Anda di halaman 1dari 12

Cybercrime dan Contoh Kasusnya

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat,


banyak hal yang dapat terjadi pada siapa saja. Salah satunya adalah
kejahatan dibidang teknologi dan informasi. Istilah yang biasa kita dengar
yaitu Cybercrime . Mungkin bagi sebagian orang, sudah tidak asing lagi
mendengar istilah tersebut bahkan bisa saja salah seorang dari kita maupun
kerabat atau keluarga terdekat pernah menjadi korban dari cybercrime. Nah
bagi kalian yang masih belum tau banyak mengenai cybercrime, saya akan
membahasnya pada postingan kali ini.

Apa yang dimaksud dengan Cybercrime?


Cybercrime (Kejahatan Dunia Maya) adalah istilah kejahatan dibidang
teknologi informasi yang mengacu kepada aktivitas atau perbuatan kejahatan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu dengan memanfaatkan
jaringan komputer atau teknologi internet sebagai fasilitas dan sasaran
kejahatan.

Pengertian

Cybercrime

menurut Teguh

Wahyono,

S.

Kom,

(2006)

adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan


internet

yang

berbasis

pada

kecanggihan

teknologi

komputer

dan

telekomunikasi. Yang termasuk ke dalam kejahatan dunia maya diantaranya


yaitu pencurian kartu kredit, pemalsuan dan penipuan identitas, hacking,
pencemaran nama baik dengan menyebarkan foto pribadi yang dianggap
kurang pantas sehingga dapat merugikan pihak-pihak tertuntu, dan
sebagainya.
Perkembangan Cyber Crime
a. Perkembangan cyber crime di dunia
Awal mula penyerangan didunia Cyber pada tahun 1988 yang lebih dikenal
dengan istilah:
Cyber Attack. Pada saat itu ada seorang mahasiswa yang berhasil
menciptakan sebuah worm atau virus yang menyerang program computer dan
mematikan sekitar 10% dari seluruh jumlah komputer di dunia yang
terhubung ke internet. Pada tahun 1994 seorang bocah sekolah musik yang
berusia 16 tahun yang bernama Richard Pryce, atau yang lebih dikenal
sebagai the hacker alias Datastream Cowboy, ditahan lantaran masuk
secara ilegal ke dalam ratusan sistem komputer rahasia termasuk pusat data
dari Griffits Air Force, NASA dan Korean Atomic Research Institute atau

badan penelitian atom Korea. Dalam interogasinya dengan FBI, ia mengaku


belajar hacking dan cracking dari seseorang yang dikenalnya lewat internet
dan menjadikannya seorang mentor, yang memiliki julukan Kuji. Hebatnya,
hingga saat ini sang mentor pun tidak pernah diketahui keberadaannya.
b. Perkembangan cyber crime di Indonesia
Di Indonesia sendiri juga sebenarnya prestasi dalam bidang cyber crime ini
patut diacungi dua jempol. Walau di dunia nyata kita dianggap sebagai salah
satu negara terbelakang, namun prestasi yang sangat gemilang telah berhasil
ditorehkan oleh para hacker, cracker dan carder lokal.
Virus komputer yang dulunya banyak diproduksi di US dan Eropa sepertinya
juga mengalami outsourcing dan globalisasi. Di tahun 1986 2003, epicenter
virus computer dideteksi kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika dan
beberapa negara lainnya seperti Jepang, Australia, dan India. Namun hasil
penelitian mengatakan di beberapa tahun mendatang Mexico, India dan Africa
yang akan menjadi epicenter virus terbesar di dunia, dan juga bayangkan,
Indonesia juga termasuk dalam 10 besar.
Seterusnya 5 tahun belakangan ini China , Eropa, dan Brazil yang
meneruskan perkembangan virus2 yang saat ini mengancam komputer kita
semua dan gak akan lama lagi Indonesia akan terkenal namun dengan
nama yang kurang bagus alasannya? mungkin pemerintah kurang ketat
dalam pengontrolan dalam dunia cyber, terus terang para hacker di Amerika

gak akan berani untuk bergerak karna pengaturan yang ketat dan system
kontrol yang lebih high-tech lagi yang dipunyai pemerintah Amerika Serikat
c. Perkiraan perkembangan cyber crime di masa depan
Dapat diperkirakan perkembangan kejahatan cyber kedepan akan semakin
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi atau globalisasi dibidang
teknologi
informasi dan komunikasi, sebagai berikut :

Denial of Service Attack.


Serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan system dengan
mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang
digunakan adalah dengan mengirim atau membanjiri situs web dengan
data sampah yang tidak perlu bagi orang yang dituju. Pemilik situs web
menderita kerugian, karena untuk mengendalikan atau mengontrol
kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak sedikit yang
menguras tenaga dan energi.

Hate sites.

Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan
melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola
oleh para ekstrimis untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya.

Penyerangan terhadap lawan atau opponent ini sering mengangkat pada isuisu rasial, perang program dan promosi kebijakan ataupun suatu pandangan
(isme) yang dianut oleh seseorang / kelompok, bangsa dan negara untuk bisa
dibaca serta dipahami orang atau pihak lain sebagai pesan yang
disampaikan.

Cyber Stalking

adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user atau
junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan.
Walaupun e-mail sampah ini tidak dikehendaki oleh para user.

Jenis Cybercrime
Jenis-jenis Cybercrime dikelompokan menjadi 3 bagian :
1.

Cybercrime berdasarkan Jenis Aktifitas

2.

Cybercrime berdasarkan Motif Kegiatan

3.

Cybercrime berdasarkan Sasara Kejahatan

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis cybercrime :


1.

Cybercrime Berdarkan Jenis Aktifitas

Unauthorized Access
Merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau
menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa

izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang
dimasukinya. Contoh : Probing dan Port Scanning.
Illegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau
informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat
dianggap melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum, contohnya
adalah penyebarluasan pornografi dan isu-isu terhadap pihak tertentu.
Penyebaran virus secara sengaja
Penyebaran virus yang dilakukan dengan sengaja menggunakan email
yang bertujuan untuk merugikan seseorang atau suatu instansi.
Data Forgery
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini
biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web
database.
Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion
Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan
internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan
memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage and Extortion
merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Cyberstalking

Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan


seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-mail
dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai teror yang
ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet. Hal itu
bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat tertentu
tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.
Carding
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor
kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di
internet.
Hacking dan Cracker
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar
untuk

mempelajari

sistem

komputer

secara

detail

dan

bagaimana

meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksiaksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini
sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk
hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang
sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan
situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service). Dos attack
merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash)
sehingga tidak dapat memberikan layanan.
Cybersquatting and Typosquatting

Cybersquatting

merupakan

kejahatan

yang

dilakukan

dengan

mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha


menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal.
Adapun typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan
yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Nama tersebut
merupakan nama domain saingan perusahaan.
Hijacking
Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya
orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan
perangkat lunak).
Cyber Terorism
Suatu tindakan CyberCrime termasuk Cyber Terorism jika mengancam
pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau
militer.

2.

Cybercrime Berdarkan Motif Kegiatan


a.

Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal


Kejahatan ini murni motifnya kriminal, ada kesengajaan melakukan

kejahatan, misalnya carding yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang
lain untuk digunakan dalam bertransaksi di internet.
b.

Cybercrime sebagai kejahatan abu-abu

Perbuatan yang dilakukan dalam jenis ini masuk dalam wilayah abuabu, karena sulit untuk menentukan apakah hal tersebut merupakan
kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya
terkadang

tidak

dimaksudkan

untuk

berbuat

kejahatan,

misalnya Probing atau port scanning yaitu tindakan pengintaian terhadap


sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin,
namun data yang diperoleh berpotensi untuk dilakukannya kejahatan.

3.

Cybercrime Berdarkan Sasaran Kejahatan


a.

Cybercrime yang menyerang individu (Against Person )


Jenis kejahatan ini sasaran serangannya adalah perorangan / individu

yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut,
contoh : Pornografi, Cyberstalking, CyberTresspass.
b.

Cybercrime menyerang Hak Milik ( Against Property )


Kejahatan yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak

milik orang lain, contoh : pengaksesan komputer secara tidak sah, pencurian
informasi, carding, cybersquatting, typosquatting, hijacking, data forgery.
c.

Cybercrime Menyerang Pemerintah (Against Government )


Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan khusus yakni melakukan

penyerangan terhadap pemerintah, contoh : cyber terorism, craking ke situs


resmi pemerintah.

Contoh Kasus Cybercrime di Indonesia

Saat ini sudah sering sekali terjadi tindakan cybercrime oleh oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab, misalnya saja pemalsuan dan penyebarluasan
foto-foto maupun video yang dinilai sebagai pornografi dan terjadi dikalangan
artis atau public figure Indonesia. Perbuatan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Photoshop. Hanya dengan mencuri foto milik target
kemudian menyesuaikannya dengan foto orang lain yang menjadi pelaku,
sehingga foto editan tersebut tampak seperti foto milik target. Tentu saja
perbuatan tersebut dapat merugikan pihak-pihak tertentu.

Selain itu, contoh kasus lain yang sering terjadi yaitu hacking atau pencurian
akun facebook. Tidak jarang kita temukan bahkan pernah dialami oleh
sebagian pengguna yang merasa bahwa akun jejaring sosial miliknya itu
berhasil diambil alih oleh orang lain. Tidak hanya dirugikan, pengguna pasti
merasa kesal dan jengkel karena merasa informasi serta aktivitas lainnya
dapat terganggu karena disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Namun dari banyak kasus yang terjadi dapat juga dijadikan pelajaran

yang berharga bagi kita, bahwa dalam beraktivitas di dunia maya sesama
pengguna harus saling menghargai dan tidak sembarangan baik dalam
perkataan maupun perbuatan.

Penanggulangan CyberCrime

Meningkatkan pengamanan sistem yang terintegrasi untuk mencegah

adanya perusakan bagian dalam sistem.


Perlunya Cyberlaw atau perangkat hukum khusus seperti Ahli Forensik.
Perlunya dukungan lembaga khusus seperti IDCERT (Indonesia Computer
Emergency

Response

Team)untuk

memberikan

informasi

tentang

cybercrime.
Melakukan sosialisasi secara intensif dan meningkatkan kesadaran kepada

warga masyarakat dalam penanggulangan cybercrime


Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat

memungkinkan orang lain mengakses secara leluasa.


Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya,
yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan

kejahatan tersebut.
Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum
mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara

yang berhubungan dengan cybercrime.


Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun
multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime,antara lain melalui
perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties yang menempatkan
tindak pidana di bidang telekomunikasi, khususnya internet, sebagai
prioritas utama.

Referensi :
http://nina_mr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/29132/08.+Kejahatan+Bi
dang+TI.pdf
http://mistertica.blogspot.com/2010/12/cybercrime-kabel-group.html

Anda mungkin juga menyukai