Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TIPISUS KELOMPOK 2 TENTANG

CYBERCRIME

1. ADAM MULYAWAN (1710631010012)


2. ANDREAS ADITYA (1710631010036)
3. FITRIA MA’SUM (1710631010090)
4. IRENE FATA SARI (1710631010102)
5. OKKY WAHYU SAPUTRO (1710631010156)
6. SRI JULIANTI P (1710631010180)
7. TEGUH PRESETYO (1710631010192)
PENGERTIAN CYBERCRIME

• Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang terjadi di Internet/ dunia maya. Yang menjadi alat,
sasaran atau tempat terjadinya kejahatan yaitu mengacu pada aktivitas kejahatan dengan
komputer atau jaringan komputer. Tetapi istilah cybercrime juga dipakai dalam kegiatan
kejahatan dalam dunia nyata di mana komputer atau jaringan komputer dipakai untuk
memungkinkan atau mempermudah kejahatan itu bisa terjadi.Yang termasuk dalam kejahatan
dalam dunia maya yaitu pemalsuan cek, penipuan lelang secara online, confidence fraud,
penipuan kartu kredit, pornografi anak, penipuan identitas, dll.
KARAKTERISTIK CYBER CRIME
• Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal adanya dua jenis kejahatan sebagai berikut:
• a. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
• Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan atau tindak criminal yang dilakukan secara konvensional
seperti misalnya perampokan, pencurian, pembunuhan,dll.
• b. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
• Kejahatan jenis ini terbagi dalam empat kelompok kejahatan,yakni kejahatan korporasi, kejahatan
birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Cyber crime sendiri sebagai kejahatan yang muncul
sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kedua model diatas. Karakteristik unik dari kejahatan didunia maya tersebut antara lain
menyangkut lima hal berikut :
• a. Ruang lingkup kejahatan
• b. Sifat kejahatan
• c. Pelaku kejahatan
• d. Modus kejahatan
• e. Jenis-jenis kerugian yang ditimbulkan
• JENIS-JENIS CYBER CRIME
• Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal :
• 1. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan murni
• Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang tersebut
secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan anarkis, terhadap
suatu system informasi atau system computer.
• 2. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu
• Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan
pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi
atau system computer tersebut.
• 3. Cybercrime yang menyerang individu
• Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk
merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
• 4. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :
• Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan,
mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
• 5. Cybercrime yang menyerang pemerintah :
• Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror, membajak
ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system
pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.
• MODUS KEJAHATAN CYBERCRIME
• 1. Unauthorized Access to Computer System and Service
• Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan komputer yang
dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun
pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya karena merasa
tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.
Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet.
• 2. Illegal Contents
• Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang
tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan
martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu
informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang
sah, dan sebagainya.
• 3.Data Forgery
• Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen
e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku.
• 4.Cyber Espionage
• Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer(computer network system) pihak
sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data
pentingnya tersimpan dalam suatu system yang computerized.
• 5. Cyber Sabotage and Extortion
• Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu
data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya
kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program
tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak
berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku. Dalam
beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan tersebut menawarkan diri kepada
korban untuk memperbaiki data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase
tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyberterrorism.
• 6. Offense against Intellectual Property
• Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal,
penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan
sebagainya.
• 7. Infringements of Privacy
• Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan
rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada
formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized,yang apabila diketahui oleh orang lain maka
dapat merugikan korban secara materilmaupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM,
cacat atau penyakittersembunyi dan sebagainya.
• 8. Cracking
• Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system keamaanan
suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu merekan
mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana
hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang
memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang
bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
• 9. Carding
• Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun non
materil.
• Dengan disain Deklarasi ASEAN tanggal 20 Disember 1997 di manila adalah membahas jenis-jenis kejahatan
termasuk Cyber Crime yaitu :
• 1. Cyber Terorism ( National Police Agency of Japan (NPA), Adalah sebagai serangan elektronik melalui
jaringan computer yang menyerang prasarana yang sangat penting dan berpotensi menimbulkan suatu akibat
buruk bagi aktifitas social dan ekonomi suatu Bangsa.
• 2. Cyber Pornography, Penyebaran abbscene materials termasuk pornografi, indecent exposure dan child
pornography.
• 3.Cyber Harrasment, Pelecehan seksual melalui email, website atau chat program.
4.Cyber Stalking, Crime of stalkting melalui penggunaan computer dan internet.
5.Hacking, Penggunaan programming abilities dengan maksud yang bertentangan dengan hukum.
6.Carding ( credit card fund), Carding muncul ketika otang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan
kartu kredit tersebut sebgai perbuatan melawan hukum. Jenis-jenis lain yang bias dikategorikan kejahatan
computer diantaranya:
• · penipuan financial melalui perangkat computer atau media komunikasi digital
• · sabotase terhadap perangkkat-perangkat digital,data-data milik orang lain dan jaringan komunikasi data
• · pencurian informaasi pribadi seseorang atau organisasi tertentu
• · penetrasi terhadap system computer dan jaringan sehingga menyebbabkan privacy terganggu atau gangguan
pada computer yang digunakn
• · para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses akses keserver tertentu atau ke internet yang
tidak diizinkan oleh peraturan organisasi
• · menyebarkan virus,worm,backdoor dan Trojan
• itulah beberapa jenis kejahatan computer atau cyber crime tentunya harapan saya ketika kita sudah
mengetahui factor penyebab dan jenis-jenis ini untuk lebih berhati-hati sehingga mampu menghindar dari
pelaku-pelaku kejahatan computer.
DASAR HUKUM

• Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) masih dijadikan sebagai dasar hukum untuk menjaring
cyber crime, khususnya jenis cyber crime yang memenuhi unsure-unsur dalam pasal-pasal KUHP.
Beberapa dasar hukum dalam KUHP yang digunakan oleh aparat penegak hukum antara lain:
• 1. Pasal 167 KUHP
• 2. Pasal 406 ayat (1) KUHP
• 3. Pasal 282 KUHP
• 4. Pasal 378 KUHP
• 5. Pasal 112 KUHP
• 6. Pasal 362 KUHP
• 7. Pasal 372 KUHP
• Selain KUHP adapula UU yang berkaitan dengan hal ini, yaitu UU No 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dimana aturan tindak pidana yang terjadi didalamnya
terbukti mengancam para pengguna internet. Sejak ditetapkannya UU No 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik pada 21 April 2008, telah menimbulkan banyak korban. Berdasarkan
pemantauan yang telah aliansi lakukan paling tidak telah ada 4 orang yang dipanggil polisi dan menjadi
tersangka karena diduga melakukan tindak pidana yang diatur dalam UU ITE. Para tersangka atau
korban UU ITE tersebut merupakan pengguna internet aktif yang dituduh telah melakukan penghinaan
atau terkait dengan muatan penghinaan di internet.
• Orang-orang yang dituduh berdasarkan UU ITE tersebut kemungkinan seluruhnya akan terkena pasal
27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE yakni dengan ancaman 6 tahun penjara dan denda 1 miliar
rupiah. UU ITE dapat digunakan untuk menghajar seluruh aktivitas di internet tanpa terkecuali jurnalis
atau bukan. Karena rumusannya yang sangat lentur. (lihat tabel lampiran).
• Tindak pidana yang harus menjadi perhatian serius dalam UU ITE
• Pasal 27 (1)
• Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
yang melanggar kesusilaan.
• Pasal 27 (3)
• Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
• Pasal 28 (2)
• Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
CONTOH KASUS

Kasus Tentang Penipuan Loker pada Media Elektronik


• Pada awal bulan Desember 2012 tersangka MUHAMMAD NURSIDI Alias CIDING Alias ANDY HERMANSYAH
Alias FIRMANSYAH Bin MUHAMMAD NATSIR D melalui alamat website http://lowongan-
kerja.tokobagus.com/hrd-rekrutmen/lowongan-kerja-adaro-indonesia4669270.html mengiklankan lowongan
pekerjaan yang isinya akan menerima karyawan dalam sejumlah posisi termasuk HRGA (Human Resource-
General Affairs) Foreman dengan menggunakan nama PT. ADARO INDONESIA.
• Pada tanggal 22 Desember 2012 korban kemudian mengirim Surat Lamaran Kerja, Biodata Diri (CV) dan pas
Foto Warna terbaru ke email hrd.adaro@gmail.com milik tersangka, setelah e-mail tersebut diterima oleh
tersangka selanjutnya tersangka membalas e-mail tersebut dengan mengirimkan surat yang isinya panggilan
seleksi rekruitmen karyawan yang seakan-akan benar jika surat panggilan tersebut berasal dari PT. ADARO
INDONESIA, di dalam surat tersebut dicantumkan waktu tes, syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh
korban, tahapan dan jadwal seleksi dan juga nama-nama peserta yang berhak untuk mengikuti tes wawancara
PT. ADARO INDONESIA, selain itu untuk konfirmasi korban diarahkan untuk menghubungi nomor HP.
085331541444 via SMS untuk konfirmasi kehadiran dengan formatADARO#NAMA#KOTA#HADIR/TIDAK dan
dalam surat tersebut juga dilampirkan nama Travel yakni OXI TOUR & TRAVEL untuk melakukan reservasi
pemesanan tiket serta mobilisasi (penjemputan peserta di bandara menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan)
dengan penanggung jawab FIRMANSYAH, Contact Person 082 341 055 575.
• Selanjutnya korban kemudian menghubungi nomor HP. 082 341 055 575 dan diangkat oleh tersangka yang
mengaku Lk. FIRMANSYAH selaku karyawan OXI TOUR & TRAVEL yang mengurus masalah tiket maupun
mobilisasi (penjemputan peserta di bandara menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan) PT. ADARO INDONESIA
telah bekerja sama dengan OXI TOUR& TRAVEL dalam hal transportasi terhadap peserta yang lulus seleksi
penerimaan karyawan, korbanpun kemudian mengirimkan nama lengkap untuk pemesanan tiket dan alamat
email untuk menerima lembar tiket melalui SMS ke nomor HP. 082 341 055 575 sesuai dengan yang diminta
oleh tersangka, adapun alamat e-mail korban yakni lanarditenripakkua@gmail.com.
• Setelah korban mengirim nama lengkap dan alamat email pribadi, korban kemudian mendapat balasan
sms dari nomor yang sama yang berisi total biaya dan nomor rekening. Isi smsnya adalah “Total biaya
pembayaran IDR 2.000.000,- Silakan transfer via BANK BNI no.rek:0272477663 a/n:MUHAMMAD
FARID” selanjutnya korbanpun kemudian mentransfer uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
untuk pembelian tiket, setelah mentransfer uang korban kembali menghubungi Lk. FIRMANSYAH untuk
menanyakan kepastian pengiriman tiketnya, namun dijawab oleh tersangka jika kode aktivasi tiket harus
dengan menambah transfer, lalu korban melihat adanya kecurigaan ketika tahu jika aktivasinya harus
dilakukan dengan menambah uang transfer. Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi, Endi
Sutendi mengatakan bahwa dengan adanya kecurigaan setelah tahu jika aktivasinya dilakukan dengan
menu transfer. Sehingga pada hari itu juga Minggu tanggal 23 Desember 2012 korban langsung
melaporkan kejadian tersebut di SPKT Polda Sulsel. Dengan Laporan Polisi Nomor : LP / 625 / XII / 2012
/ SPKT, Tanggal 23 Desember 2012, katanya.
• Menurut Endi adapun Nomor HP. yang digunakan oleh tersangka adalah 082341055575 digunakan
sebagai nomor Contact Person dan mengaku sebagai penanggung jawab OXI TOUR & TRAVEL,
085331541444 digunakan untuk SMS Konfirmasi bagi korban dan 02140826777 digunakan untuk
mengaku sebagai telepon kantor jika korban meminta nomor kantor PT. ADARO INDONESIA ataupun
OXI TOUR & TRAVEL, paparnya.
• Sehingga Penyidik dari Polda Sulsel menetapkan tersangka yakni MUHAMMAD NURSIDI Alias CIDING
Alias ANDY HERMANSYAH Alias FIRMANSYAH Bin MUHAMMAD NATSIR D, (29) warga Jl. Badak No. 3
A Pangkajene Kab. Sidrap. dan Korban SUNARDI H Bin HAWI,(28)warga Jl. Dg. Ramang Permata
Sudiang Raya Blok K. 13 No. 7 Makassar. Dan menurut Endi pelaku dijerat hukuman Pasal 28 ayat (1)
Jo. Pasal 45 ayat (2) UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektonik Subs. Pasal
378 KUHPidana tentang. "Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat
ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun."

Anda mungkin juga menyukai