Tetangga melakukan pembakaran secara rutin di belakang rumahnya. Asap mengepul parah dan
membuat orang menjadi susah bernapas. Apakah perbuatan ini melanggar hukum? iya karena
dalam Pasal 29 UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa
"membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah dilarang"
a. Materiil
Tempat darimana materi atau isi hukum diambil. Misalnya pencurian dalam KUHP dilarang.
Darimana isi hukum ini diambil? Asalnya dari norma agama dan norma kesusilaan
b. Formil
Tempat darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan dan sah berlakunya. Kenapa sih
Peraturan Presidenn dianggap sumber hukum? karena Presiden diberikan wewenang untuk
membuat peraturan dalam bentuk keputusan.
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Kebiasaan
3. Perjanjian Internasional
4. Yurisprudensi
5. Doktrin
6. Perjanjian
7. Kesadaran hukum
Adalah tindakan menurut pola tingkat laku yang tetap, ajeg, lazim, normal, atau adat dalam
masyarakat atau pergaulan hidup tertentu. Namun, hukum kebiasaan memiliki kelemahan, yaitu
tidak tertulis sehingga kurang menjamin adanya kepastian hukum
Kenapa kebiasaan penting dijadikan sumber hukum? karena hakim tidak boleh menolak perkara
dengan alasan hukum tidak jelas sehingga hukum kebiasaan dianggap mampu membantu hakim
Adalah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang disatu pihak mempunyai sanksi dan
dipihak lain dalam keadaan tidak dikodifikasikan
Adalah perjanjian yang harus disampaikan keoada DPR untuk mendapat persetujuan sebelum
disahkan (ratifikasi) oleh Presiden.
- Isi Treaty
○ Soal politik -> perjanjian persahabatan, perjanjian persekutuan, perjanjian tentang
perubahan wilayah
○ Yang memengaruhi haluan politik luar negeri -> perjanjian kerja sama ekonomi dan
teknis pinjaman uang
○ Soal yang menurut UUD atau sistem peraturan perundang-undangan harus diatur
dengan Undang-Undang -> kewarganegeraan dan kehakiman
- Agreement
Disampaikan kepada DPR hanya untuk diketahui setelah disahkan oleh Presiden.
Agreement berbentuk keputusan presiden
- Putusan pengadilan
- Bisa juga doktrin yang dimuat dalam putusan pengadilan
- Berisi kaidah atau peraturan hukum yang mengikat pihak-pihak yang bersangkutan. Jadi
tidak mengikat orang secara umum
- Putusan pengadilan adalah hukum sejak dijatuhkan dan dilaksanakan
- Perbedaan Undang-Undang dan yurisprudensi
○ UU bersifat abstrak karena berlaku umum atau mengikat setiap orang, sedangkan
yurisprudensi bersifat konkret karena mengikat orang-orang tertentu saja
○ UU terdiri dari konsiderans dan dictum, sedangkan yurisprudensi memuat identitas
pihak-pihak yg bersangkutan, konsiderans, dan diktum atau pokok putusan
○ Perubahan UU harus melalui prosedur panjang sehingga tidak dapat setiap saat
menyesuaikan dg keadaan, sedangkan yurisprudensi dapat membuat UU sesuai
dengan keadaan tanpa prosedur yang panjang
- Putusan hakim di Indonesia tidak terikat pada precedent (putusan hakim terdahulu) atau
disebut persuasif precedent sehingga hakim tidak wajin mengikuti putusan pengadilan
yang pernah dijatuhkan mengenai perkara serupa dengan yg akan diputuskan
Adalah pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang hukum itu apa. Pandangan ini selalu
berubah sehingga hukum pun terus berubah juga.
- Terdapat perbedaan pendapat terkait kesadaran hukum sebagai sumber hukum.
○ Bagi yang pro, kesadaran hukum dinilai menjadi sumber hukum karena kesadaran
hukum bagi orang satu dengan orang yang lain sebenarnya mirip.
○ Sedangkan bagi yang kontra, kesadaran hukum dianggap abstrak sehingga sangat
sulit untuk dianalisis
- Kesadaran hukum sebenernya berwayuh arti (dubieus), yaitu kesadaran hukum
menunjukkan kategori hidup kejiwaan individual dan menunjukkan kesamaan pandangan
dalam lingkungan tertentu.
- Perbedaan kesadaran hukum dg pandangan kesusilaan adalah kesadaran hukum
mengharapkan tindakan atau peran dari masyarakat luas
a. Van Vollenhoven
○ Hukum adat adalah adat yang memiliki konsekuensi hukum yang terdiri dari
Indigenous Law dan Relogious Law
▪ Indigenous Law = hukum adat tanpa unsur agama asingnya
▪ Adat Law = adat yang memiliki konsekuensi hukum terdiri dari hukum adat dan
unsur agama
▪ Native Law = mencakup baik hukum terkodifikasi dan tidak dimodifikasi yang
berlaku untuk penduduk asli, dan oleh karena itu di Hindia Belanda juga
mencakup KUHP atau KUHAP asli
○ Dalam konteks ini Van Vollenhoven tidak sedang membicarakan ada adat yg
berakibat hukum atau ada adat yang tidak berakibat hukum. namun, lebih ke
konteks bahwa pada zaman Hindia Belanda terdabat bergagai macam keteraturan
hukum dan pada waktu itu masyarakat pribumi punya keteraturannya masing-
masing.
○ Oleh sebab itu, tidak bijak jika pemerintah Hinda Belanda tanpa memastiikan
adanya keteraturan hukum yang berlaku di masyarakat pribumi (Benda-Backmann)
b. Beckmann dan Benda-Beckmann
Sebuah konsep analitis luas tentang hukum yang tidak mengikat konsep dengan definisi
ke negara dan yang memungkinkan kemungkinan tatanan hukum yang saling bergantung
yang memiliki legitimasi berbeda dan didasarkan pada struktur organisasi yang berbeda,
yang saat ini diringkas sebagai "pluralisme hukum". Untuk menekankan bahwa tidak ada
garis pemisah yg tajam antara aspek hukum dan aspek lainnya, mereka berpendapat
bahwa totalitas aturan perilaku untuk penduduk asli dan orang asing yang memiliki, di
satu sisi, sanksi (hukum) dan, di sisi lain, tidak dikodifikasi (adat)
c. Ter Haar
Pernyataan sengaja dibuat oleh pejabat komunitas yang ditugasi dengan ketetapannya
dalam keputusan yang sebenarnya. Keputusan tersebut menunjukkan asas hukum yang
berlaku di masyarakat; bentuk hukumnya yang ringkas diambil dari banyak pola hidup
yang kurang tepat, dari konsepsi dan nilai-nilai yang dianut dalam komunitas
d. Fuller
○ A language of interaction
Untuk berinteraksi secara penuh, maka laki-laki memerlukan lingkungan sosial
dimana gerakan para pemain yang berpartisipasi umumnya akan berada dalam pola
yang dapat diprediksi. Untuk terlibat dalam perilaku sosial yang efektif, pria
membutuhkan dukungan antisipasi yang saling terkait yang akan membuat mereka
tahu apa yang akan diilakukan oleh kelompok lawan mereka, atau setidaknya akan
memungkinkan mereka untuk mengukur ruang lingkup umum dari perbendaharaan
tempat tanggapan terhadap tindakan mereka akan diambil
○ Code of conduct
Apa yang terlibat bukan hanya negasi, larangan tindakan tertentu yang tidak
disetujui, tetapi juga sisi depan dari negasi ini, makna yang diberikan pada tindakan
yang dapat diprediksi dan disetujui, yang kemudian memberikan titik orientasi
untuk respons interaktif yang sedang berlangsung
e. Malinowski
Aturan hukum berdiri terpisah dari yang lain karena mereka dirasakan dan dianggap
sebagai kewajiban satu orang dan klaim yang sah dari orang lain. mereka disetujui bukan
oleh motif psikologis belaka, tetapi oleh mesin sosial yang pasti dari kekuatan pengikat,,
seperti yang kita ketahui, pada ketergantungan timbak balik, dan diwujudkan dalam
pengaturann yang setara dari layanan timbal balik, serta dalam kombinasi dari klaim
tersebut ke dalam untaian banyak hubungan
Adalah koeksistensi antara berbagai sistem hukum dalam lapangan sosial tertentu yang dikaji
dan sangat menonjolkan dikotomi antara hukum negara di satu sisi dan berbagai macam hukum
rakyat di sisi lain. nah, para ahli hanyalah sekedar melakukan pemetaan terhadap
keanekaragaman hukum dalam lapangan kajian tertentu saja
- Globalisasi adalah proses persebaran nilai, konsep, dan hukum dari berbagai penjuru
dunia menuju berbagai penjuru dunia
- Globalisasi diiringi dengan glokaliasi, di mana nilai lokal dibawa dari satu tempat ke
tempat lain
- Globalisasi tidak hanya diindikasikan oleh borderless state, tetapi juga borderless law ->
hukum dari wilayah tertentu dapat menembus ke wilayah yang lain tanpa batas
- Globalisasi hukum dapat dilihat dari dua hal, yaitu:
○ Alternative Dispute Resolution
mekanisme penyelesaian sengketa di masyarakat lokal tertentu ‘dipinjam’ oleh
masyarakat lokal yang lain (borrowing modes of dispute resolution, Benda-Beckmann
et al. 2005: 2).
○ Ide-ide mengenai ‘keadilan’ dari berbagai penjuru dunia, atau lokal, dapat menjadi
bagian dari instrumen hukum internasional
Konsep keadilan akan dikontestasikan di forum seperti UN
- ketika hukum dan kebijakan internasional diimplementasi dan berhadapan dengan entitas
regional, etnik dan keagamaan
○ direproduksi, meskipun mungkin tetap dianggap sebagai hukum asing
○ Terbentuk hukum hibrida, terlebur dan terserap sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam struktur hukum nasional
- Mobilitas aktor dan organisasi yang menjadi media bagi lalu lintas bergeraknya hukum →
hukum bergerak
- Contoh: buruh migran yang bermigrasi dari desa ke kota dalam suatu negara membawa
hukum adatnya ke wilayah urban, dan hukum lokal diaplikasikan dalam kondisi yang
sangat baru.
- sistem hukum yang berbeda saling berkontestasi atau sebaliknya beradaptasi satu sama
lain, sehingga suatu sistem hukum tertentu tidak dapat dipandang sebagai suatu entitas
yang jelas batas-batasnya karena sudah berbaur satu sama lain
- konstelasi pluralisme hukum yang dicirikan oleh besarnya keragaman dalam karakter
sistemik dari tiap-tiap cluster. Konteks hukumnya mungkin jelas (hukum negara, hukum
agama, hukum adat, atau hukum kebiasaan), tetapi keberadaan sistem hukum secara
bersama-sama itu menunjukkan adanya saling difusi, kompetisi, dan tentu saja perubahan
sepanjang waktu.
- Pada tahun 1950- an atau 1960-an, menurut Keebet, banyak upaya untuk menunjukkan
bahwa kebiasaan-kebiasaan lokal juga dapat dipandang sebagai hukum. Meskipun dasar
legitimasinya berbeda dari hukum negara, tetapi tidak ada perbedaan yang mendasar
antara hukum negara dan hukum rakyat.
- Pada tahun 1978 Holleman mengatakan bahwa di wilayah urban di negara-negara
berkembang, tumbuh bentuk-bentuk hukum baru yang tidak dapat diberi label sebagai
hukum negara, hukum adat, atau hukum agama, sehingga disebut sebagai hybrid law, dan
banyak pengarang lain menyebutnya unnamed law.
- Apa yang disebut sebagai hukum adat, hukum lokal ternyata berbeda dari yang
dipikirkan.
○ Dapat terjadi putusan dari peradilan adat di Minangkabau berisi, atau memberi
ruang kepada, substansi hukum negara.
○ putusan hakim pengadilan negara berisi unsur-unsur adat dan memberi pengakuan
terhadap hukum adat.
○ di beberapa daerah banyak upaya melembagakan hukum adat ‘baru’ dengan format
hukum negara, yaitu menjadi peraturan daerah atau peraturan desa mengikuti
stuktur formal dan logika hukum negara.
- Membedakan hukum negara, hukum adat, hukum agama, dan kebiasaan secara tegas,
adalah romantisme masa lalu, yang sudah ‘mati’.
○ Terlalu banyak fragmentasi, overlap dan ketidakjelasan. Karena batas antara hukum
yang satu dan yang lain menjadi kabur, dan hal ini merupakan proses yang dinamis
yang memang terjadi dan tidak dapat dielakkan.
- Merupakan produk hukum yudikatif yang memuat peraturan yang bersifat konkrit dan
mengikat pada orang-orang tertentu – Mertokusumo (2008, 112)
- Putusan itu mengikat, tetapi tidak semua kalimat dalam putusan itu mengikat. Dalam
suatu putusan obiter dicta tidak mengikat dan ratio decidendi mengikat. Menemukan
ratio decidendi dalam putusan tidak mudah karena tidak dapat langsung ditemukan
secara eksplisit. Ratio decidendi adalah kesimpulan yang diambil oleh hakim berdasarkan
fakta-fakta persidangan dan dijadikan sebagai dasar hukum keputusan. –Paton (1951,
160)
- Kekuatan mengikat Precedent/Stare decisis (the binding force of precedent): hakim terikat
pada putusan pengadilan (ratio decidendi) terdahulu untuk kasus yang serupa. Hakim di
sistem hukum common law.
- Dalam sistem common law, the binding force of precedent lebih kuat daripada dalam
sistem hukum civil law. Meskipun demikian, putusan-putusan Mahkamah Agung tetap
menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan oleh hakim-hakim di Pengadilan Negeri
dan Pengadilan Tinggi Indonesia.
○ Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1559 K/Sip/1974 tanggal
26 September 1977 menyatakan bahwa “dalam Hukum Adat Minangkabau
pengurusan harta pusaka tinggi terletak pada Mamak Kepala Waris dalam kaum,
sedangkan pengurusan harta pusaka rendah pada anak-anak” yang dirujuk dalam
Putusan Pengadilan Negeri Padang Nomor 18/Pdt.G/2015/PN.Pdg
○ Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 461 K/Sip/1974 tanggal 9 Juli 1974
menyatakan bahwa “dalam hal kenyataan menunjukkan bahwa juraijurai dari suatu
kaum telah menguasai dan mengerjakan sebagian sawah Harta Pusaka Tinggi kaum,
maka pada hakikatnya pembagian ganggam bauntuak telah terjadi dalam kaum
tersebut” yang dirujuk pada Putusan Pengadilan Negeri Painan Nomor
8/Pdt.G/2014/PN.Pin –Pradhani (2020, 9)
adalah sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum dan sah berlakunya
atau kehendak negara yang dijelmakan dalam UU (dikatakan sah jika melalui persetujuan DPR
dan Presiden) dan Putusan Hakim.
Apeldoorn Utrecht & CST Kansil Prof. Dr. Sudikno M.
1. UU 1. UU 1. UU
2. Kebiasaan 2. Kebiasaan 2. Perjanjian antarnegara
3. Traktat 3. Keputusan hakim 3. Yurisprudensi
4. Perjanjian 4. Traktat 4. Kebiasaan
5. Yurisprudensi 5. Pendapat Ahli Hukum 5. Doktrin
6. Doktrin 6. Perjanjian
7. Kesadaran hukum
1. Eropa Kontinental
○ Supremasi utamanya tetap Undang-Undang
○ Memiliki ciri khas kodifikasi sehingga tidak heran jika menempatkan UU sebagai
sumber hukum yang tertinggi
○ Undang-Undang diartikan luas, yaitu peraturan perundang-undangan
2. Anglo Saxon
○ Sumber hukum primer: keputusan pengadilan dan legislasi
○ Sumber hukum tambahan: custom/adat dan doktrin. Contohnya seperti di negara
Inggris yang menempatkan keputusan pengadilan di level yang tertinggi. Setelah itu
baru produk legislative, kemudian diikuti dengan kebiasaan lalu doktrin.
3. Islam
○ Al quran dan hadist sekaligus sebagai sumber hukum formil dan materiel
○ Ra’yu (penggunaan akal pikiran)
○ Fatwa = ahli hukum islam yang memberikan pendapatnya, tetapi tidak mengikat
○ Qanun = berhubungan dengan ketetapan negara yang merupakan produk penguasa
dan bersifat mengikat
○ Qadli = putusan hakim, bersifat mengikat bagi pihak-pihak yang berperkara
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu
orang atau lebih (Pasal 1313 BW) –sering dikatakan memiliki definisi tidak lengkap. Menurut
Prof. Sudikno, perjanjian adalah hubungan dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum.
Perjanjian mengapa masuk hukum formil? Perjanjian dianggap mengikat seperti Undang-Undang
bagi pihak yang membuatnya.
:
1. Essentialia = dilihat dari KUHP, maka essentialia adalah syarat sah suatu perjanjian yang
meliputi kesepakatan, kecakapan bertindak, obyek tertentu, dan kausa yang halal.
Keempat hal ini esensial agar menimbulkan akibat hukum bahwa perjanjian tersebut sah
dan mengikat sebagaimana UU bagi pihak-pihak yang mengadakannya. Selain itu, isi
perjanjian tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan
kesusilaan
2. Naturalia = unsur yang selalu melekat, walaupun tidak tercantum di dalam naskah
perjanjian. Sebagai contoh dalam perjanjian jual-beli, yaitu penjual menanggung cacat
tersembungi dalam suatu barang. Hal ini tidak perlu dicantumkan, tetapi selalu melekat.
3. Accdentalia = unsur yang harus dimuat atau disebut secara tegas dalam perjanjian
karena perjanjian agar dapat berlaku, maka perlu diperjanjikan secara tegas oleh pihak di
dalamnya.
1. Asas konsensualisme = lahirnya perjanjian. Perjanjian dianggap sudah lahir mana kala
sudah ada consensus/kesepakatan diantara para pihak yang terlibat di dalam suatu
perjanjian.
2. Asas Pacta Sunt Servanda = akibat perjanjian. Perjanjian berakibat sebagaimana UU bagi
para pihak yang membuatnya. Bagi pihak diluar perjanjian, maka tidak terikat.
3. Asas kebebasan berkontrak = isi perjanjian. Para pihak bebas menentukan isi perjanjian
(tetapi tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan,
dan ketertiban umum), dengan siapa ia berjanji, bentuk perjanjiannya seperti apa, dkk.
4. Asas itikad baik = pelaksanaan perjanjian. Di dalam pasal 1338 ayat 3 BW menegaskan
asas ini. bahkan dalam asuransi, asas itikad baik tidak cukup, harus menggunakan asas
itikad baik yang sempurna.
Adalah janji tidak memiliki akibat hukum seperti perjanjian, walaupun keduanya didasarkan
pada kata sepakat
adalah kesatuan yang bulat dan kompleks, yang terdiri dari sub-sub sistem atau bagian yang
saling berhubungan satu sama lain dalam struktur tertentu.
• Kesatuan yang bulat:
a. Sistem hukum tidak menghendaki konflik = konflik dalam hukum diselesaikan oleh
sistem hukum itu sendiri –ada asas yang menyelesaikan konflik antar peraturan
perundang-undangan
b. Sistem hukum bersifat lengkap = kalau tdk lengkap, maka akan dilengkapi dengan
interpretasi dan argumentasi
• Terdiri dari sub sistem = ada pembagian berdasarkan kriteria tertentu, misalnya hukum
materiil dan formil; hukum publik dan private.
• Saling berhubungan = ada hubungan fungsional yang saling tergantung dan terorganisasi
menurut pola tertentu
adalah pikiran dasar yang umum sifatnya taau merupakan latar belakang dari peraturan yang
konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam hukum
positif.
adalah
- Peristiwa yang menimbulkan akibat hukum
- Tergantung pada adanya kaedah hukum (das sollen)
- Keadah hukum mengkualifikasikan suatu aspek dari peristiwa konkret (das sein) menjadi
atau sebagai peristiwa hukum
- Peristiwa yang relevan dengan hukum
Penjelasan: orang merokok adalah peristiwa konkret, tetapi orang merokok di area "no-smoking
zone" adalah peristiwa hukum. Mengapa demikian? Karena ada kaedah hukum atau das sollen
yang akhirnya mengubah peristiwa konkret (das sein) menjadi peristiwa hukum.
a. Ius Constitutum
Hukum yang telah ditetapkan (berlaku sekarang), atau lazim juga disebut hukum positif.
Misalnya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Ius Constituendum
Hukum yang dicita-citakan atau hukum yang akan datang. Ius Constituendum masih perlu
ditetapkan terlebih dahulu agar menjadi berlaku (hukum positif). Misalnya RUU
Perlindungan dan Pengakuan Masyarakat Hukum Adat
a. Hukum nasional
Hukum yang berlaku di lingkup suatu negara tertentu
b. Hukum internasional
Hukum atau peraturan yang mengatur hubungan-hubungan hukum yang mengandung
unsur internasional (antarnegara). Misalnya Convention on International Trade in
Endangared Species yang diratifikasi oleh Indonesia melalui Keppres No.43 Tahun 1978,
dimana memuat ketentuan bagian negara penandatanganan untuk wajib melarang segala
bentuk perdagangan spesies satwa atau flora yang termasuk daftar merah
a. Hubungan Publik
Peraturan yang dirumuskan sebagai hukum yang mengatur kepentingan umuum dan
mengatur hubungan antara penguasa dengan warga negara. misalnya UU No.39 Tahun
1999 tentang HAM
b. Hukum Privat
Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu
terhadap yang lain dalam ranah relasi privat. Misalnya ketentuan mengenai hukum waris,
perkawinan, perjanjian, dsb
- Benda atau hak yang bermanfaat dan dimiliki oleh subyek hukum
- Pasal 504 KUHPerdata, obyek hukum:
a. Benda tetap
Benda yang dengan sifatnya berada dalam posisi atau keadaan yang selalu tetap di
suatu tempat tertentu. Misalnya tanah, rumah, pabrik
b. Benda bergerak
Benda yang karena sifatnya berupa benda yang dapat dipindah-pindahkan dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah. Misalnya mobil, barang keseharian
yang berada di dalam penguasaan pemilik yang dapat dengan mudah dipindahkan
- Segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum, yaitu manusia
- Setiap manusia selama hidupnya (sejak dilahirkan) adalah subjek hukum. apabila
meninggal, hak dan kewajibannya beralih ke ahli waris.
- Janin yang masih berada dalam kandungan pun bisa dianggap sebagai subyek hukum bila
terdapayt urusan yang menghendakinya.
- Pasal 3 BW "tidak suatu hukuman pun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan
segala hak-hak kewarganegaraan"
○ Kematian perdata atau mort civile adalah kondisi subyek hukum yang telah
kehilangan hak-hak perdatanya, misalnya hak untuk bekerja, menikah, dan memiliki
keturunan
- Subyek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang-orang yang
- Badan hukum adalah organisasi atau kelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu
yang dapat menyandang hak dan kewajiban
- Negara, PT, Yayasan, Koperasi, Badan Hukum Perkumpulan
- Dalam hubungan hukum, badan hukum bertindak sebagai suatu kesatuan selakyaknya
orang
Tempat kediaman subyek hukum (individu atau badan hukum) yang sah atau sebagai tempat
tinggal resmi yang melakukan perbuatan atau peristiwa hukum.
:
a. Tempat tinggal yuridis
Karena peristiwa hukum dan merupakan tempat tinggal yang utama. Biasanya karena
alasan kelahiran, mutasi atau perpindahan. Misalnya KTP, SIM, Paspor, akta pendirian
lembaga
b. Tempat tinggal nyata
Bukti dengan keberadaan yang terus ada di suatu tempat secara terus-menerus, atau
keberadaan yang sesungguhnya.
c. Tempat tinggal pilihan
Terkait dengan pilihan yang disepakati oleh para pihak di dalam sebuah dokumen
perjanjian
d. Tempat tinggal mengikuti orang lain
Karena suatu aturan, tempat tinggal istri mengikuti suami
- sesuatu yang menentukan apakah seseorang dapat atau tidak dapat melakukan sesuatu
atau dapat atau tidak mendapatkan status
- Fungsi Hukum adalah untuk melindungi kebutuhan manusia, salah satunya adalah hak.
- Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum
- Kepentingan umum adalah kepentingan yg harus didahulukan dari kepentingan yang lain
dengan tetap memperhatikan proporsi pentingnya dan tetap menghormati kepentingan
yang lain
- Kepentingan umum tidak selalu merupakan kepentingan pemerintah karena tak jarang
pemerintah mengalah demi kepentingan umum
a. Hak Obyektif
Sesuatu atau kekuatan yang diberikan oleh hukum
b. Hak subyektif
Kekuasaan yang dimiliki oleh individu sejak dilahirkan sampai mati
- Hukum memiliki sifat normatif berisi hak dan kewajiban (hukum materiil)
- Hukum bertujuan untuk melindungi kepentingan atau hak manusia (hukum formil)
Adalah proses dilakukannya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara
nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Jimly Asshidiqqie)
a. Arti luas
Proses penegakan hukum itu melibatkan semua subyek hukum dalam setiap hubungan
hukum
b. Arti sempit
Penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu
untuk menjaminn dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
mestinya
a. Arti luas
○ Penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalam
bunyi aturan formal maupun nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat
○ Hukum termasuk sumber hukum dan penegakan hukum
b. Arti sempit
○ Penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan
tertulis saja
○ Hukum hanya peraturan perundang-undangan
Jika ingin menegakkan hukum, ada karakteristik hukum yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Diatur sebelum atau bukan berlaku surut
b. Harus dibuka ke publik
c. Mengatur umum
Sama kepada setiap orang, stabil dan tertentu, dan diterapkan ke setiap orang sesuai
dengan aturan (equality before the law)
a. Teori Teokrasi
Menganggap bahwa hukum adalah kemauan Tuhan dan mendasarkan kekuatan hukum
atas kepercayaan pada Tuhan
b. Teori Perjanjian
Hukum dianggap sebagai perwujudan kemauan orang-orang dalam masyarakat
c. Teori Kedaulatan Negara
Hukum adalah kehendak negara yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang tidak
terbatas
d. Teori Kedaulatan Hukum
Hukum berasal dari perasaan dan kesadaran hukum yangg ada pada sebagian besar
masyarakat
- Nilai dan sikap masyaralat yang dapat mempengaruhi keberadaannya hukum (Satjipto
Raharjo)
- Keseluruhan dari sikap warga masyarakat yg bersifat umum dan nilai dalam masyarakat
yang akan menentukan pendapat tentang hukum (Lawrence M. Friedman)
- Tanggapan yang bersifat penerimaan atau penolakan terhadap suatu peristiwa hukum. ia
menunjukkan sikap perilaku manusia terhadap masalah hukum dan peristiwa hukum yang
terbawa ke dalam masyarakat (Hilman Hadikusuma)
- Nilai, sikap, dan respons tercermin pada pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa
di masyarakat (Any Ismayawati, 2011)
- Merumuskan peraturan-peraturan umum yang juga diberlakukan umum bagi setiap orang
- Yang melakukan pembentukan hukum:
○ Pembentuk UU
○ Hakim memungkinkan melakukan pembentukan hukum kalau hasil penemuan
hukumnya menjadi yurisprudensi tetap yang diikuti oleh hakim dam merupakan
pedoman bagi masyarakat
- Proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk
menerapkan hukum umum terhadap peristiwa hukum yang konkrit
- Lebih lanjut dikatakan, merupakan proses konkretisasi dan individualisasi peraturan
hukum (das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa hukum konkrit
(das sein) tertentu
- Pada dasarnya setiap orang melakukan penemuan hukum, saat melakukan hubungan
dengan orang lain yang diatur hukum dan saat berusaha menemukan hukum untuk dirinya
sendiri, terkait kewajiban dan wewenang yang dibebankan hukum kepadanya
- Namun, yang terutama melakukan penemuan hukum adalah hakim saat memeriksa dan
memutus suatu perkara
a. Secara Sempit
Penemuan yang dilakukan oleh hakim dengan cara menerapkan peraturan yang sudah
ada dan jelas. Dalam penerapannya, hakim dianggap melakukan penermuan ketika
menemukan kecocokan antara maksud atau bunyi peraturan UU dalam proses kualifikasi
peristiwa konkret
b. Secara Luas
○ Hakim bukan sekedar menerapkan peraturan hukum yang sudah jelas terhadap
kasus konkret, melainkan lebih jauh memperluas makna ketentuan UU dengan
metode konstruksi hukum dan interpretasi hukum
○ Penemuan hukum adalah sesuatu yang lain daripada hanya penerapan peraturan
pada peristiwanya. Kadang, dan bahkan sangat sering terjadi bahwa peraturan
harus ditemukan, baik dengan jalan interpretasi maupun dengan jalan anologi
ataupun rechtverfijining (Paul Scholten)
a. Interpretasi
○ Penafsiran terhadap isi UU dengan tetap berpegang teguh pada kata-kata atau
teks UU (tekstual) tersebut
○ Peraturannya ada, tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada suatu peristwa
b. Konstruksi Hukum atau Argumentasi
○ Penalaran logis untuk mengembangkan suatu ketentuan dalam UU yang tidak lagi
berpegang pada kata-katanya, tetapi dengan tetap memperhatikan posisi UU
tersebut sebagai bagian dari suatu sistem hukum (sistematika)
○ Hakim menghadapi kekosongan atau ketidaklengkapan undang-undang yang harus
diisi atau dilengkapi sebab hakim tidak boleh menolak memeriksa perkara dengan
dalih tidak ada hukumnya atau tidak lengkap hukumnya