memegang kekuasaan
tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
c) Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) tidak kuat. DPR memiliki fungsi
legislatif, anggaran, dan pengawasan. DPD memiliki fungsi
perwakilan daerah dan pertimbangan. Namun, kedua
lembaga tersebut tidak memiliki kewenangan yang
signifikan dalam proses pengambilan keputusan politik.
d) Hak asasi manusia (HAM) belum sepenuhnya dijamin. UUD
1945 sebelum amandemen hanya mengatur secara umum
tentang HAM. Ketentuan-ketentuan tentang HAM lebih
banyak diatur dalam undang-undang.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, UUD 1945 sebelum amandemen
dapat dikatakan sebagai konstitusi yang bersifat sentralistik dan
otoriter. Kekuasaan negara terpusat di tangan MPR dan presiden,
sedangkan kedudukan DPR dan DPD tidak kuat. HAM juga belum
sepenuhnya dijamin.
Amandemen UUD 1945 yang dilakukan pada tahun 1999, 2000,
2001, dan 2002 telah mengubah beberapa ciri khas tersebut.
Amandemen UUD 1945 telah memperkuat kedaulatan rakyat,
mempertegas sistem presidensial, membatasi kekuasaan presiden,
meningkatkan peran DPR, serta memperkuat jaminan HAM.
PEMBUKAAN
(Preambule)
Kedaulatan Negara
KARTIKA REVALINA PM
Mahasiswa
Penulis lahir di Pelalawan, 2 November 2004. Penulis adalah
mahasiswa aktif yang sedang menempuh studi semester 3 pada
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik , Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Memiliki pengalaman
dalam berorganisasi sebagai anggota aktif dalam Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
MARGARETHA YHEZANA D
Mahasiswa
Penulis lahir di Karanganyar, 28 Maret 2003. Penulis adalah
mahasiswa aktif yang sedang menempuh studi semester 3 pada
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik , Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Memiliki pengalaman
dalam berorganisasi sebagai anggota aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa Wirausaha.