Perlunya harmonisasi.
Kepastian keabsahan dilakukan oleh lembaga yudisial:
1. Jepang: MK
2. Amerika Serikat: MA
3. Indonesia MK dan MA
PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pembentukan Peraturan Per-uu-an: Adalah proses pembuatan Peraturan Per-uu-an mencakup
tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan.
2. UU 12 Th 2011: pembentukan Peraturan Per-uu-an melalui tahapan sec berurutan: perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan, pengundangan.
3. Jimly Asshiddiqie, legislative initiation, law making process, law enactmen approval, binding
decision making on international law agreement and treaties or other legal binding document.
PROGRAM LEGISLASI
NASIONAL
Prolegnas: instrumen perencanaan program pembentuk peraturan per-uu-an yg disusun
bersama oleh DPR dg Pemerintah sec terencana, terpadu, dan sistematis dan merupakan
skala prioritas program pembentukan uu dlm rangka mewujudkan system hokum nasional.
Didasarkan pada: perintah UUDNRI 1945, perintah Tap MPR, perintah UU, system
perencanaan pembangunan nasional, RPJPN, RPJM, rencana kerja pemerintah & rencana
strategis DPR, apresiasi kebutuhan hokum masy.
Daftar Rancangan UU Komulatif Terbuka: pengesahan perjanjian internasional; akibat
putusan MK; APBN; pembentukan, pemekaran, penggabungan daerah prov/kab;
penetapan/pencabutan Perpu.
Diluar prolegnas: keadaan luar biasa, keadaan konflik, bencana alam, keadaan tertentu
lainnya.
TUJUAN PROGRAM LEGISLASI
NASIONAL
1. Mempercepat proses pembentukan peraturan per-uu-an sbg bagian dr pembentukan system
hokum nasional
2. Membentuk peraturan per-uu-an sbg landasan & perekat bidang pembangunan, serta
mengaktualisasikan fungsi hokum sbg sarana rekayasa social/ pembangunan, instrumen
pencegah/penyelesaian sengketa, pengatur perilaku anggota masy & sarana peintegrasian
bangsa.
3. Mendukung upaya mewujudkan supremasi hokum, terutama mengganti peraturan per-uu-an
warisan colonial dan hokum nasional yg sudah tidak sesuai dg perkembangan masy.
4. Menyempurnakan peraturan per-uu-an baru yg sudah ada selama ini, namun tidak sesuai dg
tuntutan dan kebutuhan masy.
5. Membentuk peraturan per-uu-an baru yg sesuai dg tuntutan dr masy, dan memenuhi
kebutuhan hokum di masy.
HUKUM DALAM LEGAL
DRAFTING
Hukum sebagai instrument untuk mendorong perubahan social ke arah yang lebih
baik.
Hukum dapat dijadikan alat yg sah bagi rezim yang otoriter untuk mengatur
masyarakat dengan tidak adil dan smena-menna
Hukum juga dapat menjelma dlm menciptakan keadilan bagi masyarakat dan
membatasi penguasa agar tidak semena-mena
TUJUAN HUKUM
1. Subekti: mengabdi pada tujuan negara yg pd pokoknya tujuan negara:
mewujudkan kemakmuran & memberikan kebahagiaan pd rakyat di negaranya.
Tujuan hokum tidak hanya untuk memperoleh keadilan tetapi harus ada
keseimbangan antara tuntutan kepastian hokum & tuntutan keadilan hokum.
2. Van Apeldoorn: untuk mengatur pergaulan hidup manusia secara damai karena
hokum menghendaki perdamaian.
3. Jeremy Bentham: semata-mata untuk mewujudkan apa yg berfaedah bagi
orang.
4. Geny: semata-mata untuk mewujudkan keadilan dlm keadilan terdapat unsur yg
dikatakan kepentingan daya guna & kemanfaatan.
TUJUAN HUKUM SECARA
UMUM
Menciptakan kepastian hukum
Memberikan manfaat.
Keadilan
Menciptaan keadilan
Kepastian
Kemanfaatan
hukum
TEORI KEADILAN
Hasil pengambilan keputusan yg mengandung kebenaran, tidak memihak, dpt dipertanggung-
jawabkan & memperlakukan setiap manusia pd kedudukan yg sama di depan hokum.
Van Apeldorn, memperlakukan sama thd hal yg sama & memperlakukan yg tidak sama
sebanding dg ketidaksamaannya. Asas keadilan tidak menjadikan persamaan hakiki dlm
pembagian kebutuhan hidup. Hasrat akan persamaan dlm bentuk perlakuan harus membuka
mata bagi ketidaksamaan dari kenyataan.
Poerwadarminta, tidak berat sebelah (tidak memihak). Misalnya, seimbang antara hak
&kewajiban.
Keadilan hanya bisa dipahami jika diposisikan sbg keadaan yg hendak diwujudkan oleh
hokum. Upaya untuk mewujudkan keadilan dlm hokum tsb mrp proses yg dinamis yg
memakan banyak waktu. Upaya ini sering kali didominasi oleh kekuata –kekuatan yg
bertarung dlm kerangka umum tatanan politik untuk mengaktualisasikannya.
TEORI KEPASTIAN HUKUM
Kepastian hokum secara normative: ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan
sec pasti karena mengatur secara jelas dan logis.
Jelas: tidak menimbulkan keraguan (multi-tafsir)
logis: menjadi suatu sistem norma dg norma lain shg tidak berbenturan & tidak menimbulkan konflik
norma
Utrecht:
Pertama, adanya aturan yg bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yg boleh atau
tidak boleh dilakukan
Kedua, keamanan hokum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dg adanya aturan yg
bersifat umum itu individu dpt mengetahui apa saja yg boleh dibebankan/ dilakukan oleh negara thd
individu.
TEORI KEMANFAATAN
Sudikno mertokusumo: masyarakat mengharapkan manfaat dlm pelaksanaan/
penegakkan hokum.
Jeremy Bentham: aliran utilitis: hokum baru diakui sbg hokum jika memberikan
kemanfaatan yg sebesar-besarnya thd sebanyak-banyaknya orang.
SELESAI