Anda di halaman 1dari 36

TINDAK PIDANA ITE (CYBER LAW)

Disampaikan Dalam Rangka Pemberian Materi Pidana Khusus


Semester V (Gasal) Tahun Akademik 2020/ 2021 Universitas Pembangunan Nasional
Surabaya
I
Mengenal Kejahatan Siber

2
Dasar

KUHP
UU RI No. 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana
UU RI No. 11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui dengan UU RI
No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE)

3
Diskripsi

Pengertian Cyber Crime 


Kejahatan di dunia maya (cyber crime) merupakan salah satu tindak kejahatan yang mana
pelaku bisa dikenakan tindak pidana sesuai UU ITE.
Cyber crime banyak sekali jenisnya tanpa mengenal siapa korban atau sasarannya. Oleh
karena itu sebaiknya di era digitalisasi saat ini kita harus lebih bijak dalam berkata
maupun bertindak meskipun hanya sebatas di dunia maya.
Cyber crime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang dilakukan
melalui jaringan komputer dengan media internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.

4
Kejahatan dunia maya dilakukan dengan berbagai macam cara dengan tujuan yang
beragam pula.
Pada umumnya, kejahatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mengerti dan
menguasai bidang teknologi informasi. 
Secara umum cyber crime mulai muncul sejak tahun 1988. Pada masa itu dikenal dengan
sebutan Cyber Attack.
Waktu itu, pelakunya menciptakan worm atau virus untuk menyerang komputer yang
mengakibatkan kurang lebih 10 % komputer di dunia yang terkoneksi internet mengalami
gangguan dan mati total.

5
II
Jenis Kejahatan Siber

6
Jenis-jenis Cyber Crime

Secara umum, jenis-jenis kejahatan dunia maya dibagi menjadi beberapa tindakan,
seperti :
1. Pencurian Data
Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan mencuri data dari
sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan menjual data
curian kepada pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data ini berujung pada kejahatan
penipuan secara on line.
2. Akses Ilegal
Lewat akses ilegal atau unauthorized access, seseorang yang tidak bertanggung jawab bisa
memasuki atau menyusup ke dalam suatu skema jaringan komputer tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik.
Oleh karena hal ini, biasanya korban akan kehilangan data penting. Tak jarang juga aksi
ini merupakan langkah yang diambil oknum tertentu untuk melakukan aksi penipuan
dengan memakai nama pemilik akun.

7
3. Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang lain. Si pelaku,
atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki keahlian membuat dan
membaca program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.
Hacker sebetulnya tak selamanya buruk, karena ada juga kegiatan hacking yang positif.
Hanya saja, tak jarang kemampuan ini malah disalahgunakan demi keuntungan pribadi
atau urusan komersil lainnya dengan merugikan pihak lain.
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan jahat. Biasanya,
para cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui simpanan para nasabah di
beberapa bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri sendiri.
Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan yang mendasar di
antara keduanya. Jika hacking adalah upaya yang lebih fokus pada
prosesnya, cracking lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

8
4. Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja menggunakan
nomor dan identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan secara ilegal dan data kartu
kredit biasanya didapat melalui tindakan pencurian lewat internet.
5. Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain. Pada kasus-
kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku melakukannya hanya untuk
iseng, pamer kemampuan bisa membuat program, hingga berniat jahat untuk mencuri data
dan dijual ke pihak lain.

9
6. Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan dunia
maya yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang
dilakukan adalah dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain dengan harga
yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan
merugikan pihak lain.
7. Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat domain
plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu tujuannya adalah
menjatuhkan domain asli dengan melakukan penipuan atau berita bohong kepada
masyarakat.

10
8. Menyebarkan Konten Ilegal
Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis, tidak benar, dan
bisa jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali, beberapa di antaranya
yang sering kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang mengandung unsur
pornografi.
9. Malware
Malware merupakan salah satu program koputer yang mencari kelemahan dari
suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol atau merusak
suatu software atau sistem operasi.
Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware, browser
hijacker, dan yang lainnya.
Meskipun tersebar juga antivirus atau antispam, kita tetap harus waspada agar terhindar
dari malware karena si pembuat biasanya sangat kreatif dan terus produktif dalam
membuat program yang merugikan para korbannya.

11
10. Cyber Terorism
Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika telah mengancam
pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan melakukan cracking ke situs
pemerintah atau militer.

12
Metode Cyber Crime
 
Dalam melakukan kejahatannya, para pelaku cyber crime biasanya telah memiliki metode
untuk melancarkan aksinya. Metodenya pun cukup beragam, tetapi secara umum
metodenya adalah sebagai berikut :
1. Password Cracker
Kegiatan ini merupakan sebuat tindakan pencurian atau peretasan password orang lain
dengan bantuan sebuah program yang mampu membuka enkripsi password.
2. Spoofing
Spoofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas seseorang dengan tujuan
pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan komputer atau akun pemilik
layaknya user yang asli.

13
3. Distributed Denial of AttackS (DDoS)
DDoS adalah tindakan peyerangan yang dilakukan terhadap sever atau komputer di dalam
sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu menghabisan resource yang ada pada server
sehingga perangkat tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti
semula.
4. Sniffing
Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak lain. Jika akun
sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tindak kejahatan berupa penipuan dengan
mengatasnamakan pemilik akun yang asli.
5. Destructive device
Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi virus. Pelaku
biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau merusak data yang terdapat pada
sebuah komputer yang dituju. Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs,
nukes, trojan horse, dsb.

14
Contoh Kasus Cyber Crime

Ada banyak sekali kasus cyber crime yang terjadi, baik itu di Indonesia maupun negara-
negara lain. Beberapa contoh kasusnya seperti penjelasan di bawah ini.
1. Pengkloningan Akun Facebook
Kasus ini terungkap pada Januari 2019 lalu, di mana sasarannya adalah akun media sosial
milik Humas RSUD dr. Soegiri. Sebelumnya, korbannya adalah Sekretaris Kabupaten
Lamongan, Yuhronur Efendi. Akun Facebook-nya diretas dan disalahgunakan untuk
meminta uang.
Akun Facebook Humas RSUD dr. Soegiri pun juga digunakan utuk tindak kejahatan
siber. Kepada para korbannya, pelaku meminta uang melalui Facebook Mesenger.
Akun Facebook tersebut sebenarnya tidak diretas, melainkan dikloning dengan cara
pelaku membuat dua akun palsu atas nama pejabat yang bersangkutan.

15
2. Hacker Surabaya Jebol Situs di 42 Negara
Pada tahun 2018 lalu, komunitas “Surabaya Black Hat” meretas ribuan sistem hingga data
milik perusahaan atau instansi. Tidak hanya Indonesia, mereka juga melakukan illegal
access dengan meretas sistem kemanan sistem di puluhan negara lain.
Saat penyergapan dilakukan, pihak polisi menemukan setidaknya ada 3.000 sistem
elektronik yang diretas. Salah satunya adalah sistem IT dan website milik The City of Los
Angeles, Amerika Serikat. Situs tersebut merupakan situs milik pemerintah Kota Los
Angeles.
Motif dari para tersangka adalah untuk mendapatkan keuntungan. Tertangkapnya para
tersangka ini dikarenakan polisi menerima informasi dari agen penegakan hukum luar
negeri melalui internet crime complaint centre.

16
3. Pembobolan Rekening
Pada Januari 2018 lalu, Polda Metro Jaya menangkap seorang wanita bernama Debby
Larasati alias Grace Amelia karena terlibat sindikat pembobolan sejumlah rekening
perusahaan yang juga melibatkan warga negara Nigeria.
Sindikat ini melakukan fraud scam dengan menyadap e-mail milik korban. Pelaku
mengirim e-mail kepada korban yang mirip dengan e-mail asli rekan bisnis korban.
Debby berperan sebagai penampung uang hasil kejahatan yang dikirim oleh korban dan
berperan juga untuk mengambil uang hasil kejahatan. Ada pun WN Nigeria diduga telah
mengetahui profil calon korbannya.
Salah satu korbanya adalah Steven, di mana perusahaannya bekerja sama dengan
laboratorium vaksin ayam di Singapura. Pada 20 September 2016, Steven menerima
e-mail yang berisi perubahan alamat transfer uang.
Ia mengira bahwa e-mail itu adalah dari rekannya, sehingga percaya begitu saja dan
mengirimkan uang sebesar Rp 400 juta. Pada akhirnya, ia pun menyadari kalau
e-mail tersebut adalah e-mail palsu setelah melakukan konfirmasi ke perusahaan
rekanannya.

17
Jenis Jenis Penipuan Di Dunia Maya Secara Umum

Iklan Jual Beli


Misalnya seseorang memasang iklan pada situs daring. Kemudian kita tertarik untuk
membeli. Dengan modus transfer langsung, penipu meminta kita untuk menuju ATM dan
secara tidak sadar kita dipandu untuk melakukan transfer ke rekening penipu.
Online Shop
Berbagai jenis penipuan toko daring, menjual barang apa saja yang sedang trend. Mereka
membuat page menarik dan menampilkan barang-barang idaman yang sangat menawan.
Harganya murah meriah. Kita tentu saja tergiur ingin membeli. Lalu tranfer uang dan kita
diperlihatkan foto bahwa barang siap dikirim, tetapi tak pernah sampai. Saat kita bertanya,
si penipu alasan harus declare barang dan ada biaya. Percayalah puluhan juta habis uang
kita, barang itu tak pernah ada. Jika kita mulai curiga, mereka akan putuskan semua
kontak.

18
Hadiah
Kita dinyatakan dapat hadiah dengan mengatas namakan perusahaan lain dengan
menggunakan website gratisan yang serupa atau mirip dengan website asli. Pada akhirnya
kita diminta mengirim uang administrasi. 
Bisnis
Diajak berbisnis dan kita diminta menanamkan modal, bukannya untung yang ada
buntung. Pelaku biasanya berpura-pura mau mengajak berbisnis tetapi sesungguhnya
diajak membuat uang palsu. Percayalah uang kita melayang ditukar dengan kertas.

19
Uang Dalam Paket
Dicari calon korban yang lugu, percaya saja mau dititipkan uang dari luar negeri. Padahal
nantinya kita akan diminta untuk membayar biaya kirim, sertifikat paket tidak boleh
dibuka, sertifikat paket uang bukan money laundring, asuransi, denda, pajak tanpa ada
habisnya. Kalau pakai logika tidak ada uang dimasukkan di dalam box lalu di kirim
menggunakan pesawat. Percayalah ratusan juta melayang, paket uang itu tak pernah ada.
Pelaku biasanya orang-orang yang bekerja sama dengan orang lokal dan pintarnya lagi
permintaan uang bertahap, artinya korban sudah terlanjur percaya maka tidak sulit untuk
membayar. 
Komputer Terkena Virus
Kita ditelepon orang yang mengaku dari Microsoft dan mengatakan komputer kita terkena
virus. Lalu dipandu untuk melakukan ini dan itu, akhirnya diminta bayar jasa perbaikan.
Percayalah komputer kita tidak apa-apa. Pelaku menelepon lewat Skype dan random call
ke mana-mana.

20
Love Scammer 
Orang Indonesia banyak tertipu dengan cinta maya. Jika penipunya adalah wanita, dia
akan memakai foto wanita bertubuh seksi. Kalau pelaku adalah pria, dia akan memakai
foto tampan. Foto-foto tersebut mereka curi dari internet. Scammer Nigeria biasanya
memakai foto US Army, scammer Indonesia memakai foto polisi, tentara, pramugara,
model, dan lainnya. Kata-kata yang mereka ucapkan sangat romantis, janji hadiah mewah,
menikah, mutasi. Percayalah tujuan mereka hanya satu yaitu menipu uang kita. 
Perkenalan dari Dunia Maya
Biasanya perkenalan dilakukan dari situs media sosial atau mungkin aplikasi untuk
bertemu jodoh. Ketika kedua orang bertemu secara nyata mereka akan saling percaya
tanpa memastikan salah satu memiliki niat jahat atau tidak. Kepercayaan karena sudah
kenal di dunia maya ini membuat salah seorang pihak mau memberikan sesuatu. Pada
kenyataannya, sering terjadi salah satu pihak yang lain memiliki niat jahat sehingga
merugikan salah seorang tersebut.

21
III
Hate Speech or Hoax

22
Hate Speech

Ujaran kebencian adl : tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau
kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau
kelompok lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, gender, disabilitas,
orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dll.
Dampaknya dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka baik dari
pihak pelaku yang menyatakan maupun korban atas tindakan tersebut.
Website yang digunakan sebagai sarana disebut Hate Site.
Pasal 28 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008, unsur :
Setiap orang
Menimbulkan rasa benci dan permusuhan individu dan/ atau kelompok masyarakat
tertentu
Berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
Penjara 6 (enam) tahun dan/ atau denda max Rp. 1.000.000.000,-

23
Tips Menghindari Hate Speech
Thing before type
Berfikir sebelum bertindak khususnya ketika akan mengunggah tulisan di media sosial
Cek ulang informasi
Media sosial merupakan tempat berbagi informasi, maka identifikasi informasi sangat
penting, cek sumbernya dengan valid
Hndari konten SARA jangan memaksakan kebenaran kepada orang lain
Jangan pernah mengunggah konten di media sosial yang bermuatan SARA karena sangat
sensitif dan dekat dengan hate speech
Hormati orang lain
Harus bijak, jangan memaksakan kebenaran kepada orang lain sehingga tidak terjadi
gesekan yang mengarah pada konflik
Menahan diri
Jangan mudah terprovokasi hasutan atau perkataan orang lain di media sosial

24
Hoax

Adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk
menipu atau mengakali pembaca/ pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang
biasanya digunakan dalam media sosial (FB, WA, Tweeter, Blog dll).
5 (lima) macam modus hoax :
Mitos : cerita masa lalu yang salah, seolah-olah benar karena diceritakan secara turun-
temurun
Glorifikasi : melebih-lebihkan sesuatu agar tampak hebat, bagus, super, dll
Demonisasi : mempersepsikan sesuatu sehingga kelihatan buruk, kurang, hancur, dll
Berita bohong
Info sesat : merekayasa berita dan fakta atau sebaliknya.

Ketentuan Pasal 28 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2008 :


Setiap orang
Sengaja menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
Mengakibatkan kerugian konsumen
Penjara 6 (enam) tahun dan/ atau denda max Rp. 1.000.000.000,-
25
Perkembangan Hoax

Lynda Walsh (2006) dalam bukunya Sins Againts Science menyatakan “the scientific
media hoaxes of poe, twain and others” yakni istikah dalam bahasa Inggris yang masuk
sejak era industri (perkiraan hoax sejak tahun 1808).
Hoax dari kata “hocus” dari mantra “hocus pocus” yang berasal dari bahasa Latin “hoc est
corpus”.
Thomas Ady, dalam bukunya Candle in the dark (1656) “hoax” artinya tipuan.
Alexander Boese dalam sejarah Museum of Hoaxes, hoax pertama kali muncul
disuarakan oleh Isaac Bickerstaff als. Jonathan Swift tahun 1709 terkait berita
penanggalan atas kematian astrolog John Partridge.

26
27
Penerapan Ketentuan Pasal Hoax

KUHP
Ketentuan Pasal 390 KUHP mengatur hal yang serupa walaupun dengan rumusan yang
sedikit berbeda yaitu digunakannya frasa “menyiarkan kabar bohong”.
Ketentuan Pasal 390 KUHP sebagai berikut : 
Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan
melawan hak menurunkan atau menaikkan harga barang dagangan, fonds atau surat
berharga uang dengan menyiarkan kabar bohong, dihukum penjara selama-lamanya dua
tahun delapan bulan.

28
UU RI No. 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana
Ketentuan Pasal 14 
(1) Barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja
menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-
tingginya sepuluh tahun.
(2) Barangsiapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan yang dapat
menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa
berita atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-
tingginya tiga tahun. 
Ketentuan Pasal 15
Barangsiapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang
tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar
demikian akan atau sudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum
dengan hukuman penjara setinggi, tingginya dua tahun

29
UU RI No. 11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui dengan UU
RI No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE)
•Ketentuan Pasal 27 ayat (1), untuk menjerat pelaku berita bohong bermuatan kesusilaan;
•Ketentuan Pasal 27 ayat (2), untuk menjerat pelaku yang bermuatan perjudian;
•Ketentuan Pasal 27 ayat (3), untuk menjerat pelaku yang bermuatan penghinaan dan/ atau
pencemaran nama baik;
•Ketentuan Pasal 27 ayat (4), untuk menjerat pelaku yang bermuatan pemerasan dan/ atau
pengancaman ;
•Ketentuan Pasal 28 ayat (2), untuk menjerat pelaku yang bermuatan menimbulkan rasa
kebencian berdasarkan SARA;
•Ketentuan Pasal 29, untuk menjerat pelaku yang bermuatan ancaman kekerasan atau
menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

30
IV
Kendala Gakkum Kejahatan Siber
(Bukan Kesulitan)

31
Alat bukti konvensional sebagaimana ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP terhadap
perkembangan jaman dalam penerapannya sebagai alat bukti, data elektronik atau alat
bukti elektronik, memiliki beberapa permasalahan, seperti :
1.Permasalahan mengenai locus delicti (tempat kejadian tindak pidana), dalam tindak
pidana siber penyidik dapat menemukan kesulitan dalam menentukan lokasi atau
tempat yang akurat terjadinya tindak pidana. Karena pelaku dapat merubah atau
menghapus “jejak digital” perangkat yang dipergunakannya untuk melakukan tidak
pidana siber maupun mensetting lokasi yang berbeda dengan lokasi yang sebenarnya.
2.Permasalahan mengenai tempus delicti (waktu kejadian tindak pidana), penyidik tidak
bisa menentukan kapan terjadinya tindak pidana secara tepat, karena para pelaku tindak
pidana siber biasanya juga memiliki kemampuan untuk dapat mengacaukan waktu
dan tanggal perbuatannya dilakukan.

32
3. Permasalahan barang bukti juga menjadi promblematik tersendiri bagi aparat
penegak hukum.
Barang bukti yang dicari adalah terkait dengan segala sesuatu yang dipergunakan untuk
mempersiapkan, melakukan dan hasil tindak pidana siber sangat sulit untuk
melacaknya karena dibalik kecangihan sistem jaringan internet, juga memiliki celah
bagi orang-orang yang memiliki keahlian untuk menghapus atau memalsukan
identitasnya di dunia maya. Di sisi lain, teknologi informasi adalah teknologi dengan
sistem yang terbuka yang tidak mustahil untuk dapat dibajak atau dikloning secara
ilegal, dimana setiap orang yang memiliki keahlian di bidang tersebut dapat
memanipulasi data mengubah data, seperti menjadikan data palsu (fake data) menjadi
data yang asli.
Asril Sitompul menyampaikan “siapa dan bagaimana bentuk kesaksian yang dapat
diajukan untuk peristiwa hukum yang terjadi di media internet”.
Dapatkah pegawai internet atau karyawannya (web-designer, programmer, data entier
dan pegawai lainnya) diajukan sebagai saksi bahwa di media yang dikelolanya telah
terjadi pelanggaran hukum, misalnya : tentang pencemaran nama baik, penghinaan,
atau tindak pidana penipuan, pornografi atau yang lainnya.

33
4. Tindak pidana siber ini memiliki karakteristik dilakukan oleh satu orang dalam ruangan
tertutup, sehingga untuk beberapa bentuk tindak pidana siber biasa penyidik sulit
untuk mendapatkan saksi yang menyaksikan langsung pelaku saat sedang
melakukan tindak pidana siber, sehingga saksi yang dimiliki terbatas pada saksi
korban. Dalam hal tindak pidana siber terkait dengan perbankan, bisa saja pihak
perbankan cenderung menutupi telah terjadinya serangan tindak pidana siber
terhadap mereka, karena hal ini menjadi aib yang dapat menghilangkan kepercayaan
masyarakat secara umum dan nasabah penyimpan dana di bank tersebut.

34
5. Yurisdiksi suatu negara yang diakui hukum internasional dalam pengertian
konvensional, didasarkan pada batas-batas geografis, sementara komunikasi
multimedia bersifat internasional, multi yurisdiksi, dan tanpa batas, sehingga
sampai saat ini belum dapat dipastikan bagaimana yurisdiksi suatu negara dapat
diberlakukan terhadap komunikasi multimedia sebagai salah satu pemanfaatan
teknologi informasi. Dengan demikian terkait kewenangan hukum (yurisdiksi)
dalam penindakannya juga dapat menumbulkan permasalahan yang serius, hal ini
disebabkan karena internet tidak mengenal batas wilayah. Sehingga mungkin saja
terjadi tarik menarik kewenangan oleh beberapa negara yang merasa dirugikan oleh
tindak pidana siber dalam penegakan hukumnya.
6. Terbatasnya kemampuan APH dalam menangani tindak pidana siber ini,
keterbatasnya baik dalam hal SDM, sarana prasarana, validitas informasi dan data
kejahatan siber, maupun dalam hal regulasi (yang melibatkan negara lain).

35
TERIMA KASIH
SEMOGA BERKAH DAN BERMANFAAT

by : rochman 36

Anda mungkin juga menyukai