Anda di halaman 1dari 12

HUKUM PERDATA

Muhammad Fahmi Rois, S.Sy., M.H.,


BAB I
Pengertian Hukum Perdata
dan
Riwayat Berlakunya di Indonesia
Pengertian Hukum Perdata
• Menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, Hukum Perdata adalah
keseluruhan peraturan yang mempelajari hubungan antara orang yang satu
dengan lainnya dalam hubungan keluarga dan dalam pergaulan
masyarakat. Dalam hubungan keluarga melahirkan Hukum Tentang Orang
dan Hukum Keluarga, sedangkan dalam pergaulan masyarakat melahirkan
Hukum Benda dan Hukum Perikatan
• Burgerlijk Recht = Hukum Perdata = Civil Law
• Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata)
Ada beberapa unsur Hukum Perdata yaitu adanya peraturan hukum, hubungan hukum dan
orang.
• Peraturan hukum artinya serangkaian ketentuan mengenai ketertiban baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang tegas terhadap
pelanggarnya.
• Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum, yaitu hubungan yang
dapat melahirkan hak dan kewajiban antara orang yang mengadakan hubungan tersebut.
• Orang (persoon) adalah subjek hukum yaitu penyandang hak dan kewajiban.
Penyandang hak dan kewajiban ini dapat berupa manusia pribadi maupun badan hukum.
Hukum Privat dan Publik
• Hukum Publik adalah Hukum yang mengatur hubungan antara warga
negara dengan negara beserta alat-alat perlengkapan negara
 Hukum Pidana, Hukum Adminsitrasi Negara, Hukum Tata Negara dan Hukum
Internasional
• Hukum Privat adalam Hukum yang mengatur hubungan antara individu
yang satu dengan individu yang lain (individu dengan masyarakat) dengan
menitikberatkan pada kepentingan perorangan
 Hukum Perdata Dan Hukum Dagang
Sejarah Hukum Perdata di Indonesia
• Hukum perdata tertulis di Indonesia merupakan produk hukum perdata
Belanda yang diberlakukan dengan asas konkordansi
• Pertama: Aglemene Bepalingen van Wetgeving (AB) Stbl No. 23 tanggal 30 April
1847 terdiri dari 36 pasal
• Kedua: pada Tahun 1848 diundangkan KUH Perdata (BW),
• Selain BW berlaku juga KUHD (WvK) diatur dalam Stbl 1847 No. 23
Hukum Perdata Sejak Kemerdekaan
Pasal II Aturan Peralihan UUD 45 pra-amandemen
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku,
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.”
Sejarah BW
Corpus Juris Civilis / Codex Justinianus ( Romawi abad 5 M)

Code Civil des Francais / Civil Code Napoleon (Perancis 1804)

Burgelijk Wetbook (Belanda 1930) diberlakukan 1 Oktober 1838


Pluralisme Hukum Perdata di Indonesia
• Setiap penduduk memiliki sistem hukumnya sendiri seperti Hukum adat,
Hukum Islam, Hukum Perdata Barat dn sebagainya.
• Setidaknya ada 3 faktor munculnya pluralisme hukum tsb;
 Politik pemerintah Hindia Belanda
 Belum adanya ketentuan hukum yang berlaku secara nasional
 Faktor etnitas
Sumber Hukum
• Sumber hukum Tertulis
 Perundang-undangan
 Traktat/Perjanjian
 Yurisprudensi
• Sumber hukum tidak tertulis
 Kebiasaan
Perundang-Undangan
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB),
2. KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW),
3. KUHD atau Wetboek van Koopandhel (WvK),
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria,
5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan,
6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang Berkaitan
dengan Tanah
7. Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
8. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Simpanan (LPS),
9. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI),
Subjek dan Objek Hukum
• Obyek Hukum Perdata adalah segala sesuatu yang berada di dalam
pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum berdasarkan
hak/kewajiban yang dimilikinya atas obyek hukum yang bersangkutan. Jadi,
obyek hukum itu haruslah sesuatu yang pemanfaatannya diatur berdasarkan
hukum.
• Subyek hukum adalah setiap orang mempunyai hak dan kewajiban, yang
menimbulkan wewenang hukum (rechtsbevoegheid). Subyek hukum adalah
segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban dalam lalu
lintas hukum.

Anda mungkin juga menyukai