Anda di halaman 1dari 18

TEORI KEADILAN, Hukum dan Peraturan

KEMANFAATAN, DAN Perundang-undangan


Adhitya Widya Kartika SH MH
KEPASTIAN HUKUM
KONTRAK PERKULIAH
Tatap muka virtual 4x kesempatan setiap mata kuliah
Dimulai sesuai jadwal, dan absensi via e-learning 30 menit di awal, terlambat
absensi : diperbolehkan mengikuti perkuliahan
File, tugas, kuis, uts, uas yang dalam perkuliahan terintegrasi via e-learning.
Diskusi melaui whatsapp group chat.
Nilai = (2tugas + 2kuis + uts + uas) : 6 + keaktifan
PPT ini dilengkapi dengan voicenote
 Tampilkan slide : slide show
 Klik pada simbol bertanda ,
 dan lebih baik jika dioperasikan menggunakan notebook/ laptop
ISTILAH
“Legal”: KBBI: sesuai dg ketentuan peraturan per-uu-an/ hokum.
“Draft”: Konsep; ditambah “ing”:menjadi perancangan/pengonsepan.
Terjemahan bebas “Legal Drafting”: penyusunan peraturan per-uu-an.
Pendekatan hukum: sec umum: keg praktik hukum yg menghasilkan peraturan:
pemerintah: peraturan per-uu-an, hakim: putusan pengadilan, swasta: perjanjian
kontrak.
Legal Drafting dlm mata kuliah ini: arti sempit: peraturan per-uu-an.
Legal Drafting: cara penyusunan rancangan peraturan sesuai dengan tuntunan, teori
asas dan kaidah perancangan peraturan per-uu-an.
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
Wettelijk regeling: peraturan per-uu-an; wet: JHA Logemann: peraturan yg mengikat umum
uu; regeling: peraturan. & berdaya laku keluar (algemene bindende en
 Wet in formele zin/ uu arti formal: peraturan per-uu-an naar buiten werkende voorschriften).
yg dibentuk DPR bersama presiden.
 Wet in materiele zin/ uu arti material: setiap keputusan Bagir Manan: keputusan tertulis yg
tertulis yg dikeluarkan pejabat yg berisi aturan tingkah dikeluarkan pejabat/ lingkungan jabatan
laku yg bersifat mengikat sec umum yg dinamakan berwenang yg berisi aturan tingkah laku yg
peraturan per-uu-an. bersifat/ mengikat sec umum dimana aturan tsb
Mahfud MD: semua hokum dlm arti luas yg berisi ketentuan tentang hak, kewajiban, fungsi,
dibentuk dg cara tertentu oleh pejabat yg status, dan suatu tatanan.
berwenanng & dituangkan dlm bentuk tertulis. Jimly Asshiddiqie: disamping bersifat umum
hal-hal yg diatur juga bersifat abstrak (general
and abstract norms).
UU No 12 Th 2011: peraturan tertulis yg
memuat norma hukum yg mengikat sec umum
& dibentuk/ ditetapkan oleh lembaga negara/
pejabat yg berwenanng mll prosedur yg
3 UNSUR PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(REGELING)
1. Peraturan Per-uu-an berbentuk keputusan tertulis: hukum tertulis.
2. Peraturan Per-uu-an dibentuk oleh pejabat /lingkungan jabatan (badan, organ) yg
memiliki wewenang membuat peraturan yg berlaku /mengikat umum.
3. Peraturan Per-uu-an mengikat secara umum.
UNSUR KETETAPAN
(BESCHIKKING)
1. merupakan keputusan sepihak
2. tindakan hokum di lapangan hokum public
3. dibuat oleh pejabat /badan tata usaha negara
4. merupakan keputusan mengenai masalah / keadaan konkret & individual
5. dimaksudkan untuk mempunyai akibat hokum tertentu: menciptakan, mengubah,
menghentikan, /membatalkan suatu hubungan hokum.
KATEGORI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Jimly Asshiddiqie
1. Peraturan per-uu-an yg bersifat umum, berlaku umum bagi siapa saja & bersifat abstrak krn
tidak merujuk kpd hal/peristiwa/kasus konkret yg sudah ada sebelum peraturan itu ditetapkan.
2. Peraturan per-uu-an yg bersifat khusus karena kekhususan wil berlakunya: hanya berlaku di
dlm wil lokal tertentu.
3. Peraturan per-uu-an yg bersifat khusus karena kekhususan subjek yg diaturnya,: hanya berlaku
bagi subjek hokum tertentu.
4. Peraturan per-uu-an yg bersifat khusus krn kekhususan daya ikat materinya,: hanya berlaku
internal.
5. Peraturan per-uu-an yg bersifat khusus krn kekhususan prosedur pembentukannya dan/atau
berbeda dari uu pd umumnya. Perbedaan dpt terjadi krn perubahan hokum /perbedaan
procedural krn alasan tertentu.
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN SEBAGAI LEGAL
ORDER
Sebagai legal order keseluruhan Peraturan per-uu-an harus saling terkait sbg sebuah system yg dibangun
sec komprehensif, konsisten & hierarkis berpangkal pd UUD NRI Th 1945 sbg hokum dasar & legitimasi
terakhir dr validitas Peraturan per-uu-an & keseluruhan tata hokum.
Hierarki mengandung prinsip:
1. Peraturan Per-uu-an lebih rendah tidak boleh bertentangan dg yg lebih tinggi
2. Peraturan Per-uu-an lebih rendah tidak dpt mengubah/mengesampingkan yg lebih tinggi.
3. Peraturan Per-uu-an hanya dpt dicabut,diubah/ditambah oleh yg lebih tinggi/sederajat.
4. Materi yg seharusnya diatur oleh Peraturan Per-uu-an yg lebih tinggi tidak dpt diatur oleh Peraturan Per-uu-an yg lebih
rendah

Perlunya harmonisasi.
Kepastian keabsahan dilakukan oleh lembaga yudisial:
1. Jepang: MK
2. Amerika Serikat: MA
3. Indonesia MK dan MA
PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pembentukan Peraturan Per-uu-an: Adalah proses pembuatan Peraturan Per-uu-an mencakup
tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan.
2. UU 12 Th 2011: pembentukan Peraturan Per-uu-an melalui tahapan sec berurutan: perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan, pengundangan.
3. Jimly Asshiddiqie, legislative initiation, law making process, law enactmen approval, binding
decision making on international law agreement and treaties or other legal binding document.
PROGRAM LEGISLASI
NASIONAL
Prolegnas: instrumen perencanaan program pembentuk peraturan per-uu-an yg disusun
bersama oleh DPR dg Pemerintah sec terencana, terpadu, dan sistematis dan merupakan
skala prioritas program pembentukan uu dlm rangka mewujudkan system hokum nasional.
Didasarkan pada: perintah UUDNRI 1945, perintah Tap MPR, perintah UU, system
perencanaan pembangunan nasional, RPJPN, RPJM, rencana kerja pemerintah & rencana
strategis DPR, apresiasi kebutuhan hokum masy.
Daftar Rancangan UU Komulatif Terbuka: pengesahan perjanjian internasional; akibat
putusan MK; APBN; pembentukan, pemekaran, penggabungan daerah prov/kab;
penetapan/pencabutan Perpu.
Diluar prolegnas: keadaan luar biasa, keadaan konflik, bencana alam, keadaan tertentu
lainnya.
TUJUAN PROGRAM LEGISLASI
NASIONAL
1. Mempercepat proses pembentukan peraturan per-uu-an sbg bagian dr pembentukan system
hokum nasional
2. Membentuk peraturan per-uu-an sbg landasan & perekat bidang pembangunan, serta
mengaktualisasikan fungsi hokum sbg sarana rekayasa social/ pembangunan, instrumen
pencegah/penyelesaian sengketa, pengatur perilaku anggota masy & sarana peintegrasian
bangsa.
3. Mendukung upaya mewujudkan supremasi hokum, terutama mengganti peraturan per-uu-an
warisan colonial dan hokum nasional yg sudah tidak sesuai dg perkembangan masy.
4. Menyempurnakan peraturan per-uu-an baru yg sudah ada selama ini, namun tidak sesuai dg
tuntutan dan kebutuhan masy.
5. Membentuk peraturan per-uu-an baru yg sesuai dg tuntutan dr masy, dan memenuhi
kebutuhan hokum di masy.
HUKUM DALAM LEGAL
DRAFTING
Hukum sebagai instrument untuk mendorong perubahan social ke arah yang lebih
baik.
Hukum dapat dijadikan alat yg sah bagi rezim yang otoriter untuk mengatur
masyarakat dengan tidak adil dan smena-menna
Hukum juga dapat menjelma dlm menciptakan keadilan bagi masyarakat dan
membatasi penguasa agar tidak semena-mena
TUJUAN HUKUM
1. Subekti: mengabdi pada tujuan negara yg pd pokoknya tujuan negara:
mewujudkan kemakmuran & memberikan kebahagiaan pd rakyat di negaranya.
Tujuan hokum tidak hanya untuk memperoleh keadilan tetapi harus ada
keseimbangan antara tuntutan kepastian hokum & tuntutan keadilan hokum.
2. Van Apeldoorn: untuk mengatur pergaulan hidup manusia secara damai karena
hokum menghendaki perdamaian.
3. Jeremy Bentham: semata-mata untuk mewujudkan apa yg berfaedah bagi
orang.
4. Geny: semata-mata untuk mewujudkan keadilan dlm keadilan terdapat unsur yg
dikatakan kepentingan daya guna & kemanfaatan.
TUJUAN HUKUM SECARA
UMUM
Menciptakan kepastian hukum
Memberikan manfaat.
Keadilan
Menciptaan keadilan

Kepastian
Kemanfaatan
hukum
TEORI KEADILAN
Hasil pengambilan keputusan yg mengandung kebenaran, tidak memihak, dpt dipertanggung-
jawabkan & memperlakukan setiap manusia pd kedudukan yg sama di depan hokum.
Van Apeldorn, memperlakukan sama thd hal yg sama & memperlakukan yg tidak sama
sebanding dg ketidaksamaannya. Asas keadilan tidak menjadikan persamaan hakiki dlm
pembagian kebutuhan hidup. Hasrat akan persamaan dlm bentuk perlakuan harus membuka
mata bagi ketidaksamaan dari kenyataan.
Poerwadarminta, tidak berat sebelah (tidak memihak). Misalnya, seimbang antara hak
&kewajiban.
Keadilan hanya bisa dipahami jika diposisikan sbg keadaan yg hendak diwujudkan oleh
hokum. Upaya untuk mewujudkan keadilan dlm hokum tsb mrp proses yg dinamis yg
memakan banyak waktu. Upaya ini sering kali didominasi oleh kekuata –kekuatan yg
bertarung dlm kerangka umum tatanan politik untuk mengaktualisasikannya.
TEORI KEPASTIAN HUKUM
Kepastian hokum secara normative: ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan
sec pasti karena mengatur secara jelas dan logis.
 Jelas: tidak menimbulkan keraguan (multi-tafsir)
 logis: menjadi suatu sistem norma dg norma lain shg tidak berbenturan & tidak menimbulkan konflik
norma

Utrecht:
 Pertama, adanya aturan yg bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yg boleh atau
tidak boleh dilakukan
 Kedua, keamanan hokum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dg adanya aturan yg
bersifat umum itu individu dpt mengetahui apa saja yg boleh dibebankan/ dilakukan oleh negara thd
individu.
TEORI KEMANFAATAN
Sudikno mertokusumo: masyarakat mengharapkan manfaat dlm pelaksanaan/
penegakkan hokum.
Jeremy Bentham: aliran utilitis: hokum baru diakui sbg hokum jika memberikan
kemanfaatan yg sebesar-besarnya thd sebanyak-banyaknya orang.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai