1. Undang-undang (UU)
Dalam ilmu hukum Undang-undang ini dibedakan
menjadi 2 yaitu :
A. Undang-undang dalam arti formil, yaitu peraturan yang disebut
undang-undang karena formalitas cara terjadinya. Dalam hal ini UU
cukup disebut UU saja. Dalam setiap UU di Indonesia tertulis kalimat
“ Dengan persetujuan bersama DPR dan Presiden RI “
B. Undang-undang dalam arti materiil, yaitu peraturan yang disebut
UU mengingat isinya yang mengikat umum, dan
dibentuk/ditetapkan oleh lembaga Negara/pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini UU disebut dengan peraturan perundang-
undangan. UU dalam arti materil ini atau peraturan perundang-
undangan inilah mencakup dari UUD sampai dengan Perda.
Lanjutan…
c. Lex Posterior Derogat Lex Priori yaitu pada peraturan yang sederajat,
peraturan yang paling baru melumpuhkan peraturan yang lama
d. Asas Legalitas yaitu Tiada suatu peristiwa dapat dipidana selain dari
kekuatan ketentuan undang-undang pidana yang mendahuluinya.
2. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam masyarakat mengenai suatu hal tertentu. Apabila suatu kebiasaan
tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu dilakukan
berulang-ulang karena dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya,
dan penyimpangan dari kebiasaan tersebut dianggap sebagai pelanggaran
perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat, maka timbulah suatu
kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dalam masyarakat dipandang
sebagai hukum.
Lanjutan…
3. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim yang memuat peraturan
tersendiri dan telah berkekuatan hukum tetap dan kemudian diikuti oleh
hakim lainnya dalam peristiwa yang sama.
Lanjutan…
4. Traktat
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau
lebih. Bila traktat itu diadakan oleh dua negara saja, dinamakan
perjanjian bilateral, dan jika traktat itu diadakan oleh lebih dari dua
negara, dinamakan perjanjian multilateral. Kemudian jika perjanjian
multilateral memberi kesempatan kepada negara-negara lain yang
tadinya tidak ikut mengadakannya untuk juga menjadi pihak,
dinamakan perjanjian kolektif atau terbuka.
5. Doktrin
Doktrin adalah pendapat ahli-ahli hukum yang ternama, yang
mempunyai pengaruh dalam pengambilan putusan pengadilan. Dalam
pertimbangan hukum putusan pengadilan, seringkali hakim menjadikan
pendapat ahli-ahli yang terkenal sebagai alasan putusannya, yaitu dengan
mengutip pendapat-pendapat ahli hukum tersebut. Dengan demikian
putusan pengadilan terasa menjadi lebih berwibawa.