Anda di halaman 1dari 23

Tinjauan Regulasi Kejahatan

di Internet

1
Cybercrime

 Cybercrime adl btk-btk kejahatan yg ditimbulkan oleh


pemanfaatan teknologi internet. Aktivitas pokoknya adl
penyerangan thdp content, sistem komputer dan sistem
komunikasi milik orang lain atau milik umum.
 Seringkali diidentikkan dgn computer crime, yaitu
 “…any illegal act requiring knowlegde of computer technology
for its perpetration, investigation, or prosecution” (US Dept. of
Justice)
 “…any illegal, unethical or unauthorised behaviour relating to
the automatic processing and/or the transmission of data”
(Organization of European Community Development)
 “Kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan
sebagai penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah,
1989)

2
Karakteristik Cybercrime

Dua jenis kejahatan:


 Kejahatan kerah biru (Blue Collar Crime)

 Dilakukan secara konvensional


 Mempunyai stereotip (penilaian terhadap seseorang hanya
berdasarkan persepsi terhadap kelompok, prasangka positif
dan juga negatif) tertentu misalnya pelaku dr kelas sosial
bawah, kurang terdidik, berpenghasilan rendah, dll
 Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
 Terbagi mjd 4 jenis:
 Kejahatan korporasi
 Kejahatan birokrat
 Malpraktek
 Kejahatan individu
 Mempunyai stereotip tertentu misalnya pelaku memiliki
penghasilan tinggi, berpendidikan, atau memegang jabatan
terhormat dlm masyarakat
3
Karakteristik Cybercrime (lanj.)

Cybercrime memiliki karakteristik khusus dlm hal:


 Ruang lingkup kejahatan  bersifat global, pelaku
anonymous, aktivitas mungkin blm tersentuh hukum
 Sifat kejahatan  non-violence meski akibatnya lebih
buruk drpd kejahatan konvensional
 Pelaku kejahatan  tdk mudah diidentifikasi, lbh bersifat
universal
 Modus kejahatan  modus operandinya adl penggunaan
teknologi informasi
 Jenis kerugian yg timbul  materiil, non-materiil (waktu,
nilai, jasa, harga diri, martabat, kerahasiaan informasi,
sosial budaya, politik)

4
Jenis Cybercrime

Berdasar jenis aktivitasnya:


 Unauthorized Access
 Illegal Content
 Penyebaran virus dengan sengaja
 Data Forgery
 Cyber Espionage, Sabotage and Extortion
 Cyberstalking
 Carding
 Hacking and Cracking
 Cybersquatting and Typosquatting
 Hijacking
 Cyber Terorism

5
Jenis Cybercrime

 Unauthorized Access
 Memasuki atau menyusup ke dlm sistem komputer scr
tdk sah, tanpa izin/sepengetahuan pemilik
 Misalnya port scanning atau probing (melihat servis apa
saja yg ada di server target) menngunakan nmap atau
superscan
 Misalnya cyber-tresspass seperti spam email, breaking ke
PC, dll

 Illegal Content
 Memasukkan data atau informasi ke internet ttg suatu
hal yg tdk benar, tdk etis, melanggar hukum, atau
mengganggu ketertiban umum
 Misalnya pornografi dll

6
Jenis Cybercrime

 Data Forgery
 Bertujuan memalsukan data-data pada dokumen-
dokumen penting yang ada di internet
 Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion
 Cyber Espionage memanfaatkan jaringan internet utk
melakukan kegiatan mata-mata kpd pihak lain dgn cara
memasuki sistem jaringan komputer sasaran
 Sabotage and Extortion mrpk jenis kejahatan yg
dilakukan dg membuat gangguan, perusakan, atau
penghancuran thdp suatu data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yg terhubung dgn internet
 Cyberstalking
 Dilakukan utk mengganggu atau melecehkan seseorang
dg memanfaatkan komputer

7
Jenis Cybercrime
 Carding
 Dilakukan utk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain
dan digunakan dlm transaksi perdagangan mll internet (e-
commerse)
 Hacking and Cracking
 Hacker mengacu pd seseorang yg mpy minat besar utk
mempelajari sistem komputer scr detail dan bgmn
meningkatkan kapabilitasnya  konotasinya netral
 Cracker bisa dianggap sbg hacker yg memanfaatkan
kemampuannya utk melakukan hal-hal yg negatif
 Cracking misalnya pembajakan akun orang lain,
melumpuhkan sasaran hingga sasaran tdk dpt memberikan
pelayanan, dll
 Cybersquatting and Typosquatting
 Cybersquatting mrpk kejahatan yg dilakukan dgn
mendaftarkan domain nama perusahaan org lain kmd
berusaha menjualnya kpd perusahaan tsb
 Typosquatting adl kejahatan dgn membuat domain yg
sangat mirip dgn nama domain orang/perusahaan lain

8
Jenis Cybercrime

 Hijacking
 Melakukan pembajakan hasil karya orang lain
 Misalnya: software piracy
 Cyber Terorism
 Cybercrime yg sifatnya mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk di antaranya cracking ke situs
pemerintah atau militer

9
Jenis Cybercrime

Berdasar motif kegiatannya:


 Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal
 Motifnya murni kriminalitas
 Internet hanya sbg sarana kejahatan
 Misalnya: carding, penyebaran material bajakan,
spamming, dll
 Cybercrime sebagai kejahatan abu-abu
 Sulit ditentukan motifnya (kriminalitas atau bukan)
 Misalnya: Probing
Portscanning
Cybersquatting
Typosquatting

10
Jenis Cybercrime

Berdasar sasaran kejahatannya:


 Menyerang individu (against person)
 Pornografi
 Cyberstalking
 Cyber-Tresspass, misalnya web hacking, PC breaking, probing,
port scanning
 Menyerang hak milik (against property)
 Carding
 Typosquatting
 Hijacking
 Data forgery
 Menyerang pemerintah (against government)
 Cyber terorism
 Cracking ke situs resmi pemerintah

11
Jenis – Jenis Kejahatan Cyber yang lain

Contoh Kasus Yang Pernah Terjadi 


 Pembajakan Web KPU Tahun 2004 dan

2009 
 Pembajakan Situs Depkominfo  

 Pembajakan situs Komisi Hukum Nasional

Republik Indonesia
 Pembajakan situs PDAM Kota Denpasar

Bali
Ini ada juga daftar beberapa situs yang di
deface menjelang HUT RI tahun 2007 : 
 Pebobolan kartu Kredit melalui Internet yang dilakukan
oleh Petrus Pangkur dengan hukuman 1 tahun penjara
karena melakukan penipuan dan pemalsuan kertu kredit
milik orang lain untuk membeli barang. Pada tahun 2002.

 Steven Haryono dengan cara menipu pelanggan BCA dengan


memlesetkan www.clickbca.com , dengan tujuan kita melek
terhadap internet banking. Diperoleh 130 PIN milik
pengunjung yang tidak sadar teresat. Namun tidak terkena
jerat hukum. Pada tahun 2001.

 Ramdoni dan Yanti tertangkap melakukan perdagangan


wanita ilegal dengan melalui situs web. Pada tahun 2004.
Ini ada juga daftar beberapa situs yang di
deface menjelang HUT RI tahun 2007 : 
 Johnny Indrawan Yusuf menjual VCD porno melalui situs
internet di daerah Waru Sidoharjo, Jawa Timur melalui situs
WEB, dengan melalui transfer ATM. Pada tahun 2004

 Pada awal tahun 2002, Gartner IncH, (www.gartner.com)


mengalami kerugian dari nilai transaksi US$ 700.000.000 hilang
sepanjang tahun 2001 akibad fraud. Kerugian itu sebesar US $
61,8 Milyar atau 19 kali lebih tinggi dari kerugian via off line. 

Demikianlah beberapa contoh kasus cyber crime di Indonesia


meski banyak kasus lain yang sudah diselesaikan secara hukum
atau belum terselesaikan dan hanya menjadi polemik saja.
Solusi atau Penanggulangan 
Ada banyak cara yang dapat di lakukan, antara lain : 
 Penegakkan hukum dengan landasan UU ITE
 Sosialisasi di instansi – instansi baik di pemerintahan, perkantoran
maupun di sekolah - sekolah tentang kejahatan cyber
 Memperkuat system keamanan ( security system )
 Melakukan modernisasi hukum pidana material dan hukum acara
pidana.
 Mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan pengamanan
komputer.
 Melakukan langkah-langkah untuk membuat peka warga masyarakat,
aparat pengadilan dan penegak hukum, terhadap pentingnya
pencegahan kejahatan yang berhubungan dengan komputer.
Solusi atau Penanggulangan 

 Melakukan upaya-upaya pelatihan (training) bagi para


hakim, pejabat dan para penegak hukum mengenai
kejahatan ekonomi dan cyber crime.

 Memperluas rules of ethics dalam penggunaan


komputer dan mengajarkannya melalui kurikulum
informatika.

 Mengadopsi kebijakan perlindungan korban Cyber


Crime sesuai dengan deklarasi PBB mengenai korban,
dan mengambil langkah-langkah untuk korban
melaporkan adanya cyber crime.
Tinjauan Hukum 

 Kejahatanyang berhubungan dengan komputer (computer


crime) memerlukan ketentuan khusus dalam KUHP atau
undang-undang tersendiri yang mengatur tindak pidana
dibidan komputer

 DiIndonesia sendiri, setidaknya sudah terdapat Undang-


Undang no. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yang di gawangi oleh Direktorat Aplikasi Telematika
Departemen Komunikasi dan Informatika. Subyek-subyek
muatannya ialah menyangkut masalah yurisdiksi, perlindungan
hak pribadi, azas perdagangan secara e-comerce, azas
persaingan usaha tidak sehat dan perlindungan konsumen,
azas hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan hukum
Internasional serta azas Cyber Crime
Tinjauan Hukum 

Ada beberapa aturan yang bersentuhan dengan dunia cyber yang dapat
digunakan untuk menjerat pelaku cyber crime, sehingga sepak terjang
mereka makin sempit. Peraturan-peraturan khusus itu adalah, sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. 
2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. 
3. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. 
4. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. 
5. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Hak Paten. 
6. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merk.
Tinjauan Hukum 
Dan untuk aturan yang di muat dalam UU ITE rangkumannya Sbb:

1. Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama


dengan tanda tangan konvensional (tinta basah dan
bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines
(pengakuan tanda tangan digital lintas batas)
2. Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur
dalam KUHP
3. UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan
hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar
Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia
4. Pengaturan nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual
5. Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII
(pasal 27-37) :
Tinjauan Hukum 
Dan untuk aturan yang di muat dalam UU ITE rangkumannya
Sbb:
1. Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
2. Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita
Kebencian dan Permusuhan)
3. Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
4. Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
5. Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
6. Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi
Rahasia)
7. Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
8. Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?)
Penanggulangan Cybercrime

 Mengamankan sistem
 Bertujuan utk proteksi baik hardware dan software
 Misalnya menggunakan antivirus, firewall, physical security
computer, encrypt login, atau teknologi digital ID
 Penanggulangan global
 Cybercrime membutuhkan global action dlm penanggulangannya
 OECD (The Organization for Economic Cooperation and
Development)  guidelines utk pembuat kebijakan yg
berhubungan dgn computer-related crime
 Perlunya cyberlaw
 Perlunya dukungan lembaga khusus

21
OECD guidelines utk kebijakan terkait
computer-related crime
 Modernisasi hukum pidana nasional yg diselaraskan dgn
konvensi internasional terkait kejahatan tsb
 Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer
nasional sesuai standar internasional
 Meningkatkan pemahaman/keahlian aparatur penegak
hukum terkait cybercrime
 Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai
cybercrime dan perlunya mencegah hal tsb
 Meningkatkan kerjasama antar negara melalui perjanjian
ekstradisi dan mutual assistance treaties terkait
cybercrime

22
Tugas

Buatlah sebuah karya tulis atau sejenis makalah dengan


tema cybercrime (judul bebas). Berikan contoh kasus
yang pernah terjadi (di negara manapun) dan
bagaimana regulasi atau undang-undang atau peradilan
menangani hal tersebut. Pada bagian akhir karya tulis,
sampaikan juga bagaimana pendapat anda mengenai
kejadian yang anda bahas.

23

Anda mungkin juga menyukai