Anda di halaman 1dari 25

Wednesday, December 9, 2020 12:26 AM

1. Kekuatan berlaku yuridis/formalitas


○ Suatu peraturan hukum dibentuk sesuai prosedur yang sudah ditetapkan
2. Kekuatan berlaku sosiologis
○ Hukum dianggap penting karena menjawab kebutuhan masyarakat sehingga
dipatuhi
▪ Teori kekuatan
Hukum mempunyai kekuatan berlaku sosiologis apabila dipaksakan berlakunya
oleh penguasa, terlepas di terima ataupun tidak oleh masyarakat
▪ Teori pengakuan
Hukum mempunyai kekuatan berlaku sosiologis apabila diterima dan diakui
oleh warga masyarakat
3. Kekuatan berlaku filosofis
○ Hukum mempunyai kekuatan tidak hanya karena dibuat oleh Presiden dan DPR saja,
tetapi juga eksistensi hukum yang sejalan dengan cita hukum
○ Cita hukum meurujuk pada hukum yang menciptakan ketertiban, keadilan, dan
kesejahteraan di masyarakat
○ Jika peraturan hukum mengandung cita hukum, maka masyarakat akan patuh
karena dianggap penting

- Tempat kita dapat menemukan atau menggali hukumnya


- Untuk menentukan suatu perbuatan itu melanggar hukum atau tidak, maka kita perlu tau
apakah ada peraturan yang melanggar atau memperbolehkan hal tersebut. disinilah
sumber hukum berfungsi
- Hakim yang bertugas menentukan apakah peristiwa konkrit termasuk peristiwa hukum
- Salah satu tugas hakim adalah menggali dan menemukan hukum
○ Menemukan = hukumnya sudah ada, tetapi kita gatau ini pasal berapa sehingga
perlu dicari tau lebih lanjut
○ Menggali = hukumnya ngga ada sehingga hakim merlu menggali hukum yang baru
karena hakim tidak boleh menolak perkara dg alasan hukumnya tidak ada

Tetangga melakukan pembakaran secara rutin di belakang rumahnya. Asap mengepul parah dan
membuat orang menjadi susah bernapas. Apakah perbuatan ini melanggar hukum? iya karena
dalam Pasal 29 UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa
"membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah dilarang"

a. Materiil
Tempat darimana materi atau isi hukum diambil. Misalnya pencurian dalam KUHP dilarang.
Darimana isi hukum ini diambil? Asalnya dari norma agama dan norma kesusilaan
b. Formil
Tempat darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan dan sah berlakunya. Kenapa sih
Peraturan Presidenn dianggap sumber hukum? karena Presiden diberikan wewenang untuk
membuat peraturan dalam bentuk keputusan.

a. Dalam arti historis


Sumber pengenalan hukum atau sumber informasi. Contohnya KUHPerdata bahannya
diambil dari BW
b. Dalam arti sosiologis
faktor yang menentukan isi hukum positif. Contohnya faktor agama, moral, kebiasaan, dsb
c. Dalam arti filosofis
Pengantar Ilmu Hukum Page 1
c. Dalam arti filosofis
○ Sumber isi hukum
▪ Teokrasi = isi hukum dari Tuhan
▪ Hukum kodrat = isi hukum dari rasio
▪ Mazhab historis = isi hukum dari kesadaran hukum
○ Sumber kekuatan mengikat
Berkaitan dengan pertanyaan mengapa hukum mempunyai kekuatan mengikat,
mengapa kita tunduk pada hukum.
d. Dalam arti formil = dilihat dari cara terjadinya hukum positif

1. Peraturan Perundang-undangan
2. Kebiasaan
3. Perjanjian Internasional
4. Yurisprudensi
5. Doktrin
6. Perjanjian
7. Kesadaran hukum

- UU No 12 Tahun 2011 Pasal 1 ayat 2 Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan


tertulis yang membuat norma hukum yang mengikat secara umum. Peraturan perundang-
undangan dibentuk dan diterapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan
- Jenis Hierarki Peraturan Perundang-Undangan (Pasal 7 UUD)
○ UUD 1945
○ Ketatapan MPR
○ UU/Perpu
○ Peraturan Pemerintah
○ Peraturan Presiden
○ Peraturan Daerah Propinsi
○ Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota
- Peraturan Perundang-undangan lain:
Peraturan berikut ini diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan mengikat
sepanjang diperintahkan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangannya:
Peraturan MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi
yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD
Provisnis, Gubernur, DPRD Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa
atau setingkat. (Pasal 8 UUD)
- Dalam arti materiil
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (sesuai dengan isi Pasal
7 dan 8 UUD)
- Dalam arti formil
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk DPR dengan persetujuan/bersama
Presiden. Hal ini hanya merujuk pada Undang-Undang saja, tidak termasuk yg tercantum
dalam Pasal 7 dan 8 UUD
- Bagian Undang-Undang
○ Konsiderans atau pertimbangan = berisi alasan mengapa undang-undang ini dibuat
○ Diktum atau amar = berisi pasal undang-undang
○ Ketentuan peralihan
- Ruang lingkup berlakunya undang-undang menurut waktu
Pada saat diundangkan, biasanya disebutkan tanggal berlakunya. Pada asasnya undang-
undang tidak berlaku surut, tetapi ada pengecualiannya, yaitu:
○ Bila retroaktif memberi manfaat

Pengantar Ilmu Hukum Page 2


○ Bila retroaktif memberi manfaat
○ Perlu untuk pemulihan tindakan yang sangat merugikan
○ Berdasarkan perintah undang-undang
- Saat berlaku dan berakhirnya undang-undang
○ Berlaku:
Bila tidak ditentukan, maka mulai berlaku 30 hari setelah diundangkan. Namun,
kadang sudang ditentukan dalam undang-undang tsb kapan berlakunya
○ Berakhir:
Terdapat empat kemungkinan, yaitu ditentukan dalam undang-undangnya sendiri,
dicabut secara tegas, undang-undang lama bertentangan dengan undang-
undangan yang baru, dan timbulnya hukum kebiasaan yang bertentangan dengan
undang-undang
- Ruang lingkup berlakunya undang-undang menurut tempat dan orang
○ Asas teritorial
dibatasi wilayah negara, misalnya suatu peraturan yang hanya berlaku di Indonesia
saja
○ Asas personal
mengikuti orangnya, misalnya seorang WNI pergi ke Jerman, ia tetap masih bisa
dijangkau oleh peraturan di Indonesia
○ Asas universal
tidak dibatasi wilayah dan kewarganegaraan
- Hak menguji undang-undang
MA berhak menguji peraturan dibawah undang-undang, sedangkan MK berhak menguji
undang-undang. kedua lembaga ini menguji secara materiil.
- Kelebihan Undang-Undang
○ Dapat dengan mudah mengesampingkan peraturan yang sudah tidak sesuai
○ Menetapkan hukum sebelum peristiwa terjadi
○ Mengatur secara detail dan bersifat umum
○ Kepastiannya lebih terjamin
○ Kadang dianggap undang-undang lebih tinggi dari sumber hukum yang lain

- Ignorantia Legis Excusat Neminem (fictie)


Ketidaktahuan akan undang-undang bukan alasan untuk memaafkan suatu pelanggaran.
Hal ini disebabkan undang-undang setelah disahkan pasti dimuat dalam Lembaran Negara
atau Berita Negara atau hal yang lainnya sehingga alasan tidak tau bahwa ada hukum
yang mengatur, tidak akan diterima.
- Lex superiori derogat legi inferiori
Hukum yang lebih tinggi mengesampingkan hukum yang lebih rendah
- Lex specialis derogat legi generali
Hukum yang lebih khusus mengesampingkan hukum yang umum
- Lex posterior derogat legi priori
Hukum yang baru mengesampingkan hukum yang lama
- Non-retroaktif
Hukum tidak berlaku surut, undang-undang tidak dapat menjangkau perbuatan di masa
lalu

- Ditetapkan Presiden dalam hak kegentingan yang memaksa


- Jangka waktu terbatas
- Contohnya Perpu tentang Anti Terorisme (UUnya dibatalkan MK)

Adalah tindakan menurut pola tingkat laku yang tetap, ajeg, lazim, normal, atau adat dalam
masyarakat atau pergaulan hidup tertentu. Namun, hukum kebiasaan memiliki kelemahan, yaitu
tidak tertulis sehingga kurang menjamin adanya kepastian hukum
Kenapa kebiasaan penting dijadikan sumber hukum? karena hakim tidak boleh menolak perkara
dengan alasan hukum tidak jelas sehingga hukum kebiasaan dianggap mampu membantu hakim

Pengantar Ilmu Hukum Page 3


dengan alasan hukum tidak jelas sehingga hukum kebiasaan dianggap mampu membantu hakim
dalam menemukan hukum
- Persyaratan untuk menjadi hukum kebiasaan:
○ Materiil
Harus ada suatu rangkaian perbuatan yang sama, yang berlangsung untuk
beberapa waktu lamanya (longa et inveterata consuetudo)
○ Intelektual
Kebiasaan tsb harus menimbulkan opinio necessitatis (keyakinan umum) bahwa
perbuatan itu merupakan kewajiban hukum dan diyakini oleh umum
○ Ada akibat hukum bila kebiasaan dilanggar

Adalah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang disatu pihak mempunyai sanksi dan
dipihak lain dalam keadaan tidak dikodifikasikan

Adalah perjanjian yang harus disampaikan keoada DPR untuk mendapat persetujuan sebelum
disahkan (ratifikasi) oleh Presiden.
- Isi Treaty
○ Soal politik -> perjanjian persahabatan, perjanjian persekutuan, perjanjian tentang
perubahan wilayah
○ Yang memengaruhi haluan politik luar negeri -> perjanjian kerja sama ekonomi dan
teknis pinjaman uang
○ Soal yang menurut UUD atau sistem peraturan perundang-undangan harus diatur
dengan Undang-Undang -> kewarganegeraan dan kehakiman
- Agreement
Disampaikan kepada DPR hanya untuk diketahui setelah disahkan oleh Presiden.
Agreement berbentuk keputusan presiden

- Putusan pengadilan
- Bisa juga doktrin yang dimuat dalam putusan pengadilan
- Berisi kaidah atau peraturan hukum yang mengikat pihak-pihak yang bersangkutan. Jadi
tidak mengikat orang secara umum
- Putusan pengadilan adalah hukum sejak dijatuhkan dan dilaksanakan
- Perbedaan Undang-Undang dan yurisprudensi
○ UU bersifat abstrak karena berlaku umum atau mengikat setiap orang, sedangkan
yurisprudensi bersifat konkret karena mengikat orang-orang tertentu saja
○ UU terdiri dari konsiderans dan dictum, sedangkan yurisprudensi memuat identitas
pihak-pihak yg bersangkutan, konsiderans, dan diktum atau pokok putusan
○ Perubahan UU harus melalui prosedur panjang sehingga tidak dapat setiap saat
menyesuaikan dg keadaan, sedangkan yurisprudensi dapat membuat UU sesuai
dengan keadaan tanpa prosedur yang panjang
- Putusan hakim di Indonesia tidak terikat pada precedent (putusan hakim terdahulu) atau
disebut persuasif precedent sehingga hakim tidak wajin mengikuti putusan pengadilan
yang pernah dijatuhkan mengenai perkara serupa dengan yg akan diputuskan

- Pendapat sarjana hukum atau ahli hukum


- Doktrin bukanlah hukum, doktrin hanya sumber hukum
- Ilmu hukum bukanlah hukum, agar menjadi hukum maka perlu dimuat dalam putusan
pengadilan
- Dikenal adanya pendapat umum yang mengatakan bahwa orang tidak boleh menyimpang
dari communis opinio doctorum atau pendapat umum para sarja sehingga doktrin
mengikat dan berperan penting
- Contohnya ajaran Imam Syafi'I digunakan oleh hakim dalam Pengadilan Agama

Pengantar Ilmu Hukum Page 4


Adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang bersepakat menimbulkan akibat
hukum. Perjanjian merupakan sumber hukum bagi pihak-pihak yang terikat atau membuatnya
- Unsur perjanjian
a. Essentialia
Hal yang mutlak harus ada dalam perjanjian, yaitu kata sepakat, objek tertentu,
kecakapan, dan kausa yg halal
b. Naturalia
Hal yg dengan sendirinya dianggap ada dalam perjanjian, walaupun tidak tertulis.
Misalnya penjual yg menjamin cacat tersembunyi
c. Accidentalia
Hal yang harus secara tegas disebutkan dalam perjanjian. Misalnya metode atau
cara pembayaran

Adalah pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang hukum itu apa. Pandangan ini selalu
berubah sehingga hukum pun terus berubah juga.
- Terdapat perbedaan pendapat terkait kesadaran hukum sebagai sumber hukum.
○ Bagi yang pro, kesadaran hukum dinilai menjadi sumber hukum karena kesadaran
hukum bagi orang satu dengan orang yang lain sebenarnya mirip.
○ Sedangkan bagi yang kontra, kesadaran hukum dianggap abstrak sehingga sangat
sulit untuk dianalisis
- Kesadaran hukum sebenernya berwayuh arti (dubieus), yaitu kesadaran hukum
menunjukkan kategori hidup kejiwaan individual dan menunjukkan kesamaan pandangan
dalam lingkungan tertentu.
- Perbedaan kesadaran hukum dg pandangan kesusilaan adalah kesadaran hukum
mengharapkan tindakan atau peran dari masyarakat luas

Pengantar Ilmu Hukum Page 5


Tuesday, December 8, 2020 11:42 PM

a. Van Vollenhoven
○ Hukum adat adalah adat yang memiliki konsekuensi hukum yang terdiri dari
Indigenous Law dan Relogious Law
▪ Indigenous Law = hukum adat tanpa unsur agama asingnya
▪ Adat Law = adat yang memiliki konsekuensi hukum terdiri dari hukum adat dan
unsur agama
▪ Native Law = mencakup baik hukum terkodifikasi dan tidak dimodifikasi yang
berlaku untuk penduduk asli, dan oleh karena itu di Hindia Belanda juga
mencakup KUHP atau KUHAP asli
○ Dalam konteks ini Van Vollenhoven tidak sedang membicarakan ada adat yg
berakibat hukum atau ada adat yang tidak berakibat hukum. namun, lebih ke
konteks bahwa pada zaman Hindia Belanda terdabat bergagai macam keteraturan
hukum dan pada waktu itu masyarakat pribumi punya keteraturannya masing-
masing.
○ Oleh sebab itu, tidak bijak jika pemerintah Hinda Belanda tanpa memastiikan
adanya keteraturan hukum yang berlaku di masyarakat pribumi (Benda-Backmann)
b. Beckmann dan Benda-Beckmann
Sebuah konsep analitis luas tentang hukum yang tidak mengikat konsep dengan definisi
ke negara dan yang memungkinkan kemungkinan tatanan hukum yang saling bergantung
yang memiliki legitimasi berbeda dan didasarkan pada struktur organisasi yang berbeda,
yang saat ini diringkas sebagai "pluralisme hukum". Untuk menekankan bahwa tidak ada
garis pemisah yg tajam antara aspek hukum dan aspek lainnya, mereka berpendapat
bahwa totalitas aturan perilaku untuk penduduk asli dan orang asing yang memiliki, di
satu sisi, sanksi (hukum) dan, di sisi lain, tidak dikodifikasi (adat)
c. Ter Haar
Pernyataan sengaja dibuat oleh pejabat komunitas yang ditugasi dengan ketetapannya
dalam keputusan yang sebenarnya. Keputusan tersebut menunjukkan asas hukum yang
berlaku di masyarakat; bentuk hukumnya yang ringkas diambil dari banyak pola hidup
yang kurang tepat, dari konsepsi dan nilai-nilai yang dianut dalam komunitas
d. Fuller
○ A language of interaction
Untuk berinteraksi secara penuh, maka laki-laki memerlukan lingkungan sosial
dimana gerakan para pemain yang berpartisipasi umumnya akan berada dalam pola
yang dapat diprediksi. Untuk terlibat dalam perilaku sosial yang efektif, pria
membutuhkan dukungan antisipasi yang saling terkait yang akan membuat mereka
tahu apa yang akan diilakukan oleh kelompok lawan mereka, atau setidaknya akan
memungkinkan mereka untuk mengukur ruang lingkup umum dari perbendaharaan
tempat tanggapan terhadap tindakan mereka akan diambil
○ Code of conduct
Apa yang terlibat bukan hanya negasi, larangan tindakan tertentu yang tidak
disetujui, tetapi juga sisi depan dari negasi ini, makna yang diberikan pada tindakan
yang dapat diprediksi dan disetujui, yang kemudian memberikan titik orientasi
untuk respons interaktif yang sedang berlangsung
e. Malinowski
Aturan hukum berdiri terpisah dari yang lain karena mereka dirasakan dan dianggap
sebagai kewajiban satu orang dan klaim yang sah dari orang lain. mereka disetujui bukan
oleh motif psikologis belaka, tetapi oleh mesin sosial yang pasti dari kekuatan pengikat,,
seperti yang kita ketahui, pada ketergantungan timbak balik, dan diwujudkan dalam
pengaturann yang setara dari layanan timbal balik, serta dalam kombinasi dari klaim
tersebut ke dalam untaian banyak hubungan

Pengantar Ilmu Hukum Page 6


Urgensi dari kajian terhadap hukum non-negara adalah bukan untuk memperdebatkan
pengertian tentang apa itu hukum, tetapi untuk dalam menjelaskan realitas fenomena hukum
hari ini. Bahwa fenomena hukum hari ini tidak hanya tentang relasi antara hukum negara dan
keteraturan normatif lain (apapun itu sebutannya); tetapi juga interaksi antar keteraturan
hukum (pluralism hukum) yang memerlukan perhatian serius dari para ahli hukum

- Globalisasi hukum: borderless state→borderless law


persebaran nilai, konsep, dan hukum dari berbagai penjuru dunia menuju berbagai penjuru
dunia (Irianto, 2012: 159)
- Glokalisasi hukum
nilai-nilai ‘lokal’ (setting politik dan konteks) dibawa dari satu tempat ke tempat lain
(Benda-Beckmann et al. 2005: 8).

Adalah koeksistensi antara berbagai sistem hukum dalam lapangan sosial tertentu yang dikaji
dan sangat menonjolkan dikotomi antara hukum negara di satu sisi dan berbagai macam hukum
rakyat di sisi lain. nah, para ahli hanyalah sekedar melakukan pemetaan terhadap
keanekaragaman hukum dalam lapangan kajian tertentu saja

- Mulai dikaitkan dengan hukum yang bergeak


- Globalisasi memperlihatkan bahwa hukum dari berbagai arah dan penjuru dunia bergerak
memasuki wilayah yang tanpa batas
- Terciptalah hukum transnasional dan transnationalized law sebagai akibat dari terjadinya
persentuhan dari penyesuaian diri dan pemenuhan kepentungan akan kerjasama
antarbangsa
- Dalam hal ini tidak mungkin lagi dapat dibuat suatu pemetaan seolah-olah hukum
tertentu merupkan entitas yang jelas dg garis pembatas yang tegas
- Contohnya dengan adanya kerja sama politik yang bersifat bilateral, multilateral, maupun
regional membuktikan bahwa hampir tidak ada lagi negara yang dapat menjalankan
politik tertutup secara absolut.

- Globalisasi adalah proses persebaran nilai, konsep, dan hukum dari berbagai penjuru
dunia menuju berbagai penjuru dunia
- Globalisasi diiringi dengan glokaliasi, di mana nilai lokal dibawa dari satu tempat ke
tempat lain
- Globalisasi tidak hanya diindikasikan oleh borderless state, tetapi juga borderless law ->
hukum dari wilayah tertentu dapat menembus ke wilayah yang lain tanpa batas
- Globalisasi hukum dapat dilihat dari dua hal, yaitu:
○ Alternative Dispute Resolution
mekanisme penyelesaian sengketa di masyarakat lokal tertentu ‘dipinjam’ oleh
masyarakat lokal yang lain (borrowing modes of dispute resolution, Benda-Beckmann
et al. 2005: 2).
○ Ide-ide mengenai ‘keadilan’ dari berbagai penjuru dunia, atau lokal, dapat menjadi
bagian dari instrumen hukum internasional
Konsep keadilan akan dikontestasikan di forum seperti UN

- ketika hukum dan kebijakan internasional diimplementasi dan berhadapan dengan entitas
regional, etnik dan keagamaan
○ direproduksi, meskipun mungkin tetap dianggap sebagai hukum asing
○ Terbentuk hukum hibrida, terlebur dan terserap sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam struktur hukum nasional

Pengantar Ilmu Hukum Page 7


terpisahkan dalam struktur hukum nasional
- tanggapan masyarakat di tingkat lokal terhadap implementasi hukum/kebijakan yang
“asing”
○ kontestasi (Wiber 2005)
○ nilai-nilai lokal mengalami reframing, revitalisasi, reproduksi dalam kerangka
penyesuaian diri terhadap prinsip-prinsip dari hukum internasional tersebut
- konsep hak asasi manusia yang klasik digugat kembali (Woodman 2006) dan diberi
perluasan pemaknaan berdasarkan pengalaman-pengalaman Dunia Ketiga. Konsep HAM
juga dipertanyakan dari perspektif perempuan.
- Konsep universal yg secara internasional akan dikonteskan secara khusus berdasarkan
pengalaman

- Mobilitas aktor dan organisasi yang menjadi media bagi lalu lintas bergeraknya hukum →
hukum bergerak
- Contoh: buruh migran yang bermigrasi dari desa ke kota dalam suatu negara membawa
hukum adatnya ke wilayah urban, dan hukum lokal diaplikasikan dalam kondisi yang
sangat baru.

- sistem hukum yang berbeda saling berkontestasi atau sebaliknya beradaptasi satu sama
lain, sehingga suatu sistem hukum tertentu tidak dapat dipandang sebagai suatu entitas
yang jelas batas-batasnya karena sudah berbaur satu sama lain
- konstelasi pluralisme hukum yang dicirikan oleh besarnya keragaman dalam karakter
sistemik dari tiap-tiap cluster. Konteks hukumnya mungkin jelas (hukum negara, hukum
agama, hukum adat, atau hukum kebiasaan), tetapi keberadaan sistem hukum secara
bersama-sama itu menunjukkan adanya saling difusi, kompetisi, dan tentu saja perubahan
sepanjang waktu.

- Pada tahun 1950- an atau 1960-an, menurut Keebet, banyak upaya untuk menunjukkan
bahwa kebiasaan-kebiasaan lokal juga dapat dipandang sebagai hukum. Meskipun dasar
legitimasinya berbeda dari hukum negara, tetapi tidak ada perbedaan yang mendasar
antara hukum negara dan hukum rakyat.
- Pada tahun 1978 Holleman mengatakan bahwa di wilayah urban di negara-negara
berkembang, tumbuh bentuk-bentuk hukum baru yang tidak dapat diberi label sebagai
hukum negara, hukum adat, atau hukum agama, sehingga disebut sebagai hybrid law, dan
banyak pengarang lain menyebutnya unnamed law.
- Apa yang disebut sebagai hukum adat, hukum lokal ternyata berbeda dari yang
dipikirkan.
○ Dapat terjadi putusan dari peradilan adat di Minangkabau berisi, atau memberi
ruang kepada, substansi hukum negara.
○ putusan hakim pengadilan negara berisi unsur-unsur adat dan memberi pengakuan
terhadap hukum adat.
○ di beberapa daerah banyak upaya melembagakan hukum adat ‘baru’ dengan format
hukum negara, yaitu menjadi peraturan daerah atau peraturan desa mengikuti
stuktur formal dan logika hukum negara.
- Membedakan hukum negara, hukum adat, hukum agama, dan kebiasaan secara tegas,
adalah romantisme masa lalu, yang sudah ‘mati’.
○ Terlalu banyak fragmentasi, overlap dan ketidakjelasan. Karena batas antara hukum
yang satu dan yang lain menjadi kabur, dan hal ini merupakan proses yang dinamis
yang memang terjadi dan tidak dapat dielakkan.

Pengantar Ilmu Hukum Page 8


yang memang terjadi dan tidak dapat dielakkan.

- Perjanjian antarnegara memuat peraturan-peraturan hukum yang mengikat secara


umum – Mertokusumo(2008,109)
- Secara eksplisit disebutkan dalam Statute of the International Court of Justice bahwa
international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly
recognized by the contesting states merupakan sumber hukum bagi para hakim untuk
memutuskan perkara
- Mengikat sebagai hukum nasional secara formal setelah disahkan melalui UU atau
mengikat secara moral dan menjadi pertimbangan dalam UU
○ UU No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskiriminasi terhadap Wanita (Convention On The Elimination Of All Forms Of
Discrimanation Against Women)
○ UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

- Merupakan produk hukum yudikatif yang memuat peraturan yang bersifat konkrit dan
mengikat pada orang-orang tertentu – Mertokusumo (2008, 112)
- Putusan itu mengikat, tetapi tidak semua kalimat dalam putusan itu mengikat. Dalam
suatu putusan obiter dicta tidak mengikat dan ratio decidendi mengikat. Menemukan
ratio decidendi dalam putusan tidak mudah karena tidak dapat langsung ditemukan
secara eksplisit. Ratio decidendi adalah kesimpulan yang diambil oleh hakim berdasarkan
fakta-fakta persidangan dan dijadikan sebagai dasar hukum keputusan. –Paton (1951,
160)

- Kekuatan mengikat Precedent/Stare decisis (the binding force of precedent): hakim terikat
pada putusan pengadilan (ratio decidendi) terdahulu untuk kasus yang serupa. Hakim di
sistem hukum common law.
- Dalam sistem common law, the binding force of precedent lebih kuat daripada dalam
sistem hukum civil law. Meskipun demikian, putusan-putusan Mahkamah Agung tetap
menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan oleh hakim-hakim di Pengadilan Negeri
dan Pengadilan Tinggi Indonesia.
○ Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1559 K/Sip/1974 tanggal
26 September 1977 menyatakan bahwa “dalam Hukum Adat Minangkabau
pengurusan harta pusaka tinggi terletak pada Mamak Kepala Waris dalam kaum,
sedangkan pengurusan harta pusaka rendah pada anak-anak” yang dirujuk dalam
Putusan Pengadilan Negeri Padang Nomor 18/Pdt.G/2015/PN.Pdg
○ Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 461 K/Sip/1974 tanggal 9 Juli 1974
menyatakan bahwa “dalam hal kenyataan menunjukkan bahwa juraijurai dari suatu
kaum telah menguasai dan mengerjakan sebagian sawah Harta Pusaka Tinggi kaum,
maka pada hakikatnya pembagian ganggam bauntuak telah terjadi dalam kaum
tersebut” yang dirujuk pada Putusan Pengadilan Negeri Painan Nomor
8/Pdt.G/2014/PN.Pin –Pradhani (2020, 9)

Pengantar Ilmu Hukum Page 9


Saturday, November 21, 2020 6:58 PM

adalah sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum dan sah berlakunya
atau kehendak negara yang dijelmakan dalam UU (dikatakan sah jika melalui persetujuan DPR
dan Presiden) dan Putusan Hakim.
Apeldoorn Utrecht & CST Kansil Prof. Dr. Sudikno M.
1. UU 1. UU 1. UU
2. Kebiasaan 2. Kebiasaan 2. Perjanjian antarnegara
3. Traktat 3. Keputusan hakim 3. Yurisprudensi
4. Perjanjian 4. Traktat 4. Kebiasaan
5. Yurisprudensi 5. Pendapat Ahli Hukum 5. Doktrin
6. Doktrin 6. Perjanjian
7. Kesadaran hukum

No. Eropa Kontinental Anglo Saxon Islam


1. Undang-Undang Primary Sources Al-Quran
1. Court decisions
2. Legislation
2. Kebiasaan Subsidiary Sources Hadist/Sunnah
1. Custom
2. Legal Writing (doctrine)
3. Traktat (perjanjian Ra’yu
internasional) 1. Fatwa
2. Qanun
3. Qadli (Putusan
Hakim
4. Yurisprudensi
5. Doktrin Case Law = Judge Made Law
(Stare Decisis)

1. Eropa Kontinental
○ Supremasi utamanya tetap Undang-Undang
○ Memiliki ciri khas kodifikasi sehingga tidak heran jika menempatkan UU sebagai
sumber hukum yang tertinggi
○ Undang-Undang diartikan luas, yaitu peraturan perundang-undangan
2. Anglo Saxon
○ Sumber hukum primer: keputusan pengadilan dan legislasi
○ Sumber hukum tambahan: custom/adat dan doktrin. Contohnya seperti di negara
Inggris yang menempatkan keputusan pengadilan di level yang tertinggi. Setelah itu
baru produk legislative, kemudian diikuti dengan kebiasaan lalu doktrin.
3. Islam
○ Al quran dan hadist sekaligus sebagai sumber hukum formil dan materiel
○ Ra’yu (penggunaan akal pikiran)
○ Fatwa = ahli hukum islam yang memberikan pendapatnya, tetapi tidak mengikat
○ Qanun = berhubungan dengan ketetapan negara yang merupakan produk penguasa
dan bersifat mengikat
○ Qadli = putusan hakim, bersifat mengikat bagi pihak-pihak yang berperkara

Pengantar Ilmu Hukum Page 10


adalah pendapat atau ajaran para ahli hukum yang terkemuka, bersifat objektif dan
berwibawa, serta mendapat pengakuan masyarakat dan banyak diikuti. Tidak semua doktrin
digunakan dalam suatu hukum karena ada syarat yang perlu diimplementasikan (underline).

1. Sifat kewibawaan dan objektifitas doktrin


Doktrin berwibawa karena asal mulanya berasal dari ilmu hukum lalu mendapat dukungan
dari para ahli. sedangkan dianggap objektif karena digunakan sebagai dasar
pertimbangan putusan hakim
2. Prinsip Communis Opinio Doctorum
Terdapat pendapat umum yang mengatakan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari
(communis opinio doctorum) pendapat yang berkembang secara umum para sarjana pada
suatu masa. Oleh sebab itu, prinsip ini dianggap mengikat
3. Tidak ada larangan bagi hakim untuk menggunakan doktrin
karena hal tersebut merupakan realisasi prinsip ius curia novit (hakim dianggap
mengetahui semua hukum sehingga pengadilan tidak menolak suatu perkara). Disaat
Peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi kurang sesuai dengan suatu perkara
yang diterima hakim, maka bisa jadi doktrin lebih relevan.
Islam mengenai berbagai mazhab hukum
otoritatif yang menjadi rujukan bagi mufti (lembaga untuk memberikan fatwa) dan qadli
(kekuasaan kehakiman) dari berbagai negara di dunia guna memutuskan permasalahan hukum
konkrit yang ada di masyarakat.

adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu
orang atau lebih (Pasal 1313 BW) –sering dikatakan memiliki definisi tidak lengkap. Menurut
Prof. Sudikno, perjanjian adalah hubungan dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum.
Perjanjian mengapa masuk hukum formil? Perjanjian dianggap mengikat seperti Undang-Undang
bagi pihak yang membuatnya.
:
1. Essentialia = dilihat dari KUHP, maka essentialia adalah syarat sah suatu perjanjian yang
meliputi kesepakatan, kecakapan bertindak, obyek tertentu, dan kausa yang halal.
Keempat hal ini esensial agar menimbulkan akibat hukum bahwa perjanjian tersebut sah
dan mengikat sebagaimana UU bagi pihak-pihak yang mengadakannya. Selain itu, isi
perjanjian tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan
kesusilaan
2. Naturalia = unsur yang selalu melekat, walaupun tidak tercantum di dalam naskah
perjanjian. Sebagai contoh dalam perjanjian jual-beli, yaitu penjual menanggung cacat
tersembungi dalam suatu barang. Hal ini tidak perlu dicantumkan, tetapi selalu melekat.
3. Accdentalia = unsur yang harus dimuat atau disebut secara tegas dalam perjanjian
karena perjanjian agar dapat berlaku, maka perlu diperjanjikan secara tegas oleh pihak di
dalamnya.

1. Asas konsensualisme = lahirnya perjanjian. Perjanjian dianggap sudah lahir mana kala
sudah ada consensus/kesepakatan diantara para pihak yang terlibat di dalam suatu
perjanjian.
2. Asas Pacta Sunt Servanda = akibat perjanjian. Perjanjian berakibat sebagaimana UU bagi
para pihak yang membuatnya. Bagi pihak diluar perjanjian, maka tidak terikat.
3. Asas kebebasan berkontrak = isi perjanjian. Para pihak bebas menentukan isi perjanjian
(tetapi tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan,
dan ketertiban umum), dengan siapa ia berjanji, bentuk perjanjiannya seperti apa, dkk.
4. Asas itikad baik = pelaksanaan perjanjian. Di dalam pasal 1338 ayat 3 BW menegaskan
asas ini. bahkan dalam asuransi, asas itikad baik tidak cukup, harus menggunakan asas
itikad baik yang sempurna.

Pengantar Ilmu Hukum Page 11


itikad baik yang sempurna.

Adalah janji tidak memiliki akibat hukum seperti perjanjian, walaupun keduanya didasarkan
pada kata sepakat

adalah kesatuan yang bulat dan kompleks, yang terdiri dari sub-sub sistem atau bagian yang
saling berhubungan satu sama lain dalam struktur tertentu.
• Kesatuan yang bulat:
a. Sistem hukum tidak menghendaki konflik = konflik dalam hukum diselesaikan oleh
sistem hukum itu sendiri –ada asas yang menyelesaikan konflik antar peraturan
perundang-undangan
b. Sistem hukum bersifat lengkap = kalau tdk lengkap, maka akan dilengkapi dengan
interpretasi dan argumentasi
• Terdiri dari sub sistem = ada pembagian berdasarkan kriteria tertentu, misalnya hukum
materiil dan formil; hukum publik dan private.
• Saling berhubungan = ada hubungan fungsional yang saling tergantung dan terorganisasi
menurut pola tertentu

adalah pikiran dasar yang umum sifatnya taau merupakan latar belakang dari peraturan yang
konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam hukum
positif.

1. Menghidup sistem hukum


Sebuah norma akan lebih bisa diimlementasikan ketika berangkat dari asas hukum
tertentu dan berangkat dari nilai-nilai tertentu yang hendak diperjuangkan. Nilai
tersebut misalkan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. asasnya menggunakan
perception of innocence atau praduga tidak bersalah. Konkritnya tercantum dalam KUHP.
2. Menghubungkan antara peraturan dan cita-cita sosial-pandangan etis masyarakat.
3. Sebagai ratio legis peraturan hukum.
Ratio legis adalah alasan pertimbangan mengapa diperlukan ketentuan seperti itu dalam
undang-undangratio legis hilang, maka norma hukum ini hilang

1. Bagi pembentuk UU = asas sebagai ratio legis


2. Bagi hakim = asas menjadi pedoman dalam penafsiran
3. Bagi ilmu pengetahuan hukum = asas merupakan abstraksi peraturan

1. Dimuat dalam peraturan hukum konkrit


Pasal 2 UU No.21/2008 tentang Penjelasan pasal a quo
Perbankan Syariah Prinsip Syariah: tidak mengandung riba, maisir,
gharar, haram, dan zalim
Perbankan Syariah dalam melakukan Demokrasi ekonomi: kegiatan ekonomi Syariah yang
kegiatan usahanya berasaskan Prinsip mengandung nilai keadilan, kebersamaaan,
Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip pemerataan, dan kemanfaatan
kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian: pedoman pengelolaan Bank
yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

2. Disimpulkan dari peraturan hukum konkrit


a. In dubio pro reo = jika terdapat keraguan terkait suatu hal, maka haruslah
diputuskan hal-hal yang menguntungkan terdakwa
b. Res judicata pro veritate habetur = putusan hakim harus dianggap benar. Hal ini
menunjukkan nilai kepastian hukum karena putusan hakim juga merupakan sumber

Pengantar Ilmu Hukum Page 12


menunjukkan nilai kepastian hukum karena putusan hakim juga merupakan sumber
hukum formil.
3. Merupakan asas-asas umum
a. Asas kepribadian: pasti ada dimana pun seseorang berada, menekankan pada
individual
b. Asas persekutuan: tidak hanya menjunjung tinggi asas individual, tetapi juga asas
kolektivitas karena kita tinggal di masyarakat (asas kepribadian berantinomi
dengan asas persekutuan)
c. Asas kesamaan: menghadapi persamaan di depan hukum
d. Asas kewibawaan: dibutuhkan pihak yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi
sehingga mampu menegakkan hukum tsb (asas kesamaan berantinomi dengan asas
kewibawaan)
e. Asas penilaian baik dan buruk: adanya antinomi diselesaikan dengan asas ini

Pengantar Ilmu Hukum Page 13


Monday, November 23, 2020 10:17 PM

adalah
- Peristiwa yang menimbulkan akibat hukum
- Tergantung pada adanya kaedah hukum (das sollen)
- Keadah hukum mengkualifikasikan suatu aspek dari peristiwa konkret (das sein) menjadi
atau sebagai peristiwa hukum
- Peristiwa yang relevan dengan hukum
Penjelasan: orang merokok adalah peristiwa konkret, tetapi orang merokok di area "no-smoking
zone" adalah peristiwa hukum. Mengapa demikian? Karena ada kaedah hukum atau das sollen
yang akhirnya mengubah peristiwa konkret (das sein) menjadi peristiwa hukum.

Contoh peristiwa hukum:


a. Kelahiran
b. Kematian
c. Pernikahan
d. Perceraian
e. Transaksi jual-beli
f. Adakah peristiwa hukum timbul karena lampaunya waktu? Contohnya?

a. Hukum Materiil (substantive law)


Seperangkat aturan yang memberi hak dan membebani kewajiban kepada setiap orang
atau subyek hukum. misalnya KUHP
b. Hukum Formiil (adjective law)
Seperangkat aturan yang menentukan tentang bagaimana caranya melaksanakan hukum
materiil. Bagaimana caranya mewujudkann hak dan kewajiban dalam hal terjadi
pelanggaran atau sengketa. Misalnya KUHAP

a. Ius Constitutum
Hukum yang telah ditetapkan (berlaku sekarang), atau lazim juga disebut hukum positif.
Misalnya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Ius Constituendum
Hukum yang dicita-citakan atau hukum yang akan datang. Ius Constituendum masih perlu
ditetapkan terlebih dahulu agar menjadi berlaku (hukum positif). Misalnya RUU
Perlindungan dan Pengakuan Masyarakat Hukum Adat

a. Hukum yang bersifat memaksa (imperatif)


Hukum yang mengandung ketentuan yang bersifat berlaku mengikat dan mempunyai daya
paksa terhadap semua subyek hukum yang terlibat peristiwa hukum terkait. Misalnya UU
No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berlaku mengikat dan
memaksa semua pengguna jalan raya.
b. Hukum yang bersifat melengkapi (fakultatif)
Hukum yang mengandung ketentuan yang bersifat tentatif sesuai dengan kebutuhan

Pengantar Ilmu Hukum Page 14


Hukum yang mengandung ketentuan yang bersifat tentatif sesuai dengan kebutuhan
subyek hukum apakah akan memilih ketentuan terkait atau cukup dengan membuat
ketentuan sendiri. Misalnya para pihak yang lebih memilih merumuskan perjanjian kerja
sama sesuai kesepakatan mereka sendiri ketimbang menggunakan ketentuan yang
dirumuskan oleh KUHPerdata Buku II tentang Perikatan.

a. Hukum tidak tertulis (non-statutory law)


Hukum adat, hukum kebiasaan
b. Hukum tertulis (statutory law)
Hukum yang dituangkah di dalam peraturan perundang-undangan (UU, Perpres, Perda,
dkk)

a. Hukum nasional
Hukum yang berlaku di lingkup suatu negara tertentu
b. Hukum internasional
Hukum atau peraturan yang mengatur hubungan-hubungan hukum yang mengandung
unsur internasional (antarnegara). Misalnya Convention on International Trade in
Endangared Species yang diratifikasi oleh Indonesia melalui Keppres No.43 Tahun 1978,
dimana memuat ketentuan bagian negara penandatanganan untuk wajib melarang segala
bentuk perdagangan spesies satwa atau flora yang termasuk daftar merah

a. Hubungan Publik
Peraturan yang dirumuskan sebagai hukum yang mengatur kepentingan umuum dan
mengatur hubungan antara penguasa dengan warga negara. misalnya UU No.39 Tahun
1999 tentang HAM
b. Hukum Privat
Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu
terhadap yang lain dalam ranah relasi privat. Misalnya ketentuan mengenai hukum waris,
perkawinan, perjanjian, dsb

- Benda atau hak yang bermanfaat dan dimiliki oleh subyek hukum
- Pasal 504 KUHPerdata, obyek hukum:
a. Benda tetap
Benda yang dengan sifatnya berada dalam posisi atau keadaan yang selalu tetap di
suatu tempat tertentu. Misalnya tanah, rumah, pabrik
b. Benda bergerak
Benda yang karena sifatnya berupa benda yang dapat dipindah-pindahkan dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah. Misalnya mobil, barang keseharian
yang berada di dalam penguasaan pemilik yang dapat dengan mudah dipindahkan

- Segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum, yaitu manusia
- Setiap manusia selama hidupnya (sejak dilahirkan) adalah subjek hukum. apabila
meninggal, hak dan kewajibannya beralih ke ahli waris.
- Janin yang masih berada dalam kandungan pun bisa dianggap sebagai subyek hukum bila
terdapayt urusan yang menghendakinya.
- Pasal 3 BW "tidak suatu hukuman pun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan
segala hak-hak kewarganegaraan"
○ Kematian perdata atau mort civile adalah kondisi subyek hukum yang telah
kehilangan hak-hak perdatanya, misalnya hak untuk bekerja, menikah, dan memiliki
keturunan
- Subyek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang-orang yang

Pengantar Ilmu Hukum Page 15


- Subyek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang-orang yang
belum dewasa. Seorang laki-laki dewasa ketika berusia 21 tahun, sedangkan seorang
perempuan dikatakan dewasa ketika berusia 19 tahun.

- Badan hukum adalah organisasi atau kelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu
yang dapat menyandang hak dan kewajiban
- Negara, PT, Yayasan, Koperasi, Badan Hukum Perkumpulan
- Dalam hubungan hukum, badan hukum bertindak sebagai suatu kesatuan selakyaknya
orang

- Kewenangan untuk dapat menyandang hak dan kewajiban


- Setiap subyek hukum (manusia/orang) pada umumnya memiliki kewenangan hukum
- Tidak setiap orang mempunyai atau diberikan kewenangan hukum penuh (pengecualian
insidentil). Dengan kata lain, ada golongan yang dianggap tidak cakap melaksanakan
beberapa hak dan kewajiban (personae miserabile)

- Kecakapan bertindak merupakan syarat terjadinya perikatan sehingga perbuatan hukum


yang dilakukan oleh mereka dapat dibatalkan
- Selama dalam keadaan tidak cakap, mereka diwakilkan oleh wakil yang ditentukan oleh
UU atau ditunjuk oleh hakim
- Golongan tidak cakap
- hukum:
a. Belum cukup umur
▪ Semua orang yang belum mencapai umur 21 tahun (KUHPerdata)
▪ Semua orang yang berusia 18 tahun atau lebih (UU Perlindungan Anak)
▪ Semua orang yang belum berusia 17 tahun (untuk hak pilih)
▪ Semua orang yang belum berusia 15 tahun (untuk menjadi saksi di pengadilan)
b. Orang yang diletakkan di bawah pengampuan/pengawasan
▪ Dianggap tidak cakap melaksanakan sendiri hak dan kewajibannya
▪ Contohnya orang yang sakit ingatan, pemboros atau pemabuk --terbatas
pada perbuatan dalam bidang hukum harta kekayaan
c. Istri yang tunduk pada KUHPerdata
▪ Dalam prakteknya sekarang sudah tidak ada
▪ Suami dan istri memiliki kedudukan yang sama dalam hukum

Tempat kediaman subyek hukum (individu atau badan hukum) yang sah atau sebagai tempat
tinggal resmi yang melakukan perbuatan atau peristiwa hukum.
:
a. Tempat tinggal yuridis
Karena peristiwa hukum dan merupakan tempat tinggal yang utama. Biasanya karena
alasan kelahiran, mutasi atau perpindahan. Misalnya KTP, SIM, Paspor, akta pendirian
lembaga
b. Tempat tinggal nyata
Bukti dengan keberadaan yang terus ada di suatu tempat secara terus-menerus, atau
keberadaan yang sesungguhnya.
c. Tempat tinggal pilihan
Terkait dengan pilihan yang disepakati oleh para pihak di dalam sebuah dokumen
perjanjian
d. Tempat tinggal mengikuti orang lain
Karena suatu aturan, tempat tinggal istri mengikuti suami

Pengantar Ilmu Hukum Page 16


Pengantar Ilmu Hukum Page 17
Thursday, November 26, 2020 1:32 PM

- sesuatu yang menentukan apakah seseorang dapat atau tidak dapat melakukan sesuatu
atau dapat atau tidak mendapatkan status
- Fungsi Hukum adalah untuk melindungi kebutuhan manusia, salah satunya adalah hak.
- Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum
- Kepentingan umum adalah kepentingan yg harus didahulukan dari kepentingan yang lain
dengan tetap memperhatikan proporsi pentingnya dan tetap menghormati kepentingan
yang lain
- Kepentingan umum tidak selalu merupakan kepentingan pemerintah karena tak jarang
pemerintah mengalah demi kepentingan umum

a. Legal Rights (hak dalam hukum)


Hak yang dilindungi oleh pemerintah
b. Natural Rights (hak natural)
Hak untuk hidup, bebas, dan meraih kebahagiaan
Sekarang natural rights diakui oleh negara sehingga menjadi bagian dari legal rights

a. Hak Obyektif
Sesuatu atau kekuatan yang diberikan oleh hukum
b. Hak subyektif
Kekuasaan yang dimiliki oleh individu sejak dilahirkan sampai mati

- Hukum memiliki sifat normatif berisi hak dan kewajiban (hukum materiil)
- Hukum bertujuan untuk melindungi kepentingan atau hak manusia (hukum formil)

Pengantar Ilmu Hukum Page 18


Thursday, November 26, 2020 1:39 PM

Adalah proses dilakukannya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara
nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Jimly Asshidiqqie)

a. Arti luas
Proses penegakan hukum itu melibatkan semua subyek hukum dalam setiap hubungan
hukum
b. Arti sempit
Penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu
untuk menjaminn dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
mestinya

a. Arti luas
○ Penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalam
bunyi aturan formal maupun nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat
○ Hukum termasuk sumber hukum dan penegakan hukum
b. Arti sempit
○ Penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan
tertulis saja
○ Hukum hanya peraturan perundang-undangan

Jika ingin menegakkan hukum, ada karakteristik hukum yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Diatur sebelum atau bukan berlaku surut
b. Harus dibuka ke publik
c. Mengatur umum
Sama kepada setiap orang, stabil dan tertentu, dan diterapkan ke setiap orang sesuai
dengan aturan (equality before the law)

Pengantar Ilmu Hukum Page 19


- Orde Lama
Social Utility atau kemanfaatan umum
- Orde Baru
Legal certainty was restored to its original position, but individual justice went down in
the equation (kepastian hukum dikembalikan ke posisi selanjutnya, oleh sebab itu hak
individu mulai menurun)
- Reformasi
A renewed emphasis in publik discourse on indiviual justice and social ability
(pembaharuan penekanan di publik dg adanya diskusi tentang keadilan individu dengan
kemampuan sosial)

Ingat fungsi hukum!

- Ada aturan atau hukum


- Ada mekanisme untuk menegakkan
- Ada mekanisme untuk memastikan proses penegakan adil

Jika hukum negara, maka dapat mencakup:


1. Penegakan hukum melalui proses administrasi
2. Penegakan hukum melalui proses perdata
○ Litigasi (melalui pengadilan)
○ Non-litigasi (alternatif penyelessaian sengketa di luar pengadilan)

Pengantar Ilmu Hukum Page 20


○ Non-litigasi (alternatif penyelessaian sengketa di luar pengadilan)
3. Penegakan hukum melalui proses pidana

a. Teori Teokrasi
Menganggap bahwa hukum adalah kemauan Tuhan dan mendasarkan kekuatan hukum
atas kepercayaan pada Tuhan
b. Teori Perjanjian
Hukum dianggap sebagai perwujudan kemauan orang-orang dalam masyarakat
c. Teori Kedaulatan Negara
Hukum adalah kehendak negara yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang tidak
terbatas
d. Teori Kedaulatan Hukum
Hukum berasal dari perasaan dan kesadaran hukum yangg ada pada sebagian besar
masyarakat

- Nilai dan sikap masyaralat yang dapat mempengaruhi keberadaannya hukum (Satjipto
Raharjo)
- Keseluruhan dari sikap warga masyarakat yg bersifat umum dan nilai dalam masyarakat
yang akan menentukan pendapat tentang hukum (Lawrence M. Friedman)
- Tanggapan yang bersifat penerimaan atau penolakan terhadap suatu peristiwa hukum. ia
menunjukkan sikap perilaku manusia terhadap masalah hukum dan peristiwa hukum yang
terbawa ke dalam masyarakat (Hilman Hadikusuma)
- Nilai, sikap, dan respons tercermin pada pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa
di masyarakat (Any Ismayawati, 2011)

Pengantar Ilmu Hukum Page 21


Thursday, November 26, 2020 2:29 PM

- Menjalankan hukum tanpa adanya sengketa atau peanggaran. Termasuk pelaksanaan


hukum oleh warga negara yg tidak disadarinya dan aparat negara
- Pelaksanaan hukum setelah terjadi sengketa atau pelanggaran

- Menerapan peraturan hukum yg abstrak kepada peristiwa hukum. Penerapan hukum


secara langsung, tidak mungkin tanpa peristiwa tertentu yang oleh peraturan hukum
dikualifikasikan sebagai peristiwa hukum
- Perhatikan konsep subsumptie automaat bahwa hakim adalah corongnya UU dan
kewajibannya hanya menerapkan UU

- Merumuskan peraturan-peraturan umum yang juga diberlakukan umum bagi setiap orang
- Yang melakukan pembentukan hukum:
○ Pembentuk UU
○ Hakim memungkinkan melakukan pembentukan hukum kalau hasil penemuan
hukumnya menjadi yurisprudensi tetap yang diikuti oleh hakim dam merupakan
pedoman bagi masyarakat

- Proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk
menerapkan hukum umum terhadap peristiwa hukum yang konkrit
- Lebih lanjut dikatakan, merupakan proses konkretisasi dan individualisasi peraturan
hukum (das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa hukum konkrit
(das sein) tertentu
- Pada dasarnya setiap orang melakukan penemuan hukum, saat melakukan hubungan
dengan orang lain yang diatur hukum dan saat berusaha menemukan hukum untuk dirinya
sendiri, terkait kewajiban dan wewenang yang dibebankan hukum kepadanya
- Namun, yang terutama melakukan penemuan hukum adalah hakim saat memeriksa dan
memutus suatu perkara

a. Secara Sempit
Penemuan yang dilakukan oleh hakim dengan cara menerapkan peraturan yang sudah
ada dan jelas. Dalam penerapannya, hakim dianggap melakukan penermuan ketika
menemukan kecocokan antara maksud atau bunyi peraturan UU dalam proses kualifikasi
peristiwa konkret
b. Secara Luas
○ Hakim bukan sekedar menerapkan peraturan hukum yang sudah jelas terhadap
kasus konkret, melainkan lebih jauh memperluas makna ketentuan UU dengan
metode konstruksi hukum dan interpretasi hukum
○ Penemuan hukum adalah sesuatu yang lain daripada hanya penerapan peraturan
pada peristiwanya. Kadang, dan bahkan sangat sering terjadi bahwa peraturan
harus ditemukan, baik dengan jalan interpretasi maupun dengan jalan anologi
ataupun rechtverfijining (Paul Scholten)

a. Disandarkan pada asas


Asas ius curia novit atau iuri nemet curia atau the judge knows the law (hakim dianggap
tahu hukum)
b. Dilandaskan kepada UU

Pengantar Ilmu Hukum Page 22


b. Dilandaskan kepada UU
Misalnya ketentuan pasal 5 ayat (1) dalam UU 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman yang menyatakan hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
c. Bersifat Sosiologis
Peraturan perundang-undangan selalu tertinggal terhadap perkembangan masyarakat,
yang atas dasar itu hakim harus melakukan penemuan hukum agar tidak terjadi
kekosongan hukum.
- Argumentasi sosiologis menyiratkan bahwa penemuan hukum dilakukan saat:
○ Karena peraturan tidak ada, tetapi esensi perkara sama atau mirip dengan
peraturan lain yang dapat diterapkan pada kasus tersebut
○ Peraturan ada, tetapi kurang jelas sehingga hakim perlu menafsirkan peraturan tsb
diterapkan pada perkara yang ditangani
○ Peraturan ada, tetapi sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi kebutuhan masyarakat
sehingga hakim wajib menyesuaikan dengan perkara yang ditangani

a. Interpretasi
○ Penafsiran terhadap isi UU dengan tetap berpegang teguh pada kata-kata atau
teks UU (tekstual) tersebut
○ Peraturannya ada, tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada suatu peristwa
b. Konstruksi Hukum atau Argumentasi
○ Penalaran logis untuk mengembangkan suatu ketentuan dalam UU yang tidak lagi
berpegang pada kata-katanya, tetapi dengan tetap memperhatikan posisi UU
tersebut sebagai bagian dari suatu sistem hukum (sistematika)
○ Hakim menghadapi kekosongan atau ketidaklengkapan undang-undang yang harus
diisi atau dilengkapi sebab hakim tidak boleh menolak memeriksa perkara dengan
dalih tidak ada hukumnya atau tidak lengkap hukumnya

1. Gramatikal atau Obyetif


○ Makna ketentuan UU diuraikan menurut bahasa sehari-hari yang umum, logis, sesuai
dg kaidah ketatabahasaan
○ Ini tidak berarti bahwa hakim terikat erat pada bunyi kata-kata dari undang-
undang
○ Contoh Pasal 41 KUHP terdapat istilah menggelapkan, tetapi ada kalanya
ditafsirkan sebagai menghilangkan
2. Teleologis atau Sosiologis
○ Makna undang-undang ditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan
○ Undang-undangnya masih berlaku, tetapi sudah usang atau tidak sesuai lagi
dengan peristiwa konkrit
○ Sehingga disini peraturan perundang-undang disesuaikan dengan hubungan dan
situasi sosial yang baru
○ Metode ini digunakan apabila kata-kata dalam undang-undang dapat ditafsirkan
dengan perbagai cara
○ Contohnya ada kasus penyadapan dan penggunaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri yang dilakukan oleh orang lain ini termasuk pencurian menurut
Pasal 362 KUHP atau tidak? Kemudian ditafsirkan bahwa tenaga listrik itu
mempunyai nilai biaya dan aliran itu diberikan kepada orang lain dengan ganti rugi
serta pasal ini juga bertujuan untukk melindungi harta kekayaan orang lain. oleh
sebab itu, penyadapan listrik sesuai dengan pasal ini.
3. Sistematis atau Logis
○ Menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem perundang-
undangan degan jalan menghubungkannya dengan undang-undang lain
○ Contohnya kalau hendak mengetahui tentang sifat pengakuan anak yang dilahirkan
di luaar perkawinan oleh orang tuanya, tidak cukup hanya mencari dalam BW saja,
tetapi juga dihubungkan dengan Pasal 278 KUHP

Pengantar Ilmu Hukum Page 23


tetapi juga dihubungkan dengan Pasal 278 KUHP
4. Historis
○ Penafsiran makna undang-undang dengan mencari penjelasan menurut sejarah
terjadinya undang-undang
○ Ada dua macam interpretasi historis, yaitu
a. Sejarah Undang-Undang
Dilihat dari kehendal pembentuk undang-undang pada waktu
pembentukannya yang tercantum dalam surat dan pembicaraan di DPR.
Interpretasi ini juga disebut interpretasi subjektif karena menempatkan diri
pada pandangan pembentuk undang-undang.
b. Sejarah Hukum
Hendak memahami undang-undang dalam konteks seluruh sejarah hukum.
misalnya kita hendak menjelaskan ketentuan dalam BW, maka kita menelaah
sejarah terbentuknya hukum Romawi sampai terbentuknya BW. Namun, makin
lama undang-undang maka penjelasan historisnya semakin kurang. Sehingga
yang sering digunakan adalah interpretasi sejarah undang-undang.
5. Komparatif
○ Membandingkan hendak dicari kejelasannya mengenai ketentuan undang-undang
○ Terutama bagi hukum yang timbul dari perjanjian internasional
6. Futuristik
○ Penjelasan ketentuan undang-undang yg belum mempunyai kekuatan hukum
○ Bersifat antisipatif
7. Restriktif
○ Penjelasan atau penafsiran yang bersifat membatasi
○ Contohnya menurut interpretasi gramatikal "tetangga" menurut Pasal 666 BW dapat
diartikan setiap tetangga termasuk seorang penyewa dari pekarangan sebelahnya.
Kalau tetangga ditafsirkan tidak termasuk tetangga penyewa, maka ini merupakan
interpretasi restriktif
8. Ekstensif
○ Penafsiran lebih luas dari gramatikal karena memperluas makna dari ketentuan
khusus menjadi ketentuan umum seesuai dengan kaidah tata bahasa
○ Hakim menafsirkan kaidah tata bahasa yang kurang jelas dan terlalu abstrak, maka
menjadi konkrit dan jelas jika melalui perluasan makna
○ Contohnya kata "menjual" dalam Pasal 1576 BW oleh HR ditafsirkan luas bukan
semata-mata hanya berarti jual-beli saja, tetapi juga peralihan atau pengasingan

1. Argumentum per Analogian


○ Peristiwa yang serupa, sejenis, atau mirip dengan yang diatur dalam undang-
undang harus diperlakukan sama
○ Mencari peraturan umumnya dari peraturan khusus dan akhirnya menggali asas
yang terdapat di dalamnya. Lalu diterapkan diterhadap suatu peristiwa khusus
tertentu yang mirip dengan peristiwa yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan itu tadi
○ Tidak hanya sekedar kalau peristiwa yang akan diputus itu mirip, tetapi juga
apabila kepentingan masyarakat hukum menuntut penilaian yang sama
○ Di dalam hukum pidana, anaologi dilarang sedangkan interpretasi ekstentif
dibolehkan (lihat kasus pencurian listrik). Namun, dalam hukum pidana adat masih
diperbolehkan
○ Contohnya dalam Pasal 1576 KUHPer mengatur jual beli yangg esensinya adalah
peralihan hak tidak memutuskan sewa menyewa. Hibah dan wasiat juga peralihan
hak. Esensi dari jual beli sama dengan hibah dan wasiat, yaitu peralihan hak.
Sehingga hibah dan wasiat juga tidak memutuskan hubungan hukum sewa menyewa
2. Argumentum a Contrario
○ Penafsiran undang-undang yangg didasarkan pada perlawanan pengertian antara
peristiwa konkret yang dihadapi dan peristiwa yang diatur dalam undang-undang
○ Titik berat diletakkan pada ketidaksamaan peristiwa

Pengantar Ilmu Hukum Page 24


○ Titik berat diletakkan pada ketidaksamaan peristiwa
○ Contohnya Pasal 39 PP No.9 Tahun 1985 antara lain menentukan bahwa waktu
tunggu bagi seorang janda yang hendak kawin lagi apabila perkawinan putusa
karena perceraian ditetapkan 130 hari. Bagaimanakah jika duda yang hendak kawin
setelah bercerai? Dalam pasal tsb tidak dijelaskan tentang duda sehingga seorang
duda tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk menikah lagi
3. Rechtsverfijning
○ Peraturan yang sifatnya umum diterapkan terhadap peristiwa atau hubungan
hukum yang khusus dengan penjelasan atau konstruksi dengan memberi ciri-ciri
○ Kata lainnya adalah penyempitan hukum
○ Contohnya Pasal 1356 KUHPer tentang perbuatan melawan hukum yang terlalu
abstrak, lalu dikonkretkan sebagai berikut:
▪ Melanggar hak subyek hukum lain
▪ Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku
▪ Bertentangan dengan kepatutan subyek hukum lain yang diakui dalam
kehidupan bermasyarakat

- Penemuan hukum yang tidak terikat pada undang-undang


- Undang-undang memang harus dihormati, tetapi kadang kala undang-undang juga
ketinggalan zaman sehingga hakim tidak secara mutlak harus mematuhinya
- Hakim dapat melihat undang-undang sebagai suatu sarana untuk membantunya
menemukan hukumnya
- Tugasnya menciptakan penyelesaian yang tepat untuk peristiwa konkret sehingga
peristiwa berikutnya dapat dipecahkan sesuai kaidah yang sudah dipecahkan oleh hakim
- Hakim disini memperbarui peraturan perundang-undangan yang sudah usang

Pengantar Ilmu Hukum Page 25

Anda mungkin juga menyukai